logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 7 Wawancara

Raihan menatap Arka yang sekarang berdiri di samping Nadin kemudian tertawa melihat keduanya.
"Gua tanya, maksud lo apa ngomong kayak gitu sama cewek gue? Kenapa lo malah ketawa dan gak jawab pertanyaan gue" Ucap Arka dengan nada ketus pada Raihan seraya menatap Raihan tidak suka.
Sekarang bukan hanya saja Raihan yang tertawa tapi juga Tomo, membuat orang yang ada di sekitar mereka terheran-heran termasuk juga Alex.
"Lo berdua kenapa ketawa?" Tanya Alex akhirnya, mencoba mengusir rasa penasaran yang dia alami.
Keduanya kemudian menghentikan tawanya dan membuang nafas perlahan, Raihan kemudian menatap Nadin "Ini cowok baru lo yang lo banga-bangain?" Tanya Raihan dengan nada mencibir.
"Iya, ini cowok baru gue dan dia jauh lebih baik dibandingkan temen lo itu" Ucap nadin seraya memeluk Arka dan memberikan tatapan merendahkan kepada Alex.
Tomo dan raihan kembali tertawa dan untuk kedua kalinya itu membuat yang lain kebingungan.
"Kenapa lo berdua ketawa lagi?" Tanya Nadin yang tidak mengerti sedikutpun dengan sikap yang ditunjukkan keduanya.
"Kayaknya lo bangga banget sama cowok baru lo ini" Ucap Tomo dengan sisa tawanya.
"Jelaslah" Sombong Nadin kepada keduanya.
"Tapi lo bangga gak sama pacar baru lo ini setelah tau dia punya cewek lain?" Tanya Raihan seraya memperhatikan ekspresi yang akan diberikan oleh Nadin.
Nadin cukup terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Raihan, dia tidak mau mempercayai kalimat itu namun rasa penasarannya membuatnya bertanya kepada Raihan.
"Maksud lo ngomong gitu apa? Gak mungkin Arka kayak gitu. Jangan karena gue mutusin temen lo, lo fitnah Arka ya" Ucap Nadin dengan nada tinggi dengan mata yang menatap marah pada Raihan, bahkan Lila sampai mengelus punggung perempuan itu agar lebih bersabar dan tidak berteriak seperti itu.
"Kita punya buktinya" Ucap Tomo seraya terkekeh melihat ekspresi wajah Nadin setelah mendengar apa yang diucapkan oleh Raihan.
"Gak usah becanda deh" Ucap Nadin dengan nada ketus meskipun raut wajahnya menunjukkan dengan jelas mengenai perasaannya yang sedang tidak enak.
"Kok becanda? Gue serius" Ucap Tomo seraya mengeluarkan ponselnya dari saku, Tomo memutar sebuah video di ponsel tersebut dan memberikannya kepada Nadin.
Mata Nadin terbelalak melihat video yang ditunjukkan oleh Tomo dengan kasar dia mengembalikan ponsel itu kepada pemiliknya dan dengan segera menatap Arka dengan tatapan marah.
"Kita putus" Ucap Nadin kepada Arka dengan nada marah dan kasar seraya menampar cowok itu, kemudian berlalu dari sana diikuti oleh Lila.
Tomo dan Raihan tertawa terbahak melihat itu, Alex juga memberikan tawa meskipun tidak sekeras yang diberikan oleh Tomo dan Raihan.
Arka yang ditampar dan ditinggalkan begitu saja tidak menunjukkan raut wajah bersalah sedikitpun. Setelah menatap dengan kesal Alex, Tomo, dan Raihan yang sedang tertawa secara bergantian, Arka berlalu dari tempat itu.
"Video itu dari mana?" Tanya Alex setelah Arka berlalu dari tempat itu.
"Kemaren gue nemenin Tomo buat benerin gitarnya, tapi sebelum kita berangkat kita mutusin sarapan dulu di salah satu restoran yang gak jauh dari rumah Tomo. Disitu gue liat Arka lagi sama cewek, mereka lagi makan berdua. Awalnya gue sama Tomo kira cewek itu saudara Arka, ternyata salah mereka berdua malah nunjukin gelagat kayak orang lagi pacaran. Terus gue juga dengar waktu Arka bilang sayang sama cewek itu dan gak lama setelah itu gue sama Tomo mutusin buat videoin mereka berdua deh" Raihan menjelaskan itu kepada Alex dengan sejelas-jelasnya seraya mengingat kejadian di restoran saat itu.
"Lex" Panggil Tomo sehingga membuat perhatian Alex beralih ke Tomo.
"Apa?" Tanya Alex, bingung dengan raut wajah serius yang tiba-tiba ditunjukkan oleh Tomo.
"Jangan balikan sama Nadin" Ucap Tomo dengan nada serius.
"Iya" Ucap Alex singkat. Alex sudah mengetahui sifat asli Nadin dan dia tidak akan pernah kembali bersama dengan orang seperti itu.
.....
Siang harinya seragam SMA Alex kini sudah berganti menjadi kemeja putih dan celana bahan berwarna hitam, sekarang dia dan Setyo berada di perusahaan pusat bernama M.Crop. Alex membuang nafasnya perlahan, mencoba untuk menetralkan rasa gugup yang sedang dia alami sekarang.
"Gak usah gugup, santai aja. Mereka gak akan kasih pertanyaan-pertanyaannya sesusah yang kamu pikirin" Ucap Setyo mencoba untuk menenangkan Alex dari rasa kegugupan yang sedang dia rasakan.
"Iya Om" Jawab Alex singkat seraya tersenyum pada Setyo.
"Alexander Pratama, silahkan masuk" Ucap seorang wanita.
"Semangat" Setyo kemudian menepuk bahu Alex.
Alex mengangguk kemudian memasuki ruangan yang ditunjuk oleh wanita tadi.
Dengan langkah pasti Alex berjalan ke arah bangku yang sudah disediakan disana kemudian duduk disana. Pandangan Alex lurus kedepan, menatap seorang pria yang duduk di hadapannya.
"Kamu Alexander Pratama?" Tanya seorang pria pada Alex.
"Benar Pak" Ucap Alex dengan nada mantap namun sopan pada pria itu.
"Pak Setyo menyampaikan bahwa kamu akan ditempatkan di bagian keuangan. Kamu sudah punya pengalaman di bagian itu sebelumnya" Tanya pria itu lagi.
"Belum Pak tapi saya sudah mendapat banyak pengetahuan yang berkaitan dengan keuangan" Jawab Alex.
Pria itu menganggukkan kepalanya kemudian memberikan setumpuk kertas pada Alex, dengan segera Alex menerima tumpukan kertas itu.
Pintu ruangan itu terbuka dan memperlihatkan seorang wanita dengan pakaian modis memasuki ruangan itu, Alex tidak menyadari kehadiran wanita itu kerna dia fokus pada tumpukan kertas yang ada di tangannya.
Pria yang tadi mewawancarai Alex menundukkan kepalanya menunjukkan rasa hormat kepada wanita itu, yang hanya dibalas dengan anggukan kepala. Wanita itu tidak mengatakan sepatah kata pun ia hanya melihat sekeliling ruangan itu kemudian pandangan matanya berhenti tepat di Alex, cukup lama wanita itu menatap Alex kemudian meninggalkan ruangan itu.
"Kamu dapat membawa tumpukan kertas itu dan membacanya di rumah sekarang kamu boleh keluar dari ruangan ini" Ucap pria tadi yang sukses membuat fokus Alex beralih.
"Baik Pak, saya permisi" Ucap Alex seraya menundukkan kepalanya dan meninggalkan ruangan itu.
Setyo segera bangkit dari duduknya setelah melihat Alex keluar dari ruangan itu kemudian langsung menghampirinya.
"Gimana wawancaranya?" Tanya Setyo seraya tersenyum pada Alex.
"Lancar Om" Jawab Alex seraya menghembuskan nafasnya secara perlahan sepertinya rasa gugup yang dia rasakan telah menghilang.
"Mau makan dulu?" Tawar Setyo kepada Alex saat mereka berjalan keluar dari perusahaan itu.
Sebenarnya Alex belum makan siang hari ini, rasa gugup yang dia rasakan membuat nafsu makannya menghilang. Sepertinya tidak ada salahnya menerima tawaran Setyo.
"Boleh Om" Ucap Alex seraya menganggukkan kepalanya.
Setyo dan Alex akhirnya menikmati makan siang di salah satu restoran yang tidak jauh dari perusahaan itu. Alex merasa senang, benar-benar senang hari ini. Dia berharap bahwa rasa ini akan bertahan lebih lama.

Comentário do Livro (130)

  • avatar
    RhagibIskandar

    keren ceritanya

    2d

      0
  • avatar
    PebraRonal

    4.000.000

    4d

      0
  • avatar
    Yunitafr

    500

    18d

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes