logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

NYONYA SULTAN

NYONYA SULTAN

Wie Dew Wie


Bab 1 (Awal mula )

Pagi ini, aku sedang menunggu abang tukang sayur. Yang slalu berhenti, di rumah tetanggaku. Karna latar halamanya yang luas. Biar bisa di kerubungi, oleh mak mak di rt sini.
Terdengar, suara motor berhenti, di rumah tetanggaku itu.
tutttt tuuuuttt tuttt.
Abang sayur, pun membunyikan klakson suara. Agar emak emak, tau bahwa abang sayur udah dateng.
Gegas, aku pun keluar rumah. Belum ku lihat, batang hidungnya tetanggaku itu, keluar dari rumah. baru juga, igin memilih milih sayur.
"Mau, masak apa mbak ?" Sapa, tetanggaku itu yang bernama Lastri. Yang umurnya, jauh lebih muda dariku.
"Nggak tau ni, masih binggung."
"Bang, jajanan ini, berapa satunya?." Tanya lastri pada abang sayur.
"1000an, per biji." Jawab abang sayurnya.
Lastri pun dengan cekatan, mengambil beberapa jajanan, juga sayuran.
"Bussshhheett, banyak baget duwitnye." Batinku dalam hati.
"Berapa, Bang, ini semua?." Tanya lastri, lagi pada abang sayur. juga, sedang menenangkan bayinya di gendogan, yang menangis. Ya, lastri sudah bersuami, baru memiliki 1 anak.
"95 ribu bae." Ujar abang sayur.
Lastri pun, menyerahkan uang merah selembar. Aku pun hanya melonggo, karna belanjaan lastri yang menurutku, enak untuk di masak.
Aku pun, juga tak kalah sama lastri. Aku ambil, beberapa daging tak lupa juga jajanan.
" Ini semua, berapa, Bang?." Tanyaku
"80 ribu semua."
"Ini, aku bayar 50 ribu dulu, sisanya besok ya." Gegas, aku pun langsung meninggalkan abang sayur. Yang hanya, geleng geleng kepala. Juga menghela napas, agak berat kayaknya.
Masak iya, aku kalah sama si lastri. Yang suaminya kerja hanya serabutan. Nggak boleh di biarin ini.
Gegas aku pun, mengeluarkan isi belanjaanku tadi. Agar aku siap mengolahnya. Setelah semua beres, aku pun mengcek ponselku.
Saat aku, buka waku. Aku melihat lihat story teman temanku. Giliran story punya lastri, hatiku jadi panas mendidih.
Terlihat foto baju, yang bagus, juga mahal Menurutku. Terdapat caption, thanks you, my husband. Aku pun, harus bisa memilikinya. Nggak boleh, kalah dong sama lastri sulastri ini. Geram baget rasanya.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Terdengar, deru suara motor butut, yang aku kenal. Ya dia suamiku, yang selalu berkerja mencari nafkah. Untuk keluarga kecilku.
"Assalamualaikum dek." Ujarnya mengucapkan salam.
"Wa'alaikumsallam mas, banyak yang ngojek mas.?" Tanyaku, ya suamiku bekerja jadi tukang ojek. Yang penghasilnya nggak menentu.
"Lumayan ni dek dapet 100 ribu."
"Alhamdulillah ya mas, yuk makan dulu." Pintaku sambil berjalan, menuju meja makan yang sempit ini.
"Kok masaknya, tumben daging dek, kan aku ngasih kamu uang 50 ribu buat kebutuhan 2 hari?." Tanyanya keheranan.
"Hehehe, dapet diskonan dari amang sayur mas." Ujarku mengeles.
"Yang bener, kamu nggak ngutang kan dek?." Tanyanya, penuh menyelidik.
"Eeeee-nnngggggak lah mas, mana mungkin aku bohong." Jawabku gugup juga terbata.
"Ya sudah yuk, kita makan mas." Ujarku lagi.
Gegas aku pun, menyendokkan nasinya ke piring suamiku. Juga tak lupa aku taruh sayuran, juga lauknya.
"Segini cukup mas?." Tanyaku.
"Iya, udah segitu aja."
Gegas, kami pun menyantap hidangan menu makan kali ini, yang menurutku sangat wah.
Setelah selesai makan. gegas suamiku pun pamit, untuk narik lagi. Ya semoga dapet banyak penumpang.
🌹🌹🌹🌹🌹
Waktu tak terasa sudah sore saja. Gegas aku pun memanaskan lauk, yang tadi masih untuk makan malam nanti. Setelah beres. Aku pun menunggu sang suami pulang, dari ngojeknya.
Tak lupa juga, aku mengecek isi ponselku. Saat buka aplikasi berwarna biru, yang berlogokan F itu. Di berandaku paling atas muncul akun dari lastri. Dia memposting foto jalan jalannya, hari ini bersama suami.
"Ihhhhh geramnya aku." Batinku di dalam hati.
Ya aku merasa iri, karna suami lastri yang hanya bekerja serabutan. Dengan gajinya kadang dapet kadang kagak. Bisa jalan jalan, la aku hanya duduk di rumah doang.
Aku pun mematikan datanya. Karna terdengar suara motor bututnya suamiku, sudah terparkir di depan rumah.
Setelah suamiku mandi juga makan. Giliran dia lagi asik menonton tv. Aku pun beranikan untuk meminta di ajak jalan jalan.
"Mas, kamu kapan ajak aku jalan jalan. Aku bosen di rumah terus." Ujarku merenggek padanya.
"Ya kapan kapan. Kalo udah punya uang."
"Ihhh kok gitu, aku pengenya besok ya." Renggekku, sambil penuh harap padanya.
"Ya sudah, besok makan bakso di terminal."
"Kok bakso si. Ihhhhhh, pokoknya aku igin ke taman. Yang habis di kunjungi si lastri itu." Ujarku sambil menunjukkan foto lastri, yang tadi di unggah.
"Mahal tau dek."
"Ya, pokoknya kesitu. Kalo nggak, nggak aku kasih jatah." Ancamku.
"Ya, jagan gitu dong dek." Bujuk rayunya.
"Biarin. Pokonya harus besok, titik nggak pake koma."
"Ya oke lah." Jawabnya lirih. juga tampak menyerah.
"Yes." Batinku di dalam hati.
Lastri aja bisa, masak aku nggak bisa sih. Aku pun sudah tak sabar, rasanya igin menunggu hari esok.
🌹🌹🌹🌹
Keesokan harinya. Aku pun menagih janjinya, suamiku semalam. Untuk, menggajakku jalan jalan. Ku lakukan setiap pekerjaan rumah, dengan senyuman.
Ya, aku bahagia sekali. Baru kali ini, suamiku mau menuruti keiginanku, jalan jalan ke taman.
Tuttttt tuttttt tutttt
Bunyi klaksonnya, abang sayur sudah datang. Sudah terlihat banyak emak emak, yang sudah mengerubuninya.
Gegas, aku pun keluar. Ikut menimbrung emak emak, yang belanja sayur.
Lastri, juga sudah ada di sana. Satu per satu, emak emakpun pulang ke rumah masing masing. Setelah mendapatkan, belanjaannya yang di iginkan. Tinggal aku, yang masih pilih pilih. Karna bingung, hari ini mau masak apa.
"Ciyeee, yang kemarin jalan jalan."
Sindirku, kepada lastri.
"Iya ni mbak, biar nggak suntuk aja di rumah." Jawabnya ramah.
"Bayar tiket masuknya, berapa las?." Tanyaku kepo.
"Murah kok mbak, nggak mahal amat."
"Ooooooowwww." Jawabku singkat.
Akhirnya, lastri selesai memilih milih sayuranya.
"Berapa, ini bang, semua ?." Tanyanya pada bang sayur.
"Total semua, 70 ribu 5 ratus rupiah. "
Lastri pun, mengeluarkan dompetya. Aku pun sedikit kepo. Ada beberapa uang lembar, yang berwana merah. Dia pun, membayarnya dengan uang 71 ribu.
"Bentar, sisa masih 500 perak." Ujar abang sayur, kepada lastri.
"Nggak usah bang. Ntar malah jatuh, buat abang aja, nggak papa."
"Makasih, ya neng." Jawab, bang sayur ramah.
"Kok bego baget sih, si lastri. Uang 500 perak, kan juga beharge. Bisa buat beli shampo, yang sashetan itu. Bisa untuk sehari. Ya elah, tri lastri kenapa nggak kasih ke gue aje, kan gua juga mau. Tu beharga tau." Gerutuku, di dalam hati.
Lalu aku pun, segera memilih sayuran. Setelah ku rasa, sudah cukup.
"Bang, ini total berape ?". Tanyaku, pada bang sayur.
"40 ribu." Jawabnya, bang sayur.
Aku pun, menyodorkannya uang 30 ribu.
"Ini kurang. Yang kemarin aja, belum di bayar" ujarnya lagi, bang sayur.
"Besok lah , aku pasti bayar. Tinggal di catet aja, di nota bon."
"Haduhh, bisa bangkrut kalo begini." Gerutunya bang sayur.
Aku pun, tak menggubrisnya. Aku langsung masuk ke rumah, juga langsung mengolah sayuran yang tadi aku beli. Menu hari ini adalah, tahu dan tempe bacem, sambel bandeng, sup, goreng bakwan. Tak lupa juga buah nya, aku tadi beli Apel juga jeruk. Hemm jarang jarang, makan kayak gini.
Tak apa toh, sekali kali. Kadang jenuh juga. Sudah 6 tahun pernikahan ini, aku belum di karunia momongan. Mungkin ini ujian rumah tangga kami, yang harus kami jalani dengan iklas juga sabar.
Semoga, suatu saat nanti Allah, memberikan buah hati, ke pada keluarga kecil kami ini.
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Next ?

Comentário do Livro (83)

  • avatar
    MoeSITI NUR FARZANA BINTI KUSNAN

    best

    21d

      0
  • avatar
    1616Ndandaaa

    seru

    04/08

      0
  • avatar
    AminahUmi

    😎 keren baget

    16/07

      1
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes