logo text
Adicionar ร  Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Bab 2 (Drama lahiran)

๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน
(Masih Pov Atun)
1 jam sudah mas Rahman keluar. Dan akhirnya yang di nanti pun datang. Dengan membawa banyak kantung kresek du tangannya itu.
"Maaf dek nunggu lama ya, Mas tadi binggung persiapan buat lahiran tu apa saja, jadi mas tadi tanya tanya dikit dapetnya itu" ujar bang Rahman.
"Banyak baget Man, uangmu bisa buat bulan madu saja, ngak usah Beliin mbak banyak barang. Uang mbak ngak akan cukup untuk ngegantinya Hikkkzzz" ujar mbak Misya malah menangis.
"Uang bisa di cari mbak, Anggap saja ini hadiah untuk keponakanku ya kan mas" ujarku dengan tersenyum ramah.
"Makasih ya dek, mbak malah ngerusak kebahagian kalian" ujarnya yang masih terdengar sangat lemah itu.
"Iya mbak, yang kuat ya mbak" ujarku menguatkan.
"Mbak mau makan apa, dari pagi kan belum makan" ujarku lagi.
"Oh iya dek, ini mas belikan susu tadi. Coba minta air hangat ke bu Wiwit" ujar Bang Rahman.
"Iya Mas bentar" ujarku sambil keluar ke ruangan bersalin ini. Terlihat bu Wiwit sedang dengan berkas berkasnya entas berkas apa itu.
"Maaf bu menganggu, mau minta air hangat untuk menyeduh susu ini" ujarku sesopan mungkin.
"Oh iya ngak papa, sini di sini dapurnya" jawabnya sambil menunjukkan dapurnya.
Aku segera membuka kardus susu ini. Pinter juga bang Rahman membelinya. Khusus susu ibu hamil juga lahiran. Duh senangnya bisa memiliki suami seperti bang Rahman ini.
Tak butuh waktu lama susu hangat rasa setrauberi ini sudah jadi. aku segera menuju ke ruangan bersalin yang di tiduri oleh mbak Misya.
"Ini mbak susunya di minum dulu," ujarku sambil menyodorkan gelas itu ke mbak misya.
Mbak Misya pun akhirnya meneguk segelas susu itu hingga tak tersisa lagi.
"Dek kamu makan dulu sana, itu nasi bungkusnya keburu dingin, kan dari tadi kamu belum makan" ujar bang Rahman.
"Iya mas" jawabku singkat, ya memang aku sangat lapar ini.
Aku segera membuka nasi bungkus ini, yang lauknya ayam. Tau aja ini suamiku. Aku segera makan dengan lahapnya setelah selesai makan aku masuk kembali.
Terdengar bang Rahman membujuk mbk Misya untuk rujuk ke rumah sakit ternama.
"Ayo mbak, kita ke rumah sakit ternama" ujar bang Rahman.
"Ngak lah Man, di sini aja yang murah Mbak ngak mau grepotin kamu, kasian istrimu" ujar mbak Misya.
Tiba tiba kami semua di buat kaget.
Ppppyyyoookkkk
Ternyata air ketubannya sudah pecah. Aku panik di buatnya. Bang Rahman segera memanggil bu Wiwit.
Bu Wiwit segera datang dan memberikan intruksi. Aku malah yang di suruh menemani Mbak Misya. Padahal dalam hati rasanya ingin pinsan saja.
"Ayo mbak ngedhen yang kuat ya" intruksinya Bu Wiwit.
Keringatku yang dingin ini slalu memegang tanganya Mbak Misya. Serasa beneran pengen mau pinsan.
3 kali erengan mengedhen. Akhirnya baby nya lahir dengan sehat.
Ooooeeekkk oooeeekkk oeeekkk
Bayinya laki laki, sehat dengan berat badan 3,5 kg. Aku turut berbahagia akan kelahiran ponakanku itu.
๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน
Pov Misya
Aku hanya bisa merintikkan air mata, rasa bahagia tengah menyelimuti. Rasa kecewa juga muncul kepada suamiku Mas Bram. Entah terbuat dari apa hatinya sampai sampai tak mau menemaniku untuk melahirkan sang jagoan kecil ini.
Suara adzan dari mulut Rahman menggema ruangan bersalin ini. Tangisku pecah, kenapa bukan ayahnya yang mengazaninya. Kenapa malah adikku.
Rasa tak enak hati terus menyelimutiku. Sudah Rahman tidak masuk berkerja di kantornya. Kini malah sibuk mengurusku. Juga dengan istrinya.
"Makasih ya Man" ucapku berterima kasih.
"Iya mbak tak apa," jawabnya singkat.
"Mbak mau makan apa, mbak pasti laper ya kan tenaga sudah terkuras," ujar istrinya yang menawariku.
"Susu aja lagi dek, mbak haus" jawabku.
"Oke bentar ya mbak" ujarnya sambil berlalu pergi.
"Man biayanya....." ucapku belum selesai sudah main di potong saja.
"Jangan pikirin itu, yang penting mbak pulih dulu, baru nanti aku urus semuanya" ujarnya yang membuat aku tak enak hati.
Seharusnya ini tanggung jawab suamiku. Aku yang bersikeras untuk menikah dengan mas Bram. Malah dia tak punya hati begini. Enak enakan tidur.
Sedangkan istrinya tengah berjuang melahirkan sang buah hatinya. Semoga Mas Bram bisa berubah harapanku.
๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน๐ŸŒน
Next ?

Comentรกrio do Livro (70)

  • avatar
    Stiya rahmadaniWati

    sangat baguss

    3d

    ย ย 0
  • avatar
    RamadaniErna

    sangat bagus dan bikin nagih buat baca

    6d

    ย ย 0
  • avatar
    BetinaRusa

    bagus

    20d

    ย ย 0
  • Ver Todos

Capรญtulos Relacionados

Capรญtulos Mais Recentes