logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

My Bastard Boss

My Bastard Boss

El Ri


APA YANG TERJADI?

Gadis itu membuka matanya dengan perlahan, dia berkedip beberapa kali untuk menyesuaikan penglihatan dengan cahaya yang sangat menusuk netranya. Ketika dia berusaha menggerakkan kaki, Nara merasakan perih di area sensitifnya.
“Akh!” pekiknya dengan keras.
Dia berusaha duduk di tengah kasur meski dengan menahan rasa perih di sekujur tubuh terlebih pusat tubuhnya. Nara menyingkapkan selimut yang menutupi tubuhnya dan betapa terkejutnya dia saat menyadari jika tubuhnya tampil polos dan tidak berbalut apa-apa, dan gilanya dia melihat bercak darah persis di bawah pahanya.
“A..apa yang terjadi?” tanyanya entah pada siapa karena hanya dialah yang berada di dalam kamar yang sangat luas ini.
Dia mulai berusaha mengingat kejadian tadi malam. Terakhir dia sedang berbincang dengan Chrisyan kekasihnya, selama tiga tahun sejak pertama kali masuk sekolah menengah pertama. Dia ingat betul jika tadi malam mereka sedang berada di party acara perpisahan sekolah dan Chris mengajaknya kesebuah tempat yang sangat indah.
Dia ingat sekali Chris membawanya ke sebuah tempat di pinggir kolam berenang. Tempat yang sangat luas dan besar dengan musik yang mengalun merdu. Dia masih ingat ketika Chris mengajaknya untuk minum di meja kecil yang dihiasi dengan banyak bunga mawar merah yang sangat dia sukai. Chris memberikan dia minuman kesukaannya, lemon tea karena ingin merayakan hari jadi mereka yang ketiga tahun.
Namun setelah Nara meneguk minuman beberapa kali, dia merasakan ada sebuah gelenyar aneh dalam dirinya. Dia mulai merasa panas dan tidak terkendali, bahkan dia ingin sekali mencium bibir tipis Chris tapi, kekasihnya itu menahannya dan malah mengulur waktu. Sekujur tubuhnya terasa berkeringat menahan perasaan bergelora yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.
Ingin sekali Nara menolak gejolak dalam tubuhnya, tapi entah apa yang membuat dia malah memeluk Chris dengan tiba-tiba dan malah menggesekkan pipinya di dada bidang kekasihnya itu.
“Sabar sayang, aku punya kejutan untukmu.” Nara tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Chris dia hanya terlihat pasrah saat tangan lembut dan kekar itu mengikatkan selembar kain di kepalanya dan menutupi penglihata Nara.
“Chris aku kenapa? Tubuhku panas sekali.” Nara mulai merengek berusaha menggapai Chris agar bisa menyentuhnya sekarang juga karena ini benar-benar menyiksa dia.
“Iya sayang, tahan sebentar ya. Kamu akan mendapatkannya nanti.” Dia mengecup pipi Nara sekali lalu menuntunnya entah kemana, Nara tidak tahu. Yang dia mau sekarang, gelenyar aneh di tubuhnya bisa hilang secepatnya.
“Kamu tunggu di sini ya, aku akan kembali.”
“Chris mau kemana?”
“Sebentar Nara.”
Tiba-tiba dia merasa sepasang tangan mulai meraba punggungnya dengan lembut lalu menjalar ke bagian perut hingga orang itu memutar tubuh Nara menghadapnya, sebuah jari mengusap lembut bibir mungilnya dan perlahan mengecupnya dengan lembut hingga perlahan menjadi sedikit kasar dan menuntun, bahkan orang itu menekan tengkuk Nara untuk lebih memperdalam ciuman mereka.
Bukan, ini bukan Chris karena bau parfumnya sangat berbeda dan tadi Chris pun berpamitan untuk keluar sebentar. Lalu siapa orang yang kini berusaha menyentuhnya. Apakah Chris menjualnya pada orang asing. Tapi kenapa, apa alasannya. Bukankah tadi Chris mengatakan jika dia sangat mencintai Nara.
Lelaki itu mulai mencumbuinya dan tangannya perlahan menurunkan resleting gaun merah muda Nara. Dia sadar jika dirinya sudah setengah telanjang, meski dia berusaha untuk terus memberontak tapi gelenyar aneh dalam tubuhnya terlalu mengusai dia. perlahan dia mulai hanyut mengikuti gelombang gairah yang disalurkan oleh lelaki asing yang tidak dia kenal itu. Entahlah, dia benar-benar sudah kehilangan kewarasannya.
Entah berapa kali pria itu melakukannya, bahkan dia tidak mengijinkan Nara untuk membuka penutup matanya. Pria itu tidak bersuara sama sekali, yang Nara dengar hanyalah desahan-desahan panas yang semakin membakar gairahnya. Hingga akhirnya Nara mendengar orang menggeram keras dan dia merasakan semburan hangat menjalar di dalam rahimnya. Perlahan mata Nara mulai tertutup dia terlalu lelah dan tidak sanggup walau hanya menggerakkan tubuhnya.
Hingga dia bangun dengan tubuh yang di penuhi kissmark dan perih di area sensitifnya. Seluruh tubuhnya sakit dan remuk. Nara meraung keras menangisi dan menyesali tindakannya yang sudah mempercayai Chris dan malah berakhir tragis seperti ini.
Dia bukan gadis murahan, dia hanya gadis polos dan lugu. Rambutnya yang selalu di kepang dan kacamata persegi yang menghiasi matanya benar-benar menggambarkan seperti apa dirinya. Nara tidak pernah mau melakukan hal tabu ini, tapi dia terjatuh ke lubang yang kelam karena ulah kekasih yang paling dia cintai dan puja itu.
Semuanya hilang, semuanya lenyap dan hancur hanya satu malam. Nara tidak menyangka mendapatkan nasib seburuk ini.
Dia berusaha bangun dari kasur besar itu dan berjalan tertatih menuju kamar mandi dengan selimut tebal yang menggulung tubuh polosnya. Nara terduduk di bawah sower dan membiarkan air mengguyur tubuhnya. Dia merasa jijik pada dirinya sendiri karena sudah tidak berhasil menjaga kesuciannya lagi, dia benar-benar benci akan dirinya sendiri.
“Chrisyan sialan! Aku membencimu!” pekiknya dengan keras di tengah guyuran air sower yang menyamarkan suara tangisannya.
Apa yang harus dia lakukan sekarang, apa yang harus dia katakan kepada Ayahnya yang otoriter itu. Apa ada orang yang akan mempercayainya jika dia di jebak. Tidak, pasti tidak akan ada yang mempercayainya.
**
Naraya Ayudia, gadis polos dan lugu itu perlahan menekan bel rumah bertingkat dua itu dengan penuh ketakutan. Semalaman dia tidak pulang, pasti Ayah dan Ibunya akan mencecar dia dengan berbagai pertanyaan.
Pintu terbuka lebar dan terlihatlah seorang gadis remaja perempuan yang usianya tidak terpaut jauh darinya sedang berdiri di depan pintu sambil menatapnya dengan bingung.
“Kak Nay, Kakak kemana aja? Semalaman kami semua mencari kakak. Kenapa kakak gak kasih kabar?” Nara bingung harus memberikan jawaban apa.
“Kakak sakit? Kok wajahnya pucat?”
“Aku gak apa-apa Len. Papah dan Mamah di dalam?” Hal yang paling dia takuti, jika sampai Papahnya memarahi dia.
“Iya. Ada Kak Ben juga. Untung kakak cepat pulang, karena kak Ben mau berangkat.” Ah, dia baru ingat jika hari ini Kakak tersayangnya itu akan berangkat ke luar negeri untuk melanjutkan studinya.
Belum sempat Nara menjawab ucapan Alen adik perempuannya, suara baritton dari dalam rumah mengintruksinya dengan penuh peringatan.
“Darimana saja kau Naraya!” Muncullah pria berwajah beringas dengan kumis yang tidak terlalu tebal. Pria yang ternyata Papahnya itu menatap dia dengan tajam dan penuh intimidasi.
“Pa. Papah.”
“Pagi-pagi begini baru pulang! Kau sudah pintar keluyuran ya!” Dia menghardik dengan keras dan tidak peduli dengan keadaan Nara yang sudah terlihat lemas.
“Papah sudah, jangan marah-marah. Dengarkan penjelasan Nara dulu.” Wanita yang setia di sampingnya itu berusaha untuk menenangkan dia. “Nara kamu darimana sayang? Apa kamu lupa jika hari ini Kak Ben akan berangkat? Dia tidak mau berangkat sebelum kamu pulang.”
“Iya Mah maafin Nara. Tadi malam acara perpisahannya cukup lama, jadi Nara menginap di rumah Caca. Ponsel Nara juga mati, jadi gak sempat mengabarin Mamah. Maafin Nara Mah.” Dia menunduk sedih, sebenarnya ingin sekali Nara menangis meraung sekarang. Tapi dia sama saja menyerahkan diri kepada singa jika sampai dia menceritakan kejadian yang sebenarnya.
“Nah loh. Papah dengarkan, Nara tidak mungkin berbuat yang macam-macam. Jangan menuduh anak sendiri yang bukan-bukan.” Dia memperingati suaminya yang masih saja tidak mengubah air mukanya.
“Sudah sayang, ayo kita masuk. Temui kakakmu, dia sudah menunggumu sejak tadi.” Nara mengangguk patuh dan melangkahkan kakinya untuk memasuki kamar.
Mungkin hari ini dia selamat, tapi dia tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini nanti.
***

Comentário do Livro (314)

  • avatar
    Imagirl

    good novel, dah gak bisa berword" lagi saya. 👍🤩

    04/04/2022

      0
  • avatar
    ElizaNova

    bgus baget

    11h

      0
  • avatar
    RosdianaDian

    bagus

    06/08

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes