logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

3. Mendapatkan Pekerjaan

"Kamu berdiri! Siapa namamu?" tanya Fina dengan ekspresi wajah yang sulit ditebak.
"Daffa Aryan."
"Terima kasih telah mengikuti seleksi hari ini. Anda boleh meninggalkan ruangan ini sekarang."
"Sa—saya? Tidak diterima?"
"Mohon maaf, kami tidak menerima calon pekerja yang bisanya bermain ponsel disaat penting seperti ini," ucap Fina dengan sedikit penekanan.
Daffa memang asyik bermain ponsel sedari tadi. Sungguh sangat tidak sopan. Fina sama sekali tidak menyukai hal itu.
Daffa beranjak keluar tanpa bersalaman dan mengucap kata apapun. Kelakuannya tidak beda jauh dengan Bobby.
"Dea Arista dan Arina Bella. Selamat, kalian diterima di PT Ayu Kosmetika. Untuk peserta yang lain, mohon maaf, kalian bisa mencoba di lain kesempatan. Terima kasih," ucap Fina dengan mengulas senyum.
Para pelamar yang lain meninggalkan ruangan dengan mengucapkan selamat pada Dea dan Arina. Tak lupa mereka juga berjabat tangan dan berpamitan pada Fina.
Sekarang, hanya tiga orang dalam ruangan ini. Fina menjelaskan secara rinci tentang perusahaan Papanya ini. Dengan gaji pekerja yang terbilang cukup besar, pabrik kosmetik dan perawatan kulit ini mempunyai banyak produk untuk perempuan maupun laki-laki.
Setiap empat bulan sekali, para pekerja disini akan mendapat tiga jenis produk perawatan kulit dan satu jenis kosmetik. Tentu, ini sebagai bonus karena pekerja disini selalu amanah dan melaksanakan kerja sesuai aturan perusahaan. Belum lagi tambahan bonus dan fasilitas lainnya.
Untuk sementara ini, sebagai pemula Arina dan Dea mendapat posisi di bagian pengemasan. Banyak yang harus mereka pelajari. Jadi, mereka akan memasuki fase pelatihan terlebih dahulu selama tiga bulan.
****
Bapak dan Ibu Arina bangga setelah mengetahui putrinya diterima kerja disana.
"Asyik, dong! Nanti Mbak Arina bisa kasih uang jajan ke aku," celoteh Elly yang masih kelas tiga SD itu.
"Iya, doakan Mbak, ya, El. Kalian belajar yang rajin biar bisa sekolah yang tinggi. Oke?"
"Siap, Mbak!" ucap Elly dan Era bersemangat.
"Untuk merayakan kelolosan Arina, kita makan enak, yuk! Bapak hari ini ada rezeki tambahan. Sekarang, Ibu, tolong belikan makanan kesukaan anak-anak, ya?" pinta Pak Fajar pada istrinya.
Ketiga anak Pak Fajar dan Bu Anna begitu bahagia. Bu Anna beranjak dan pergi bersama Arina untuk membeli makanan kesukaan mereka.
Saat di jalan, mereka berpapasan dengan ibu-ibu yang lain.
"Bu Anna sama perawannya mau kemana?" sapa ibu-ibu.
"Mau beli makanan di depan gang sana. Ibu-ibu dari mana?"
"Kita dari rumah Bu Leni, biasa, kocok arisan," sahut Bu Tejo.
"Kata Bu Leni, Arina melamar kerja di pabrik kosmetik itu, ya?" tanyanya lagi.
"Iya, Bu," jawab Arina.
"Lama ya, nunggu panggilannya? Emang sih, yang kerja disitu hanya orang-orang yang penampilannya terpilih," imbuhnya lagi.
"Belum tentu. Keponakan saya baru melamar kerja disitu, kemarin wawancara. Eh, diterima. Padahal penampilannya juga biasa." Kali ini Bu Dona menimpali.
"Maaf, Bu Dona. Namanya Dea, bukan?" tanya Arina.
"Iya. Kamu kenal?" tanya Bu Dona.
"Kamu kenal, Nduk?" Bu Anna juga penasaran.
"Iya. Itu teman baru Arina. Kami berdua yang diterima dan kami satu bagian," ucap Arina membuat kaget ibu-ibu disana.
"Kamu diterima? Ah! Mungkin masih ada tes lagi," celetuk Bu Tejo tak percaya.
"Tesnya udah selesai, kali, Bu. Buktinya keponakan saya juga diterima," sanggah Bu Dona.
"Mungkin teman Dea yang ia maksud itu kamu, Rin. Soalnya, tadi dia cerita yang diterima hanya dua orang saja," lanjutnya lagi.
"Iya, Bu Dona. Memang hanya dua orang saja. Dea Arista kan, Bu?" tanya Arina memastikan.
"Iya. Semoga kalian berdua betah kerja disana," ujar Bu Dona.
Arina hanya mengangguk dan melempar senyum.
"Kami permisi, ya, Ibu-ibu?" Bu Anna dan Arina segera pergi membeli makanan, takut suami dan anak-anaknya keburu lapar.
"Heleh, palingan kerja baru seminggu udah berhenti," celetuk Bu Tejo.
"Hus! Jangan gitu, Bu Tejo. Kita doakan yang baik saja. Lagian, Arina juga bisa membantu ekonomi keluarga. Kasihan, adik-adiknya masih sekolah. Satunya kelas tiga SD, satunya lagi kelas satu SMP. Banyak biaya yang dibutuhkan. Sudah, saya duluan," ucap Bu Dona menjelaskan kemudian berlalu meninggalkan Bu Tejo.
Bu Tejo melengos sambil memanyunkan bibirnya mendengar penuturan Bu Dona.
****
Hidangan makan malam sudah tersaji. Ayam geprek, ikan bakar, dan martabak manis begitu menggugah selera.
"Hemm.. wanginya." Elly mengendus-endus aroma ikan bakar sambil memegang perutnya.
"Cuci tangan dulu, Nduk" pinta Pak Fajar.
"Jangan lupa berdoa," tambahnya lagi.
Mereka sangat menikmati makan malam ini. Disertai celotehan dari Elly yang menambah indah suasana di meja makan. Hal inilah yang sangat disukai Arina.
Berkumpul bersama keluarga dan menghabiskan waktu bersama setelah lelah dengan kegiatan masing-masing. Sungguh keluarga yang sangat manis.
Sebelum tidur, Bu Anna berbicara sedikit dengan Arina mengenai dunia kerja. Bu Anna kini duduk bersebelahan dengan Arina di tepi ranjang.
"Nduk, mulai besok kamu kan sudah bisa bekerja. Ibu mau berpesan, kamu jangan pernah ambil hati omongan orang yang melukai perasaan kamu. Dunia kerja itu keras. Kamu harus kuat, terutama mental kamu. Kamu harus fokus dengan kegiatanmu. Abaikan jika ada yang tidak menyukaimu. Wajar itu."
"Kenapa begitu?"
"Terkadang ada sebagian dari mereka takut tersaingi apabila kerja dari seorang karyawan baru, bagus. Mereka akan berlomba-lomba mendapat kepercayaan lebih dari atasan mereka. Tujuannya agar bisa menempati posisi yang lebih baik lagi." ucap Bu Anna sambil membenahi posisi duduknya lebih dekat lagi dengan Arina.
"Pokoknya kamu harus fokus dan manut saja apa yang diperintahkan oleh atasanmu. Jujur! Kamu harus bekerja dengan jujur. Jangan pernah berbuat curang! Jika ada temanmu yang menjelek-jelekkan temanmu yang lainnya, kamu jangan ikutan, ya? Yang terpenting fokus saja dengan apa yang kamu kerjakan. Jika kamu yang dicurangi oleh temanmu, kamu abaikan saja! Atasan sendiri yang akan menilai kinerjamu." imbuhnya lagi.
"Darimana Ibu tahu hal ini?" tanya Arina penasaran.
"Arina.. Arina, Ibu kan dulu juga pernah muda dan bekerja di pabrik saat seusiamu."
"Sekarang kamu tidur, besok bangun pagi. Jangan sampai terlambat. Harus disiplin!" pinta Bu Anna.
"Siap! Arina akan patuh sama apa yang Ibu katakan," jawab Arina sambil tersenyum.
Bu Anna tersenyum melihat wajah putrinya dan menyelimutinya.
Saat Bu Anna akan keluar dari kamar Arina, beliau berbalik dan tersenyum lagi menatap Arina. Tak terasa, putri kecil yang dulu ditimangnya kini sudah beranjak dewasa. Dulunya manja, sekarang akan memulai mencari rupiah. Bu Anna bergegas keluar dan menutup pintu sambil menyeka buliran bening di sudut matanya.
"Semoga kamu bahagia selalu, Arinaku," lirih Bu Anna kemudian berlalu.

Comentário do Livro (347)

  • avatar
    CuteAulia

    fina sangat amat baik

    12/06

      0
  • avatar
    MaulidtaLutfi

    suka sama ceritanya seru nyambung dari awal smpe akhir👍

    29/05

      0
  • avatar
    TariganOktania

    ceritanya seru sekali seperti jaman saya masih SMP

    28/04

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes