logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

3. Makan Malam Bersama Dirga.

Sesampainya di rumah, Kenzie melihat ada satu mobil yang terparkir di depan gerbang rumahnya, kenzie berharap jika mobil itu adalah milik papah nya. Karena, papah nya yang sudah lama tidak kembali ke Indonesia, dan bekerja di negara Belanda sebagai Arsitektur yang sangat terkenal di Belanda.
“Itu pasti papah, lebih baik aku tidak memasukkan mobil ku, dan ingin mengejutkan papah.” gumamnya, sangat antusias sekali.
Kenzie hanya memarkirkan mobilnya di depan mobil yang berharap itu milik papinya, dan pergi mengendap-endap melewati pintu garasi basement.
Saat berjalan dengan perlahan, ternyata kenzie tidak mendengar ada suara papahnya melainkan suara dari Dirga yaitu teman karibnya kenzie.
“Kok gak ada suara papah?” bingung kenzie, lalu bergegas ke ruang tamu dan dia terkejut dengan kedatangan dirga.
Dirga melihat kenzie, yang ingin langsung melewati pertemuan dengannya. “Hai, Ta?” sapanya, yang sama seperti Pricilla memanggil kenzie dengan sebutan *Artha*, hingga membuat kenzie memberhentikan langkahnya.
Kenzie mendengus kesal, yang untung saja tidak sampai terdengar oleh dirga. “Tumben, kamu ada di sini?” tanya kenzie, tanpa menjawab sapaan dari dirga, lalu menghampiri dirga.
“Tadi aku habis liputan di daerah dekat sini, terus aku ingat kalau kamu sudah pulang ke Indonesia, jadinya aku berinisiatif untuk mampir ke rumah kamu, sambil jenguk mamah kamu.” jawabnya, merasa gugup dengan pertanyaan kenzie.
“Siapa yang buka kan pintu buat kamu? Memangnya, rachel sudah pulang kuliah?” tanya nya, yang masih mengingat kondisi mamahnya terbaring lemah di kamar.
“Iya, rachel sudah pulang. Dia bilang ingin ke kamarnya dulu dan ingin mengganti pakaiannya, karena dia juga habis pulang dari kampus nya kan.” jawab dirga, yang sama-sama bertemu dengan rachel.
“Sudah di buatkan minuman, sama rachel belum?” tanya kenzie, tiba-tiba langsung menawari dirga minum.
“Enggak usah, aku juga cuma ingin memastikan keadaan tante tania. Apa dia sudah pulih atau belum.” jawab dirga, lalu menanyakan kabar tania ibu dari kenzie.
“Mendingan sih, tapi ya gitu kalau malam suka mengeluh tentang tubuhnya, yang sakit terus-menerus.” jawabnya.
“Kebanyakan olahraga sih, maka nya malam-malam suka sakit badannya.” ucapnya, seolah-olah mengerti tentang kesehatan tubuh manusia.
Kenzie tertawa, “Haha... Dirga-dirga. Kamu kan wartawan. Jangan mengarang deh!” jawabnya, karena baru menyadari jika dirga adalah seorang kameramen.
Dirga hanya tertawa kecil, “Hehe, tapi aku benar bukan? Seperti ahlinya kan?” ucap dirga.
“Ya.. ya.. sudah pantas. Mengapa kamu tidak mengambil jurusan kedokteran saja? Atau, tidak ahli pijat. Hahaha...” jawab kenzie, membuat suasana rumahnya menjadi ramai. Karena tertawaan mereka berdua.
“Aku? Ahli pijat? Boleh di coba, saran mu yang satu itu. Siapa tahu, nanti aku bisa membuka usaha SPA pijat++?” ucap dirga, membuat kenzie tertawa.
Kenzie tertawa karena mendengar kata terakhir itu, “Gila kau, berani sekali bekerja seperti jalang! Hati-hati nanti ada om hidung belang. Hahaha...” jawabnya, sangat terkekeh-kekeh.
Hingga *Kruyukk* suara perut dirga.
“Kamu lapar?” tanya kenzie yang mendengar suara perut dirga yang lapar.
“Sedikit. Soalnya kan setelah pulang liputan, langsung ke sini belum ke warung makan.” jawab dirga.
“Yaudah, kalau gitu mau makan malam di sini gak? Nanti sekalian masak buat kamu.” ucap kenzie, menawari dirga makan malam bersamanya.
Dirga berdiri dari sofa, “Enggak perlu deh, aku juga mau pulang.” jawabnya, menolak tawaran dari kenzie.
“Jangan pulang dulu kak!” ucap rachel, dari atas tangga. “Kita makan malam dulu.” melarang dirga pulang.
“Enggak perlu cel, kakak masih ada urusan lain lagi.” jawabnya, tetap memaksakan ingin langsung pulang.
Tiba-tiba Tania keluar dari kamarnya, “Ayo, kita makan malam bersama.” ucapnya, membuat mereka terkejut.
*Mamah,- Tante?!* ucap, mereka bertiga terkejut.
“Mamah kok keluar kamar, kalau mamah butuh apa-apa tinggal bilang sama kakak, jangan keluar-keluar.” ucap kenzie, yang langsung mengajak tania duduk di meja makan.
“Mamah bosan di kamar seharian. karena ada dirga di sini, mamah mau makan malam di luar kamar dan bareng sama dirga.” jawabnya, karena mendengar suara dirga datang.
“Hm, maaf tante. Dirga harus pergi sekarang, karena dirga ada urusan yang lain lagi. Maaf ya, tante.” ucapnya, meminta maaf karena tidak bisa makan bersama-sama.
“Lain kali gak perlu datang ke sini, kalau di ajak makan bersama, malah mau pergi lagi!” kesal tania, yang tidak menyukai alasan dirga.
“Tapi tante, saya kan,-” ucap dirga, tetapi terpotong oleh kenzie.
“Iya mah, tenang aja. Dirga pasti ikut makan malam sama kita. Tadi dia itu lagi malu-malu, makanya nolak terus. Iya kan, dirga?” sambung kenzie, sambil memberikan isyarat kedipan mata untuk dirga.
Dirga pasrah dengan isyarat yang di berikan kenzie, “Hm.. iya tante, dirga makan malam di sini.” jawabnya, sambil tersenyum pasrah.
“Ya sudah kalau begitu, kakak ayo masak, dan rachel bantu kakak ya.” ucap tania, sangat senang jika ada dirga di rumahnya.
“Hm, oke mah.” jawab rachel, lalu membantu kenzie yang sudah mulai siap memasak.
“Kamu siapkan piring, sendok-garpu, dan gelasnya masing-masing di meja ya.” ucap kenzie, memerintahkan rachel.
“Siap, kak.” Jawabnya, mulai mengambil 4 piring, gelas, dan sendok-garpu.
Dirga mendekati rachel, “Biar aku bantu,” ucap dirga, mengambil piring di tangan rachel.
“Makasih, kak.” jawabnya.
Kenzie hanya membuat ayam semur, dan perkedel kentang yang bahan-bahannya, sudah dia siapkan sedari pagi sebelum berangkat ke kantornya.
“Makanan sudah siap, ayo siapa yang mau duluan?” tanya kenzie.
Tania mengambil centong nasi yang di pegang kenzie, “Sini, biar mamah duluan yang ambil,” jawabnya, lalu “Mana piring mu? Biar tante tuangkan untuk dirga lebih dulu.” ucap tania, mengarah pada dirga.
“Kata mamah Dirga, ambil lah makanan jika yang lebih tua sudah mengambilnya. Jadi, saya ambilin punya tante dulu, dan saya bisa ambil sendiri.” jawabnya, mengambil centong nasi itu, dan menyiduk kan nasi untuk tania.
“Orang tua yang sangat baik, anak-anaknya pun akan baik. Terima kasih, dirga.” ucapnya, yang bangga dengan kesopanan dirga.
Dirga mengeluarkan lesung pipinya, “Sama-sama tante, aku tuang ayam semur nya sama perkedel kentangnya, di satu piring ya.” jawab dirga, langsung mengambilkan lauk yang lain untuk tania.
“Iya, Dirga. Enggak apa-apa.” ucapnya.
Dirga menuangkan ayam semur, dan perkedel di piring tania. Lalu, mengambil piring kenzie, tetapi Kenzie menolaknya.
“Aku bisa sendiri, kamu ambil punya kamu dulu.” ucapnya, menarik piringnya kembali.
Dirga terkejut dengan reaksi kenzie, lalu “Hm, rachel. Mana piring kamu?” ucapnya, ingin mengambil makanan untuk rachel.
“Ini, kak.” ucapnya, menyerahkan piringnya.
Setelah drama pengambilan makanan untuk kenzie, dirga mengambil makanannya sendiri dan mereka mulai memakan makanan yang di buat oleh kenzie.
“Artha. Masakan kamu masih sama kayak dulu. Enak banget! Mungkin juga yang sekarang, lebih enak dari yang dulu. Karena, aku sudah lama gak pernah makan masakan kamu lagi. ” ucap dirga, memuji masakan buatan kenzie.
“Hm, thanks ya dirga. Dari dulu kamu gak ada berhentinya muji masakan aku terus.” jawabnya, malu-malu.
Dirga hanya mengangguk, dan sedikit tersenyum.
Tetapi, tiba-tiba saja rachel mengatakan, “Kenapa sih, kalian gak menikah saja? Padahal kalian itu, salah satu contoh pasangan yang romantis.” ceplosnya, membuat dirga dan kenzie saling menatap satu sama lain.
“Kalau bicara, jangan suka sembarangan dek!” ucap kenzie, tak terima dengan ucapan rachel. Tetapi, sepertinya dirga sangat menyukai basa-basi dari rachel itu.
Dengan tertawa kecil, “Kalau memang jodoh, nanti juga akan menikah pada waktunya, benar kan tante?” ucap dirga.
“Benar tuh, jangan terlalu terburu-buru juga. Karena, pernikahan itu bukan ajang perlombaan. Harus siap mental jiwa dan lahir batin.” jawab tania, sambil mengunyah makanan nya.
Kenzie sedikit tersedak, “Sssttt.. mamah apaan sih? Iya kalau jodoh! Lah, kalau gak berjodoh gimana? kan aku juga yang malu.” ucap kenzie, yang tak suka dengan ucapan dirga.
Rachel, lagi-lagi mengatakan yang membuat kenzie kesal, “Ya kalau mau berjodoh sama kak dirga, tinggal minta sama tuhan, buat di satukan. Hehe...” sambungnya.
Dirga tertawa melihat kepolosan Rachel “Kayaknya kamu tuh senang banget, kalau kak artha nikah sama kakak.” ucapnya, sambil menyenggol tangan rachel yang duduk di sebelah kanannya.
“Ya iya lah kak, siapa sih yang gak mau punya kakak ipar sebaik kak dirga. Nih dengarkan, dari seluruh teman lelaki kak artha sembilan persen menghilang tanpa jejak, dan hanya tersisa satu persen yang masih mengingat keluarga kita dan kak artha.” jawab rachel, membuat teka-teki pada dirga.
“Siapa yang satu persen itu?” tanya dirga.
“Ya kakak lah! Kakak pikir satu persennya siapa, selain kak dirga?” jawabnya, membuat dirga salah tingkah.
“Ah, sudah-sudah. Cepat makan nya. Yang makannya paling lama, cuci piringnya sendiri.” ucap kenzie, memutuskan pembicaraan dirga dan rachel.
“Ini, mamah sudah selesai makannya.” ucap Tania, memberikan piring nya pada kenzie.
“Oke, mah.” jawabnya, lalu mengambil piring mamahnya, “Dirga, kamu sudah selesai belum?” tanya kenzie.
“Ini. Aku juga sudah selesai.” jawabnya, lalu memberikan piring bekas makannya pada kenzie.
Sedangkan rachel, hanya melamun melihat yang lain sudah selesai makan, dan dia belum selesai makan. “Ah, kakak curang! Masa aku cuci sendiri lagi.” ucapnya, mengeluh di depan dirga.
“Masa kak dirga, yang akan mencuci piring bekas makanan kamu, atau mamah?” jawabnya, menyudutkan rachel.
“Iya-iya, aku cuci sendiri.” ucapnya, lalu kembali fokus memakan makanannya.
“Bagus,” jawabnya, lalu “Dirga, aku ke kamar sebentar ya, mau mandi.” ucapnya, melihat dirga yang kembali ke ruang tamu menuntun tania.
Dirga membalikkan punggungnya, “Iya, gak apa-apa. Aku tunggu di ruang tamu, sama tante tania.” jawabnya, membiarkan kenzie mandi.
“Oke.” ucap kenzie, lalu pergi ke kamar nya di lantai dua.
Setelah selesai makan malam bersama keluarga kenzie, dirga kembali lagi ke ruang tamu dan duduk berbincang dengan Tania, ibu dari kenzie. Membicarakan semuanya, termasuk tentang perasaan dirga pada kenzie.
Tania bertanya pada dirga, apakah dirga memiliki perasaan untuk kenzie, karena sedari dulu teman lelaki kenzie yang masih akrab dan mengingat keluarga kenzie hanya dirga saja.
“Dirga, boleh tante menanyakan sesuatu yang sedikit sensitif?” ucap tania, mulai ingin menanyakan hal itu.
Dirga tersenyum lebar, “Memangnya, tante mau tanya soal apa?” jawab dirga.
“Hm, Tante mau tanya... Tentang...” ucapnya, melambatkan ucapannya.
“Tante jangan bikin aku penasaran ya, aku gak suka kalau tante, bicaranya macet-macetan kayak gitu.” jawab, dirga.
“Hm, Tante mau tanya... Sebenarnya, kamu itu ada rasa gak sih sama artha?” ucap tania, malah membuat dirga terkejut.
Dirga sangat terkejut dengan perkataan yang sangat tiba-tiba itu, “Huh, kenapa tante tanya soal itu?” tanya dirga.
“Enggak apa-apa sih, cuma... Tante gak mau melihat anak tante, sedih karena dia dengan kesendiriannya dan terlalu pemilih itu.” jawabnya, masih menahan sesak di dadanya.
Dirga menunduk sambil tersenyum, “Aku paham maksud tante itu, tapi tante. Artha itu sudah dewasa, dia berhak memilih jodohnya sendiri. Jangan tante, memaksa dia untuk menikah dengan aku.” jawabnya, sangat menyentuh hati tania.
“Bukan begitu dirga. Tapi tante juga mau artha cepat-cepat menikah itu karena hanya itu salah satu cara, agar om joshua kembali lagi ke Indonesia. Kasihan artha, dia butuh sosok ayah di sampingnya, dia sangat merindukan om joshua. Tapi karena keadaan tante yang tidak memungkinkan, hingga akhirnya tante dan om joshua bercerai. Artha lebih memilih tinggal bersama tante, sedangkan tante pun tahu kalau dia lebih menyayangi ayahnya. Tante sedih, setiap artha pulang kerja, dia selalu menangisi ayahnya di kamar karena terlalu merindukan om joshua. Tante juga sudah mengizinkan kenzie untuk menetap di Belanda bersama ayahnya, tetapi dia tidak ingin meninggalkan tante dan tetap memaksa untuk tinggal bersama tante dan rachel. Tante merasa sangat amat bersalah pada artha, tante bingung tante harus melakukan apa lagi, agar om joshua kembali lagi ke sini untuk menemuinya.” jelas tania, mengaku pada dirga, jika ia dengan suaminya joshua telah bercerai.
“Om sama tante bercerai? Sejak kapan? Artha tidak pernah, membicarakan perceraian tante dan om joshua pada ku.” bisik dirga, takut rachel mendengar ucapannya
“Sebenarnya, om dan tante sudah lama berpisah, semenjak tante mengetahui penyakit ini. Dan kita berdua sepakat, untuk berpisah secara baik-baik, dan tidak mengatakan perceraian ini pada artha maupun rachel dan jevan.” jawabnya, malah membuat dirga takut.
“Kalau tante tidak memberitahukan pada anak-anak tante, lalu mengapa tante membicarakannya pada saya? Tante percaya sama saya? Saya hanya takut, jika suatu saat nanti masalah ini di ketahui oleh artha, tetapi melewati mulut saya sendiri, pasti hati artha lebih sakit lagi.” ucapnya, masih berbisik dengan tania.
“Tante percaya sama kamu, suatu saat juga akan terbongkar, tapi jangan sekarang. Tante tidak siap, menghadapi kekesalan artha pada tante dan om joshua yang bercerai. Tante mau, jika artha dan yang lain mengetahui perceraian ini, setelah tante meninggal. Agar tante tidak melihat kesedihan mereka bertiga yang begitu mendalam dan kekecewaan mereka.” jawabnya, yang tiba-tiba membicarakan kematian.
Sontak dirga terkejut, “Kenapa tante, bicara seperti itu? Tante tidak akan meninggal, Tante akan tetap sehat.” kesal dirga, dengan ucapan tania yang sembarangan.
“Tapi kan,-” ucap tania, tetapi ucapannya terpotong oleh kenzie yang sudah menuruni tangga, dan memanggil nama mereka berdua.
Kenzie menuruni tangga, “Mah, Dirga. Kalian lagi bicarakan siapa?” tanya kenzie, sambil mengeringkan rambutnya yang masih basah, dengan handuknya.
Dirga terkejut, “Artha? Sejak kapan kamu di sana?” tanya dirga.
“Baru saja. aku juga baru selesai mandi.” jawabnya, “Maaf ya Dirga, jadi menunggu lama.” ucap kenzie, meminta maaf.
Sambil menenangkan sikapnya, “It’s oke.” jawab dirga.
“Sebentar ya, aku mau bawa mamah ke kamar. Ayo mah kita ke kamar, sudah waktunya mamah untuk minum obat dan tidur.” ucapnya pada dirga, lalu membawa tania untuk ke kamarnya.
“Oh, oke. Ayo tante, istirahat di kamar ya.” jawab dirga, mempersilahkan kenzie membawa tania.
“Yaudah kalau gitu, tante ke kamar dulu ya, maaf jadi ganggu pikiran kamu.” ucap tania.
Dirga tersenyum, “It’s oke, tante.” jawabnya, dengan santai.
Kenzie pun membawa tania ke dalam kamarnya, untuk meminum obat dan beristirahat.
***
“Untung saja, dia tidak terlalu curiga, dengan sikap ku yang langsung tenang.” gumam dirga, sangat lega.
***
Setelah itu, giliran kenzie untuk berbincang dengan dirga.
Kenzie menghampiri dirga, dan duduk di sebelah dirga. “Sorry, aku lama banget ya.” ucapnya.
“Enggak, kok. Santai aja.” jawab dirga.
“Oh iya, tadi mamah bicarakan apa sama kamu? Apa dia membicarakan papah ku?” tanya kenzie.
“Enggak,” jawabnya, harus membohongi kenzie, “Dia cuma bercerita, kalau dia itu pengen banget kamu nikah.” ucapnya, mengalihkan pembicaraan.
“Ah masa, kayaknya mamah gak bicara itu deh. Yang terakhir aku dengar itu, katanya mamah mau meninggal, dan kamu jawab tante jangan bicara seperti itu? Benar bukan?” jawab kenzie.
“Ini nih, kelakuan kamu dari dulu, suka menguping pembicaraan orang! Itu gak sopan tahu!” kesal dirga.
“Memangnya mamah bicara apa saja? Kenapa dia mengatakan ingin meninggal?” tanya kenzie, semakin penasaran dengan pembicaraan dirga dengan tania.
“Kan sudah aku katakan tadi, dia itu ingin kamu segera cepat menikah. Takutnya, jika dia sudah meninggal lebih dulu karena penyakit-penyakitnya itu, sebelum melihat kamu memakai gaun pernikahan dan bersanding di pelaminan bersama calon suami mu nanti.” ucapnya, mengulang perkataan yang sama. Agar kenzie tidak merasa kecurigaan dan kebohongan.
“Ah, kalian berdua sangat menyebalkan. Pasti mamah menyuruh mu, untuk menikahi ku bukan?” ucap kenzie.
“Tidak, hm... Seperti mungkin saja, tapi... Aku juga mengatakan kalau kamu itu sudah dewasa, biarkan kamu sendiri yang menentukan jodoh mu, dan jangan paksa aku buat menikahi mu. Mungkin seperti itu yang aku katakan tadi, pada tante tania.” jawab dirga sangat santai.
“Hm, baguslah. Jawaban mu membuat hati ku sangat lega, terima kasih ya.” ucapnya.
“Iya, sama-sama.” jawab dirga, “Oh iya, ini sudah terlalu malam, aku langsung pulang ya, terima kasih atas makanannya. Sampai kan salam ku pada rachel, dan juga tante tania.” ucap dirga berpamitan pulang.
“Oke, akan aku sampai kan nanti. Aku antar sampai depan.” jawab kenzie.
Mereka pun keluar dari rumah kenzie, dirga pulang tanpa berpamitan pada tania dan rachel. Dirga berpikir, lebih baik pergi dari rumah kenzie saat itu juga, sebelum kenzie menanyakan tentang ayahnya, dia sangat khawatir jika dia tidak sengaja, mengatakan apa yang di beritahukan oleh tania padanya tadi, sebelum kenzie mendatangi mereka berdua.
“Sudah sampai sini saja, kamu kembali saja ke dalam.” ucapnya, menyuruh kenzie masuk ke dalam rumahnya.
“Kamu terlalu percaya diri ya, aku ikut keluar juga, karena mau memasukkan mobil ku ke garasi. Hahaha...” jawabnya, lalu tertawa terbahak-bahak.
“Hm, pantas saja. Tidak biasanya, seorang artha ingin mengantarkan tamunya pulang, sampai luar gerbangnya.” ucapnya, yang sangat mengetahui kebiasaan kenzie.
“Hm... Sudah sana pulang, katanya ada urusan lain lagi.” jawabnya, meledek alasan dirga yang ingin pulang dan tidak ingin makan malam bersama.
Dirga masuk ke dalam mobilnya lalu, “Iya-iya, bos. Yaudah, aku pulang dulu.” ucapnya, menyalakan mesin mobilnya, “Bye, artha.” pamit dirga.
“Bye, hati-hati di jalan.” jawabnya, melihat kepergian dirga. Selanjutnya dia juga bergantian memasukkan mobilnya ke dalam garasinya.
Setelah memasuki mobil ke dalam garasinya, pikirannya terganggu oleh pembicara dirga dengan mamahnya, yang sepertinya mereka membicarakan joshua ayah kenzie.
“Enggak Artha! Kamu gak boleh, negatif thingking sama teman kamu sendiri apa lagi sama mamah. Mungkin saja, apa yang di katakan dirga benar. Ah, mereka berdua sangat menyebalkan. Aku kan tidak menyukai Dirga! Hanya menganggap dirga sebagai teman biasa, kenapa mamah melewati batasnya. Argh!” gumamnya, lalu menutup gerbang dan masuk ke dalam rumahnya.

Comentário do Livro (233)

  • avatar
    Yxztna_28

    Bagus banget kk ceritanyaaaaa,,cepetan di up ya kk kelanjutannyaa gasabar niee,,,,semoga aja kenzie sama daffin bersatuu,,dan terornya selesaii,,jgn sampai kenzie nikah sama dirgaa,,jgn ya kk pliss,,udh bagus kalo kenzie sama daffin tpi apapun endingnya,,tetap semangat kk,,jangan lama2 ya kk upnyaa nungguin niee😊

    19/01/2022

      3
  • avatar
    Karll08

    nice

    2d

      0
  • avatar
    gempolbalerante

    Sangat berkesan sekali,,

    15d

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes