logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

17. Malam itu

Selamat membaca!!
***
Plakk!!!
Ini sungguh sakit.
Tolong aku!!!
AYAH AKU INGIN PULANG!!
Potongan-potongan kejadian 12 tahun lalu kembali menghantui dirinya. Sudah sejak pukul 12 malam dirinya terbangun dari tidur, dia masih menangis menahan semuanya.
Ini benar-benar sulit untuknya.
Semua rasa sakit 12 tahun lalu mulai kembali terasa dalam tubuhnya. Dia mengigil kedingingan, keringat terus menerus keluar dari tubuhnya. Dia sudah tidak bisa mengendalikam dirinya.
Rasa cemas dan takut mulai memasuki pikirannya, entah apa yang harus dilakukannya agar dia merasa lebih baik.
Besok acara festival akan segera dilaksanakan dan dirinya saat ini sedang dalam kondisi tidak baik.
Aku pikir setelah beberapa hari tidak mengalami mimpi buruk, kondisiku akan benar-benar baik, namun ternyata tidak sama sekali. Aku menyesal karena telah menyetujuinya.
Seperti biasa, dia hanya bisa menghabiskan sisa waktunya untuk mengurung diri didalam kamar, meminum puluhan butir obat penenang berharap agar semuanya membaik dan dia bisa melupankan segalanya.
Sesekali dia mulai tertawa dan menangis seperti orang tidak waras, tidak peduli suara nyaring dirinya terdengar keluar.
Jam sudah menunjukan pukul 3 pagi dan dia masih setia meringkuk dikasur miliknya.
Renata bangun, pilihan terakhirnya untuk merasa tenang adalah dengan menggoreskan lengannya dengan silet.
Dia sebenarnya tidak mau melakukan itu, tapi dia benar-benar butuh untuk bisa terlelap karena acara besok sangat penting untuknya.
~~~
Renata sudah siap dengan baju seragam sekolahnya setelah semalam dia baru bisa terlelap pukul 5 pagi. Matanya agak sedikit membengkak dan dia menutupinya dengan menggunakan kacamata bening miliknya.
"Apa kamu yakin untuk ikut festival?" Mila selaku ibunya merasa khawatir dengan Renata, dia tidak melarang apapun yang dilakukan Renata, hanya saja rasa cemas sebagai ibu terus menyelimuti dirinya.
Renata hanya mengangguk pelan. Hari ini moodnya sedang tidak baik, dia tidak berbicara sedikit pun pada ayah dan ibunya.
Setelah sarapan, Renata mulai beranjak dari kursi. "Aku pergi." hanya ucapan itu yang terlintar sebelum dirinya meninggalakan rumah.
Harry dan Mila hanya mampu menatap putrinya sendu. Semalam mereka tau apa yang tengah Renata alami, tapi mereka lebih memilih diam daripada membuat situasi lebih buruk.
Mereka sadar bahwa mereka orangtua yang sangat buruk untuknya, dalam kondisi Renata seperti itu, mereka hanya bisa diam tanpa melakukan apapun.
Kini Renata sudah sampai digedung sekolah. Suasana disana sangat ramai, beberapa orang sangat sibuk mengurus stan kelasnya masing-masing.
Renata yang begitu tiba langsung dihampiri oleh teman kelasnya. "Kenapa baru datang, cepat ganti baju, stan kita akan segera mulai." Ucap teman sekelasnya.
Renata hanya menjawab dengan anggukan, kemudian dia langsung pergi ke stannya untuk mengambil baju yang akan digunakan.
Andini yang sudah selesai berganti baju menghampiri Renata. "Ini baju untukmu." Andini menyerahkan baju yang akan Renata kenakan hari ini.
Renata mengambilnya, dia kemudian menatap Andini yang terlihat sangat cantik hari ini. Dia mengenakan dres berwarna pink selutut dengan bagian tangannya sedikit lebih terbuka, ditambah lagi dengan riasan natural namun tetap terlihat sangat cantik.
"Renata? Kenapa malah melihatku seperti itu, apa ada yang salah dengan bajuku?" Andini langsung memeriksa bajunya.
"Tidak ada, kamu sangat cantik."
Andini terlihat sedikit merona mendapat pujian dari Renata. "Kamu pasti lebih cantik, cepat ganti bajumu."
Renata mengangguk dan pergi ke toilet untuk berganti baju.
~~~
Anggasa terlihat sangat sibuk menyiapkan acara festival, dia lebih sedikit tegas pada anggotanya yang melalaikan tugasnya masing-masing, seperti halnya tadi pagi dia sempat sedikit marah karena beberapa anggotanya belum datang kesekolah padahal siswa yang ikut festival sudah lebih dulu sampai disekolah.
"Segera siapkan mic dan peralatan lainnya diatas panggung, acara pembukaan festival akan segera dimulai. Erik tolong aturkan semuanya, aku harus pergi ke toilet sebentar." Anggasta memerintah Erik untuk mengatur semua.
Erik yang mendapat perintah langsung mengangguk dan segera mengarahkan semua anggotanya. begitu mendapat jawaban dari Erik dia langsung pergi meninggalkan ruang OSIS.
Dari jauh dirinya sudah melihat Renata yang tengah berdiri dengan wajah pucat.
Anggasata langsung menghapiri Renata.
"Apa yang sedang kamu lakukan disini?" Anggasta menatap bingung Renata.
Saat ini Renata tengah berdiri didepannya dengan menggunakan gaun berwana biru muda tanpa lengan.
"Apa kamu mengikuti festival?" tanya Anggasata penasaran.
Renata hanya diam tak menjawab ucapan Anggasta, dia terus menyembunyikan lengan miliknya dibelakang baju yang tengah dia gunakan.
Anggasta sedikit mendongkak melihat apa yang tengah disembunyikan oleh gadis itu.
"Kenapa dengan lenganmu?"Anggasta menyadari jika tangan Renata masih terbalut dengan perban.
Tak kunjung mendapat jawaban dari Renata membuat Anggasta sedikit kesal, dia langsung menarik paksa lengan Renata yang terus menerus dia sembunyikan dibalik bajunya.
"Sakitt!!" Renata langsung meringis begitu Anggasta menarik lengannya.
Anggasta hanya diam menatap lengan gadis itu, tanpa sadar dia sedikit mengelus lembut lengan yang tengah dia pegang. "Mengiris lenganmu lagi?" tanyanya.
"Aku tidak punya pilihan lain, tapi aku benar-benar tidak menyangka jika mereka akan memberiku baju seperti ini. Aku sungguh tidak ingin orang lain mengetahui ini." ucapnya pelan.
Anggasta beralih menatap Renata. Gadis ini mungkin sedang dalam kondisi yang tidak baik, terbukti dengan adanya bekas luka sayatan baru dilengannya. "Mimpi buruk lagi?"
Renata hanya mengangguk sebagai jawaban, dia tidak begitu penasaran kenapa Anggasta bisa tau tentang mimpi buruknya. Dia pasti bertanya pada Sopia ibunya.
Anggasta langsung membuka jas almamaternya dan menyematkan dibahu gadis itu. "Ikut denganku." Anggasta memegang tangan Renata dan menariknya untuk ikut dengannya.
Mereka sudah sampai di stan kelas Renata. Semua orang menatap Renata dan juga Anggasta.
"Aku ingin berbicara dengan penanggung jawab stan ini." ucap Anggasta.
Bima selaku penanggung jawab langsung dan juga ketua kelas menghampiri Anggasta. "Ada apa?" tanyanya.
"Apa stan kalian tidak memiliki baju selain yang dipakai Renata?" tanya Anggasta menatap Bima.
"Konsep kami memang seperti itu, semua orang yang menjadi model memakai baju itu." bela Bima.
"Bukan begitu, menurut kalian apa pantas seorang siswi berpakai terbuka seperti ini? Aku menghargai konsep kalian tapi aku tidak menyetujui tentang pakaian ini, jika boleh lebih baik ganti dengan gaun tertutup." Anggasta berusaha untuk memberi saran.
Dia juga sejujurnya tidak menyukai pakaian yang digunakan Renata, dia memang cantik dan mempesona tapi untuk seorang siswi tidak pantas berpakaian seperti ini, apalagi ini masih dilingkungan sekolah.
Semua orang yang ada didalam stan terdiam, mereka mulai menyadari kesalah mereka. Renata hanya bisa diam saat Anggasta mulai melayangkan protes untuk stannya, dia merasa bersalah pada teman-temannya jika saja tangannya tidak terluka dan diperban, mungkin saat ini stan mereka masih baik-baik saja.
Renata juga sedikit heran karena Anggasta terus menerus menolong dirinya saat dia sedang meresa cemas ataupun dalam kondisi tidak baik.
"Kami menyadari kesalahan kami dalam memilih kostum, aku benar-benar tidak menyangka jika pakaiannya akan sedikit lebih terbuka. Kami pasti akan menggantinya dengan pakaian tertutup." sesal Bima.
Anggasata langsung menoleh pada Renata. "Baiklah selesaikan dengan baik urusan kalian, aku pergi dulu." Anggasta langsung meninggalkan mereka semua.
Begitu Anggasta pergi Renata langsung mengejarnya. "Tunggu dulu."
Aanggasta menoleh dan menatapnya. "Terimakasih." Renata berbicara dengan pelan.
"Jangan berterimakasih padaku, aku hanya menjalankan tugasku lagian pakaianmu memang tidak pantas untuk seorang siswi. Lain kali jangan langsung dipakai, lihat dulu. Jika tidak menyukainya harus langsung bilang." jelasnya.
Renata hanya menjawab dengan Anggukan sebelum Anggasta pergi.
***

Comentário do Livro (138)

  • avatar
    SariLinda

    bagus banget ini

    03/08

      0
  • avatar
    WijayaAngga

    Bagus ka, ada lanjutannya ga? atau cerita yang 11 12 ma ini bagus banget soalnya

    23/07

      0
  • avatar
    Abima aKeynan

    bgs

    11/06

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes