logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 16 Ciih!

"Aa-aku Emily," Emily perlu menegaskan karena berulang kali pria itu mengigau memanggil nama Naura. Ia juga khawatir Ell tidak menyadari hal itu mengingat pria itu dalam pengaruh alkohol dan tentu saja ia juga takut Ell menyakitinya karena menuduh mendekatinya.
"Aku tahu. Diamlah!" Ell memeluk erat tubuh Emily.
Mendengar penegasan Ellard, Emily bernapas lega. Tangannya terulur mengusap lembut kepala Ellard berharap usapannya mampu menenangkan pria itu. Ya, tubuh Ellard masih bergetar hebat akibat mimpi buruk yang cukup mengguncang mentalnya, napasnya juga masih memburu hebat.
Merasakan sentuhan Emily di kepalanya, Ellard semakin mengeratkan pelukannya, membenamkan kepalanya di ceruk leher Emily bahkan menghirup dalam aroma tubuh Emily.
Napas Ellard mulai tenang dan terkendali. Ia juga terkejut dengan reaksi tubuhnya sendiri, tidak menyangka ada hal lain yang mampu menenangkannya dari mimpi buruknya selain Naura bahkan dengan cara yang sangat berbeda.
Satu sisi Ellard merasa bersyukur ada seseorang yang bisa menyelamatkannya dari ketakutannya tapi sisi dirinya lain memaki dan mengumpat kenapa orang yang mampu menenangkannya malam ini adalah Emily, wanita yang sangat ia benci.
Akh, ingin rasanya ia melepaskan pelukan tangannya dari tubuh Emily dan melempar kasar wanita buta itu. Namun ia tidak melakukannya dengan alasan yang tidak ia ketahui.
Takut? Astaga, Aku benci kenyataan ini. Ell mencemooh dirinya sendiri.
Disaat Ell berperang dengan hati dan fikirannya, Emily justru tertidur dan mendengkur halus.
"Kau tidur?" tanya Ellard dan mulai mengendurkan pelukannya. Tidak ada sahutan dari Emily membuat Ellard melepaskan pelukan mereka.
Dan benar saja, Emily memang sudah tertidur.
"Beraninya kau tidur. Hei wanita buta!" Ellard tidak benar-benar membangunkannya, ia justru mengubah posisi Emily agar nyaman dalam tidurnya. Untuk sesaat ia menatap wajah Emily dengan ekspresi datar sebelum akhirnya ia berdiri dan membawa Emily naik ke kamar.
Sungguh Ellard benci dengan sikapnya yang memberikan perhatian kecil pada Emily, namun nalurinya menolak untuk menyakiti wanita itu malam ini. Ia akan bersabar untuk esok hari.
"Anggap ini sebagai ucapan terima kasihku padamu karena sudah berhasil membangunkanku dari mimpi burukku." Ellard meletakkan tubuh Emily di atas ranjang, tidak hanya sampai di situ, ia juga menarik selimut untuk menutupi tubuh Emily. Tangannya terhenti, begitu melihat memar yang sudah membiru di kaki mulus Emily.
"Harusnya aku tertawa." Gumamnya, bahkan setelah ia memaksa bibirnya menyunggingkan senyuman, otot bibirnya seakan enggan untuk bergerak. "Baiklah, anggap malam ini sebagai ucapan terima kasih dariku." Ellard beringsut, berjalan mendekati nakas dan membuka lacinya untuk mengambil kotak P3K lalu mengeluarkan salep untuk mengobati memar di kaki Emily.
🦔
"Selamat pagi Nyonya." Rosalinda menyapa riang. Wanita paruh baya itu menatap kagum pada Emily yang sudah bangun dan terlihat rapi. Ya, Emily sudah mandi dan sedang mengenakan jubah mandi, menunggu seseorang membantunya untuk mengambilkan pakaian.
"Selamat pagi Rosalinda. Panggil saja, Emily."
"Wah, kau terlihat sudah segar. Kenapa tidak menungguku untuk membantumu?" Rosalinda membuka lemari pakaian dan memilih sebuah dress berwarna tosca.
"Aku harus membiasakan diri dengan kondisiku, mempelajari sekitarku agar tidak merepotkan siapa-siapa." Emily tersenyum tipis.
Rosalinda mengangguk menatap haru dan iba pada Emily. Wajar saja ia merasa iba mengingat Emily baru dua hari tinggal di rumah tuannya. Bukan hal yang mudah untuk menyesuaikan diri terlebih bagi seorang gadis buta. Rosalinda mungkin tidak tahu bagaimana rasanya menjadi buta, tapi ia bisa merasakan kesulitan yang dialami Emily. Sangat jelas terlihat memar luka yang tercetak di kulit putih mulusnya, itu pasti menyakitkan.
Sesungguhnya ia juga penasaran kenapa Ellard menikahi Emily dan menyiksanya, namun ia menahan diri untuk tidak bertanya.
"Aku memilihkan dress berwarna tosca untukmu. Pasti kau akan terlihat semakin menawan," Rosalinda membantu Emily menanggalkan jubah mandi yang dikenakan Emily.
"Terima kasih, aku selalu merepotkanmu."
Ceklek.
Pintu terbuka membuat Rosalinda menoleh ke arah belakang dan melihat Ellard berdiri di sana sudah berpakaian lengkap dan rapi.
"Aku sudah menyiapkan kopi untukmu. Apa kepalamu masih pusing, aku juga sudah meletakkan obat di sana," jelas Rosalinda.
"Kopinya sudah dingin." Ellard melangkah masuk tanpa melepaskan tatapannya pada Emily yang hanya mengenakan bra dan celana dalam. Jubah mandinya sudah terlepas. Ellard menyunggingkan senyum sinis begitu menangkap semburat merah di wajah mulus Emily yang pucat.
"Aku akan membuatkan yang baru kalau begitu," Rosalinda memberikan dress milik Emily ke tangan Ellard agar pria itu yang membantu Emily untuk memasangnya.
"Tidak perlu repot-repot. Aku sudah menikah biarkan dia yang mengurusi keperluanku, mulai dari menyuguhkan kopi, menyetrika baju, dan bahkan membersihkan sepatuku!" Semalam suntuk ia memikirkan cara untuk menghukum Emily. Ia bahkan tidak bisa tidur mengingat kesalahan fatal yang sudah ia lakukan. Menyentuh wanita itu dan bahkan mengobati lukanya.
Ellard bahkan dengan bodohnya sengaja melayangkan tinjunya ke dinding sampai terluka guna menghukum dirinya sendiri. Kini tangan itu sedang terbalut perban. Dan sekarang saatnya memberi hukuman yang layak buat Emily.
"Istrimu tidak akan mampu.."
"Tidak apa-apa Rosalinda, aku bisa melakukannya. Kau hanya perlu menunjukkan dapurnya dan menjelaskan letak gula, garam dan sebagainya." Emily menyela dengan cepat. Ia tahu permintaan Ellard bukan karena pria itu ingin Emily melayaninya melainkan salah satu cara untuk menyiksa Emily.
Mendengar jawaban Emily yang terdengar sangat percaya diri, Ellard lagi dan lagi menyunggingkan senyum sinis. "Kau dengar itu, jadi tidak ada bantahan lagi. Keluarlah, aku akan membantunya mengenakan pakaiannya."
Rosalinda pun beranjak pergi dan Ellard mendekati Emily. Kini keduanya berdiri berhadapan. Emily mendadak gugup, jantungnya berdegup tidak karuan, sekujur tubuhnya memanas. Sungguh ia merasa tidak nyaman, dan hal itu sangat terlihat jelas dengan wanita itu menautkan jari jemari tangannya, begitu juga dengan kakinya.
Emily memang hanya bisa melihat kegelapan, namun nalurinya sebagai wanita bisa merasakan Ellard sedang menyoroti tubuhnya yang setengah telanjang. Tapi alih-alih memikirkan pendapat pria itu tentang tubuhnya, hal yang membuat ia gugup adalah luka bakar di balik bahunya. Ia memang belum melihat bagaimana bentuk luka tersebut, tapi ia yakin bentuk luka itu mengerikan dan cukup menganggu.
Emily tersentak kaget karena tanpa kata Ellard langsung memakaikan baju Emily, menarik kasar tangan wanita itu lalu memutarnya dengan paksa untuk mengancingnya.
"Akhh.." pekik Emily begitu rambutnya ikut tertarik.
"Se-sepertinya rambutku terlilit di kancing-"
"Aku sengaja," Ellard menyela dengan cepat dan berbisik di telinganya. "Katakan bagaimana caranya aku harus melepaskannya?" Ellard menjambak rambut Emily hingga kepala wanita itu mendongak.
"Jika kau sengaja, aku tidak yakin kau benar-benar berniat untuk melepaskannya,"
"Lancar jaya. Tidak gugup sama sekali, heh?"
"Aku sedang menanyakan solusinya padamu dan kau meragukan. Ck! Baiklah, akan kufikirkan cara yang cepat dan tepat. Oh, ya, aku membutuhkan gunting." Ellard tertawa girang seperti anak kecil yang baru mendapatkan mainan baru yang ia inginkan.
Ellard tanpa melepaskan cekalan tangannya di rambut Emily, menyeret wanita itu mendekati nakas untuk mengambil gunting.
"A-apa yang mau kau lakukan?"
"Nah, aku suka kegugupanmu," Ellard menggesekkan gunting tersebut ke wajah Emily.
"Baiklah, mari kita selamatkan rambutmu." Crak, Ellard memotong asal rambut panjang Emily.
"Dan berhentilah menunjukkan wajah merah jambumu di hadapanku,, itu menjijikkan!"
"Hanya karena aku menyentuhmu semalam, kau tidak bisa mengendalikan keliaranmu, jalang! Ciiihhh!!!"

Comentário do Livro (618)

  • avatar
    CitraSandra

    aku suka banget ceritanya. di bab2 hampir akhir membuatku hampir mellow. top banget👍

    14/01/2022

      2
  • avatar
    Della Ira

    aku suka

    12/08

      0
  • avatar
    ANGGRIANAMAWAR

    keren

    22/07

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes