logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 7 Perundungan

Rena sudah berada di kantor pak bram, namun di karena kan pak bram belum datang, rena pun di minta untuk menunggu di ruangannya.
Beberapa saat kemudian pak bram pun datang, rena langsung berdiri dari duduk nya untuk menyapa pak bram.
"Selamat pagi pak," Sapa rena sambil tersenyum
"Pagi, maaf sudah menunggu lama,"
"Ah tidak apa-apa pak,"
"Kalau tidak salah nama kamu rena ya,"
"Iya betul pak, saya rena,"
"Aku dengar kamu sangat paham di bidang industri?"
"Iya pak, dulu saya pernah bekerja di bidang industri selama 10 tahun dan kebetulan mantan suami saya juga seorang pengusaha industri jadi saya sangat paham pak,"
"Jadi kamu dan suami kamu...?"
"Iya pak, saya dan suami saya baru bercerai,"
"Oh begitu," Mata pak bram menatap rena dari atas sampai bawah.
"Ok kalau memang kamu sudah paham di bidang industri aku ingin kamu membuktikannya! saat ini juga kamu sudah bisa langsung bekerja,"
"Saat ini juga pak?"
"Iya, apa kamu keberatan?"
"Tidak pak, malah saya senang,"
"Kalau begitu, silahkan bekerja!"
"Baik pak," Dan hari itu juga rena di minta untuk langsung bekerja.
****
Sementara itu di sekolah, bulan nampak kesakitan akibat dari perbuatan laura tadi.
Ancaman dari laura membuat bulan takut, dalam hatinya dia bertanya apa yang akan laura perbuat lagi padanya? Apakah dia belum puas setelah apa yang dia perbuat pada dirinya tadi? Bulan tampak bingung, apa yang harus dia lakukan? Apakah dia harus melawan? Namun apakah dia sanggup melawan laura?
Di jam istirahat bulan hendak pergi keluar kelas namun di tahan oleh jesika dan silvia, setelah keadaan di kelas sepi, laura bangkit dari duduk nya dan langsung menampar bulan.
Bulan hanya memegangi pipinya sambil menangis, dia hendak berlari keluar kelas namun lagi-lagi di halangi oleh jesika dan silvia.
"Mau kemana kamu?" Ucap jesika
"Haha kamu tidak bisa kemana-mana bulan," Ucap laura dan lalu dia mendorong bulan sehingga kepala bulanpun terbentur ke tembok, bulan tambah kesakitan.
Di luar kelas, kebetulan teman bintang yang bernama adit tidak sengaja melihat hal itu, dan lalu aditpun langsung bergegas untuk memberitahu bintang.
"Bintang, ternyata kamu di sini," Ucap adit dengan terengah-engah.
"Ada apa dit?" Tanya bintang dengan heran
"Bulan tang,"
"Bulan kenapa?"
"Bulan di pukulin laura di kelas,"
"Apa?" Tanpa bicara lagi, bintang pun langsung berlari menuju kelas.
Laura tampak sangat senang melihat bulan menangis kesakitan.
"Haha bagaimana apa sekarang kamu sudah mengerti, inilah akibatnya bila berani melawan ku," Namun tampaknya laura masih belum puas, dia pun hendak menampar bulan lagi tapi bintang yang sudah berada di sana menghentikan tindakan laura tersebut.
"Laura hentikan! apa yang kau lakukan?"
Lalu bintang membantu bulan untuk berdiri.
"Bulan, kamu tidak apa-apa?" Bintang tampak terkejut saat melihat memar di dahi bulan.
"Bintang, kok kamu belain dia sih?" Laura tidak terima bintang menolong bulan.
"Jawab aku ra, kenapa kamu lakukan ini sama bulan?"
"Aku tidak suka bulan deket sama kamu,"
"Kamu tidak berhak melarang siapapun untuk dekat denganku terutama bulan,"
"Tapi aku tidak suka, karena aku suka sama kamu,"
Setelah itu di karenakan jam istirahat sudah habis, para muridpun sudah kembali ke kelas.
Wajah laura tampak masam, dia sangat kesal karena bintang tidak pernah mempedulikan perasaannya.
Di saat jam sekolah sudah habis, bulan langsung bergegas untuk pulang lalu bintang mengejarnya.
"Bulan, tunggu! Biar aku antar pulang,"
"Tidak usah, aku pulang sendiri saja," Ucap bulan sambil terus berjalan
"Tidak bulan, aku harus mengantarmu pulang,"
"Bintang, aku mohon jauhi aku! apa kamu tidak mengerti setelah apa yang laura perbuat terhadapku? aku tidak mau berurusan lagi dengan dia,"
Bintang pun terdiam, setelah itu ojek online yang di pesan bulan sudah datang dan bulan pun langsung pergi meninggalkan bintang begitu saja.
Laura yang melihat hal itu, langsung menghampiri bintang.
"Bintang, sudahlah sepertinya bulan tidak peduli sama kamu,"
"Semua ini gara-gara kamu," Bintang Tampak sangat kesal
"Ya salah dia sendiri kenapa deketin kamu,"
"Aku minta sama kamu, jangan pernah lagi ganggu bulan,"
"Ok, aku tidak akan pernah mengganggunya lagi tapi dengan satu syarat, kamu harus mau jadi pacar aku!"
"Apa? Mana mungkin aku mau jadi pacar kamu,"
"Ya itu sih terserah kamu, kalau kamu tidak mau, maka aku akan terus mengganggu bulan,"
"Kamu memang licik,"
"Haha, jadi bagaimana? Apa kamu mau jadi pacar aku?"
Bagi bintang, ini adalah pilihan yang sulit karena sedikitpun dia tidak pernah menyukai laura, namun jika dia menolak dia takut laura melakukan hal yang lebih buruk lagi pada bulan.
"Baiklah, aku mau jadi pacar kamu, tapi kamu harus berjanji padaku untuk tidak mengganggu bulan lagi!"
"Ya selama kamu mau menuruti semua yang aku katakan, maka aku tidak akan pernah mengganggu bulan lagi,"
"Ok, aku akan turuti semua maumu,"
"Baguslah kalau begitu, berarti mulai sekarang kita pacaran,"
"Iya,"
"kalau begitu sekarang kamu anterin aku pulang ya!"
Setelah itu mereka pun pulang.
****
Di sore hari, bintang tidak bisa berhenti memikirkan bulan, dia baru sadar bahwa inti dari permasalahannya adalah dirinya, dan dia juga baru mengerti kenapa bulan selalu menjauhinya seakan tidak mau dekat dengannya, alasannya ternyata bulan takut pada laura.
"Ah sial, kenapa aku baru mengerti sekarang, gara-gara aku bulan jadi terkena masalah," Gumamnya dalam hati, lalu dia pun memutuskan untuk menemui bulan dan meminta maaf.
"Mah, aku pergi dulu sebentar,"
"Kamu mau kemana sayang?" Tanya dewi ibunya
"Aku mau ke rumah bulan,"
"Oh, ya sudah hati-hati ya!" Dewi pun tersenyum
"Iya mah,"
Beberapa menit kemudian, bintang sudah sampai di rumah bulan, dia pun langsung menekan bel.
Tidak lama kemuadian, bulan pun membuka pintu.
"Bintang," Bulan tampak terkejut.
"Hai bulan,"
"Mau apa kamu kesini?"
"Mmmm aku mau minta maaf,"
"Maaf untuk apa?"
"Gara-gara aku, kamu di sakiti oleh laura,"
"Jadi sekarang kamu sudah mengerti? Bagus lah kalau begitu, mulai sekarang jangan pernah ganggu aku lagi!" Bulan pun langsung menutup pintunya.
"Bulan, tolong buka pintunya! Aku masih ingin bicara dengan kamu, bulan, aku mohon maafkan aku!" Namun bulan tidak menghiraukannya.
Di dalam rumah, bulan tampak sedang menangis, sebenarnya dia tidak mau menjauhi bintang, bagaimanapun juga bulan sangat menyukai bintang dari dulu.
Bintang merasa, bulan sudah tidak mempedulikannya, dia merasa bulan sangat membencinya, dan akhirnya bintangpun memutuskan untuk pulang.
Setelah sampai di rumah...
"Loh kok sudah pulang, sebentar banget ketemu bulan nya?" Tanya dewi, namun bintang langsung menuju kamarnya tanpa menjawab pertanyaan ibunya.
"Kok bintang gak jawab? Ada apa dengannya?" Gumam dewi dalam hati.

Comentário do Livro (139)

  • avatar
    MarbunRani

    mau kelanjutan nya dong

    4d

      0
  • avatar
    MashaMaritsha

    Sangat keren dan tidak membosankan

    5d

      0
  • avatar
    KullbetWahyu

    baguss. sanggar

    16d

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes