logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Chapter 2: Birthdays

Serenity terbangun ketika mendengar suara bising dari luar kamarnya tapi ketika keluar tidak ada siapapun disana.
Gadis itu berjalan pelan menuruni tangga, kenapa lampunya dimatikan semua pikir Serenity bingung dengan kegelapan yang melingkupi ruangan tamu.
Karena rasa penasaran Serenity yang sudah tahap akut, gadis cantik itu beranjak ke taman Mansion yang remang remang dengan cahaya kecil.
Jantung gadis cantik itu berdetak kencang, dia menggigit bibir bawahnya menahan suara yang mungkin saja bisa keluar dari bibirnya.
"Happy birthday to you!"
"Happy birthday to you!"
Mata Serenity berkaca-kaca ketika matanya menangkap sosok orang orang yang sangat dirindukannya. Taman Mansion itu dihias sedemikian rupa cantiknya dengan beberapa foto Serenity sewaktu kecil. Masih sangat menggemaskan dengan gigi ompong!
Sebuah mantel berbulu lebat tersampir di bahunya membuat Serenity mengalihkan pandangannya pada orang yang memberikan mantel tersebut. "Biar tidak masuk angin!"
Serenity memeluk Mars erat, membuat kakaknya itu terkekeh kecil melihat sikap manja adiknya yang masih ada. "Happy birthday, my little girl!" bisik Mars membalas pelukan sang adik tak kalah erat.
"Ehm! Kuenya nganggur. Pegal tangan saya mbak!" Ravina sengaja membesar-besarkan suaranya menggoda Serenity yang enggan melepaskan pelukannya.
Serenity terkekeh kecil dan melepaskan pelukannya dari sekarang kakak. Gadis cantik itu memejamkan matanya kemudian meniup lilin yang berbentuk angka 17 di atas kue coklat yang terlihat menggiurkan.
"Yey! Happy birthday my little sister!" seru Ravina memeluk serenity setelah memberikan kuenya pada Mars.
Serenity tersenyum manis membalas pelukan kakak sepupu cantiknya itu. "Terimakasih kak Ravina!"
"Anything for you, beb!" Serenity terkekeh geli melihat Ravina mengedipkan sebelah matanya genit.
"Awas kak! Aku juga mau peluk Sere!" seru kesal gadis yang tampak seumuran dengan Serenity. Sere adalah panggilan kesayangan dari para sepupunya untuk Serenity.
Ravina memutar bola matanya malas dan beranjak ke samping Mars mencolek pinggir kue yang coklat tersebut membuat sang pemegang kue menatapnya tajam. Ravina nyengir tanpa dosa!
Serenity terkekeh geli melihat Stevie yang memberikan doa yang panjang untuknya. "Sudah! Kau bisa membuat orang tertidur karena mendengar pidatomu yang terlalu panjang!"
Stevie mendelik sebal melihat pemuda yang hanya berbeda 4 tahun dengannya itu. "Bibirmu sering diasah ya Al!"
Pria bernama Aldiano atau kerap kali dipanggil Al itu tersenyum miring dan menyentil kening Stevie membuat gadis itu meringis.
"Duh! Makin cantik aja sepupu!" goda Al mengedipkan sebelah matanya genit membuat Stevie mengeplak kepalanya.
"Aduh! Kau niat membuatku amnesia!" kesal Al menatap Stevie tajam tapi gadis itu malah mengabaikannya.
"Hentikan ocehanmu itu!" Mars menatap tajam adik sepupunya itu.
Otomatis Al memeluk lengan Serenity manja. "Lihat mereka menganiayaku Sere!"
"Merengek terus! Dasar bayi besar!" dengus Ravina malas melemparkan kulit buah anggur pada Al.
"Kakak dan adik sama saja!" cerca Al kesal.
Serenity menghambur ke dalam pelukan Piter ketika pria itu menghampiri putri kecilnya yang menjelma menjadi perempuan cantik dan anggun.
"Tua ya putri Ayah!" Piter terkekeh kecil memeluk putrinya sayang.
"Ayah!" rengek Serenity memanyunkan bibirnya. Piter mencubit gemas pipi putrinya yang tampak tembam itu.
"Bunda lihat! Ayah mengejekku!" adunya pada sang Ibu yang tersenyum melihat interaksi keduanya.
"Piter jangan menggoda putriku!" Hana mengusap lembut rambut panjang Serenity yang telah beralih memeluknya.
Piter tersenyum kecil dan memberikan kecupan ringan dikening Serenity disusul kecupan ringan dibibir sang istri. "Dia putri kita! Kau pikir dia bisa hadir tanpa aku!"
"Ih ayah! Jangan pamer kemesraan disini. Banyak yang jomblo!" rengek Serenity melemparkan padangan kesal pada sang ayah yang tampannya melebihi aktor Korea.
Hana dan Piter tertawa bersama mendengar perkataan putri mereka yang terlampau jujur itu. "Cari matemu, sayang!"
Serenity mengembungkan pipinya. "Belum ada!" Gadis itu tahu jika dirinya bukan manusia biasa sejak satu tahun yang lalu dimana Serenity tidak sengaja mendorong seorang gadis yang mengira dirinya mengambil pacarnya.
Padahal Serenity mendorongnya pelan tapi gadis itu terpental sampai 5 meter. Serenity sampai harus dipanggil kepala sekolah karena kejadian itu.
Salahkan saja rasa penasarannya yang selalu menggila jadi Serenity meneror Ibunya untuk menjelaskan apa yang terjadi dengan dirinya.
Dan ya, semuanya terbongkar. tentang siapa dirinya jati diri keluarganya yang sesungguhnya dan asal dirinya berada.
Awalnya Serenity hanya tertawa aneh karena itu seperti candaan lucu untuknya. Tapi ketika kakaknya berubah menjadi sosok serigala besar saat ulang tahunnya yang ke 16 tahun barulah Serenity percaya.
*********
"Serenity Will you be my girlfriend?"
*
Seorang pria tampan memasuki ruangan dimana sang tuan tengah mengerjakan tugas kepemimpinannya. Kharisma sang tuan memancar kuat hingga tidak ada seorangpun yang tidak menundukkan pandangannya ketika menatap dirinya.
"Lord! Saya membawakan sebuah berita mengenai Queen!" lapor sang bawahan yang menundukkan kepalanya.
Pria yang dipanggil Lord itu menghentikan kegiatan membacanya dan menatap dingin kepada kaki tangannya yang sudah 100 tahun ini mengabdi padanya.
"Seorang pria meminta Queen untuk menjadi kekasihnya, Lord!"
Sontak pria yang jadi majikannya itu berdiri tegak dengan wajah yang tidak bersahabat. "Apa maksudmu! Ratuku akan dijadikan kekasih oleh manusia?" desisnya tajam membuat sang bawahan bergetar.
"Benar! Tapi Lord tidak perlu khawatir!"
Pria itu mencengkram kerah sang bawahan kuat membuat bawahannya itu kaget dan kesulitan bernafas. "Tentu saja aku khawatir ketika Ratuku akan dijadikan kekasih oleh pria lain!"
Brak
Dalam satu lemparan tubuh bawahan itu menghantam dinding kuat hingga membuatnya batuk darah. Ya Tuhan tubuhnya terasa remuk!
"Lord tidak perlu khawatir karena  Queen hanya menganggapnya teman biasa!"
Tuannya itu terdiam beberapa saat kemudian sebuah senyuman miring terlihat di bibir pucat kemerahannya. "Bagus! Kabarkan terus mengenai semua tentang Queen!"
"Baik Lord!" Sang bawahan menghembuskan nafas lega hampir saja nyawanya melayang di tangan sang tuan.
********
Serenity memegang tangan Hana kuat, gadis cantik itu khawatir karena bundanya tiba-tiba saja pingsan setelah mentransfer perlindungan untuk dirinya.
Diusia Serenity yang 17 tahun ini akan ada banyak orang yang mencari dirinya dan Serenity harus dijaga ketat karena segel dalam tubuh gadis itu belum terbuka.
Dan tidak ada yang bisa membuka segel itu kecuali Serenity dan matenya dengan pertukaran darah. Jadi untuk sekarang mereka hanya bisa melindungi gadis itu dari jarak dekat.
Maka dari itu Hana memberikan perlindungan kepada Serenity dengan kekuatan Dewi dari Regina. Setidaknya itu bisa mengecoh musuh tentang keberadaan Serenity, resikonya Hana akan kehabisan energi dan menyebabkan tubuhnya lemas tidak bertenaga.
"Ayah... Bunda!" Serenity memeluk tubuh sang ayah dengan bahu bergetar, bayangan wajah pucat Hana menghantui pikirannya membuat gadis cantik itu tidak berhenti memikirkan keadaan sang Bunda.
Piter mengusap surai coklat kehitaman putrinya lembut, menenangkan gadis itu. Sebenarnya warna rambut Serenity yang sesungguhnya adalah silver atau putih dengan sedikit metalik Keabu abuan tapi Hana membuat putrinya itu memiliki rambut yang senada dengan manusia pada umumnya.
"Kau tahu apa yang paling tidak disukai Bunda!" ingat Piter mengusap airmata yang jatuh dipipi Serenity.
Gadis cantik itu menggelengkan kepalanya dengan hidung sedikit merah dan bibir melengkung ke bawah persis seperti anak kecil. Piter gemas!
"Melihatmu bersedih!" ucap Piter lembut menatap teduh mata berwarna hitam kelam yang sama seperti miliknya.
Mata hitam kelam itu kembali berkaca-kaca. "Aku sayang bunda, Aku gak mau Bunda sakit. Apa lagi itu semua karena aku!"
"Itu kerena bunda sangat menyayangimu melebihi dirinya sendiri, sayang!" Piter mendekap erat tubuh putrinya yang masih sedikit bergetar, matanya tidak lepas menatap wanita cantik yang terbaring damai di tempat tidur.
"Dan ayah mencintai Bunda melebih aku!" Piter tersenyum kecil menerawang jauh ke masa lalu mengenai bagaimana keras kepalanya Hana ketika menyangkut apapun tentang Serenity.
"Kau sangat tahu itu, little girl."

Comentário do Livro (138)

  • avatar
    Maharinidrg Intan

    jadi pengen baca lanjutannya terus

    22/08

      0
  • avatar
    GufronGufron

    maksih

    20/08

      0
  • avatar
    YanaPutry

    best

    03/08

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes