logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 6 Kejujuran Kelvin

Ketika gue mengutarakan isi hati gue, gue cuma berharap Lo percaya akan hal yang gue habisin hanya untuk mencari dan menunggu Lo kembali selama 2 tahun ini.
Kelvin menuruni anak tangga dengan sangat malas, hari ini ia sangat tidak mood untuk sekolah tapi karena jabatannya yang masih menjadi ketua OSIS mau tak mau ia harus sekolah.
"Mukanya kok kusut gitu sih sayang, masih pagi juga." tanya Naya mama Kelvin sambil memberikan sepiring nasi goreng saat Kelvin sudah duduk.
"Kelvin lupa setrika." jawab Kelvin asal.
Mama Kelvin hanya menggelengkan kepala melihat anak semata wayangnya. Ia sungguh menyayangi anaknya. Dulu Kelvin tak pernah cuek saat diajak bicara. Ia adalah pribadi yang sangat ramah bahkan humoris tapi semuanya hilang saat kejadian 2 tahun lalu yang membuat Kelvin menjadi berbagai macam kepribadian tergantung mood nya.
"Bagaimana sekolah kamu sayang?" tanya mama nya lagi memecahkan keheningan di meja makan.
"Gitu aja." jawab Kelvin santai sambil menyuap kan nasi goreng terakhir kedalam mulut nya.
"Kelvin duluan ya ma." ucap Kelvin lagi sambil menyalami tangan mama nya dan langsung pergi.
"Hati-hati, jangan ngebut di jalanan." teriak mama Kelvin dari meja makan.
Kelvin menuju motor nya, tapi sedetik kemudian ia berjalan menuju mobil.
"Naik mobil aja kali ya sesekali juga, sayang beli nya pakai uang tapi jarang dipakai." ucap Kelvin pada dirinya sendiri.
Kelvin membuka pintu mobil dan segera masuk ke dalam mobil. Ia segera menyalakan mobil dan pergi menuju sekolah nya.
Tak begitu lama kini ia sudah sampai di sekolah karena emang jarak rumah nya dengan sekolah yang lumayan dekat. Ia segera memarkirkan mobil nya dan langsung keluar meninggalkan parkir menuju kelas.
Ia berjalan menyusuri koridor, jam menunjukkan pukul 06:45 tapi sekolah sudah lumayan ramai. Sepanjang perjalanan menuju kelas banyak wanita yang mengagumi ketampanan nya. Itu sudah sangat biasa baginya menjadi pusat perhatian. Ia sangat geli ketika banyak yang mengatakan bahwa ia adalah most wanted disekolah nya.
Langkah kaki Kelvin berhenti ketika melihat Asifa dan Raka yang sedang bercanda. Kelvin menarik bibir nya membentuk senyum sinis.
"Hai Vin, sini." panggil Raka dengan lambaian tangan memanggil Kelvin yang sedang berdiri diambang pintu.
Kelvin melangkah maju menuju tempat dimana Raka dan Asifa berada.
"Kemaren habis basket Lo kemana? Kok nggak pamit sih kalau mau pergi?" tanya Raka ketika Kelvin sudah duduk di bangku yang kosong.
"Pulang." jawab Kelvin datar.
"Tumben langsung pulang, biasanya pamit dulu. Biar apa coba main pergi gitu aja? Biar dicariin gitu maksud nya?" tanya Raka dengan tertawa seperti mengejek.
"Biar nggak gerah aja liat yang diperjuangin sedang meluk orang didepan mata gue." jawab Kelvin sambil melirik kearah Asifa.
Asifa yang hanya diam menyimak pembicaraan mereka pun langsung melotot. Saat Asifa ingin menjawab tiba-tiba Bella datang menghampiri Kelvin.
"Vin nanti pulang jalan yuk." ucap Bella dengan suara yang dibuat manja.
"Jalan aja Lo sendiri sana!" jawab Kelvin ketus.
"Sesekali nyenengin pacar dong Vin kan pahala." ucap Bella yang kini sudah memeluk lengan Kelvin dengan manja.
"Siapa yang pacaran sama Lo, gue nggak pernah suka sama Lo Bel apalagi sampai cinta. Seharusnya Lo sadar diri selama ini bahwa gue nggak pernah anggap Lo ada meski Lo berdiri tegak sambil bernafas didepan gue. Kita nggak pernah jalan layaknya orang pacaran selama 2 tahun ini. Mikir dong Lo, makanya punya otak dipakai jangan disimpan dalam kulkas kan jadinya beku kayak gini." Ucap Kelvin dengan emosi.
"Lo knpa ngomong kayak gitu sih Vin, gue cuma ngajak Lo jalan doang biasanya respon Lo nggak pernah kayak gini." jawab Bella yang kini sudah melepaskan pelukan dilengan nya Kelvin.
"Lo nanya kenapa? Oke gue kasi tau ya sama Lo. Semenjak kejadian 2 tahun lalu itu, gue kehilangan orang yang gue sayang. Mati-matian gue mencari keberadaan dia berusaha meyakinkan hati gue bahwa gue pasti akan bertemu dengan dia lagi dan menjelaskan semuanya, mengajak dia sama-sama berjuang untuk hal yang 2 tahun lalu buat tidur gue nggak nyenyak setiap malam. Tapi saat dia kembali semuanya tampak sangat rumit dan lagi-lagi itu karena Lo. Kenapa Lo nggak pergi aja gitu jauh-jauh dari hidup gue karena gue risih setiap saat Lo tempelin terus kayak lem!!" Ucap Kelvin dengan emosi sambil berlalu pergi meninggalkan 3 orang yang kini sedang diam mematung.
Raka baru sadar bahwa hari ini mood Kelvin sedang tidak baik, sedang kan Asifa sedari tadi hanya diam mendengarkan perdebatan mereka mencerna kata demi kata yang terus terngiang di telinga nya tanpa berniat ikut campur.
Tiba-tiba Asifa tersadar karena ponsel nya berbunyi tanda ada pesan masuk, ia membuka pesan untuk mencari tau siapa yang mengirimkan pesan. Bibir nya tersenyum saat nama Sadewa terpampang. Ia pun mulai mengetik pesan balasan untuk Sadewa melupakan kejadian yang baru saja terjadi.
Raka yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya, setebal itu kah tembok yang dipasang adik nya sampai ucapan menyindir dari Kelvin tak mampu membuat hati adik nya luluh. Mungkin semua ini emang sudah dipersiapkan Asifa. Ternyata keputusan adik nya untuk kembali lagi bukan hal yang salah karena ia sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan sangat matang.
**
"Aaaaaaaaaaaaa!!"  teriak Kelvin sekuat-kuatnya nya saat ia sampai di danau.
Disinilah tempat yang selalu membuat nya nyaman, tempat penantian nya untuk menunggu kepulangan Asifa.
"Gue bodoh, bodoh, bodoh!!" maki Kelvin sambil menjambak rambut nya, air matanya jatuh membasahi pipi nya.
"Lo nggak bodoh kok." ucap wanita itu sambil tersenyum kearah Kelvin.
"Alfa?" ucap Kelvin dengan tatapan terkejut saat membalikkan badan mendapati seorang wanita sedang berdiri dibelakangnya.
Wanita itu hanya tersenyum, menikmati wajah terkejut Kelvin yang sangat langka.
"See, sesuai yang gue janjikan dulu." ucap Alfa dengan tersenyum manis.
Kelvin yang kini baru sadar bahwa yang didepan nya ini adalah Alfa langsung memeluk erat tubuh wanita itu. Membiarkan air mata nya jatuh dan mencari ketenangan di sana. Alfa ingin mengakhiri pelukan nya saat ia rasa tak ada tumpahan air mata lagi pada baju nya. Tapi Kelvin malah mengeratkan pelukannya.
"Gini aja dulu, gue mohon banget." ucap Kelvin dengan suara lirih masih memeluk erat Alfa. Alfa pun membalas pelukannya memberi waktu sebentar untuk Kelvin menenangkan dirinya.
**
Reva, Raka dan Asifa saat ini sedang berada diruang tamu. Saat pindah kesini Reva diminta untuk tinggal bersama Asifa sedang kan Raka ia baru pindah kesini saat mama nya menelpon 2 hari lalu untuk bisa hidup seperti dulu lagi.
Raka dan Reva sedang asik menonton televisi sedang kan Asifa ia sibuk dengan ponselnya.
"Dek, Lo lagi balas chat siapa sih? Senang banget kayak nya." tanya Raka saat mendapati Asifa sedang tersenyum memandangi ponsel nya.
"Kepo." jawab Asifa ketus.
"Eh iya Fa, ngomong-ngomong dari kapan Sadewa di Indonesia?" kini Reva pula yang bersuara.
Asifa yang tadi sibuk dengan ponselnya kini menatap kedua penganggu didepan nya ini.
"Kemarin ia kesini langsung ketemu dilapangkan basket yang pas Lo tanding itu loh Ka." jawab Asifa dan matanya memandangi Raka .
Raka dan Reva hanya ber oh ria saat mendapat jawaban dari Asifa.
"Eh Ka, tadi pas dikelas gue nggak ada liat Kelvin setelah pertengkaran dengan ceweknya itu." kini Asifa pula yang bertanya sambil memakan cemilan .
"Dek, apa Lo nggak peka atau pura-pura nggak peka sih tadi?" tanya Raka yang kini sedang serius menatap kembaran nya.
"Peka kok gue bahwa hubungan mereka nggak harmonis lagi semenjak gue kembali lagi ke sini." jawab Asifa dengan yakin.
"Kayak nya Lo harus sedikit lebih peka dek untuk mengetahui hati seseorang lebih dalam lagi." Ucap Raka dengan lembut.
"Iya Fa, gue rasa Lo kayak nya harus coba kasi kesempatan untuk Kelvin menjelaskan semuanya, apa Lo nggak penasaran kenapa bisa semua itu terjadi saat 2 tahun lalu? Kini Reva pula yang bersuara memberikan pendapatnya.
Asifa hanya diam memikirkan tentang kata-kata Reva dan Raka serta kata-kata Kelvin tadi pagi tiba-tiba kembali terngiang di telinga nya.
"Gue kekamar dulu ya, udah ngantuk berat ni mata gue." ucap Asifa sambil berdiri meninggalkan sepasang kekasih yang kini sedang menatap nya dengan tatapan kasian.

Comentário do Livro (263)

  • avatar
    Lilohh soperohh

    Goog best story. I like it

    01/06/2022

      5
  • avatar
    JkltInara

    👍👍👍👍👍

    21/08

      0
  • avatar
    Li Ya

    Keren bangat

    20/08

      1
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes