logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

BAB 4

Di pagi hari yang sangat indah, saat itu ayam berkokok cukup sangat keras membuat Aileen langsung terbangun dan mandi biar badannya segar dan wangi setelah tidur seperti singa tadi. Aileen pun, tidak lupa untuk berhias dan berdandan seperti seorang wanita-wanita Korea yang sangat cantik.
Untung saja Aileen membawa make up andalannya, dan membawa beberapa baju. Niatnya sih dia akan bermalam di hotel saat meneliti serah waktu itu Cuma, dirinya malah berteleportasi ke dinasti tang persis yang ia pelajari waktu itu.
Setelah dirinya berhias di cermin ia pun berkata “Memang bidadari yang sesungguhnya adalah Gue, ia lah orang Gue cantik” Kata Aileen, memuji dirinya sendiri di cermin sambil tersenyum puas. Karena, hasil make up dirinya yang tak pernah gagal.
Setelah semuanya beres, Aileen pun beranjak ke ruangan dapur untuk mencari makanan Karena perutnya yang sudah mulai keroncongan. Akibat dari kemarin dia belum mengisi cacing-cacing peliharaannya yang ada di perutnya.
“Cacing-cacing yang baik, kita isi perut dulu yuk” Gumam Aileen di dalam hatinya, mengajak cacing di dalam perut untuk makan seperti dirinya sedang mengajak anaknya di dalam perut.
Saat Aileen hendak mau masuk ke dalam ruangan dapur, tiba-tiba ia di cegah oleh salah satu pelayan yang ada di dapur “Permaisuri, mau apa permaisuri ke dapur?” Ucap salah satu pelayan yang tiba-tiba saja mencegah Aileen masuk. Membuat Aileen kaget karena syok.
“Kau jadi orang mengageti saja! Untung enggak serangan jantung Gue” Jawab Aileen sambil mengelus-ngelus dada.
“Maaf permaisuri, permaisuri mau apa kesini?” Tanya pelayan itu sekali lagi, dirinya sambil menunduk untuk meminta maaf karena kesalahannya tadi kepada permaisuri Chu Jianying alias Aileen.
“Mau cari makan lah, masa mau cari sepatu?” Jawab Aileen sewot.
Tetapi, saat dirinya hendak mau masuk ke dapur lagi, Aileen di cegah lagi untuk di larang masuk ke dapur. Bahkan, sekarang tiga orang pelayan yang mencegah Aileen masuk ke dapur. Membuat Aileen kaget terus menerus.
“Nih orang kenapa lagi, emang salah kalau Gue masuk ke dapur?” Gumamnya penasaran dan kesal.
“Ada apa lagi sih? Gue mau makan loh” Kata Aileen kesel.
Tetapi pembantu itu, tidak menjawab pertanyaan dari permaisuri Chu Jianying alias Aileen, yang menyamar menjadi permaisuri Chu Jianying palsu.
“Ayo jawab? Kenapa loh Gue mau makan lapar tahu?”
“Jangan permaisuri Chu Jianying, kalau permaisuri Chu Jianying sudah lapar, menunggu di depan saja nanti hamba akan membawakan makanan untuk permaisuri” Kata salah satu pelayan yang di tengah, ia memohon kepada permaisuri Chu Jianying alias Aileen untuk tidak masuk ke dapur.
“Emang kenapa? Kalau Gue masuk ke dapur? Salah memangnya,” Tanya Aileen penasaran.
“Kalau permaisuri ke sini, takut tangannya kotor, nanti tuan baginda raja Li Jianheeng akan marah kepada kami dan kami akan di hukum nantinya” Ucap pelayan itu, membuat Aileen gedek oleh aturan raja songong itu.
“Oke, baiklah!”
Lantas, Aileen pun langsung pergi. Meninggalkan tempat itu ia tidak ingin berlama-lama untuk berdebat panjang lebar dengan pelayan yang ada di situ. Saat pelayan itu menjawab karena tidak boleh oleh raja, Aileen langsung malas dan muak dengan kata raja. Ia benar-benar tidak suka dengan dia dan bahkan, Aileen sudah bersumpah ingin rasanya mengumpat dan berbicara dengan dia di depan mukanya persis.
“Rasanya Gue ingin mencekik dan merujak mereka hidup-hidup!” Umpat Aileen dengan gemas, sesambil ia menghentak-hentakkan kakinya ke lantai. Untuk melampiaskan amarahnya dengan lantai yang dia injak-injaknya.
Di sisi lain, raja Li Jianheeng yang Sendari tadi memperhatikan tingkah dari Aileen membuat dia tersenyum senang. Ia benar-benar di buatnya tersenyum saat Aileen merajuk karena tidak boleh ke tempat dapur seperti anak kecil yang tidak di bolehkan untuk membeli mainan oleh ibunya.
Entah kenapa, dirinya menjadi penasaran dengan permaisuri Chu Jianying alias Aileen. Istrinya itu benar-benar berubah menjadi gemas dan cantik setelah dirinya mencampakkannya selama bertahun-tahun lamanya.
Bahkan di dalam hatinya, sempat mengutuk dirinya sendiri karena kebodohannya selama ini. Karena mencampakkan istrinya begitu saja. Sampai-sampai, ia tidak tahu bahwa istrinya jauh lebih cantik dan menggemaskan di bandingan selir Qionglin Tao. Bahkan juga, ia merasakan permaisuri Chu Jianying alias Aileen berubah drastis seperti berdandan, memakai pakaian seperti membangunkan singa yang sedang tidur dan berbahasa asing yang tidak di mengerti oleh semua orang yang ada di sini.
Di taman kerajaan, Aileen sedang duduk menikmati pemandangan yang ada di sekitar dan merasakan udara yang sangat segar dan bersih. Di bandingkan, udara yang ada di jaman modern yang sudah sangat tidak bersih karena tertutup oleh polusi kendaraan dan kabut asap atau pun bau sampah yang menumpuk berserakan di mana-mana.
Beda kalau di jaman kuno ini, segar, bersih dan bahkan nyaman untuk di lihat “Hmm, udara yang segar di pagi hari dan di temani oleh suara kicauan burung yang sedang bernyanyi” Gumam Aileen, sambil menutup mata menikmati berbagai jenis suara burung yang beterbangan.
“Permaisuri, ini makanannya sudah jadi. Hamba mau tanya? Permaisuri tidak mau makan di meja makan? Bersama raja Li Jianheeng, selir Qionglin Tao dan saudara-saudara lainnya” Tawar pelayan itu kepada Aileen.
“Tidak usah Bi, Gue lebih enakkan makan di sini dari pada di meja makan” Jawab Aileen bohong. Sebenarnya, ia tidak mau bertemu dengan dua orang itu melihatnya saja membuat Aileen muak ingin muntah. Apalagi, kalau berjejer atau bergabung bersama mereka? Bisa-bisa setruk dan bahkan kejang-kejang nantinya.
“Baiklah permaisuri, hamba mohon undur diri” Kata pelayan itu sambil membungkuk. Lantas, pelayan itu pun meninggalkan Aileen sendirian di taman belakang.
“Musikan ah” Kata Aileen senang.
Setelah itu, Aileen mencoba memakan dan melahap semua makanan yang sudah tersedia di meja yang ada di hadapannya. Tetapi saat Aileen mengunyah makanan itu, rasanya hambar dan tidak ada rasa sama sekali membuat Aileen memuntahkannya lagi.
“Loh? Kok, rasanya enggak enak dan hambar semua lagi” Gumam Aileen bingung. “Wueekk! Enggak enak!” Lanjutnya lagi.
Lantas, Aileen langsung mengambil susu yang ada di hadapannya. Ia pun, langsung meminum segera untuk menghilangkan rasa makanan itu yang ada di dalam lidah dan tenggorokannya. Akan tetapi, minuman susu pun rasanya tetap sama seperti makanan yang Aileen makan hambar dan tidak enak. Membuat Aileen frustrasi di buat kesal.
 
“Ini apaan lagi, susu pun rasanya enggak enak sama sekali!” Gerutu Aileen, sambil memperhatikan gelas susu yang ada di tangannya itu. Membolak-balikkannya untuk di perhatikan letak kesalahannya.
Saat Aileen sedang mengoceh-ngoceh sebal karena rasa makanan dan minumannya, Li Xingsheng pangeran ketiga memanggilnya dengan senyum cerahnya. Membuat Aileen langsung menengok dan kaget.
“Dia siapa?” Gumam Aileen kaget.

Comentário do Livro (119)

  • avatar
    Megafhatan Km

    sangat sangat seru njir cerita nya

    09/04/2022

      0
  • avatar
    Catur putriElla juniar

    alur cerita nya ga gampang ketebak , bagus banget menurut aku sih ga bakal move on iehh😭😭😭😭

    29/12/2021

      1
  • avatar
    AnggakurniawanAngga

    buku ini buku yg di ciptakan sangat mengesankan kan dan membuat orang utuk tertarik membaca nya

    25d

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes