logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Seven

Li Yu menaruh lilin tersebut di atas sebuah meja, lalu berjalan mendekati Xiao Chen yang berdiri mematung memandangi seluruh ruangan. Senyuman indah terukir di bibir Li Yu tatkala dia menyaksikan tingkah laku Xiao Chen.
Li Yu membungkukkan badan dan mendekatkan wajahnya hingga sejajar dengan wajah cantik Xiao Chen. Ia terperanjat melihat wajah Li Yu terpampang tepat di hadapannya. Wajah terperanjat Xiao Chen sekali lagi mampu membuat Li Yu tertawa terbahak – bahak.
Xiao Chen kecil yang polos pun menjadi ikut tertawa karenanya. Mereka berdua tertawa bersama tanpa beban, seakan dunia menjadi milik mereka berdua.
Lalu tiba – tiba Xiao Chen menghentikan tawanya dan mulai melemparkan pertanyaan kepada Li Yu, “Paman, siapakah yang sedang terbaring di dalam peti mati kaca tersebut?”
Pertanyaan Xiao Chen membuat Li Yu terdiam sejenak, lalu Li Yu menggandeng tangan Xiao Chen dan menuntunnya berjalan mendekati peti mati kaca tersebut.
Saat Xiao Chen kecil berada di dekat peti mati kaca tersebut, dilihatnyalah seorang wanita cantik jelita terbaring di dalamnya. Matanya tertutup layaknya seseorang yang sedang terlelap tidur.
Hidungnya mancung, bibirnya berwarna kemerahan, rambut hitamnya yang panjang menjuntai terlihat begitu berkilau. Jari – jari tangannya yang panjang dan lentik dihiasi oleh kuku – kuku yang panjang dan bening. Ditambah dengan baju merah muda yang dikenakannya, tampak begitu serasi di tubuhnya.
‘Paman, siapakah dia?” tanya Xiao Chen. Li Yu menghela napas panjang, lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain.
“Xiao Chen, dia adalah calon istriku. Aku akan menceritakan kisahku padamu.” Li Yu meminta Xiao Chen duduk di sebuah kursi yang terletak di seberang peti mati kaca tersebut.
Ayah Li Yu adalah seorang dewa yang berasal dari dunia atas, sementara ibunya adalah seorang manusia biasa. Kedua orang tuanya bertemu pertama kali di sebuah kuil pada tengah malam.
Saat itu, Ayah Li Yu terluka parah dan sedang bersembunyi di belakang patung Buddha. Ibu Li Yu adalah anak seorang pengurus kuil. Setiap tengah malam, Ibu Li Yu memang bertugas untuk memeriksa lilin – lilin di dalam kuil utama, dia harus memastikan semua lilin menyala dengan baik.
Ibu Li Yu yang secara tak sengaja menemukan Ayah Li Yu yang sedang sekarat karena terluka parah, lantas memanggil ayah ibunya lalu membawa Ayah Li Yu ke dalam kamar tamu untuk diobati semua luka – lukanya.
Setelah tepat satu bulan dirawat, akhirnya Ayah Li Yu siuman dan sembuh. Dia mulai berjalan keluar kamar dan mengitari seisi kuil. Saat dirinya mendapati Ibu Li Yu sedang membersihkan aula kuil utama, saat itu pulalah hatinya jatuh cinta pada Ibu Li Yu.
Dua insan manusia ini saling jatuh cinta satu sama lain. Dan tidak membutuhkan waktu lama bagi mereka untuk mengikat janji sehidup semati di hadapan Sang Buddha.
Ibu Li Yu mengetahui bahwa Ayah Li Yu adalah seseorang yang bukan berasal dari dunia ini. Akan tetapi rasa cintanya mengalahkan semua kekhawatiran dan pertanyaan – pertanyaan yang muncul di dalam hatinya.
Setahun kemudian Li Yu lahir kedalam dunia ini. Lalu mereka bertiga pindah ke kota Dai Yang dan menetap di kediaman yang Li Yu tinggali saat ini.
Pada saat Li Yu menginjak usia remaja, saat itu Li Yu baru saja tiba dari tempat biasa dia berlatih bela diri, lalu tiba – tiba di ruang tamu aula utama, Li Yu melihat sekelompok pria berbaju zirah yang penampakannya tampak asing di mata Li Yu membawa ayah dan ibu Li Yu secara paksa. Pada saat itu, Li Yu remaja tidak tahu apa yang harus dia lakukan, dia hanya berdiri mematung menyaksikan semuanya dengan mata kepalanya sendiri.
Dia menyaksikan bagaimana tubuh ayah dan ibunya ditarik keluar dari kediaman utama mereka. Jeritan ibunya membuat Li Yu meneteskan air mata. Teriakan ayahnya yang meminta Li Yu segera pergi dari kediaman mereka bergema hingga hari ini.
Di saat – saat terakhir akhirnya Li Yu memiliki keberanian untuk menghampiri ayah dan ibunya. Dia berlari menghampiri salah satu prajurit yang sedang memegang tangan ibunya. Li Yu memohon kepadanya agar melepaskan ayah dan ibunya.
Prajurit tersebut hanya terdiam dan tidak bergeming. Lalu Li Yu memohon kembali kepada prajurit lainnya, hal yang sama tetap terulang. Tanpa jawaban dan tanpa tindakan.
Hingga akhirnya Li Yu sampai di hadapan salah seorang prajurit yang baju zirahnya berbeda dari yang lainnya. Li Yu bersimpuh dan berlutut di hadapannya. Dia membungkuk memberi hormat berkali – kali hingga wajahnya mengenai lantai, dia memohon kepada prajurit tersebut agar ayah dan ibunya dilepaskan.
Li Yu masih belum mengetahui jika prajurit yang berdiri di hadapannya adalah kepala prajurit Kerajaan Langit. Dia bernama Wang Yun, lebih terkenal dengan sebutan Prajurit Wang.
Prajurit Wang akhirnya berlutut, menyentuh bahu Li Yu dan membantunya berdiri. Dia menjelaskan bahwa semua yang dia lakukan semata – mata karena tugas yang diperintahkan oleh Yang Mulia Kaisar Langit.
Yang Mulia Kaisar Langit memerintahkan agar ayah Li Yu dibawa menghadap ke hadapannya untuk menyelesaikan suatu urusan yang belum selesai diantara mereka berdua.
“Mengapa ayahku berhubungan dengan Kerajaan Langit? Siapakah dia sebenarnya?” tanya Li Yu penasaran.
Prajurit Wang cukup terkejut karena ternyata ayah Li Yu menutupi identitas dirinya dengan baik. Tanpa pilihan lain, akhirnya Prajurit Wang dengan terpaksa menjelaskan kepada Li Yu remaja jika ayahnya adalah seorang dewa yang berasal dari dunia atas.
Li Yu remaja tersentak, ternyata jati diri ayahnya tidaklah sesederhana itu. Li Yu menjadi bingung karena dunia tempat ayahnya berasal adalah dunia yang berbeda dengan dunia manusia. Dan Li Yu sadar setiap dunia memiliki aturannya masing – masing.
Dia memang telah mengetahui sejak lama jika dunia ini terbagi atas tiga macam, yaitu dunia atas atau disebut juga dengan dunia para dewa, dunia manusia, lalu yang terakhir adalah dunia bawah atau yang disebut juga dengan kerajaan neraka. Setiap dunia memiliki pemimpinnya masing – masing.
Dalam lamunannya akhirnya Li Yu menyadari jika kekuatan terpendam dalam dirinya selama ini ternyata karena dirinya adalah manusia setengah dewa, dia bukanlah manusia biasa. Itulah mengapa tenaga dalamnya sangat besar dan kuat.
“Apakah ibuku pun harus kalian bawa? Kumohon lepaskanlah dia?” Li Yu sudah tidak dapat membendung kesedihannya, akhirnya tangisnya pecah saat itu juga.
“Maaf nak, kami juga diperintahkan untuk membawa serta ibumu. Maafkan aku. Jagalah dirimu baik – baik,” ucap Prajurit Wang sambil mengelus lembut rambut Li Yu dan berlalu pergi meninggalkannya yang tengah berdiri mematung dan menangis.
Prajurit Wang langsung memerintahkan para prajuritnya untuk segera membawa ayah dan ibu Li Yu dan bergegas pergi ke dunia atas menghadap Kaisar Langit.
“Li Yu, ikhlaskan kepergian kami. Jaga dirimu nak.” Itu adalah kata – kata terakhir yang diucapkan oleh ibu Li Yu sebelum para prajurit membawanya pergi.
Haru, tangis dan kesedian berbaur menjadi satu dalam peristiwa perpisahan yang mengubah hidup Li Yu dalam sekejap.
“Ayah, Ibu .... jangan tinggalkan aku,” jerit Li Yu sambil berlari mengejar ayah dan ibunya yang telah naik ke langit.

Comentário do Livro (71)

  • avatar
    RidwanDeden

    good novel

    09/08

      0
  • avatar
    TonoIvan

    Ok 👍

    18/06

      0
  • avatar
    SafitriPresilia

    goodd

    06/02/2023

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes