Capítulo 42 Tinggal di Pondok Pesantren

Baixe este livro dentro do aplicativo

Matahari mulai tenggelam. Udara pedesaan terasa segar. Badan mulai bebas digerakkan. Sudah waktunya

Apoie o autor para lhe trazer histórias maravilhosas

Custo 33 diamantes

Balanço: 0 Diamante ∣ 0 Pontos

atushalma
nunggu kapan tamatnya nggak sabar, bener" dapet pelajaran karena baca novel ini💕💕💕💕
18/01/2022
0
KamidanDida
banyak pelajaran yg dapat saya petik dari cerita ini. dari semua tokoh2nya adavhalbyang dpt dipelajari. perjalanan panjang menuju kepasrahan pada Allah. merasa diri kecil.... setah baca. tapi.... blm tuntas..... penasaran...
11/01/2022
0
MeydenLivia pratama pratama
bagus
09/07
0

Ver Todos

Bahu Laweyan Sebuah Tanggungjawab

Sejam berlalu. Rupa-rupanya bapaknya Nunuk sudah bosan dengan pemandangan pedesaan. Dia meninggalkan

Bahu Laweyan Siti Maimunah

Tak terasa sudah seminggu Nunuk menetap di pondok pesantren. Selama itu pula dia dipertontonkan ruti

Bahu Laweyan Pesan Kyai Sepuh

Malam itu sangat indah suasananya. Langit cerah. Terlihat jutaan bintang berkumpul. Bulan berpendar.

Bahu Laweyan Orang-orang Pilihan

Wajah Nunuk nampak kemerahan. Matanya memandangi Iksan dengan berbinar-binar. Mendengar nama Ka’bah

Bahu Laweyan Bertemu Fatimah Azzahra

Nunuk tak mengubah arah pandangannya. Dia terus memandangi ketiga buah hatinya. Aisyah, Fatimah, dan

Bahu Laweyan Sepeda Onthel Sahid Ditarik Malaikat

Nunuk penasaran dengan jawaban Fatimah. Dia bilang sudah menunggu dirinya selama setahun. Sementara

Bahu Laweyan Matinya Penumbal

Bahu Laweyan Dikuntit Orang Gila

Bahu Laweyan Misi Berakhir

Bahu Laweyan Melawan Ribuan Jin

Bahu Laweyan Strategi Nunuk

Bahu Laweyan Misi Nunuk

Bahu Laweyan Bertemu Gendro Swara Pati

Bahu Laweyan Pesan Mimpi