logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Post It

Denting jam yang terus berdetak tak bisa membuatku terlelap. Panggilan telfon sudah satu jam berlalu tapi masih enggan terputus.
"Bu. Maaf nilainya Almira ada yang C. Nanti Almira ngga ulangi lagi di semester depan,"ucapku.
"Nggak papa Nak. Belajar yang rajin masalah nilai gampang yang penting berkah ilmu nya. Allisya diterima jurusan Kedokteran dengan beasiswa alhamdulillah Nak,"
"Alhamdulillah jadi ngga berat di Bapak sama Ibu,"ucapku tak enak hati.
"Alhamdulillah semua sudah rezeki nya masing-masing. Tinggal Aliza masih di SMA. Dia diterima di sekolah mu Nduk. Bagus kok memang sekolah mu dulu itu,"
"Aliza jurusan apa Bu,"
"Jurusan IPA lah. Katanya dia mau mau ambil farmasi,"
"Oalah alhamdulillah kalo gitu. Nanti tahun depan insya Allah Almira lulus Bu. Doakan aja cepet kelar kuliah nya biar bisa kerja bantuin biaya pendidikan Allisya sama Aliza,"
"Aamiin yang penting sekarang fokus dulu. Apapun yang kamu cita cita kan kejar itu Nak,"
Sebuah chat mencuat dari nomor tak dikenal membuat fokus ku teralih. Namun begitu ku lihat profil nya ternyata ayahnya Naina. Sepertinya Naina memakai ponsel ayahnya menghubungi ku.
Kakak koploan
Kapan kakak main ke sini
Rentetan chat itu hanya ku tatap sejenak sebelum ku hapus. Mood ku terlalu buruk mengingat kejadian beberapa hari lalu. Aku ngga mau terkait dengan keluarga itu lagi.
"Bu. Almira di ajak Ayesha ke pulau Derawan boleh ngga. Selama beberapa bulan ini Almira sudah nabung kok Bu,"
"Iya Nduk yang hati-hati. Salam buat bapak sama Ibu nya Ayesha ya. Uang nya cukup,"
"Alhamdulillah lebih malah Bu. Almira tutup ya Bu. Nanti Ibu langsung istirahat aja biar besok cepat tidur,"ucapku menutup panggilan telfon. "Almira liat udah cocok belum,"ucap Ayesha entah berapa kali dia terus berganti model baju. "Bagus bagus. Suka lagi aku yang begini warna nya,"ucapku. "Nah sip. Koper mu bawa yang besar itu kah,"tanya Ayesha.
"Bawa tas ransel aja cukup,"ucapku santai. "Kita dua hari nginap loh Al,"ucap Ayesha. "Kalo basah tinggal cuci sama jemur. Aku bawa sabun cuci,"ucapku. "Allahu ada juga makhluk begini. Untungnya Bapak ku juga punya penginapan jadi kita tinggal modal niat aja. Bapak sama Ibu ku tuh kangen sama kamu Al. Sampai tanya terus kalo lagi telfon,"ucap Ayesha.
"Sama aja. Apakah kita anak yang tertukar,"tanyaku. "Tidak bisa Almira. Aku adalah anak papa ku. Kamu yang jelas bukan darah daging papa ku,"ucap Ayesha. "Terlalu totalitas itu weh. Konyolnya juga kita,"ucapku terkekeh. "Nah gitu dong mau liburan ketawa. Dah ayo tidur biar besok ngga telat,"ucap Ayesha membuatku segera naik ke ranjang.
"Akh pasti besok seru Sha,"ucapku. "Pasti dong,"ucap Ayesha berbaring di sebelahku membayangkan keindahan yang akan ku raih besok bersamanya.
-^-
Make up yang melekat di wajah ku tampak mempesona berpadu dengan paduan paes hijab. Bibirku terkatup tak bisa mengungkapkan kata-kata saat Bapak memberikan tangan ku pada tangannya. Wajahnya terlalu silau seperti film yang ada unsur agama nya saja.
"Nduk ini suami mu,"ucap Bapak merekatkan tangan ku dengannya. "Kemana pun kamu pergi ikut aja. Dia laki-laki baik insya Allah,"ucap Ibu memelukku dari belakang meyakinkan. Beberapa bunga bertabur di udara bersamaan dengan momen dirinya mencium kening ku pelan.
"Almira ini garamnya mau ditaruh mana,"ucap Ayesha mengenakan baju yang biasanya dia pakai di kost dengan membawa sekantung garam membuat ku menatapnya heran.
"ALMIRAAAA!!!???,"
Teriakan kencang membuatku langsung terkesiap. Ku lihat Ayesha dengan wajah memerah usai berteriak bersama dengan wajah beberapa pramugari. "Mohon maklum Mbak. Memang anaknya agak aneh begini orangnya,"ucap Ayesha memberikan tas ransel ku. Masih berusaha mencerna apa yang terjadi.
Sembari berlalu keluar pikiran ku masih belum tetap di tempatnya. Untuk apa aku mimpi nikah. Ayolah kita ngga bisa memilih mimpi. "Almira,"panggil Irfan. "Pak anakmu Ayesha loh bukan Almira,"ucap Ayesha. "Lah sama aja. Gimana langsung lanjut atau mau tunggu dulu,"tanya Irfan membawa koper Ayesha ke bagasi.
"Lanjut aja Pak nanti biar istirahat nya sekalian,"ucap Ayesha. "Almira kata Ibu nya semalam suka takut kalo naik speedboat Nak,"ucap Irfan. "Ngga takut Pak. Cuma kalo jalur laut memang ngga pernah,"ucapku. "Alah aman aja Al. Kalo perjalanan mu sama aku ngga akan takut,"ucap Ayesha bersamaan mulai masuk ke area pelabuhan.
Perjalanan yang cukup panjang sebenarnya. "Sebentar bapak coba mau liat yang langsung berangkat speedboat nya biar ngga usah kelamaan nunggu lagi,"ucap Irfan meninggalkan kami. Ku potret beberapa hal di pelabuhan. Nanti bisa untuk ku ceritakan dengan keluarga ku di rumah.
"Nak ayo ke sini aja biar langsung berangkat,"ucap Irfan menunjuk sebuah speedboat yang mulai berisi banyak penumpang. "Semua speedboat disini punya bapak mu Sha,"tanyaku. "Ya begitulah Al. Eh ayo duduk di depan aja biar kamu ngga takut,"ucap Ayesha menarik ku santai. Padahal berjalan di atasnya saja sudah membuatku mau tergelincir.
"Al suasana cocok jadi anak Indie,"ucap Ayesha. "Ya kali sudah mau lepas ini jantung ku. Lama kah Sha,"tanyaku. "Sekitar 3 jam perjalanan lah,"ucap Ayesha membuatku yang tadinya sudah merasa yakin meluruh lemas. "Aku pingsan aja Sha. Nanti kalo sudah sampai kasih tau ya,"ucapku tak terbayang di tengah lautan luas dan tidak ada apa-apa.
"Al ngga gitu lah. Insya Allah aman kok. Karena setiap liburan aku ke sini,"ucap Ayesha mengguncang lengan ku pelan. "Cahaya putih malaikat Izrail kali itu  Sha,"ucapku. "Kan mulai ngelantur. Ambil nafas dan tenang. Sambil main gitar aja nah,"ucap Ayesha tak membuatku tergerak. "Akh mending mimpi nikah tadi aja ya Allah daripada 3 jam begini,"ucapku menutup mataku.
"Hah? Kamu mimpi nikah Al? Kapan?,"tanya Ayesha. "Tadi di pesawat tapi itu tak mungkin sekarang. Ya kali aku nikah kan ngga mungkin,"ucapku mengambil gitar yang di angsurkan Ayesha. "Mana kamu tau. Jodoh itu ngga ada yang tau. Gimana kalo kamu nikah dengan Kafa,"ucap Ayesha membuatku semakin memetik senar gitar yang ku mainkan.
"Aku sama Kafa itu kayak lagu ini nah,"ucapku menikmati debu angin yang menabrak pelan wajah ku lembut. Meniup ujung jilbab ku membuatnya terbang tapi tak sampai lepas.
Pergilah kasih, kejarlah keinginanmu
Selagi masih ada waktu
"Kafa itu anak tunggal pebisnis dan dia berusaha sukses di jalan sendiri sama dengan ku yang anak orang biasa tapi berusaha cari uang sendiri untuk keluarga. Kita sama-sama fokus untuk kuliah ngga ada waktu untuk ngurusin beg eh aku berani. WHAAA,"ucapku berteriak kencang seiring speedboat yang melaju.
"Apa ku bilang? Liburan dengan Ayesha  Zahratusyita harus menyenangkan. Kan kalo kayak gini seru kan,"ucap Ayesha sembari memasang topi di kepala ku. "Kita harus fresh Al. Ku lihat beberapa hari mood mu jelek karena ada aja urusan dengan Pak Aufa entah siapanya yang mengganggu,"ucap Ayesha menarik senyum lebar.
-^-
Bibirku tak henti mengucap kalimat takjub akan keindahan yang telah Allah berikan. Sebuah pulau dengan pemandangan yang memabukkan mata terpampang nyata di mata ku bukan hanya poster di layar kaca. "Almira sayang. Gimana Nak? Ngga takut kan,"tanya Novia membuatku menggaruk tengkuk yang tak gatal.
"Aman Bu. Sampai pingsan,"ucap Ayesha tergelak. "Awalnya tadi kayak sudah berani insya Allah. Tapi begitu liat mulai gerimis bikin tambah takut makanya ya begitu hehe,"ucapku membuat Novia tergelak ringan. "Sudah ayo masuk. Ibu tadi sudah siapkan makan. Tapi kalo mau istirahat juga ngga papa. Apalagi jauh kan,"ucap Novia menarik koper Ayesha.
Ayesha gadis pekerja keras sekali. Padahal dia tau orang tuanya punya bisnis di sini dan sukses tapi dia masih ingin hidup sederhana. Salut aku dengan gadis yang kadang bobrok itu. "Kakak koploan,"Suara ini, ayolah aku mau berlibur. Ku balik tubuhku melihat 3 orang anak kecil dengan sepasang pasangan suami istri.
"Eh hai,"ucapku cengo. "Kakak koploan sendirian kah kesini? Atau sama Kak Ayesha,"tanya Naina menarik tangan ku melewati dermaga. "Berdua lah sama Ayesha,"ucapku santai. Dimana lagi perginya makhluk itu. "Kak aku Arini. Dia Maira. Kakak ngga pernah main ke rumah lagi,"ucap Arini.
"Kan saya ngga ada urusan dengan Pak Aufa Dek. Waktu itu karena mau kerjakan tugas. Lagian kalian kan sekolah,"ucapku santai. "Kakak berapa hari di sini?,"tanya Maira. "Lusa insya Allah balik Dek. Kalian berapa hari disini?,"tanyaku. Duh canggung nya ngomong sama anak kecil. Mana 3 lagi.
"Kami 4 hari kak. Ibun masih di jalan sama Abi. Kak Aufa ngga bisa datang katanya,"ucap Naina membuatku mengucap syukur sebanyak banyaknya. Mending lah kalo anak anak kecil ini. "Woi Almira eh ini bukan yang waktu itu kah? Siapa lagi,"ucap Ayesha sudah berganti pakaian.
"Naina,"ucapku. "Ah iya itu. Masih ingat kah Dek,"tanya Ayesha. "Kak Ayesha kan,"ucap Naina. "Ih pintar nya. Kalian nginap dimana,"tanya Ayesha lebih memiliki sisi keibuan menggandeng Naina dan Arini berlalu lebih dulu. "Kakak cantik tau pake jilbab kemana mana. Sama kayak Bu guru Maira di sekolah,"ucap Maira.
"Beda lah. Bu Guru Maira cantik menawan kalo kakak karena kena cahaya matahari aja,"ucapku. "Maaf ya Al. Ngga tau kalo ketemu lagi di sini,"ucap wanita yang waktu itu di mobil. "Ngga papa Mbak,"ucapku tersenyum kecil. "Dek. Naina, Maira, Arini. Kakaknya juga baru sampai loh. Kasihan kalo ngga istirahat. Ikut sama Ayah liat pantai yuk,"ucap pria di sebelah nya.
"Ouh oke. Kakak nanti kita ketemu lagi ya,"ucap ketiganya melambai ke arah kami hanya ku lambai singkat. "Cocok jadi ibu yang baik Al. Kamu kek memang sih baby face tapi cocok aja gitu jadi ibu muda,"ucap Ayesha. "Ngaco Mbaknya. Udah aku mau tidur Sha. Terlalu banyak hirup angin ngga lama masuk angin,"ucapku berlalu meninggalkan Ayesha yang terus berusaha mengejar ku.
"Loh Almira Al. Kalo ada mereka, pak Aufa ada juga?,"tanya Ayesha. "Nggak ada. Mereka liburan tanpa Pak Aufa kata Naina tadi,"ucapku. "Alhamdulillah bersyukur sedikit lagian mereka ngga resek kayak waktu di rumah nya kok Al,"ucap Ayesha ku angguki. "Sunset nya berarti keliatan Sha kalo sore,"tanyaku.
"Jelas lah asal ngga hujan keliatan bagus Al,"ucap Ayesha membuka pintu kamar penginapan yang langsung tampak luasnya lautan. "Kalo hujan jelek berarti,"ucapku. "Ck Al jangan ngajak kelahi deh. Udah kamu bersih bersih dulu. Aku mau ambilkan makan di depan,"ucap Ayesha berlalu pergi sementara diriku langsung terjun bebas ke ranjang.
Sebenernya cuma duduk aja tapi kok capek ya. "Oiya Al. Astagfirullah ini orang. Mandi dulu gih biar seger. Aku ada sunblock biar ngga memerah muka mu,"ucap Ayesha menarik ku kembali bangkit. "Perlu kah? Muka ku sudah begini dari sana nya. Ngga putih Gading juga,"ucapku. "Tapi kuning langsat. Pake aja lah untuk kesehatan ngga boleh terlalu panas,"ucap Ayesha ku angguki paham.
Repotnya juga jadi cewek banyak betul di pakai. Coba cewek tuh simpel kayak aku gini. Jalan cuma bawa tas ransel. Sembari mengambil baju, sebuah post it menempel di sling bag membuatku mengernyitkan kening ku.
Akhlaq less padahal cewek
"Kambing. Pasti ada ini yang liat aku tidur urakan baru di kasih post it,"ucapku membuang post it menyebalkan sembari berlalu pergi mandi. "Lagian daripada aku kencing terus malah meresahkanmatanya aku tidur. Haih paling kerjaan orang usil lagian hidup nya udah bener.
Lagian namanya orang tidur ngga sadar perlu pake akhlaq. Dia sendiri yang ngga tau makna akhlak itu apa? Trus aku mau tidur gimana? Ngga juga mulut ku ke buka lebar. Paling kaki aja yang agak kurang kontrol,"ucapku masih ngga terima. "Weh Al kamu ngapain di dalam kamar mandi ngomel ngomel,"tanya Ayesha dari luar.
"Tau tuh malas aku bahas,"ucapku. "Aih kan katanya mau bahagia. Ibu ku tadi masak soto loh karena takutnya aja kamu ngga suka dengan masakan khas daerah. Penginapan ku kan dikelola orang tua ku dan ya begitulah,"ucap Ayesha. "Masya Allah. Sejak kapan aku milih makanan. Mau apapun itu ku makan Sha,"ucapku.
"Iyakah?,"tanya Ayesha. "Berapa tahun sih kamu jadi teman ku Sha,"tanyaku. "Iya sih. Ya sudah tunggu ku kasih tau Ibu ku. Cepatin mandinya nanti keburu dingin itu soto nya. Ngomel nya nanti aja lagi ya,"ucap Ayesha terdengar meninggalkan kamar. "Sabar Al. Sabar mending kita liburan,"ucapku menarik nafas panjang.

Comentário do Livro (284)

  • avatar
    Joni Parmam

    sipppppppp

    10/06

      0
  • avatar
    WulandariDea

    cerita nya sangat bagus bangett

    09/03

      0
  • avatar
    전 정국Solehati

    cerita nya sangat menarik, tokoh nya juga sangat bagus. saya menyukai nya

    07/12

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes