logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 5 ikhlas dan terima

Di pagi hari rena pun sudah terbangun, kepalanya masih terasa pusing dadanya pun masih terasa sesak namun dia memaksakan untuk berdiri dari tempat tidurnya dan dengan langkah yang sempoyongan renapun keluar dari kamar.
"Bulan_," Dengan suara yang masih berat rena memanggil bulan anaknya. Bulan yang mendengar panggilan tersebut langsung menghampiri ibunya.
"Ibu_ ibu sudah bangun!" Bulan memeluk ibunya
"Syukurlah ibu sudah siuman, aku sangat khawatir,"
"Ibu baik-baik saja sayang," Jawab rena dengan lembut.
Lalu dewi yang sedang berada di situ juga langsung menghampiri rena dan memeluknya "Aku sangat senang kamu baik-baik saja ren," Ucap dewi dengan rasa senang.
Rena tampak kebingungan kenapa dewi berada di rumahnya sepagi ini, di tambah tidak hanya dewi, andi suami dewi beserta bintang putranya pun berada di rumahnya.
Setelah itu dewi pun menjelaskan, ternyata di saat rena pingsan semalam bulan menghubungi dewi untuk meminta tolong karena dia tidak tahu lagi harus meminta tolong sama siapa, di saat itu pula dewi beserta suami dan putranya pun langsung ke rumah rena.
"Terimakasih ya, aku minta maaf, aku jadi ngerepotin kalian," Rena merasa tidak enak pada mereka
"Ah gak ngerepotin kok, lagi pula kita sudah kenal lama," Ucap andi
"Iya ren, kita sudah seperti saudara sudah seharusnya saling menolong," Tambah dewi
"Sekali lagi terimakasih banyak," Ucap rena
"Sudah tidak usah di pikirkan, yang penting sekarang kamu baik-baik saja,"
"Iya wi,"
Setelah itu andi pun pergi kekantor, sedangkan bintang berangkat bersama bulan menggunakan sepeda motornya karena mereka satu sekolah, tidak hanya satu sekolah mereka juga satu kelas.
Bulan dan bintang mereka seumuran, bintang lahir lebih dulu lalu sebulan kemudian rena pun melahirkan bulan, di saat itu dewi menyarankan rena untuk menamai anaknya itu bulan dengan alasan yang sederhana yaitu dewi berharap anak mereka bisa berjodoh sehingga dia dan rena pun bisa menjadi keluarga.
Dari kecil hingga SMP hubungan bulan dan bintang sangat dekat, namun setelah SMA dengan suatu alasan bulan menjauh dari bintang, sehingga hubungan mereka pun tidak sedekat dulu.
Beberapa saat kemudian mereka pun sudah tiba di sekolah.
"Ayo kita masuk!" Ajak bintang
"Mmmm bintang, kamu masuk duluan saja ya!"
"Memangnya kenapa?"
"Aku tidak mau kita terlihat bareng,"
"Ya sudah," Bintang pun masuk ke kelas duluan, dalam hati dia sedikit tidak mengerti kenapa bulan tidak mau terlihat bareng dengannya.
Setelah itu bulan pun hendak menuju kelasnya namun di hadang oleh ketiga temannya yaitu laura, jesika dan silvia.
"Bulan, aku lihat tadi kamu bareng sama bintang?" Tanya laura
"Mmmm iya ra, kebetulan saja bintang dan orang tuanya sedang berada di rumahku, jadi kita berangkat bareng deh,"
"Kok bisa?"
"Iya ra soalnya ibuku sedang sakit, dan bintang beserta orang tuanya berkunjung ke rumahku, aku kan pernah cerita sama kamu kalau ibuku dan ibunya bintang sudah sahabatan lama,"
Lalu tiba-tiba laura mendorong bulan ke dinding, laura tampak kesal.
"Aku tidak peduli ibu kalian sahabatan sudah lama, satu hal yang harus kamu ingat bahwa aku menyukai bintang sudah lama jadi jangan coba-coba untuk dekat dengannya, mengerti?"
"Iya ra aku mengerti," Bulan pun menundukan kepalanya
"Bagus, kali ini kamu aku maafkan, tapi lain kali jika aku melihat kamu dekat dengan bintang lagi, kamu tanggung akibatnya!"
Bulan tidak bisa berkata apa-apa lagi, dalam hatinya sebenarnya dari dulu bulan mempunyai perasaan suka pada bintang namun dia tidak berani menentang laura gadis yang di kenal kejam dan suka membully anak yang lain di sekolahnya itu, karena alasan itulah bulan memilih untuk menjauhi bintang.
****
Sementara itu rena tampak tidak banyak bicara, tatapannya kosong yang dia lakukan saat ini hanyalah melamun, rena sungguh tidak menyangka nasibnya akan seperti itu.
"Ren, sebenarnya apa yang terjadi semalam?" Tanya dewi
"Ternyata mas ferdi sungguh-sungguh ingin menceraikan aku wi, semalam mas ferdi kesini untuk mengemasi barang-barangnya bersama jeni wanita selingkuhannya itu,"
"Apa? Lelaki brengsek dia memang tidak punya hati,"
"Aku sepenuhnya sudah ikhlas menerima nasibku, namun saat ini aku bingung harus gimana wi, mas ferdi sepertinya tidak sudi mengurus bulan, lagi pula aku pun tidak mau anakku bulan hidup bersama orang seperti dia,"
"Soal itu kamu tidak perlu khawatir ren, nanti biar aku yang mengurus bulan anakmu,"
"Tidak wi, aku tidak mau merepotkanmu terus menerus, aku kepikiran untuk membuka sebuah usaha misalnya sebuah caffe mungkin, dengan begitu aku bisa tenang saat meninggal nanti,"
"Mmmm menurutku itu bagus juga, nanti aku akan membantu mengelolanya, ya setidaknya sampai anakmu bulan bisa dan paham,"
"Tapi modal nya pasti besar, aku tidak mempunyai uang sebanyak itu,"
"Soal modal kamu tenang saja, nanti aku coba bilang ke mas andi,"
"Tidak wi, sebaiknya aku bekerja saja,"
"Loh kenapa ren? Pikirkan kondisimu saat ini ren!"
"Kamu tenang saja wi aku kuat kok, aku ingin mendirikan sebuah caffe dengan usaha dan kerja kerasku sendiri wi,"
Dewi tidak bisa berkata apa-apa lagi, ya begitulah rena yang tidak pernah mau sampai merepotkan orang lain.
"Ya sudah kalau begitu nanti aku coba tanya ke mas andi, siapa tahu ada pekerjaan untuk kamu,"
"Terimakasih ya wi,"
"Iya sama-sama ren,"
****
Di sekolah, saat jam istirahat laura menghampiri bintang dan mengajaknya untuk ke kantin, namun bintang tidak mempedulikannya. Saat itu bintang berdiri dan menghampiri bulan
"Bulan, ayo ke kantin!" Ajak bintang, namun bulan menolak sambil memalingkan wajahnya.
Melihat hal itu laura sedikit kesal lalu dia menarik tangan bintang dengan sedikit memaksa. "Bintang ayo sama aku saja," Dan akhirnya bintang pun terpaksa pergi bersama laura.
Di kantin, bintang sama sekali tidak mempedulikan setiap apa yang di ucapkan laura karena pikirannya saat ini hanya tertuju pada bulan, hal yang menjadi pertanyaan di pikiran bintang adalah kenapa sikap bulan seperti itu pada dirinya, sedangkan dulu mereka sangat dekat.
"Bintang, kok kamu diam saja dari tadi, kamu lagi mikirin apa sih?" Tanya laura
"Bukan urusanmu," Jawab bintang dengan sikap yang dingin
"Ih kok kamu gitu sih sama aku?"
Bintang tidak menghiraukannya dan dia pun beranjak pergi begitu saja.
Sikap bintang yang begitu dingin membuat laura sangat kesal.
Jam sekolah sudah habis, para murid pun bergegas untuk pulang, begitu juga dengan bulan yang sedang berdiri di depan gerbang sekolah, dan lalu bintang dengan sepeda motornya menghampiri bulan.
"Bulan, ayo naik!" Ajak bintang
"Nggak, aku pulang sendiri saja," Jawab bulan
"Mmmm ibumu menyuruhku untuk pulang bareng sama kamu,"
"Tapi aku nggak mau,"
"Kamu harus mau, aku tidak enak sama ibu kamu,"
"Mmmm ya sudah," Akhirnya bulan pun mau pulang bareng sama bintang.
Di kejauhan, jesika tidak sengaja melihat bulan bersama bintang
"Ra_ ra, lihat tuh bulan pulang bareng sama bintang," Ucap jesika
"Wah sialan tuh anak, besok harus kita kasih pelajaran," Laura tampak sangat marah
"Betul tuh ra, itu anak harus di kasih pelajaran biar kapok," Ujar silvia
"Ya kita lihat saja besok, aku akan membuat bulan menderita," Laura sepertinya memiliki niat jahat terhadap bulan, apa yang akan dia lakukan?

Comentário do Livro (139)

  • avatar
    MarbunRani

    mau kelanjutan nya dong

    5d

      0
  • avatar
    MashaMaritsha

    Sangat keren dan tidak membosankan

    6d

      0
  • avatar
    KullbetWahyu

    baguss. sanggar

    17d

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes