logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 7 Gara-gara Pelukan

“Maysha cukup!Jangan seperti ini.Kamu menjadikan Mama seperti orang tua yang gagal mendidik Anak”Ibu Hanna sedih dengan sikap Maysha.Dirinya tidak membela pria di depannya ini,hanya menyayangkan sikap putrinya saja.
Maysha menunduk sambil memikirkan dalam-dalam perkataan Ibunya.Dalam hati dia membenarkaan bahwa ucapannya sudah berada di luar batas sebagai seorang anak.
“Maafkan,Maysha Ma”
Maysha menatap sendu Ibu Hanna,kemudian tangannya terulur memeluk kembali wanita yang telah melahirkannya itu.
Sedangkan Pak Restu mematung di tempat melihat pemandangan di depannya ,Ia tidak menyangka bahwa Istri yang di sia-siakan telah mengurus putri mereka dengan begitu baik.Terselip rasa haru di hati pria paruh baya itu.
Tidak ingin membuat suasana semakin kacau dan Maysha akan kembali tantrum,Pak Restu memilih untuk meninggalkan mansion.Tapi sebelum dirinya benar-benar pergi dari tempat itu,Pak Restu kembali memberikan tatapan lembut pada putrinya .
“Maafkan Papa,Emm_Papa pamit dulu.Jaga diri kalian ,sekali waktu berikan Papa waktu untuk menjelaskan.“Pak Restu menatap penuh harap pada kedua orang di depannya.
Tanpa menunggu tanggapan keduanya,Pak Restu berlalu meninggalkan mansion,menyisakan Ibu Hanna dan Maysha yang berpelukan menatap kepergiannya dengan mulut membisu.
Sedangkan di pintu masuk,Hisyam membatu dengan apa yang baru saja Ia saksikan,bahkan ketika Pak Restu melewatinya pun Ia tidak menyadari sama sekal.Pikirannya melanglang buana entah kemana.
Kesadarannya muncul kala mendengar tangisan yang begitu keras dari dalam mansion .Memutuskan untuk masuk ,betapa terkejutnya dia saat melihat kondisi Maysha yang begitu berantakan,berteriak histeris serta melempar setiap barang yang di sekitarnya.
“Maysha cukup sayang…
Ibu Hanna mendekap erat tubuh Maysha,sebisa mungkin berusaha menenangkan anak gadisnya,tapi kekuatan Maysha terlalu besar di saat dirinya mengalami tantrum,Ibu Hanna saja sampai terhempas ke sofa karena tidak kuat menahan kekuatan Anaknya.
Tidak tega,Hisyam mendekat membantu Ibu Hanna menenangkan gadis bar-bar Ibu angkatnya itu.
Di peluknya tubuh Maysha,menghalau gadis itu melakukan hal yang lebih berbahaya dari sekedar melempar barang-barang.Hisyam tidak peduli di saat kesadaran gadis itu kembali,dirinya akan terkena makian dan hinaan.
Ibu Hanna menatap nanar Maysha yang berada dalam pelukan Hisyam.Ia melihat putrinya berusaha melepaskan diri,memukul-mukul Hisyam dengan keras .
“Dia sudah pergi,tenangkan dirimu.Jangan menyiksa diri sendiri seperti ini,kasihan Ibu”
Berbicara pelan,Hisyam berusaha mensugesti pikiran Maysha agar segera tenang.Tapi gadis bermata indah tersebut abai akan ucapan Hisyam,dirinya masih terus berusaha melepaskan diri dari dekapan pemuda itu.
“Lepas…Kamu sia…
Ucapan Maysha terhenti kala mendongak dan berhasil melihat siapa yang mendekapnya.
“Kam***t ngapain Kamu meluk-meluk Aku,Hah?“
Maysha menghentikan gerakan tangannya ,sejurus kemudian tangan itu meremas ujung kaos yang di kenakan Hisyam.
Tatapan permusuhan Maysha berikan pada sosok yang masih setia mendekap punggungnya tanpa perempuan itu sadari.
Melihat tingkah putrinya,Ibu Hanna mengerutkan keningnya.Ia kaget akan perubahan Maysha yang menurutnya terlalu cepat.Berbeda dengan beberapa tahun lalu.Disisi lain dia juga tidak menduga Hisyam sudah ada di mansion dan sedang menenangkan Maysha.
Kapan dia datang?
Apakah dia melihat semuanya?
Ibu Hanna bertanya-tanya dalam hati.Ternyata sejak tadi dirinya tidak sadar bahwa yang memeluk Maysha adalah Hisyam putra angkatnya.
Timbul kekhawatiran di hati wanita paruh baya itu.Ibu Hanna berdoa semoga saja Hisyam tidak sempat mendengar perdebatan yang terjadi barusan.
Sedangkan Maysha,masih saja menampilkan wajah sangarnya pada Hisyam.Kemana perginya Maysha yang tantrum barusan?Hisyampun tidak tahu,namun di hati kecilnya,Ia bersyukur Maysha tidak histeris lagi.
“Saya tidak memeluk Anda Nona”Hisyam melepaskan tangan kekarnya dari punggung Maysha.Membiarkan gadis bar-bar itu meremas ujung kaosnya sampai kusut.
“Tapi Anda sendiri yang nempel pada Saya,Lihat!Kaos Saya saja sampai kusut begini”Hisyam menunjuk ujung kaosnya dengan seringai licik.
Pandai sekali Kamu Berbohong Hisyam.
Maysha mengikuti arah telunjuk Hisyam.Kerutan di kening gadis itu semakin kentara.Masa iya dirinya berani memeluk pria yang selalu di katain udik ini?Ia menggeleng-gelengkan kepala lalu mengalihkan tatapan pada Ibu Hanna,seolah-olah meminta penjelasan sekaligus pembelaan dari Ibu kandungnya itu.
Yang di tatap mengedikan kedua bahunya,pertanda tidak paham dengan apa yang terjadi.Padahal Ibu Hanna tau bahkan sangat tau siapa yang memeluk walau saat kejadian berlangsung dia tidak menyadari siapa pemuda itu.Diam-diam hatinya menghangat melihat kedua Anaknya.Bolehkah dirinya berharap mereka akan segera akur?
“Nah Anda lihatkan Nona?Ibu saja bingung,Apalagi Saya yang anda peluk?Memasang tampang sedrama mungkin,semakin berani saja Hisyam membual,efek terlalu lama di luar Negeri sepertinya membuat keberanian pria itu meningkat.
“Tidak mungkin,jangan bohong Kamu”Sentak Maysha melepas cengkraman dari ujung Kaos Hisyam.
“Aku tidak mungkin memeluk pria udik seperti Kamu”sambungnya lagi.
Ibu Hanna medesah pelan,Mayshanya tidak berubah,mulutnya masih saja berbisa.
“Tapi buktinya Anda memeluk Saya Nona!“Bagus Hisyam terus saja berbohong.Lihatlah Maysha semakin kesal dan terlupa dengan pertengkaran orang tuanya barusan.
Itu tujuannya,mengalihkan pikiran Maysha agar tantrumnya perlahan mereda.Dan dia berhasil melakukannya walau gantinya,sekarang dirinyalah yang menjadi objek baru pelampiasan gadis bar-bar Ibu angkatnya.
“Sialan Kamu!“Sentak Maysha melepas kasar tangannya dari ujung kaos pria berwajah manis itu.
Gadis itu menghentakan kakinya ke lantai,terlihat sekali Ia tengah kesal level akut pada pemuda ini.Memilih pergi dari sana.Maysha berpikir merilekskan pikiran di kamar adalah solusi terbaik menghindar dari dua orang yang tengah memandangnya dengan tatapan menjengkelkan.
Di sisi lain,Ibu Hanna dan Hisyam mengulum senyum simpul setelah kepergian Maysha.Bahkan Ibu Hanna mendekati Anak angkatnya kemudian membelai lengan pemuda manis itu.
“Terimakasih,Nak”
“Tidak perlu berterimakasih,Bu.“Hisyam merangkul pundak Ibu Hanna.Senyum manis Ia berikan pada wanita yang telah merawatnya ini.Baginya Ibu Hanna adalah segalanya,dulu saja Hisyam berjanji akan membahagiakan Ibu Hanna sebisa mungkin.
Dan apa yang di lakukannya tadi tidak seberapa dengan apa yang sudah di berikan Ibu Hanna padanya.
*
*
*
Maysha memasuki kamarnya dengan bersunggut-sunggut.
“Aku pasti tidak memeluknya.Iya..pasti tidak”gumamnya masih saja sangsi dengan pelukan tadi.
Masyha menjatuhkan tubuhnya di kasur Queen Size,hari ini pikirannya begitu kacau ,kedatangan Ayah yang tidak di harapkan lalu berlanjut pelukan yang membuatnya jengkel setengah mati.Benar-benar hari yang sial,batinnya.
“Argggghhh”Maysha meraup wajahnya frustasi.Rasa malu karena menganggap ucapan Hisyam benar membuat tubuhnya lemas .Tidak tau saja gadis ini bahwa dia sudah terprovokasi kebohongan Hisyam beberapa saat lalu.
Kejengkelannya bertambah saat mengingat kedatangan Ayahnya,tapi satu hal yang Maysha sayangkan,karena kedatangan Sang Ayah Ia harus kembali merasakan lelahnya tantrum,dan Ia yakin kegilaannya tadi membuat Ibunya bersedih.Padahal dirinya tidak menginginkan itu.
Anak kandung Ibu Hanna itu menggigit bantal yang di dekapnya gemas.Andai bantal itu Hisyam pasti dia sudah mencabik-cabiknya sampai tidak berbentuk
Lalu ingatannya berpindah pada Sang Ayah,tidak bisa di pungkiri kekecewaan begitu besar dia rasakan pada pemilik perusahaan digital raksasa di Negara I itu.Andai Pak Restu tidak melakukan semua itu di masa lalu,pastilah dirinya masih menjadi Putri manjanya sekarang.
Isakan kecil mulai terdengar lagi dari bibir Maysha namun sekejab kemudian wajahnya berubah geram.
“Hisyam Bre***k!“Umpatnya .
Ternyata yang membuat wajah cantik milik Maysha berubah geram adalah si Pemuda manis namun udik versinya .Entahlah Maysha juga bingung mengapa dia bisa segeram itu pada Hisyam
Perasaan campur aduk di hatinya membuat Maysha lelah,Ia ingin tidur mengistirahatkan pikiran yang hari ini benar-benar kacau.Baru saja memejamkan mata deringan ponsel miliknya kembali mennggangu.Memilih mengabaikan,Maysha kembali menutup mata .Ia ingin tidur sejenak tidak mau di ganggu untuk hal apapun.
Namun ternyata si penelpon begitu gigih mengulangi panggilan berkali-kali membuat Maysha terpaksa membuka matanya.
Dengan kasar dia meraup ponsel yang tergeletak di atas nakas lalu menekan tombol jawab.
“Halo_
“Siapa sih,mengganggu banget”potongnya
Maysha menggerutu pada Si Penelpon dengan mata terpejam.
“Aku ganggu ya,Sayang?“suara pria dari seberang sana terdengar menghela napasnya kasar.
Mata Maysha membola,buru-buru dia melihat kembali Id sang penelpon.Astaga,ternyata Eduardo kekasihnya yang menelpon.Ia menepuk keningnya.
“E_eh nggak kok,Sayang”Maysha menggigit bibirnya merasa bersalah telah jutek pada sang kekasih.
“Emang ada apa?
“Emangnya nggak boleh ya Aku nelpon Kamu”
Pria di seberang sana kembali bertanya membuat Maysha tergagap.
“Bo_boleh kok,kenapa enggak”Maysha menjawab dengan suara tertahan.
Sebenarnya Maysha tidak menyukai Eduardo ,dirinya terpaksa menerima pria bermata hazel itu karena bosan selalu di kejar olehnya.Dan setelah mereka jadian,Eduardo ternyata pria yang sangat posesif ,terlalu posesif malah.Membuat Maysha bosan dan tertekan.
Maysha ingin mengakhiri hubungan mereka tapi dirinya masih mencari waktu yang tepat.
Setelah berbicara dengan Eduardo di telpon cukup lama,kini Maysha dapat bernapas lega.Ia kembali melanjutkan tidurnya dengan aman dan nyaman.Semoga tidak ada penganggu lagu,harapn Maysha.
Di ruang keluarga,Ibu Hanna dan Hisyam tengah membicarakan sesuatu yang serius,selepas pertengkaran Ibu Hanna dan sang suami kemudian berlanjut dengan drama Maysha.Kini,Ibu Hanna berpikir untuk memberikan penjelasan mengenai perihal yang terjadi barusan.
Ia merasa hal itu perlu.Sudah cukup lama Ia menyimpan masalah keluarga ini dari Anak angkatnya itu.Dirinya tidak mau Hisyam berpikir yang bukan-bukan tentangnya.Beruntungnya Hisyam bisa mengerti akan hal itu.
“Syam,Apakah Kamu mendengar semuanya”Tanya Ibu Hanna memastikan .
Hisyam mengangguk”Iya,Bu Hisyam mendengar semuanya ,tapi Ibu tenang saja Hisyam tidak akan ember pada tetangga-tetangga disini”jawab Hisyam sedikit bercanda untuk mencairkan suasana.
Hisyam dapat melihat Ibu Hanna begitu tegang saat berbicara dengannya saat ini .
“Syam…Ibu tidak ingin Kamu merasa tersisih di keluarga ini karena mendengar hal tadi”
“Hal apa ,Bu?
“Mengenai Papa Maysha.Ibu tidak ingin Kamu merasa di kucilkan di keluarga ini karena Ibu tidak pernah memberitahumu semua yang terjadi di keluarga ini”aku Ibu Hanna.
“Astaga,Ibu!Saya tidak begitu Bu.Ibu tidak perlu khawatir.“seru Hisyam spontan .
“Benarkah?
“Tentu,Saya tidak pernah berpikir kesana jadi Ibu jangan merasa bersalah gitu .
“Syukurlah.
🌺🌺🌺

Comentário do Livro (13)

  • avatar
    Nurhaida Gultmz

    bagus

    13/04

      0
  • avatar

    good

    01/03

      0
  • avatar
    YatiRandiyati

    suka dengan ceritanya

    03/07/2023

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes