logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 4 Suzi Berangkat Ke Los Angeles

Setelah beberapa hari kemudian Suzi berangkat menuju ke Los Angeles
Los angeles
Ting..tong
Bunyi bel di tekan oleh Suzi.
Klek..
"Suzi," suara sapaan seorang sahabat Bernama Su la.
"Su la,"balas sapaan Suzi dengan memeluk sahabatnya itu.
"Suzi, mulai hari ini kau tenang saja bekerja kota ini! atasan ku baik dan kita menjadi rekan kerja," kata Su La dengan senyum.
"Su La, terima kasih" ucap Suzi dengan rasa gembira.
"Jangan berkata seperti itu! kita sudah lama kenal, hanya saja sudah lama kita tidak bertemu, aku berharap kau mulai hidup baru di sini," jawab Su La.
"Iya, aku ingin mulai hidup baru! aku berharap ke depannya hidup ku akan lebih membaik."
"Tentu saja! bagaimana jika aku membawa mu keliling Los angeles?"
"Baiklah," jawab Suzi dengan senyum.
Su La adalah teman Suzi yang sudah lama mereka berkenalan, hanya saja sejak Suzi tinggal di swedia mereka berdua telah lama tidak bertemu.
Su La membawa Suzi berkeliling kota indah itu, Suzi yang berencana ingin melupakan masa lalunya yang pahit itu dan ingin memulakan hidup baru di Los angeles.
"Aku berharap di sini aku bisa mulai dari awal lagi dan melupakannya, Wilber Yang, aku ingin melupakan mu, aku tidak akan membenci mu walau kau tidak ingin bersama ku lagi, aku berharap kita tidak akan bertemu lagi!" batin Suzi.
Apartemen
Suzi tinggal di sebuah Apartemen yang tidak begitu jauh jaraknya dengan tempat dia bekerja.
Setelah berkeliling dengan Su La, Suzi pun kembali ke apartemennya. saat melangkah masuk ia menghempaskan diri ke sofa.
Villa keluarga Pan.
Mike Pan dan istrinya, Julia. berkumpul di ruangan keluarga.
"Mike, bagaimana caranya untuk membujuk Wallace agar segera menikah? sangat segan kita tidak memberikan penjelasan dipihak keluarga Lina," ujar Julia.
"Mereka adalah rekan bisnis kita, aku harus mencari waktu untuk berbincang lagi dengan Wallace, anak itu sangat keras kepala setiap ucap beberapa kata saja kami sudah mau bertengkar," jawab Mike.
"Semua ini karena ku, jika tidak maka kalian tidak akan bertengkar terus," ucap Julia dengan berpura-pura sedih.
"Julia, ini bukan salah mu, jangan menyalahkan diri mu sendiri, tentang pernikahan mereka aku akan mencari cara untuk membuat anak keras kepala itu menyetujuinya," bujuk Mike yang sambil memeluk istrinya itu.
"Jangan menyalahkan Wallace! walau dia bukan aku yang melahirkannya akan tetapi dia sudah seperti anak ku sendiri, jadi jangan terlalu keras dengannya!"
"Baiklah...baiklah...kau selalu saja memihaknya walau selama ini dia selalu menentang mu," jawab Mike dengan menghela nafas.
"Apa pun caranya harus membuat mereka menikah, jika Lina menikah dengannya maka Lina bisa mendapatkan harta keluarga ini dan pada akhirnya semua harta keluarga Pan akan jatuh ke tangan ku dan di saat itu pria tua ini akan ku tendang jauh-jauh," batin Julia.
Sebuah restoran..
Julia bertemu dengan Lina yang menjadi pilihannya untuk menjadikan menantu keluarga Pan.
"Bibi Julia, bagaimana dengan Wallace? apakah dia tidak mengatakan kapan dia akan menikahiku?" tanya Lina yang duduk berhadapan dengan Julia.
"Anak itu sangat keras kepala, si tua itu sama sekali tidak bisa memujuknya, baru beberapa kata saja mereka sudah bertengkar," jawab Julia dengan merasa kesal.
"Bibi Julia, apakah dia ada wanita lain?"
"Mana mungkin! pria seperti dia sekeras batu mana mungkin bisa ada wanita di sisinya."
"Lalu kenapa dia tidak suka padaku? selama ini aku selalu saja tampil cantik di depannya, tapi dia masih saja bersikap dingin dan jaga jarak denganku."
"Lina, tidak usah dipikirkan! aku yakin si tua itu bisa membujuk dengan caranya, dia sudah berjanji akan memikirkan cara agar anak itu menikahi mu."
"Asal aku sudah menjadi istrinya maka dia sudah jatuh ke tangan ku, dan di saat itu aku ingin dia selalu bersama ku."
"Kau tunggu saja kabar baik dari ku! aku yakin si tua itu pasti akan bisa membujuknya"
"Baik, Bibi Julia."
Beberapa hari kemudian
King Star Group
Di hari itu perusahaan besar iaitu King Star Group menerima beberapa karyawan baru yang telah terpilih setelah di seleksi untuk menjadi karyawan tetap di perusahaan tersebut.
"Suzi, selamat untuk mu karena sudah terpilih menjadi karyawan tetap di sini," ucap Su La dengan senyum.
"Ini semua karena bantuan mu, jika tidak mana mungkin aku memiliki kesempatan ini." jawab Suzi dengan gembira.
"Aku hanya meminta pada manager Chow untuk memberi kesempatan pada mu untuk mengikuti pemilihan saja, sisanya tergantung diri mu."
"Bagaimanapun ini adalah jasa mu, malam ini aku traktir mu makan!"
"Boleh juga, aku ingin makan sepuas ku," jawab Su La dengan ketawa kecil.
Di saat Suzi dan Su La berjalan ke arah pintu besar itu langkah Suzi terhenti karena melihat seorang pria yang berjalan masuk ke dalam perusahaan itu.
Pria tersebut yang tidak lain adalah Wallace, pria yang mirip dengan kekasih Suzi, Wilber Yang.
Wallace yang berjalan sambil bicara dengan David tidak lama kemudian dia menghentikan langkahnya di saat dia melihat gadis yang sebelumnya pernah menampar dirinya berdiri di hadapan yang tidak jauh jarak dengannya.
Mereka saling bertatapan tanpa satu kata pun, tatapan Suzi terhadap pria itu adalah tatapan penuh dengan kekecawaan, sementara tatapan Wallace terhadap gadis itu adalah tatapan penuh dengan tanda tanya.
"Tuan Pan," gumam Su La yang berdiri di samping Suzi.
"Mari kita pergi!" ajak Suzi dengan berjalan melewati Wallace tanpa melihat ke arah pria itu.
"Tuan Pan," sapa Su La dengan hormat dan kemudian menyusul langkah sahabatnya itu.
"Tuan Pan, bukankah nona tadi itu yang kemarin di swedia?" tanya David yang melihat ke arah Suzi.
"Selidiki kenapa dia bisa berada di sini!" perintah Wallace yang kemudian berjalan ke arah lift.
"Baik Tuan Pan," jawab David yang mengikuti langkah atasannya itu.
"Suzi, kenapa wajah mu tiba-tiba pucat?" tanya Su La yang berjalan di tepi di jalan besar itu.
"Tidak apa-apa. Su La, mari kita pergi makan!"
"Mari!" jawab Su La dengan merangkul pundak sahabatnya itu.
Wallace yang sedang duduk bersandar di kursi besarnya sambil mengingat kemunculan gadis itu.
"Tatapan gadis itu penuh dengan kesedihan dan kekecewaan" batin Wallace.

Comentário do Livro (168)

  • avatar
    KIZKA DEKA RAMADANIJAZZ

    yaa

    22/08

      0
  • avatar
    WijayaSusi

    bagus

    22/08

      0
  • avatar
    Eem Mbrott

    bagusdss

    19/08

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes