logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 3 Important Mission

Di sinilah Dee berada sekarang, di ruangan penuh komputer yang mengelilingi ruangan yang di tempatinya sekarang. Dee menuju ke sebuah kursi dan duduk di depan salah satu komputer yang sedang menyala.
"Apa yang harus ku lakukan sekarang? Apa aku harus menerima tawaran itu," batin Dee.
Flashback
Ketika Dee tiba di markas Agen Secret, dia di minta oleh pemimpin mereka untuk masuk ke sebuah lingkungan baru yaitu menjadi bagian dari kehidupan sebuah idol yang terdiri dari tujuh orang.
Dee akan masuk ke kehidupan mereka sebagai seorang adik yang akan selalu berada di sisi mereka sekaligus mencari tau siapa dalang di balik teror yang akhir akhir ini mereka alami. Bukan hanya mereka, namun hampir seluruh idol mendapat teror yang entah darimana.
Berhubung Dee adalah salah satu Intel terbaik sekaligus agen rahasia terpercaya yang mereka miliki.
"Bidari, kami telah merundingkan ini cukup lama. Kami ingin kau masuk ke lingkungan idol dan berbaur dengan mereka untuk mencari tau siapa yang selama ini meneroror idol-idol tersebut karena mereka juga hampir meretas jaringan negara saat ini. Ini akan menjadi ancaman bagi kita semua," pinta atasannya yang bahkan perna meminta Dee untuk menggantikan dirinya menjadi pemilik Agen Secret ini, namun Dee menolaknya.
"Apa? Kenapa harus aku dan apa hubungannya denganku?" teriak Dee tidak terima akan tugas tersebut.
"Dengarkan saya, ini sangat penting mengingat kamu adalah Intel terbaik yang pernah kami Miki. Ini juga demi keamanan negara Bidari," ucap atasannya itu dengan lembut karena dia tau manusia yang sedang di hadapinya saat ini sangat keras kepala ketika sesuatu yang tidak di sukainya di paksakan.
"Hmmmm, baiklah. Jadi kapan aku bisa memulai rencana tersebut?" tanya Dee sambil menarik napas panjang lalu menghembuskannya.
"Sekarang kita bisa memulainya dan tolong cari tau keadaan mereka sekarang!" ucap sang atasan lalu pergi meninggalkan Dee dengan emosi yang hampir meledak.
Dia memikirkan perusahaannya yang saat ini sedang di kelola nya dan juga proyek besar yang akan di jalankan bersama kakaknya.
"Arrggghhh," teriak Dee frustasi. Biar bagaimanapun, dirinya masih muda dan sudah di hadapkan dengan berbagai macam persoalan hidup.
Flashback end.
(Di dalam ruangan peretas)
"Nah, rupanya mereka tersebar di berbagai tempat. Ini akan sangat sulit untuk memantau mereka semua," gumam Dee yang saat ini tengah konsentrasi untuk meretas salah satu keamanan musuh.
"Selesai, waktunya beraksi," ucap Dee tersenyum smirk menampilkan ekspresi horornya.
Setelah melakukan peretasan, Dee kembali menemui atasannya untuk menanyakan kapan dia bisa pergi ke negara x untuk menjalankan misi tersebut.
"Kapan aku akan berangkat?" tanya Dee tiba tiba yang membuat sang atasan hampir meloncat saking kagetnya mendengar suara yang sangat pelan namun banyak penekanan.
"Yakkk anak Tidka tau sopan santun. Aku ini lebih tua darimu dan bisa saja aku menjadi ayahmu. Sopan sedikit pada yang lebih tua," teriak atasannya saking kagetnya.
"Jadi kapan bisa di mulai?" tanya Dee kembali dan kali ini suaranya lebih halus.
"Besok kamu bersiap dan akan kami antar ke bandara," ucap sang atasan lu melanjutkan makannya yang tertunda.
"Baiklah, kalau begitu aku pamit pulang untuk mempersiapkan segalanya," ucap Dee lalu berlalu tanpa mendengar balasan dari sang atasan.
"Astaga anak itu, apakah ada yang akan menjadi pendamping hidupnya," sang atasannya menggelengkan kepalanya menatap kepergian Dee yang sudah di anggapnya anak sendiri.
(Mansion BD)
Dee kini berada di mansionnya untuk mempersiapkan segala sesuatunya yang akan di bawa besok. Sebelum kembali ke mansion orang tuanya, dia menyempatkan ke mansionnya sendiri untuk mengambil beberapa peralatan yang sekiranya dia butuhkan di sana.
Setelah di rasa sudah beres, kini dia menuju mobilnya dan tancap gas menuju mansion orang tuanya.
(Mansion Xander)
Di dalam ruang keluarga, keluarga Xander sedang bercengkerama mengenai perusahaan yang di kelola oleh kedua anaknya.
"Ayah, apa yang akan ayah lakukan setelah mengumumkan pensiun dari dunia bisnis?" Bintang bertanya pada sang ayah yang kini duduk di depannya.
"Ayah akan menghabiskan masa masa tua ayah bersama mommy mu," ucap Xander sambil menatap istrinya yang kini juga menatapnya dengan senyuman manis di wajah yang masih terlihat segar itu.
"Lalu bagaimana dengan perusahaanmu? Apa ada kendala atau masalah yang sulit kalian pecahkan?" tanya Xander menatap ke arah Bintang.
"Untuk saat ini masih aman Ayah, hanya saja ada sedikit ham yang sedang mengganggu proyek yang akan kami kerjakan," ucap Bintang .
Ketika mereka asyik berbicara, dobrakan pintu terdengar nyaring oleh mereka dan hal itu membuat semua yang ada di dalam ruangan terkejut bukan main.
"Maaf mengangetkan kian semua, hehehehe," tiba tiba Dee masuk sambil terkekeh.
"Yaakkk, kau ini hampir saja membuat kakak mengangkat senjata tau," teriak Bintang yang mendapat kekekhan dari semua penghuni ruangan.
"Maaf kak, aku sengaja," ucap Dee mendekat pada mommy dan ayahnya untuk sekedar bermanja setelah itu berlaku ke kamarnya.
(Di dalam Kamar)
Dee kini sibuk mengemas barang barang yang akan di bawahnya menuju ke negara x untuk melakukan sebuah tugas.
Selang beberapa saat kemudian, Dee sudah selesai mengemas lalu menuju ke kasur king size miliknya untuk merebahkan diri.
Diva
"Diva, aku akan pergi ke luar negeri besok dan entah sampai kapan. Aku titipkan perusahaan padamu dan aku mempercayakan semua urusan perusahaan termasuk menghandle proyek bersama kak Bintang."
Dee
"Yaakkk, kau mau pergi kemana sia*lan. Aku tidak akan sanggup mengelola itu sendiri asal kau tau," balasan dari Diva yang membuat Dee terkekeh. Diva tidak pernah berubah dari duluh, selalu kasar namun hatinya sangat lembut.
Diva
"Aku ada sebuah tugas yang sangat penting dan aku tidak tau kapan kembali dari tugas itu. Jadi, aku menitipkan perusahaan padamu. Kamu bisa menghubungi ku untuk menanyakan hal hal yang tidak kamu ketahui nantinya," balas Dee namun hanya di read oleh Diva. Dee tau dan sangat mengetahui bagaimana sifat sekertaris sekaligus sepupunya itu.
Pukul 10 malam, Dee memutuskan untuk pergi ke kamar kakaknya.
Tok tok tok (anggaplah suara pintu yang di ketuk)
"Siapa,"
"Ini aku kak, apakah boleh Dee masuk?" tanya Dee dari balik pintu.
"Masuk saja, pintu tidak di kunci," ucap Bintang mempersilahkan adiknya masuk.
Setelah masuk, tidak lupa Dee menutup pintu kembali.
"Ada perluh apa adik manisku malam malam mendatangi kamarku, hmm," ucap Bintang dengan lembut sambil mempersilahkan adiknya duduk di sampingnya.
"Besok Dee akan pergi ke luar negeri kak," suara Dee terdengar pasrah dan dia menunduk seolah sedih.
"Eeee, ada urusan apa adik manisnya kakak sampai harus keluar negeri?" tanya Bintang smabil mengerutkan keningnya karena kaget sekaligus bingung.
"Ada sebuah tugas yang akan Dee jalankan kak. Aku akan memberitahukan kakak, tapi kakak harus janji untuk tidak menyela saat aku bercerita dan kakak juga jangan kaget," ucap Dee yang membuat Bintang semakin penasaran. Bintang hanya mengangguk tanda mempersilahkan Dee untuk bercerita.
"Sebenarnya Dee bergabung dalam sebuah Agen rahasia milik negara dan kini Dee menjadi Intel demi keamanan negara. Namun, Dee di tugaskan untuk pergi keluar negeri dengan sebuah misi mencari tau siapa yang belakangan ini meneror para idol sampai meretas keamanan negara. Kami yakin kalau mereka dalam jumlah banyak dan tersebar di seluruh negara untuk melancarkan aksinya demi mencapai tujuannya," jelas Dee oanjang lebar yang berhasil membuat Bintang melototkan matanya secara sempurna dan kini mulutnya terbuka lebar mendengar cerita adik yang sangat di manjakanya itu. Bintang tidak habis pikir dan tidak percaya kalau adiknya itu tergabung dalam organisasi seperti itu yang bahkan lebih parahnya dia tidak mengetahuinya.
"Dek, ini nyata kan. Kakak tidak sedang bermimpi kan?" Bintang sungguh terkejut dengan penuturan Dee dan itu di angguki oleh Dee tanda semuanya nyata.
"Ia kak. Aku juga ingin kakak berjanji untuk tidak memberitahu siapapun termasuk ayah dan mommy serta kak Juna dan kak Diva. Ini adalah rahasia negara dan tidak boleh ada yang mengetahui kami ini Intel siapapun itu," Dee menatap wajah kakaknya yang masih syok itu lalu mengangkat tangannya dan memegang pipi kakaknya dengan lembut. Bintang hanya bisa mengangguk karena dia tahu kalau nyawa adiknya sedang dalam bahaya.
"Kakak sangat menyayangi kamu dan berjanjilah pada kakak pada mommy dan ayah untuk kembali dengan keadaan baik baik saja," Bintang kini memeluk Dee dengan erat karena tidak rela adik kesayangannya itu terjun dalam dunia yang membahayakan itu. Sudah cukup mereka menjadi mafia yang berjuang mati matian untuk membasmi semua musuh yang ingin menjatuhkan perusahaan mereka.

Comentário do Livro (44)

  • avatar
    Advantur Advan

    aku sudah mmbaca cerita. kisah mereka seru bnget

    07/08

      0
  • avatar
    Suhai Tamin

    saya bagi lima bintang...

    06/07

      0
  • avatar
    BayuBoges

    bagus

    05/06

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes