logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 4 Mantan Kekasih

Di sepanjang jalan Yara terdiam dengan air mata menggenang di kedua pelupuk matanya, dengan wajah pucat pasi dan bibir yang bergetar menahan tangis.
Draga hanya diam, dia paham Yara butuh ketenangan, akhirnya dengan penuh pengertian Draga mengendarai mobilnya menuju sebuah dermaga kecil.
Yara pun keluar dari mobil dan bersandar di pagar pembatas sedangkan Draga hanya duduk melihatnya dari dalam mobil.
Beberapa menit berlalu, Draga pun keluar untuk mengajak Yara berbicara dan pulang.
"Kau bertemu cinta pertama mu?"
Draga menumpukan sikunya di pagar pembatas.
"Iya."
Yara menjawab singkat.
"Dia pasti dengan wanita lain."
Draga menebak namun tepat.
"Iya."
Dan tangis Yara pun pecah, dia menangis sekuat-kuatnya, seakan sudah menahan lama dan sudah tak ada lagi benteng yang bisa untuk membendungnya.
"Waktu menangis mu tersisa 5 menit lagi."
Draga sudah berada di ambang sabarnya, dia sudah tidak bisa lagi menunggu dari waktu ke waktu.
"Apa?" Seketika tangis Yara terhenti dan menatap Draga bingung dengan kalimat yang terlontar.
"Ayo pulang, kalau tidak aku akan meninggalkan mu." Draga langsung membalikkan badannya dan bergegas masuk kembali ke dalam mobil.
"Kau jahat sekali." Gerutu Yara dengan tatapan sinis dari matanya yang sembab ke arah Draga.
namun Yara tetap mengikuti langkah Draga masuk kedalam mobil.
Di dalam mobil Draga terus memperhatikan jas yang dikenakan oleh Yara.
"Ngomong-ngomong jas siapa yang kau kenakan, bau prianya menyengat sekali."
Draga memulai aksi interogasinya, namun Yara masih terdiam sambil memeluk erat jas itu.
"Sebenarnya apa yang terjadi di dalam toilet itu, sehingga kau menangis seperti tadi?" Draga kembali bertanya.
"Tidak biasanya kau cerewet sekali, padahal baru satu kali konsultasi tapi hasilnya sungguh memuaskan."
Yara mencoba merubah dan mengalihkan topik pembicaraan dengan cara mengejek Draga.
"Jangan kau alihkan pembicaraan."
Draga mulai kesal, dan kemudian terdiam hingga sampai ke rumah.
Draga memarkirkan mobilnya, turun dari mobil dan tanpa kata masuk kedalam rumah dengan tergesa-gesa, tanpa menganggap ada manusia lain disekitarnya.
"Benar-benar pasien OCD, sudah tidak tahan untuk membersihkan diri, bagaimana nanti dia punya istri."
Sambil menggumam sinis, Yara masuk kedalam kamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
Satu jam berlalu dan Draga masih membersihkan dirinya di kamar mandi. Yara yang sudah tertidur lelap akhirnya terbangun karena teringat belum membersihkan diri. Setelah terbangun Yara bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Lima belas menit kemudian Yara sudah mengenakan kaos dan hot pants, siap bersantai. Saat hendak ke ruang keluarga Yara mendengar suara shower air yang masih mengalir dari arah kamar Draga.
"Astaga, pangeran kita yang satu ini, sungguh keterlaluan, aku harus menghentikannya." Yara geram dengan tingkah berlebihan adik sepupunya itu jika mengenai masalah kebersihan.
Kemudian Yara melangkah kedalam kamar Draga dan mengetuk pintu kamar mandinya dengan sangat keras.
"Ya! adik nakal! apa kau tidak takut kulit mu mengelupas?"
Sambil terus menggedor pintu Yara berteriak.
"Jangan ganggu aku! apa kau tahu di dermaga itu banyak sekali kuman dan bakteri bertebaran."
Draga masih didalam kamar mandi saat menjawab teriakan Yara.
"Kau! keluar sekarang, atau aku dobrak pintu ini!"
Yara memiliki keahlian bela diri Judo jadi untuk mendobrak pintu dia masih sanggup maka dari itu dia berani mengancam Draga.
Dan ancaman Yara pun berhasil, Draga keluar dari kamar mandi dengan jubah mandinya.
"Ini semua gara-gara kau! dasar wanita lemah..."
Draga terlihat sangat kesal.
"Kau harus ingat kata Dr.Alana, kau harus belajar mengurangi kebiasaan mu itu, jika tidak bisa setengahnya, setidaknya lima menit atau lima belas menit dari waktu yang biasa kau gunakan selama ini."
Yara mengingatkan terapi yang harus segera dilakukan Draga mulai dari sekarang yaitu mengurangi durasi kegiatan yang selama ini dia buat standar wajib dalam kehidupan sehari-hari.
"Sekarang kau keluar dari kamar ku, aku mau mengenakan pakaian."
Draga mengusir Yara seperti nyamuk.
"Dasar Pria Perfeksionis." Yara hendak melangkah keluar namun menoleh kembali ke arah Draga.
" Aku bukan wanita lemah!" setelah menyanggah kalimat Draga Yara pun bergegas pergi dari kamar Draga.
Yara sedang duduk di ruang makan menyantap makanan yang dia panaskan di microwave. Dia bersikap seperti biasa lagi, tidak seperti wanita yang sedang patah hati bahkan dia makan dengan lahap sampai-sampai dia tidak perduli Draga yang masuk ke dapur untuk minum.
"Jika kau melakukan hal seperti tadi, masuk kedalam kamarku lagi, aku akan mencabut hak mu menempati kamar itu."
Yara masih fokus menyantap makanan yang ada di depannya tidak memperdulikan ancaman orang yang baru saja dia usik
"Aku berani bertaruh, kau akan kesulitan memiliki istri, bahkan seorang kekasih pun adalah suatu kemustahilan, aku saja yang adalah sepupumu kau perlakukan seperti nyamuk, selalu menggunakan desinfektan untuk mengusir ku, kejam."
Draga tidak menggubris ucapan dari Mulut Yara yang penuh dengan ayam panggang.
"Jadi kau menganggap aku tidak bisa memiliki kekasih, dan tidak mungkin berumah tangga?"
Draga tersenyum sinis dan menatap Yara tajam.
"Iya, karna untuk menemukan wanita sesempurna yang ada di kepala mu itu hampir tidak mungkin, kau tahu seorang Ratu Inggris saja masih suka berjalan-jalan ke pasar tradisional, dan memakan camilan di pinggir jalan."
Draga terdiam dan memalingkan pandangannya dari mata Yara.
"Berarti aku akan melajang seumur hidupku kalau begitu."
Terdengar samar-samar nada putus asa dari kalimat Draga.
"Hais! aku kehabisan kata-kata." Yara akhirnya berhenti mengunyah dan fokus menatap Draga.
"Ya sudah, habiskan makanan mu kalau begitu." Draga menghentikan apapun kalimat yang akan keluar dari mulut kakak sepupunya itu.
"Saran ku, fokuslah dengan terapi OCD mu, tekad mu harus kuat, itu pun kalau kau ingin di hari tua mu ada yang mendampingi, kalau aku sudah pasti tidak mau."
Yara pun menyelesaikan makannya dan pergi tidur.
Draga mengambil minuman dingin dan duduk santai di ruang tamu dengan pikiran yang melayang tak tentu.
***
Semenjak dari restoran sampai hotel Arthem terus memeluk kemeja Yara dan terdiam sendu tanpa ada suara, membuat Dhandeli akhirnya geram dan mengunci leher Arthem dengan lengan mungilnya seperti hendak mengajak bergulat.
"Jika kau tidak bicara aku akan mematahkan leher mu."
Arthem hanya berusaha melepaskan kuncian di lehernya namun tak berusaha melawan.
"Oke, oke, oke, aku akan bicara, jadi lepaskan aku sekarang, kalau tidak orang yang melihat kita pasti menganggap aku kekasih mu."
Akhirnya Dhandeli melepaskan Arthem dan duduk berhadapan dengannya.
"Sekarang katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi? nyawamu seperti tercabut dari raga mu secara mendadak setelah bertemu dengan wanita di toilet itu."
Arthem terdiam menghadapi pertanyaan itu, karena hal itu berhubungan dengan Yara, mantan kekasihnya.
"Dia mantan kekasihku."
Dhandeli menyemburkan air minum yang sudah dia telan sebelumnya karena dia sangat tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
"Kau punya kekasih? serius? sungguh? dan dia seorang wanita?"
Arthem mengerutkan dahinya tak suka.
"Apa maksud mu? aku normal Dhan." Arthem merasa tersinggung dengan pertanyaan yang seperti pernyataan itu dari Dhandeli.
"Ah syukurlah, aku lega, selama ini aku berfikir kau tidak normal karena saat bersama dengan ku sikap mu biasa saja, tidak ada rasa tertarik sedikitpun pada ku."
Arthem pun tertawa dan mengelus kepala Dhandeli dengan gemas.
"Kau itu sudah seperti adikku sendiri Dhan, mana mungkin aku ada rasa romantisme pada mu"
Mereka pun tertawa bersama dengan raut wajah yang sangat ceria.
"Lalu mau kau apakan kemeja kekasih mu itu?"
Dhandeli penasaran mau diapakan kemeja wanita itu nantinya.
"Akan ku cuci dan aku kembalikan padanya."
Dengan senyum merekah Dhandeli mulai menggoda Arthem.
"Wah modus untuk menarik kembali mantan kekasih rupanya."

Comentário do Livro (104)

  • avatar
    Wan Wandix

    jahgejgakudna

    8d

      0
  • avatar
    SakinahImratus

    cukup bagus

    20/08

      0
  • avatar
    FarhanLambao

    kisah ini sangat seru

    18/08

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes