"Kau seperti parsel yang rumit untuk kusatukan"
Arkana Dwi Pranata
_______________________________________
"Happy reading*
***
Di kediaman Pranata saat ini tengah melangsungkan acara makan malam bersama. Hal ini bisa dikatakan rutinitas yang dilakukan di setiap malam hari
Mereka akan makan bersama pada meja yang selalu tersusun oleh hidangan yang berasal dari masakan sang bunda tercinta.
"Mas mau di ambilin lauk apa" tanya Sinta ibunda Arkana
"Ayam goreng aja sayang" balas Dirga ayah Arkana
"Arkan sayang, kamu mau lauk apa?" Tanya bundanya lagi
"Nanti Arkan ambil sendiri bun" jawab Arkana
"Kalo Dinda mau di ambilin lauk apa hmm?" Tanya bundanya lagi pada sang adik
"Ayam goreng juga bunda, kasi sambel terasinya juga yahh hehe" jawabnya sambil cengengesan
"Yaudah siniin piringnya" ucap Sinta lagi
"Makasih bunda sayang" balas Dinda
Makan malam pun dilakukan dengan hikmat, hingga Dinda kembali berceloteh
"Bunda tau nggak?" Ucapnya membuat bunda penasaran. "Bang Arkan abis nyium cewe" lanjutnya
"Uhuk..." Arkan tersedak
"Nyium cewe?" Tanya Sinta sedikit kaget
"Iya bunda, mana cewenya cantik lagi" celoteh Dinda lagi
"Bang? Bener yang dibilang adik kamu?"
"Iya bunda" cicit Arkan
"Anak kita udah dewasa ternyata" timpal ayahnya sambil terkekeh
"Mas..."
"Iyaiya enggak sayang"
"Abang kok nyium cewe sihh?" Kesal Sinta. "Diakan bukan mahramnya Abang" sambungnya
"Maaf Bun, Abang nggak sengaja" balas Arkana sambil meringis kecil
"Nggak sengaja apaan, jelas-jelas Abang niat nyium" Dinda kembali bersuara
"Diam Lo!" Sentak Arkana. "Emang nggak sengaj-"
"Ihh sengaja Abang, jelas-jelas Abang bilang gini ke si cewe 'duduk atau gue cium' nahh itu emang niat Abang" celoteh Dinda lagi
"Yahh tapikan abang-"
"Pokoknya bunda pengen besok Abang minta maaf sama cewenya!" final bunda. "Kasian anak gadis orang main di cium aja" ucapnya sedikit kesal
"Iya bunda"
"Sudah...berhenti bertengkar, kita lanjut makan dulu" ujar Dirga menengahi
"Iyaa.."ucap mereka serempak
Setelah melakukan makan malam bersama, Sinta kemudian membereskan bekas makan mereka, tentunya di bantu dengan Dinda si anak bungsu.
Sinta Masih sedikit kesal kepada sang anak sulung yang seenaknya mencium anak gadis orang. Jika Sinta berada di posisi gadis itu pasti dia juga akan marah
"Bunda Masih marah sama Abang?" Ucap Arkan sambil memeluk bundanya dari arah belakang
"Bunda nggak marah, cuman kesal aja" balas bundanya
"Yaudah maaf bunda, janji nggak ngulangin lagi" lirihnya
"Huft Iyaa...kamu ke kamar gihh istirahat" ujar bundanya lagi
"Iya bunda..good night" ucapnya sambil mencium pipi bundanya
"Good night sayang"
Arkana pun berlalu ke kamarnya meninggalkan sang bunda yang geleng-geleng kepala
"Dasar anak itu"
Di dalam kamar, Arkana terus saja memikirkan Mesya, mulai dari marahnya, tangisannya hingga kerapuhan yang di saksikan oleh Arkana sendiri. Benak Arkana terus bertanya-tanya
"Sebenarnya Lo siapa sihh" Pertanyaan yang selalu menari-nari di pikiran Arkana
Semenjak kehadiran Mesya di sekolah, ia merasa tidak setenang dulu, hadirnya sosok cewe bar-bar yang tak punya rasa takut terhadap Arkana, gadis berhijab yang sayangnya sangat cantik itu berhasil membuat seorang Arkana merasa tidak tenang.
"Akhh...kayaknya gue udah gila!" teriak Arkana kesal sambil meremas rambutnya
Pikirannya sekarang tengah di penuhi oleh Mesya
"Mesya"
"Mesya"
"Mesya"
"Akh..tau ahh, gue pusing"
Kringg...kringg
Handphone Arkana berbunyi pertanda ada panggilan masuk
"Halo" ucap si penelepon
"Hmm.." balas Arkana
"Lo Masi hidup kan Ar?"
"Bacot! Ngapain?"
"Hah?" Bingung si penelepon
"Ngapain Lo nelpon"
"Oiya..gue sampai lupa, Lo mau ikut balapan nggak?" Tanya si penelpon. "Hadiahnya lumayan nih Ar buat nambah uang jajan anak-anak" sambungnya lagi sambil terkekeh
"Kapan?"
"Besok malam, di tempat biasa" ucap si penelepon lagi
"Yaudah"
"Lo mau?" Tanya nya memastikan
"Hmm..."
"Wihh okey dahhh" girang si penelpon. "Assala-"
Tut..
"Huft.."
"Setidaknya balapan buat pikiran gue teralihkan" gumamnya
_______________________________________
Tinggalin jejak yahh guys...