logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 6 Tawaran Pekerjaan

Setyo, Alex, Tomo, dan Raihan sekarang sedang berada di ruang tamu. Sepertinya Setyo ingin menyampaikan sesuatu kepada Alex.
"Om turut bersedih sama kejadian yang menimpa bisnis papa kamu" Uacp Setyo membuka pembicaraan yang terjadi di antara mereka.
"Makasih Om" Alex menanggapi Ucapan Setyo seraya tersenyum pada pria berumur hampir setengah abad itu.
"Om denger dari Tomo kamu gak mau lanjut kuliah ya?" Tanya Setyo seraya membalas senyum Alex.
"Iya Om, rencananya habis lulus mau kerja dulu" Alex tidak menjelaskan kepada Setyo alasan mengapa dia tidak ingin melanjutkan kuliahnya terlebih dahulu karena menganggap pria itu pasti sudah tau alasannya.
Ada rasa iba yang Setyo rasakan kepada Alex, "Tomo juga nanyain ke Om tentang kerjaan. Ada atau enggak buat kamu jadi setelah om cari-cari ternyata ada kerjaan buat kamu di perusahaan pusat bukan di perusahaan cabang dimana om kerja sekarang. Kamu mau kerja disana?" Tawar Setyo kepada Alex.
Alex tidak langsung menerima tawaran Setyo, Alex malah menanyakan pertanyaan kepada Setyo. "Kerjanya dibagian apa yang Om?" Tanya Alex, bukannya terlalu memilih-milih pekerjaan, Alex hanya tidak mau bekerja di bidang yang tidak dia mengerti.
"Di perusahaan pusat nanti kamu akan ditempatkan di bagian keuangan" Setyo memang mencari pekerjaan untuk Alex yang berhubungan dengan bagian keuangan karena menurutnya Alex yang berasal dari kelas IPS akan mengerti mengenai hal itu.
Alex terdiam sejenak, berpikir apakah dia harus menerima pekerjaan ini atau tidak, jika dia menolak pasti akan susah lagi untuk mencari pekerjaan.
"Bagaimana Alex?" Tanya Setyo lagi, ingin mengetahui jawaban Alex.
"Boleh Om" Jawab Alex akhirnya, Alex berharap dengan bekerjanya dirinya, itu dapat membantu perekonomian keluarganya.
"Yaudah, besok kamu ikut sama Om ke perusahaan pusat ya" Setyo ingin membantu Alex untuk mempersiapkan semua yang diperlukan untuk pekerjaannya. Setyo selalu mengingat cerita Tomo padanya tentang bagaimana baiknya Alex pada anaknya itu.
"Iya Om" Jawab Alex, kemudian setelah mengobrol akhirnya Alex dan Raihan berpamitan dan pulang dari rumah Tomo.
.....
Esok harinya, pagi-pagi sekali, Alex, Tomo, dan Raihan sudah berada di sekolahnya. Ia ingin menemui Yeti, guru yang memimpin pelaksanaan pelepasan angkatan. Mereka ingin melaporkan mengenai lagu yang sudah mereka pilih dan bagaimana latihan mereka akan berjalan.
Setelah bertemu dengan Yeti dan menyelesaikan urusannya, mereka memutuskan untuk pergi ke kantin sekolah karena mereka belum sarapan tadi pagi di rumah, jadi mereka memutuskan untuk sarapan saja di kantin sekolah.
Mereka memesan makanannya kemudian mengisi salah satu meja kosong di kantin itu. Mereka sangat menikmati makanannya, perut yang kosong membuat makanan itu bertambah enak saja. Namun mereka terlebih lagi Alex menjadi tidak betah di kantin itu setelah Nadin dan salah satu temannya ada di sana. Meskipun begitu, mereka mendengarkan semua yang dibicarakan oleh Nadin dan temannya itu.
"Gimana Nad, persiapan tari yang nanti ditampilin di acara pelepasan angkatan?" Tanya Lila yang merupakan teman sekelas dari Nadin. Lila ingin sekali bergabung sebagai anggota kelompok tari, namun sayang sekali dia tidak terpilih.
"Persiapan? Sejauh ini aman-aman aja, eh gue mau cerita deh" Nadin memperhatikan Alex yang sedang memakan makanannya dan mengangkat salah satu ujung bibirnya, membentuk sebuah senyuman yang sangat menyebalkan.
"Cerita apa Nad?" Tanya Lila penasaran.
"Arka baru ngasih gue sesuatu" Ucapnya disertai dengan sebuah senyuman lebar.
"Ngasih apa?" Tanya Lila yang semakin penasaran dibuatnya.
Nadin menunjukkan sebuah kalung yang menggantung indah di lehernya, kalung berwarna putih itu terasa sangat pas berada disana. "Ini, dia ngasih ini ke gue. Bagus banget kan? Arka pinter banget milihnya buat gue" Nadin membiarkan Lila menyentuh kalungnya itu.
"Iya banget" Sahut Lila setelah ia menyentuh kalung itu. "Pasti harganya mahal" Ucap Lila lagi kepada Nadin.
"Iya dong pasti mahal, kalo cowok itu harusnya ngasih hadiah yang mahal-mahal ke ceweknya kalo gak bisa jangan punya cewek dulu lah" Nadin mengucapkan itu dengan nada yang sangat menyebalkan, entah mengapa dia ingin sekali membuat Alex menjadi kesal.
Alex yang mendengar itu tidak ambil pusing, dia tidak terlalu peduli dengan apa yang dikatakan oleh Nadin.
"Iya dong, cowok itu harus ngasih hadiah mahal ke ceweknya. Gue setuju banget sama lo Nad" Ucap Lila menyetujui apa yang dikatakan oleh Nadin, Lila selalu saja berandai-andai bahwa suatu saat nanti dia dapat menikah dengan pria yang mapan, bukankah itu yang diinginkan oleh hampir setiap wanita?
Belum lagi Nadin melanjutkan perkataannya, Tomo sudah berbicara dengan nada keras pada Alex dan Raihan, dimana perkataan itu dapat didengar oleh Nadin dan juga Lila.
"Cewek sekarang ngeri-ngeri semua ya" Ucap Tomo seraya mengedikkan bahunya.
"Kenapa lo bilang gitu?" Tanya Raihan, yang tidak mengerti dengan arah pembicaraan Tomo.
"Gimana gak ngeri-ngeri, baru jadian aja langsung pengen barang-barang mewah" ucap Tomo seraya terkekeh pelan.
Mendengar hal itu membuat Nadin melayangkan pandangan tajam ke arah Tomo, entahlah Nadin merasa yang sedang dibicarakan Tomo itu adalah dirinya.
Nadin segera menghampiri Tomo yang diikuti oleh Lila dibelakangnya, meskipun Lila tidak mengerti dengan apa yang ingin dilakukan oleh Nadin.
"Maksud lo ngomong gitu apa?" Nadin melayangkan jari telunjuknya di depan Tomo.
"Maksud ya?" Tanya Tomo dengan nada acuh seraya menyantap makanannya.
"Yang lo omongin itu gue kan?" Bukannya menjawab Nadin malah balik bertanya, nada suara yang dia keluarkan semakin meninggi sehingga perhatian semua Siswa/I yang ada di kantin mengarah kepada mereka.
"Pede banget lo, emang cuma lo cewek disini" Jawab Tomo kemudian tertawa namun matanya menunjukkan sorot tidak suka kepada Nadin.
"Bilang aja kalo lo nyindir gue, gak usah pake ngelak segala" Ucap Nadin semakin kesal melihat tingkah Tomo.
Tomo menghembuskan nafasnya perlahan kemudian berkata kepada Nadin seraya menatap cewek itu tajam, "Iya, gue emang nyindir lo, kenapa? Lo merasa kesindir? Gue seneng banget denger lo sama Alex putus, kasian banget kalo sampe Alex masih pacaran sama cewek kayak lo"
Alex sepenuhnya setuju dengan ucapan Tomo, awalnya Alex merasa sedih karena Nadin meninggalkannya begitu saja, terlebih saat keadaannya benar-benar terpuruk namun dengan begitu Alex dapat menyadari bahwa Nadin bukanlah pacar yang baik. Tepatnya mantan pacar yang baik.
"Jaga ya mulut lo" Teriak Nadin tidak terima dengan ucapan Tomo.
Tomo menaikkan salah satu alisnya, menandakan kebingungan yang sedang dia rasakan kemudian tertawa dengan keras setelahnya.
"Kenapa lo ketawa?" Tanya Nadin tidak suka dengan tawa yang ditunjukkan oleh Tomo.
Tomo menghentikan tawanya kemudian melanjutkan ucapannya, "Lo nyuruh gue buat jaga ucapan, bukannya lo tadi nyindir Alex?"
"Temen lo itu emang pantes disindir" Ucap Nadin dengan angkuh.
"Dasar cewek gak tau diri" Raihan yang sejak tadi hanya mendengar cekcok yang terjadi antara Tomo dan Nadin tanpa bicara akhirnya angkat bicara.
"Maksud lo apa ngomong kayak gitu sama cewek gue?" Tanya Arka yang baru saja tiba di kantin sekolah.

Comentário do Livro (130)

  • avatar
    RhagibIskandar

    keren ceritanya

    2d

      0
  • avatar
    PebraRonal

    4.000.000

    4d

      0
  • avatar
    Yunitafr

    500

    18d

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes