logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 6 pilihan yang egois

Di malam itu, rena tampak memikirkan apakah dia mampu membuka sebuah caffe dalam waktu yang singkat? Lalu rena membuka sebuah laci dan mengambil sebuah kotak yang di dalamnya terdapat beberapa perhiasan, ada juga beberapa di antaranya adalah perhiasan peninggalan orang tuanya. "hanya ini yang aku punya," Gumam rena dalam hati.
"Bu.." Bulan tiba-tiba masuk ke kamar ibunya.
"Ya bulan,"
"Ibu sedang apa?"
"Nggak, ibu cuma sedang memeriksa perhiasan ibu saja,"
"Oh, bu aku mau minta sesuatu, boleh?"
"Kamu minta apa sayang?"
"Mmmm aku kepengen sepeda motor bu,"
"Untuk apa?"
"Ya untuk ke sekolah,"
"Oh iya ibu lupa bilang sama kamu, jadi mulai sekarang kamu akan bareng sama bintang untuk pergi ke sekolah,"
"Aku gak mau bareng sama dia bu,"
"Loh kenapa?"
"Gak apa-apa, gak mau saja,"
Renapun menatap dan memegang kedua tangan bulan.
"Cerita sama ibu! Apa yang terjadi di antara kalian?"
"Jadi gini bu, teman aku yang bernama laura menyukai bintang, dan laura tidak suka aku dekat sama bintang,"
"Terus kamu memilih untuk menjauhi bintang?"
"Iya bu,"
"Apakah bintang menyukai gadis itu?"
"Kurasa tidak bu,"
"Mmmm berarti kamu egois,"
"Kok egois bu?"
"Iya dong sayang, coba kamu pikir! kamu jauhi orang yang sudah lama kamu kenal hanya demi menuruti keinginan orang lain, orang yang baru kamu kenal, kamu sama bintang itu sudah kenal dari kecil, kok kamu gitu sih sama bintang?"
"Tapi bu, laura tuh orang nya jahat, semua orang di sekolah gak ada yang berani sama dia, apa ibu mau aku di apa-apain sama dia?"
"Coba kamu jujur sama ibu! Apa kamu menyukai bintang?"
"Ih ibu apaan sih?" Bulan tampak malu
"Ibu hanya ingin tahu perasaan kamu sama bintang,"
"Apa harus aku jawab bu?"
"Ya harus dong sayang!"
"Iya, aku menyukai bintang," Pipi bulan tampak memerah.
"Lalu apa kamu rela bintang di sukai oleh gadis jahat seperti laura itu?"
"Sebenarnya tidak rela sih bu,"
"Apa kamu pikir hati bintang tidak terluka di jauhi sama kamu?"
"Soal itu aku tidak tahu, namun aku perhatikan sepertinya iya,"
"Mmmm ibu tidak tahu sejahat apa gadis yang bernama laura itu, ibu pun gak mau kamu kenapa-kenapa, tapi ibu juga tidak mau kamu jadi anak yang pengecut,"
"Kok ibu ngatain aku pengecut?"
"Harusnya kamu mengerti di saat kamu memilih zona nyaman berarti kamu sudah memilih untuk menjadi anak yang pengecut dan egois, karena di saat itu pula tanpa kamu sadari akan ada orang yang kamu sakiti,"
Bulan pun merenung.
"Iya bu aku mengerti,"
Rena berpikir sejenak dan lalu...
"Ya sudah nanti ibu belikan sepeda motor untuk kamu,"
"Beneran bu?" Bulan tampak girang
"Iya, tapi ada syaratnya,"
"Ah ibu, syaratnya apa?"
"Kamu ibu belikan motor tapi saat itu juga kamu tidak akan dapat uang jajan dari ibu,"
"Kok gitu sih bu, terus aku gak bakalan punya uang dong,"
"kalau ingin punya uang ya kamu harus kerja,"
"Apa? Masa aku harus kerja sih bu?"
"Ya sudah kalau kamu tidak mau,"
"Mmmm iya iya aku mau deh, tapi aku harus kerja apa?"
"Kalau soal itu nanti ibu carikan pekerjaan yang cocok untuk kamu,"
"Iya bu, bu aku sudah ngantuk,"
"Ya sudah kamu tidur gihh!"
"Iya bu aku tidur ya," Bulan pun mencium pipi ibunya dan lalu beranjak menuju kamarnya.
Rena melakukan itu bukan karena perhitungan tapi dia memiliki tujuan tertentu.
Syarat dari rena untuk bulan mungkin sedikit berat namun tujuan rena melakukan itu tiada lain dan tiada bukan yaitu rena hanya ingin bulan belajar mandiri dari sekarang, dengan begitu saat rena meninggal nanti setidaknya bulan bisa mengurus dirinya sendiri tanpa harus mengandalkan orang lain.
Beberapa saat kemudian dewi menelpon,
"Iya wi ada apa?" Rena langsung mengangkat telepon dari dewi.
"Hallo ren, aku sudah dapat pekerjaan untuk kamu,"
"Beneran wi?"
"Iya beneran ren, kamu akan bekerja di sebuah perusahaan industri, pemilik perusahaan yang bernama pak bram tersebut sedang mencari seseorang yang sudah paham di bidang industri, dulu kan kamu sudah lama tuh bekerja di bidang industri jadi aku pikir kamu cocok dengan pekerjaan ini,"
"Iya wi, untuk bidang industri aku sudah paham,"
"Ya sudah besok kamu temuin saja pak bram ke kantornya!"
"Ok baik wi, eh wi aku mau minta tolong lagi sama kamu, boleh?"
"Boleh, minta tolong apa ren?"
"Tolong cariin pekerjaan sambilan untuk bulan wi!"
"Haah bulan mau kerja ren? kamu serius? Aduh ren kalau kamu kesulitan dalam masalah uang bilang saja sama aku! aku pasti bantu kok,"
"Kamu apaan sih wi, bukan itu maksud aku, aku hanya ingin bulan belajar mandiri saja dari sekarang,"
"Oh begitu, haha jadi salah paham deh aku, pas banget ren kebetulan teman nya mas andi sedang membutuhkan karyawan untuk caffe miliknya,"
"Yang benar wi?"
"Iya ren, besok aku coba tanyain lagi deh ya,"
"Iya wi, terimakasih ya,"
"Iya sama-sama ren, kalau begitu sudah dulu ya ren, daaah,"
"Daaah,"
Di karenakan sudah mengantuk, rena pun tidur.
****
Keesokan harinya, di pagi hari rena yang sudah berpakaian rapi dan berdandan cantik tampak sedang menyiapkan sarapan untuk bulan.
"Bu, ibu cantik banget hari ini, ibu mau kemana?" Tanya bulan yang sudah siap dengan seragam sekolah nya.
"Ibu mau menemui pak bram,"
"Pak bram itu siapa bu?"
"Pak bram itu pemilik perusahaan industri, ibu berniat untuk bekerja di perusahaan nya,"
"Oh begitu, gara-gara ayah ibu jadi harus bekerja, aku masih belum mengerti bu, kenapa ayah begitu tega ninggalin kita?"
Rena terdiam sejenak..
"Mmmm bisa di bilang ayah mu lebih memilih jalan nya sendiri, jadi mulai sekarang kita akan menjalani hidup kita berdua saja, dan ibu minta sama kamu untuk tidak membicarakannya lagi ya!"
"Iya bu,"
"Ya sudah, ayo berangkat!"
Di saat mereka hendak masuk ke dalam mobil, tiba-tiba bintang datang.
"Eh bintang," Ucap rena.
"Pagi tante?" Sapa bintang
"Pagiii,"
"Aku mau jemput bulan tante,"
"Oh iya, bulan, bintang jemput kamu tuh,"
"Bu, aku berangkat sama ibu aja ya,"
"Jangan dong sayang, kasihan bintang sudah jemput kamu kesini,"
"Tapi bu,"
"Sudah, berangkat sana! nanti kesiangan,"
Dengan sedikit terpaksa, akhirnya bulan pun berangkat bersama bintang.
"Ya sudah, aku berangkat ya bu," Bulan pun mencium tangan dan juga mencium pipi ibunya.
"Iya sayang, bintang hati-hati ya bawa motor nya!"
"Iya tante, mari tante,"
"Mariii,"
Setelah itu rena juga bergegas pergi untuk menemui pak bram.
****
Setelah sampai di sekolah, seperti kemarin bulan meminta bintang untuk masuk duluan karena dia tidak mau laura sampai tahu. Ketika bulan hendak menuju kelas, tiba-tiba laura mendorong bulan dari belakang sehingga bulan pun tersungkur jatuh.
"Haha rasain, itu akibatnya kalau berani menentangku," Laura beserta jesika dan silvia tertawa puas.
"Kenapa kamu mendorongku ra?"
Lalu laura menjambak rambut bulan.
"Kamu pikir aku tidak tahu, aku sudah bilang jangan pernah dekatin bintang!"
Bulan tampak kesakitan, dan lalu bel sekolah pun berbunyi.
"Lihat saja nanti, aku akan membuatmu menyesal," Laura mengancam, sepertinya laura berniat untuk terus menindas bulan.

Comentário do Livro (139)

  • avatar
    MarbunRani

    mau kelanjutan nya dong

    5d

      0
  • avatar
    MashaMaritsha

    Sangat keren dan tidak membosankan

    5d

      0
  • avatar
    KullbetWahyu

    baguss. sanggar

    17d

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes