logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 8 Mimpi Buruk

Perjalanan hidup Aninda pun dimulai. Dia memilih masuk di pesantren As-Sifa. Di sanalah dia mulai belajar. Bagi Aninda yang awam, membaca Al-Qur'an pun terbata-bata. Membuatnya sedikit minder dengan santri yang lain. Namun perkataan Uzt. Zakariah, membuatnya tersenyum.
"Lebih baik terlambat belajar dari pada tidak belajar sama sekali. Kemauan yang besar harus dilandasi dengan niat yang benar" ucap Uzt. Zakaria.
Setelah menyelesaikan ucapannya Uzt. Zakaria menjelaskan maksud dari surah Al-Alaq yang dibaca Aninda. Surah ini diturunkan pertama kali kepada Rasulullah. Al-Alaq artinya segumpal darah. Mendengar penjelasan Uzt. Zakaria. Aninda bersyukur masih dapat belajar agama. Sebelum perjalanan singkatnya ini berakhir. Matanya memanas aliran sungai kecilpun turun dari kedua mata indahnya.
"Terima kasih ya Allah engkau telah memberikan hidayahmu kepadaku. Sehingga aku menyadari kesengjanganku selama ini. Engkau masih memberikanku kesempatan kedua kalinya dalam hidupku. Rasanya kegelisahanku semakin berkurang seiring berjalannya waktu" batin Aninda.
Tak ada kata terlambat jika harus memulai, tak ada kata mustahil jika terus berusaha dan tak ada kata sakit jika kita berlapang dada. Teruslah berusaha serahkan hasilnya pada Allah.
Tak terasa dua bulan pun berlalu, jadi Aninda telah menjalani pendidikannya selama dua bulan lamanya. Kehidupan pesantren tak sekeras yang ada di benaknya...buktinya dia mampu bertahan selama dua bulan ini. Soo jangan ragu melanjutkan pendidikan ke pesantren ya teman-teman.
Aninda duduk sendirian di kamarnya, termenung dan mengingat sesuatu, sebelum pindah Diandra memberikan sebuah surat kepadanya. Dia membaca surat tersebut.
"Dalam menjalani kehidupan ini, yang kau perlu persiapkan adalah 'duit', bukan uang ataupun emas yang banyak. Doakan yang terbaik untuk hidupmu, berusahalah sekuat yang kau mampu, jangan lupa berihtiar dan bertawakallah pada pemilik dunia dan seisinya. Allah SWT akan selalu mendengarkan doa-doamu. Hanya dia yang tahu kapan doamu itu dikabulkannya. Dia yang maha tahu yang terbaik untukmu para hambanya.
Kau ingin mencintai tanpa merasa sakit, maka cintailah sang pemilik cinta. Allah tak akan pernah ingkar janji, hanya saja dia menunggu waktu yang tepat untuk menepati janjinya. Bagaimana Allah ingin kau cintai musik terindahnya selalu kau abaikan. Bukti cintanya tak pernah kau pelajari. Sadarkah kau wahai manusia kau diciptakan untuk apa??? Kau diciptakan tak lain dan tak bukan untuk beribadah kepada Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya dalam surah As-Syariat yang artinya 'dan sesungguhnya aku tak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaku'. Dalam ayat ini jelas dikatakan tujuan jin dan manusia diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah.
Bukankah kita ini manusia yang tidak tahu diri. Sudah diberikan secara gratis, masih mau meminta yang lain. Kita bernafas dengan gratis. Coba bayangkan seandainya oksigen yang kita hirup tidak gratis. Berapa banyak manusia yang akan mati dalam setiap detiknya. Bayangkan seandainya kita hidup dunia ini membayar sewa kepada Allah. Bagaimana kita akan membayarnya???
Allah hanya meminta satu kepada kita melalui para nabi dan rasulnya. Utamanya pada nabi Muhammad SAW. Dia ingin kita beribadah hanya kepadanya. Bukan pada gunung, makam, pohon, sungai dan jin kafir ciptaannya. Sadarkah wahai kalian manusia ketika senang kau melupakan Allah tapi ketika kau sengsara siapakah yang mampu menolongmu??? Tentu saja hanya Allah SWT.
Ingatkah Al-Qur'an diturunkan ke tangan siapa ??? Tentu saja kepada Nabi Muhammad SAW. Nabi yang begitu dimuliakan Allah. Dengan budi pekerti yang luhur. Beliau memiliki sifat yang sungguh mulia. Sidik artinya jujur, amanah artinya dapat dipercaya, fatanah artinya cerdas dan tabligh artinya menyampaikan. Sungguh mulia manusia yang memiliki sifat-sifat rasulullah.
Jika kau mencintai Allah, maka pelajari lah bukti cintanya. Bukti cintanya berupa Al-Qur'an. Pedoman umat manusia dalam menjalani kehidupannya. Jika kau mencintai kitabnya, maka amalkanlah isinya. Dan bila mencintai rasulnya maka lanjutkanlah perjuangannya. Apa itu??? Tentu saja memurnikan ajaran agama islam yang telah ternoda TBC.
Tahayyul, bid'ah dan churapat adalah penyakit agama masa kini. Ajaran islam yang telah terserang penyakit ini sukar untuk menghilangkannya. Penyakit ini telah mendarah daging, turun temurun dikerjakan oleh masyarakat. Namun bukan berarti kita membiarkan begitu saja. Seperti kata rasulullah cegahlah dengan lisanmu. Jika tak sanggup, cegahlah dengan perbuatanmu. Dan jika tak mampu cegahlah dengan hatimu. Doakan mereka supaya mendapat hidayah.
Kalian tahu yang diinginkan Allah dan rasulnya??? Amar makruf nahi munkar. Sangat mudah mengajak dalam kebaikan yang susah istiqomahnya. Dalam zaman ini kita diperhadapkan dengan era digitalisasi. Dimana media sosial meraja lela. Yang perlu kita tekankan adalah gunakan media sosial sebagai wadah untuk berdakwa. Hanya saja respon pengguna media berbeda-beda. Ada yang mendukung, ada yang tak suka bahkan mencemooh kita. Tapi yakinlah Allah akan senantiasa bersama kita. Allah tidak akan pernah diam melihat hambanya tersakiti".
Sahabatmu
Diandra Cahaya Ningrum
Setelah membaca surat tersebut. Aninda berbaring di kasurnya. Tanpa sadar diapun tertidur. Entah berapa lama dia tidur. Suara ketukan pintu menyadarkannya.
"Assalamualaikum Wr. Wb. Aninda kamu didalam nak" ucap Ustazah Humaerah.
"Waalaikumussalam Wr. Wb. Iya, ustazah saya di dalam" balas Aninda.
Pintupun terbuka, menampilkan Aninda yang baru bangun.
"Maaf ada apa ustazah. Ada yang bisa saya bantu" tawar Aninda.
"Tidak Aninda, ustazah kesini hanya ingin menyampaikan suatu hal" ucap Ustazah Humaerah.
Aninda baru menyadari, jika ustazahnya menahan air matanya. Pikirannya pun berkecamuk.
"Apa ustazah" ucap Aninda.
"Begini nak, pamanmu baru saja menyampaikan berita duka. Kedua orang tuamu meninggal nak" ucap ustazah Humaerah bergetar.
Langit tiba-tiba mendung, hujan pun turun dengan derasnya. Seakan ikut bersedih atas duka Aninda.
"Apa... Ini tidak mungkin ustazah. Ayah, ibu" ucapnya lemas.
Aninda pingsan. Tidak kuat menahan hancurnya perasaannya. Orang tua yang selama ini memanjakannya. Telah meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya.
Setelah menghirup minyak angin, Aninda pun sadar. Dia langsung histeris.
"Ayah... Ibu... Kenapa kalian jahat kepadaku. Kenapa kalian meninggalkan aku sendiri. Aku sekarang hidup sebatang kara" ucapnya terisak.
"Sabar ya nak, tenangkan diri kamu. Ayo kita temui mereka" ucap ustazah Humaerah.
Sepanjang perjalanan Aninda terus menangis. Air matanya seakan tiada habisnya. Beberapa jam kemudian, tepatnya pukul 20.00 mereka tiba di rumah duka. Aninda langsung menemui mayat orang tuanya. Melihat tubuh kaku mereka, membuat Aninda terduduk dengan lemas.
"Ayah... ibu bangun jangan tinggalkan aku sendiri. Ayo buka mata kalian. Ini tidak lucu ya" ucap Aninda.
"Ya Allah, tenangkan diri kamu sayang. Sadarlah mereka sudah tiada. Kamu harus ikhlaskan kepergian mereka" bujuk tante Rasti.
"Kenapa tante, kenapa mereka pergi secepat ini" ucap Aninda.
"Ini sudah takdir sayang. Kamu harus bangkit. Perjalanan hidup kamu masih panjang" ucap tante Rasti.
"Sudah lah nak. Ikhlaskan kepergian mereka. Supaya mereka tenang di alam sana" bisik ustazah Humaerah.
Aninda terpaksa tidak ikut dalam pemakaman orang tuanya, kalian pasti tahu alasannya. Ya kalian pasti berpikir kenapa tak ada yang tahu perihal kedatangan Aninda karena semauanya telah diatur oleh keluarga dari pihak sang papa. Arka Mahendra Wirasya itulah nama dari kakak kandung papanya dan istrinya Rasti Anggraini Wirasya salah seorang pengusaha sukses di Bali.
Pemakaman kedua orang tuanya berjalan lancar, banyak yang turut berduka cita atas kepergian keluarga terkaya di dunia itu. Namun tanpa mereka sadari ada yang tersenyum penuh kemenangan dalam hatinya. Siapa dia nanti kalian akan tahu jika saatnya tiba.

Comentário do Livro (313)

  • avatar
    RintilAs

    baik

    5d

      0
  • avatar
    InnaMutmainna

    bagus

    7d

      0
  • avatar
    MlIkok

    bagus

    10d

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes