logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Dia Lagi

"Terserah kamu saja," sentai Maxim.
"Ya sudah,,mau apa lagi kamu disini? cepat sekarang kembalilah keruangan kamu" dengan sebalnya Maxim menyuruh Stella untuk kembali ke ruangannya.
Dasar Bos aneh, dia yang suruh aku tadi tetap tinggal disini, sekarang dia juga yang suruh aku cepat cepat balik ke ruangan, aneh, kenapa juga orang tidak punya pendirian seperti dia bisa jadi CEO perusahaan?~ pikir Stella.
"Hey! kenapa bengong, cepat kembali keruanganmu!" tegur Maxim lagi. "Ternyata tidak cuma kuno saja, kupingnya juga bermasalah rupanya," seru Maxim pelan, namun sayang Stella berhasil mendengar ucapan Maxim yang di tujukan untuknya itu.
"Maaf, apa maksud anda? apa anda pikir saya tuli?begitu?," Stella spontan berhenti di depan Maxim guna meminta penjelasan dari Maxim atas ucapannya.
Astaga, gadis ini benar benar berani~batin Billy yang dari tadi terus mengamati Maxim dan Stella.
"Wah, anda sudah tidak sopan Nona! mohon jaga jarak anda jika anda berbicara dengan atasan anda. Apa anda tidak pernah di ajarkan sopan santun?" sarkas Maxim tajam dan tentunya sangat mengena di hati Stella.
Namun Maxim salah kalau berpikir Stella akan menangis atau bahkan akan meminta maaf seperti kebanyakan wanita lainnya.
Dengan berani Stella justru membalas Maxim, "Maaf ya Bapak CEO yang terhormat, bukan maksud saya untuk lancang dan tidak sopan terhadap anda, hanya saja saya ingin mendengar lebih jelas dan lebih dekat tentang perkataan anda terhadap saya, bukankah tidak baik kalau membicarakan orang lain di belakang? lebih baik anda langsung berbicara di depan orangnya langsung dan satu hal lagi, kedua orang tua saya begitu baik mengajarkan saya tentang sopan santun, bagaimana saya harus bertindak, namun saya pun harus melihat lawan bicara saya, apa pantas orang tersebut saya hormati atau tidak, apalagi jika dia tidak bisa bersikap sopan terhadap orang lain juga".
Dengan lantangnya dan berani Stella bertutur panjang lebar.
Sementara Maxim semakin dibuat kesal oleh sikap Stella, jelas harga dirinya merasa di injak injak oleh Stella, Maxim merasa sikap Stella sudah sangat keterlaluan padanya, tidak berbeda jauh dengan Billy yang bahkan memilih menutup kedua telinganya seolah tidak ingin mendengar perkataan Stella yang pastinya sudah menyinggung Bosnya itu.
Kurang ajar sekali gadis buruk rupa ini, aku akan membalas kamu nanti, ingatlah hari ini.. beruntung kamu sangat pandai, jadi aku tidak akan memecat kamu, tapi aku akan membalasnya~ batin Maxim.
"Hem!.. Baiklah Nona, saya rasa tidak ada lagi yang harus kita bicarakan dan saya memaafkan kamu atas sikap kamu ini, jadi bekerjalah dengan baik, jangan sampai kamu melakukan kesalahan dan saya sendiri yang akan menendang kamu keluar dari perusahaan ini," ujar Maxim seraya menampilkan senyum seringainya pada Stella, tentunya bukan senyum terbaik yang di berikan Maxim.
"Tunggu Pak!" Panggil Stella seraya menghentikan langkah kaki Maxim yang sudah berjalan keluar ruang rapat.
"Terima kasih atas kesempatan yang anda berikan, dan saya akan berjuang sekeras mungkin untuk mempertahankan posisi saya di tempat ini."
Kali ini balasan telak di berikan Stella. "Selamat siang Pak, dan semoga hari anda menyenangkan," seru Stella lagi sambil meninggalkan Maxim juga Billy yang terdiam terpaku.
Astaga gadis itu benar benar berani~ batin Billy masih terkagum kagum dengan sikap Stella.
Sementara Maxim sedang berusaha keras menahan emosinya yang sedari tadi seakan meluap bersiap untuk diledakkan.
"Bos, apa anda baik baik saja?" tanya Billy hati hati.
Dengan memberikan senyumnya, "Jangan khawatir Billy, saya tidak apa apa," ucapnya. "Billy tolong kamu cari data lengkap dan selidiki tentang gadis itu." Titah Maxim..
"Baik Bos!"
*****
Sejak pertemuannya dengan Stella, sepanjang hari itu mood Maxim seakan menjadi buruk, dirinya tidak bisa berkonsentrasi, bahkan suara Stella seakan masih terngiang-ngiang di telinganya.
"Sial!" umpat Maxim kesal.
"Bisa bisanya gadis itu kurang ajar terhadapku, apa dia gak tau aku pemilik perusahaan, aku Bosnya, atau aku bisa saja memecatnya, tapi kenapa tidak ada raaa takut sedikitpun," gerutu Maxim heran sekaligus kesal dengan Stella.
"Dasar gadis jelek, bisa bisanya dia menghinaku tadi, tunggu saja waktunya, aku akan membalas semua yang kamu lakukan" Tekadnya sudah bulat untuk membalas perbuatan Stella, apapun rencananya dan bagaimanapun caranya.
Sementara Stella tetap melanjutkan kerjanya tanpa beban atau tanpa rasa takut.
"Stella!" Panggil Pak Rio selaku kepala Divisi bagian keuangan tempat Stella bekerja.
"Iyah Pak," Jawab Stella sopan.
"Kamu tolong kerjakan apa yang sudah saya kirimkan via email tadi ya, kerjakan sebaik mungkin Stella, jangan sampai membuat kesalahan, saya percayakan kerjaan ini pada kamu." Tutur Pak Rio.
Sementara Stella sebagai bawahan hanya bisa menerimanya saja, karena Stella tipe karyawan yang loyal dan sangat berdedikasi dalam pekerjaannya.
"Baik Pak saya akan kerjakan," ucap Stella.
"Stella terus yang di kasih kepercayaan Bos, yang lain juga kali," sindir Diana tiba tiba.
Diana adalah salah satu pegawai senior di divisi yang sama dengan Stella dan salah satu orang juga yang tidak menyukai Stella.
"Diana!, tutup mulut kamu.. kembali bekerja" sentak Pak Rio pada Diana.
"Ini juga lagi kerja Pak dan nunggu tugas" Balasnya acuh.
Sementara Pak Rio sudah kembali ke dalam ruangannya.
"Hey, dengar ya.. jangan jadi besar kepala kamu karena selalu di kasih tugas kepercayaan si Bos," ucap Diana kembali mendekati meja Stella dan memberikan peringatan pada Stella.
Sabar Stella jangan di lawan... kasian dia janda di tinggal kawin sama suaminya~pikir Stella tentang Diana.
Seperti itulah kira kira Stella dalam menyikapi teman teman atau bahkan para lawannya,Stella tidak mau terlalu mempermasalahkan kalau itu tidak sangat mengganggunya.
***
"Akhirnya selesai juga kerjaan aku," dengan begitu semangat Stella pun membereskan meja kerjanya dan bersiap siap pulang mengingat ini sudah waktunya jam pulang bekerja.
"Bos, sudah saatnya pulang," ucap Billy mengingatkan Maxim yang sedang asyik menikmati permainan di laptopnya.
"Ah, sudah sore rupanya, aku hampir aja kelupaan," balas Maxim. "Kamu bersiap siaplah juga Billy".
"Baik Bos!...."
Stella yang sudah berada di lobby pun akhirnya memilih menunggu pesanan ojek yang sudah di pesannya.
"Bos, sudah sampai tapi sepertinya Pak Andi belum sampai," ujar Billy mengingatkan Maxim yang masih sibuk dengan ponselnya.
"Ya, sudah kita duduk dulu saja, sebentar lagi juga sampai Pak Andi," jawab Maxim tentang sopirnya itu.
Maxim dan Billy pun memilih menunggu di Lobby, namun pandangan Maxim seakan terfokus pada sosok di depannya itu.
"Tunggu!, sepertinya aku pernah melihat gadis itu di mana ya?" seru Maxim pelan, namun Billy bisa menangkap pandangan mata Maxim.
Tanpa Stela sadari ada 2 pasang mata sedang memandang ke arahnya, secara tidak sadar saat itu Stella sedang melepas kacamatanya dan menguncir rambutnya ke atas.
"Itukan perempuan jelek dan kuno itu!" ucap Maxim tidak percaya setelah meyakini sosok di depannya adalah wanita yang sama yang sudah membuatnya kesal sepanjang hari karena berani melawannya.
Cantik~batin Maxim

Comentário do Livro (113)

  • avatar
    ZaliyantiAmelia

    cerita ini sangatlah bagus.... butir air mata saya terus mengalir ketika membacanya, apalagi ketika membaca Stella yg sangat sabar dan disiksa tsbt,., smg sy jg bisa menjadi orang yg sabar dan tabah seperti Stella 😭 bahkan sekarang air mata jg blum mengering abis baca akhiran cerita td🌹😭😭

    29/12/2021

      0
  • avatar
    Tasnia RaniaTitis

    menarik

    04/12

      0
  • avatar
    Evie Yanti Saragih

    Terharu pas di akhir crta nya😥😍😍

    08/09/2023

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes