logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

The Demon Queen

The Demon Queen

Gadissenja


Chapter 1: Serenity's Life

Seorang gadis muda berparas cantik dan menggemaskan kebingungan ditengah hutan seorang diri.
Gadis itu Serenity sedang mengikuti kegiatan sekolahnya untuk tour kedaerah yang sering disebutkan mistis dalam berita koran ataupun majalah.
Gadis itu masih junior high school, awalnya tidak diizinkan sang Paman untuk mengikuti kegiatan sekolah itu Tapi karena Serenity merupakan anak yang memiliki rasa penasaran yang tinggi jadi dia merayu pamannya itu untuk izinkannya pergi dan memecahkan rasa penasarannya.
Sekarang Serenity tertinggal rombongannya karena gadis itu tadi sempat mendengar suara aneh, sehingga tidak fokus dan saat gadis itu berbalik teman-temannya sudah tidak ada.
Hutan itu tidak menyeramkan karena cukup bersahabat dan sering dikunjungi beberapa orang yang ingin berkunjung ke tempat-tempat tertentu yang memiliki aura mistis di hutan itu.
Meski begitu penduduk sekitar yang tinggal tidak jauh dari hutan itu sering mengatakan jika ada beberapa hewan buas yang tinggal di hutan tersebut.
Serenity berjalan dengan wajah cemberut, hanya mengikuti instingnya saja tanpa tahu apakah dirinya kearah yang benar ataukah salah.
Serenity mengerjapkan matanya kaget ketika mendengar suara desisan ular yang saling bersahutan. Saat dirinya berbalik alangkah terkejutnya ketika dia melihat ada ular kecil berkepala 5 yang terluka parah.
Ada luka-luka yang panjang dan dalam mengeluarkan darah, belum lagi ada ada potongan kayu yang menancap di di tubuh ular itu membuat hati Serenity mengiba.
"Kasihan sekali kalian!"
Ular itu mendesis kala melihat Serenity mendekat ke arah mereka, tanpa diduga ular yang kepalanya berada di tengah mematuk tangan Serenity yang mencoba meraih tubuh mereka.
Bukannya meringis Serenity malah tertawa membuat ular itu kebingungan. Mereka beranggapan jika gadis di hadapan mereka itu sedikit stres!
"Kalian membuatku geli!" ucap Serenity merasa lucu. Waraskah!
Secara tiba-tiba rasa sakit ular berkepala lima itu menghilang membuat mereka kebingungan. "Siapa kau?"
"Eh?" Serenity mengerjapkan matanya bingung ketika mendengar suara seseorang bertanya dalam pikirannya tapi tidak ada seorangpun di situ selain dirinya dan ular tersebut.
"Kalian bertanya padaku?" Serenity menunjuk dirinya sendiri dengan raut wajah bingung yang menggemaskan berjongkok dihadapan ular tersebut.
"Kau mengerti bahasa kami!" Seru ular tersebut sedikit tidak percaya dengan apa yang terjadi.
Serenity tersenyum ceria. "Aaaaa! Senangnya aku mendengar suara kalian di pikiranku!" Gadis cantik itu berseru antusias.
"Apakah tanganmu tidak sakit?" Tentu saja ular berkepala lima itu merasa kebingungan karena mereka memiliki bisa yang mematikan yang membuat orang bisa langsung meninggal di tempat. Tapi gadis ini malah kegelian?
Serenity menggelengkan kepalanya polos. "Luka kalian menutup!" Gadis cantik berdecak takjub melihat kulit ular tersebut mulus tanpa luka.
"Izinkan aku membantu kalian!" Tangan gadis cantik itu mencabut potongan kayu yang ternyata sangat runcing menancap di tubuh ular tersebut.
Tidak lama kemudian luka bekas kayu tersebut ikut menutup dan menghilangkan tanpa bekas membuat ular berkepala yang lima itu keheranan bingung dengan apa yang terjadi padahal tadi mereka terluka sangat parah. Apa karena tadi mengigit gadis ini pikir mereka.
"Nah sekarang kalian sudah sembuh, kalian bisa pergi sekarang!" ucap Serenity bangun dari jongkoknya.
"Siapa namamu?"
Serenity memiringkan kepalanya kemudian tersenyum ceria. "Serenity!" Kepala ular itu menunduk bersamaan membuat Serenity heran.
"Kau akan manjadi tuan kami. Kami berhutang budi padamu Nona!"
Serenity mengerjapkan matanya polos menggaruk pipinya kikuk. "Aku bukan tuan kalian! Jika kita masih bisa berteman kenapa tidak!" Gadis cantik itu tersenyum manis sekali hingga ular berkepala lima itu mengangguk tanpa sadar.
"Kalian menjadi temanku mulai hari ini!" Putus Serenity tidak ingin dibantah.
"Oh iya! Apa kalian tahu jalan keluar dari hutan ini aku tersesat!" Wajah cantik itu merengut masam seperti anak kecil.
"Lurus saja Nona! Jalan yang Anda ambil sudah benar!"
Serenity mengerutkan keningnya tidak suka. "Kenapa kalian ini kaku sekali! Teman tidak berbicara kaku seperti itu!"
Ular berkepala lima tersebut hanya mengangguk mengerti, mereka sedikit bingung sebenarnya gadis di hadapan mereka ini polos ataukah jenius. Kadang yang dikatakannya polos kadang seperti orang yang menasehati.
"Terima kasih..... Em? Aku harus memanggil kalian apa?" Gadis cantik itu menggaruk kepalanya bingung.
"Lyodra!"
"Oh baiklah! Terimakasih Lyodra!" Serenity melambaikan tangannya dengan senyum manis.
"Gadis itu bukan manusia sembarangan!" ucap ular yang kepalanya berada diujung kiri diangguki oleh yang lainnya.
*********
Serenity menceburkan kakinya pada kolam jernih yang berada di mansion pamannya, kepalanya gadis cantik itu menengadah ke langit yang dipenuhi bintang berkedip cantik. Hanya saja bulannya terlihat separuh saja.
"Dear! Apa yang kau lakukan disini?" tanya Sindrea menghampiri keponakannya yang asik dengan kesendiriannya.
Serenity tersenyum melihat wanita yang sudah dianggapnya seperti ibu sendiri. "Mengamati bintang aunty!"
"Dimana Miley?" tanya Serenity ketika tidak melihat keberadaan keponakannya yang masih berusia 3 tahun.
"Dia sudah tidur! Kenapa kau belum tidur? Ini sudah malam kalau bisa masuk angin jika terlalu lama di luar!" omelan lembut Sindrea membuat gadis cantik itu berdiri dari duduknya.
"Aku akan tidur sebentar lagi!" Serenity berjalan mendekati Sindrea yang berjarak lima langkah darinya.
Sindrea memandang heran Serenity yang memeluknya tiba tiba. "Kau menginginkan sesuatu? Tidak biasanya Kau seperti ini!" Tangan Sindrea mengusap lembut rambut sepunggung Serenity.
"Aku merindukan Bunda, ayah dan kak Mars!" Wajah Serenity berubah sendu mata gadis itu berkaca dengan bibir melengkung kebawah.
Sindrea tersenyum menenangkan. "Tunggulah beberapa bulan lagi!" Sedikit rasa iba terlukis dihati sang bibi mengingat Serenity yang terpaksa harus berpisah dengan orang tuanya karena alasan yang menyangkut nyawa gadis itu.
Meskipun keluarganya selalu mencurahkan kasih sayang sepenuhnya kepada gadis itu bahkan kadang-kadang video call hampir setiap hari. Tapi Sindrea tahu kadang Serenity iri ketika melihat teman-teman seusianya diantar oleh orang tua mereka ketika pergi ke sekolah.
Gadis itu membutuhkan lebih dari sebatas perhatian.
*******
Seorang pria tampan dan gagah tersenyum kecil ketika matanya melihat bagaimana cara Serenity tertidur.
Mungkin gadis itu mengalami mimpi diterjang badai sehingga posisi tidurnya sangat tidak elit. Kaki kanannya keluar dari area tempat tidur kaki kiri membentuk menara Eiffel dengan tangan kanan menutupi bagian mata dan tangan kiri yang terbentang bebas.
Menggemaskan!
Tangan kekarnya mengangkat tubuh kecil gadis itu memperbaiki posisi tidurnya, anehnya lagi gadis itu tidak terusik sama sekali. Terdengar suara dengkuran halus yang membuat kamar itu tidak terlalu hening.
Sebuah kecupan hangat mendarat dikening gadis cantik itu yang membuat Serenity semakin meringkuk malah sekarang terlihat seperti janin di dalam kandungan.
"Aku akan menjemputmu 4 tahun lagi Queen!" bisik pria itu bagaimana sapuan angin ditelinga Serenity.

Comentário do Livro (138)

  • avatar
    Maharinidrg Intan

    jadi pengen baca lanjutannya terus

    22/08

      0
  • avatar
    GufronGufron

    maksih

    20/08

      0
  • avatar
    YanaPutry

    best

    03/08

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes