logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 4 Starting a Mission

Pukul 05.35 pagi, seorang gadis telah bersiap siap untuk melakukan perjalanan keluar negeri dengan tujuan yang sangat penting. Setelah semua hal yang di perlukan beres, si gadis manis pun keluar dari kamarnya dan menuju ke kamar sebelah.
To tok tok
"Kakak, apa kakak sudah bangun? Cepatlah, penerbangan ku pukul 09.00 dan sekarang sudah pukul 07.25," si gadis manis mengetuk pintu kamar kakaknya dan terdengar suara dari dalam.
"Ia, ini kakak sudah selesai. Sekarang kita harus pergi menemui mereka terlebih dahulu sebelum kamu berangkat," jawab sang kakak lalu membuka pintu kamarnya dan nampaklah wajah imut sang adik di depan pintu.
"Selamat pagi kakak," sapa Dee yang telah berhadapan dengan kakaknya.
"Selamat pagi juga Adek manisnya kakak," balas Bintang lalu mengecup pucuk kepala Dee.
Keadaan rumah masih sepi karena para maid sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing, sedangkan orang tua mereka belum kelihatan.
Mereka berdua lalu keluar rumah dengan Bintang yang menyeret koper milik Dee lalu mereka menuju ke mobil Alphard milik sang kakak.
"Kakak, ingat pesanku tadi malam. Jangan sampai Ayah dan mommy tau tentang hal ini. Aku percayakan semuanya sama kakak dan tolong bantu Diva untuk mengurus perusahaan ku selama aku tidak ada. Aku juga akan selalu memantau perkembangan perusahaan dari jauh," ucap Dee ketika mobil sudah melaju melewati jalan raya yang seperti biasa.
"Tenang saja, lakukan tugasmu dan kembalilah dengan selamat," hanya itu yang di ucapkan Bintang dengan nada dinginnya tidak seperti biasa. Pasalnya, dia sangat mengkhawatirkan keadaan adeknya di luar sana nanti.
(Kafe Andal)
Tiba di Kafe Andal, Dee, Bintang, Diva dan Juna sedang membicarakan tentang kepergian Dee keluar negeri untuk waktu yang tidak di tentukan.
"Apa sepenting itu sesuatu yang akan kamu kerjakan di sana? Apa tidak bisa di kerjakan dari sini?" Diva kelihatan sedih karena akan di tinggal bosnya sekaligus sepupunya itu apalagi beban yang di pikulnya semakin berat karena dia yang di percayakan mengurus perusahaan.
"Ia Va, aku titip perusahaan padamu ya. Ingat, lakukan tugasmu dengan baik dan kalau ada yang tidak kamu mengerti tanyakan pada kak Bintang atau kak Juna," ucap Dee sehalus mungkin untuk menghibur sepupunya itu. Diva hanya mengangguk lemah dan dan menerima semua itu dan berjanji untuk terus menjaga serta mengembangkan perusahaan.
"Baiklah, waktunya segera tiba. Aku pamit duluh dan kalian jaga diri dengan baik. Ingat, musuh di luar sana bisa saja menerobos ketika kalian lengah." Setelah mengucapkan salam perpisahan, Dee pun berangkat bersama sopir yang telah menjemputnya.
(Bandara)
Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit, akhirnya Dee sampai di bandara. Atasan serta beberapa rekannya sudah menunggunya di bandara untuk melepas Dee melaksanakan misi yang teramat penting namun juga berbahaya.
"Bagaiman? Apa semua urusanmu sudah selesai? Sebentar lagi pesawatnya akan lepas landas," ucap sang atasan ketika Dee sudah turun dari mobil di susul sopir membawakan kopernya.
"Sudah pak, saya sudah siap sekarang," jawab Dee dengan ekspresi datarnya seperti biasa.
"Baik, sekarang pesawarmu akan lepas landas. Masuklah dan berhati-hatilah." Setelah mengatakan demikian, Dee pun pergi berjalan semakin menjauh begitu juga dengan atasan dan rekan rekannya pulang lalu kembali ke markas untuk memantau pesawat yang di tumpangi Dee.
(Pusat Agen Secret)
Pusat Agen Secret kini sibuk memantau pesawat Dee dan memantau beberapa pergerakan musuh di beberapa negara termasuk negara yang akan di tuju Dee.
Mereka akan selalu siap siaga dalam 24 jam agar tidak kecolongan seperti beberapa waktu lalu.
Trrrr Trrrr Trrrr (anggap ada panggilan masuk)
"Halo," sapa sang atasan tatkala menerima menjawab panggilan.
(......)
"Apa? Baiklah, saya akan mengirim beberapa Intel kesana sekarang juga." sang atasan sangat kaget menerima telepon dari markas cabang.
Beberapa saat setelah menerima panggilan, sang atasan langsung mengumpulkan beberapa Intel yang sudah terlatih dengan baik untuk di kirim ke markas cabang.
"Bereskan semua pengganggu-pengganggu itu dan jangan sampai ada yang lolos satu pun. Paham!" sang atasan terlihat sangat geram dan menahan amarah.
"Siap laksanakan komandan." Beberapa dari mereka di utus dan kini mulai bergerak ke cabang yang di maksud.
(Cabang Agen Secret)
Dorrr
Dorrr
Dorrr
Terdengar suara tembakan dari area cabang Agen Secret yang berada di sudut kota x. Terlihat markas cabang sangat porak-poranda dan sebagian gedung sudah hancur.
"Jaga sisi kiri dan kanan dengan baik. Jangan sampai mereka menerobos masuk!" Perintah salah satu dari mereka yang telah di percaya untuk mengarahkan mereka.
"Siap laksanakan," mereka lalu berjaga-jaga dan benar saja, kalau dari sisi kiri dan kanan sangat terlihat pergerakan musuh.
Dorrr
Dorrr
Suara tembakan terus menggema dari kedua belah pihak yang mengakibatkan gugurnya masing masing rekan.
"Perketat penjagaan." Teriak sang komandan.
Suasana kini sangat mencekam dan terlihat sangat menegangkan. Kedua belah pihak mulai meningkatkan kewaspadaan untuk mempertahankan diri masing masing.
5 jam berlalu, kini adu tembak menembak kini bisa di atasi dan ada beberapa dari musuh yang di sandera untuk mendapatkan informasi yang akan di perlukan ke depannya.
Setelah semuanya dirasa sudah aman terkendali, mereka lalu melapor ke markas pusat.
"Agen Lion mengkonfirmasi, cabang Agen Secret di bagian kota x terpantau aman terkendali." Setelah melapor, Agen Lion memutuskan untuk kembali ke pusat guna melaporkan kekacauan yang terjadi di cabang.
(Negara X)
Setelah beberpa jam penerbangan, kini Dee telah sampai di Negara X dan di sambut oleh CEO dari idol-idol yang akan di pantaunya.
"Selamat datang dan selamat menjalankan misi rahasia itu. Ingat, jangan sampai ada yang curiga ataupun mengetahui maksud dan tujuan kedatanganmu," sapa sang CEO dengan ramah. CEO tersebut tidak memperkenalkan dirinya karena mereka sudah saling mengenal sebelum menjalankan misi tersebut.
"Terima kasi atas sambutan hangatnya. Sekarang antar saya ke tempat yang akan saya tinggali sebelum bergabung dengan mereka," balas Dee dengan ramah lalu mereka masuk ke mobilnya sang CEO untuk di antar ke apartemen sementaranya.
"Bagaimana perkembangan dan keadaan di pusat?" tanya sang CEO.
"Sejauh ini masih aman terkendali, namun musuh semakin terang terangan menyerang. Penjagaan juga semakin di perketat dan jangkauan keamanan semakin di perluas," ucap Dee yang terus fokus ke jalan yang mereka lewati. Tidak bisa di pungkiri bahwa pemandangan di Negara X memang sangat indah dan menyejukkan.
(Apartemen)
Mereka kini sampai di apartemen yang akan di tinggali oleh Dee. Sesuai kesepakatan, Dee akan menghadiri sambutan perwakilan para Intel dari berbagai negara pada sore hari nanti.
"Kita sudah sampai. Beristirahatlah dahulu karena nanti sore akan ada pertemuan dari perwakilan masing-masing Intel di berbagai negara.
"Baik pak, sekali lagi terima kasih atas bantuannya," ucap Dee membungkuk untuk menghormati yang lebih tua.
Setelah masuk apartemen, Dee langsung menuju ke kamar untuk istirahat karena merasa sangat lelah setelah melakukan perjalanan.
"Huffttt, lelahnya aku. Oh ia, bagaimana ya rupa dari para idol yang akan aku pantau nanti? Sebaiknya aku mencari tau sedikit tentang mereka dan juga agar aku bisa mengenali mereka ketika bertemu di luar." Dee pun mengambil laptop dan mulai mengetik nama boyband yang di maksud.
"Woowww, mereka sangat tampan dan kiyowo. Apa betul mereka yang akan menjadi kakakku nanti? Waaaa pasti harimu akan menyenangkan nantinya, hehehehe." Monolog Dee sambil terkekeh sendiri.

Comentário do Livro (44)

  • avatar
    Advantur Advan

    aku sudah mmbaca cerita. kisah mereka seru bnget

    07/08

      0
  • avatar
    Suhai Tamin

    saya bagi lima bintang...

    06/07

      0
  • avatar
    BayuBoges

    bagus

    05/06

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes