logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 2 pertengkaran

setelah meningalkan meja mas Danang,aku berjalan berjalan mendekati Silvia yang sudah menungguku dengan penasaran atas apa yang sedang terjadi di meja mas Danang tadi.aku hanya tersenyum menatap Silvia. dan kemudian aku duduk di depan Silvia
"Nad.edan kamu... apa yang terjadi?" tanya silvia yang mulitnya masih terus mengunyah.
"nggak apa apa Sil. aku cuma sedang memberi mereka peringatan saja."jawabku dengan tersenyum penuh arti.
"sudah yuk pulang. aku mau jemput putri sekolah." ajakku untuk mengalihkan pembicaraan dan tentunya untuk segera meninggalkan tempat yang sangat menyebalkan menurutku. tak lama kemudian kami beranjak pergi. meninggalkan tempat itu. meninggalkan mas Danang bersama pacarnya yang mungkin sedang bertanya tanya apa yang sedang terjadi.sudahlah aku tak perduli.
######
pov Danang
"mas apa benar perempuan tadi istrimu?" tanya Karin padaku dengan wajah menahan emosi. dan aku hanya mengguk tanda mengiyakan pertanyaan Karin.
"ya tuhan.... kok aneh y mas istrimu. tau suaminya selingkuh kok nggak nglebrak aku. malah santai." ucap karin sambil memanyungkan mulutnya.
"harusnya kamu seneng,nggak di labrak.apa kamu mau di permalukan di depan umum?" ujarku sembari tertawa. dan Karin hanya tersenyum.
"udah ah. habisin makanannya. setelah itu aku antar kamu pulang ke kos." kataku sembari menghabiskan minuman.
"ok mas. nggak nginep y mas?" tanya Karin.
"nggak sayang. nanti istriku tambah curiga. nanti aku di kontrakanmu sebentar saja. nanti sore aku pulang. tapi aku minta jatah dulu ya.?"ucapku sambil mengedipkan mata tanda menggoda. Karin hanya tersipu malu sambil mengangguk.
kKarin adalah mahasiswi yang terjebak pergaulan bebas dan gaya hidup yang mewah. dulu pertemuan aku dengan Karin berawal saat acara ulangtahun anaknya Aris. yang ternyata anaknya Aris adalah teman satu kampus dengan Karin. tampangku memang rupawan jadi tak tampaklah kalau sebenarnya aku sudah om om kalau berjalan dengan Karin.melihat aku yang bergelimang harta Karin luluh juga. bahkan perawannya Karin,adalah denganku.itu sebabnya aku tidak bisa meninggalkan karin. menginggat aku juga memiliki dua anak perempuan.tentu aku juga memperlakukan karin sama seperti aku memperlakukan Nadia. Karin tetap mendapatkan nafkah lahir batin dari aku,sama seperti Nadia.
aku dan Karin sudah selesai menyantap semua pesanan yang ada di meja. langsung kita cus ke rumah kontrakan Karin untuk beristirahat sejenak.di perjalanan seperti biasa Kari. bercerita tentang banyak hal. mulai dari kuliah dan keluarganya. kemudian ia bertanya
"mas. kapan mau ke rumahku?ketemu bapak dan ibu?"aku melongo.
"kamu serius mau nikah?" tanyaku.
"iya mas. walaupu. cuma nikah siri." aku berpikir sejenak. kemudian berkata
"ok. nanti akhir pekan aku ke rumah. ketemu bapak ibumu.lalu bagaimana dengan Nadia?" tanyaku sembari berpikir.
"kalau mbak Nadia tau pasti nggak bakal acc mas." jawabnya.
"lalu?" kataku kemudian aku menahan nafas untuk mengatur jantung yang berdegup kencang. belum bisa kalau aku pisah dari Nadia. karena semua harta yang aku miliki milik Nadia. bahkan mobil yang aku naiki sekarang inipun miliknya.
"nanti ngomong nggak sama orang tuamu kalau aku sudah beristri?"tanyaku
"nggak usah mas. nanti mereka nggak bakal acc juga."jawab Karin.
" ok."jawabku singkat. kemudian kami terdiam.larut dengan pikiran masing masing. tak berapa lama sampailah di sebuah rumah komtrakan kecil.rumah yang aku kontrak untuk Karin tinggal selama ini.kami turun sari mobil. karin membuka pintu dan langsung menjatuhkan tubuhnya di sofa empuk ruang tamu.
"capeknya aku."ucapnya.
"ooo jadi kamu capek? ya sudah aku langsung pulang saja. toh kamu lagi capek." ucapku sembari menggoda. spontan Karin menarik tanganku dan aku terjatuh di sisitempat duduknya.langsung Karin mengalungkan tangannya di leherku sambil berkata.
"justru karena capek itulah maka harus di beri obat." ucapnya sambil menggoda. tak hentinya ia menciumiku dan jemarinya mulai membuka kancing baju satu persatu.
pov Nadia.
sepulang dari kafe tadi aku kemudian menjemput Putri dan lintang di sekolahnya yang memang aku mengambil paket fullday. sesampainya di rumah aku langsung menghempaskan badan ke sofa ruang tamu sementara Putri san Lintang berganti baju.
"mama kenapa?" tanya Putri sembari memeluk mamanya dari belakang. kemudian aku menoleh dan mencium pipi ya sembari berkata
"nggak papa sayang. mama cuma capek." ucapku menenangkan Putri. Dia memang putriku yang sangat sensitif. Ia selalu peka terhadap perubahan sikap baik aku maupun mas Danang. Kemudian Lintang menyusul kakaknya keluar,sembari memelukku dan berkata.
"Ma.Kapan papa pulang?" aku tersenyum sambil mengecip pipinya dan menjawab.
"paling sebentar lagi." Lintang kemudian bergeser duduk di sebelahku sedangkan Putri de sisi sebelah yang lainnya.
"ma. bukannya mama sama papa satu kantor? kenapa papa sering lembur sedangkan mama nggak pernah." tanya Lintang polos.
Dek......Aku kehilangan kata kata. Haruskah aku jujur? tetapi usi mereka masih kecil untuk mengetahui hal seperti itu. Aku terdiam sejenak.
"Kenapa diam ma"tanya Putri dengan mata menatap penuh tanda tanya. kudian aku menjawab dengan senyum dam memandang kedua putriku bergantian.
"mamakan lebih tinggi dari papa di kantor.jadi mama boleh untuk tidak lembur.begitu sayang."
"oooo begitu."kawab Lintang sambil memanyunkan bibirnya,itu tanda kecewa.
"mama nggak adil.!" tiba tiba putri berteriak. kontan aku menoleh.
"kenapa?" aku kembaliengelus Putri yang sedang merajuk.
"papa di suruh lembur.sedangkan mama tidak.Aku marah sama mama."ucap Putri sembari melipat tanggannya di dada.
aku tersenyum dan berkata
"baiklah.. besuk mama akan lembur.biar adil. lagian mama juga banyak kerjaan.toh di rumah mama juga tidak di harapkan.bukan begitu putri?" ada sedikit penekanan pada ucapanku. ku pasang wajah seolah olah aku marah. atau memang aku sedang marah? entah lah aku tak tau. Kudian aku beranjak dari tempat duduk dan melangkah pergi,berniat untuk mandi.
"mama. maaf,bukan maksut Putri ma. maafkan Putri ma. maaf" ucap Putri dengan merengek dan terus memegang tanganku tak mengijinkan aku pergi. Aku terdiam dan tetap melangkah pergi.
Hati ini seolah sakit. tetapi tak tau kenapa. Aku hanya terdiam di atas kasur. Aku mendengarkan Putri dan Lintang memanggilku bersautan seolah sedang membujukku atas kejadian tadi.Aku tetap mematung. pikiranku tak karuan.
#####
Mas Danang pulang menjelang magrib. Dan aku masih duduk di pinggir tempat tidur. Putri san Lintang berlari ke arah papanya ketika mengetahui kepulangan mas Danang.
"halo sayangnya papa." kata mas Danang sambil memeluk keduanya dan menciuminya.
"Pa. Mama marah sama Putri."ucap putri. dan ada raut wajah penasaran di muka Mas Danang.
"marah kenapa sayang?"tanya mas Danang
"tadi aku tanya mama kenapa papa lembur tapi mama nggak. mama bilangnya karena mama atasan papa maka mama bebas untuk tisal lembur. dan aku marah pa." terang Puti penuh penyesalan. Aku memdengarkan mereka dari kamar dan tanpa terasa airmataku jatuh menggalir di pipi. rasa sakit karena telah berbuat kurang menyenangkan pada putriku.
"putri... maksud mama,mama itu tidak mau lembur.karena kasian kalian nanti di rumah sama siapa kalu papa mama lembur semua." bela Mas Danang.
"iya pa. Tapi tadi mama bilang mulai besuk akan lembur. Biar adil katanya."
mereka terdiam sejenak.
"tapi Lintang nggak mau mama lembur.Lintang nggak mau " Lintang merengek. Tanpa di komando air mataku tumpah. Kemudian aku berlari keluar san memeluk kedua putiku dan mas Danang sontak kaget dengan kunculanku tiba tiba.
sore itu berahitlr dengan permintaan maaf dari Putri. Begitupun dengan aku. Aku tak ingin mengabaikan mereka berdua.
######
Malam itu terasa lambat. Sedangkan anak anak sudah tertidur di kamar meraka. Tinggallah aku dan mas Danang di dalam kamar. kami sama sama terdiam. Aku bergagas untuk merajut mimpi. Dan melupakan mimpi buruk atas penghianatan mas Danang. Aku membaringkan tubuh membelakangi mas Danang,tiba tiba mas Danang memelukku dari belakang dan berkata.
"sayang. maafkan mas."Aku terdiam.
"Mas tau kamu marah. Tapi please maafkan mas. Mas khilaf nggak mengulanginya lagi." aku masih diam membisu.
"sayang. kamu sudah tidur?"
"bicaralah sayang."mas Danang menciumi punggungku. dan aku merasa risih. setelh tau iapun pasti melakukan hal itu pada perempuan lain.dan akupun berkata.
"khilaf yang terlalu enak. jadi di ulang terus menerus.itu bukan khilaf mas. tapi ngragas(rakus)"sambil menepis tangannya dan aku beranjak dari tidur mengambil bantal beserta teman temannya. Dan keluar kamar.
"kamu mau kemana sayang?"tanya mas Danang
"aku tidur di kamar tamu.sementara kita tidur terpisah.kalau perlu kita akan pisah."kataku sembari keluar dari kamar.
#####
bersambung ya mak.... jangan lupa like n comen ayo kita folback biar semakin semanggat mengoreslan tinta

Comentário do Livro (64)

  • avatar
    WahyuningsihNita

    Bagus👍

    04/06

      0
  • avatar
    AwaliahAdilah

    sukaaa mnarikk

    27/05

      0
  • avatar
    nur annisa

    saya suka dengan cerita ni

    22/05

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes