logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 25 Tidak Mungkin

Anna mengambil obat dan gelas dan memberikannya kepada Ethan. Dia segera bangkit walau sakit di kepalanya masih menyerang. Ethan segera minum obatnya. Ethan tak menyangka, dia akan terjatuh dan berakhir di kasur sempit itu.
Tapi mengapa ia merasa sangat nyaman di tempat tidur sempit ini, walau kakinya harus ditekuk? Namun yang pasti saat Anna keluar dia langsung merasa kehilangan. Tapi kantuknya lebih kuat sehingga dia tertidur kembali.
Anna berjalan keluar dari kamarnya dengan khawatir, semoga obat itu bisa menurunkan panasnya segera, Anna benar-benar khawatir. Mama tersenyum penuh arti kepadanya.
"Bagaimana dia? Sudah minum obatnya?" tanya mama sambil menggoreng tempe dan tahu.
"Dia baru saja meminum obatnya, semoga panasnya segera turun." Anna menjawab mamanya, sambil duduk di meja makan.
"Sepertinya mama lihat kamu tak sepenuhnya membenci Ethan?" tanya mama lagi menatap anaknya dengan senyum semakin berkembang.
"Ish mama, apaan sih? Kalau liat orang sakit, dah wajarlah kalau kalau aku khawatir?" balas Anna membela diri. Mama kembali senyum tipis yang menyebalkan. Dia kini menggoreng sambal terasi, baunya yang pedas mulai membuat Anna bersin-bersin. Benar juga komentar Ethan kemarin, udara disini terasa sesak dan penuh kabut asap, daripada melayani pertanyaan mamanya, Anna segera kembali ke kamarnya.
Anna separuh kecewa ketika menyadari Ethan tidur kembali, dia lalu mengagumi wajah Ethan yang tampan, kalau sedang tertidur seperti ini, dia tidak akan bosan menatapnya. Anna lalu meletakkan tangannya di keningnya, masih agak panas, namun sudah banyak turun.
Anna kembali mengganti air dan mengkompresnya ulang. Tiba-tiba mata Ethan terbuka dan menatap mata coklat Anna. Dia ternyata kembali untuk mengompres kepala Ethan. Dia tersenyum tipis, mata coklatnya hanya terpaku padanya, saat dia kembali meletakkan kompres di kening Ethan, dia langsung menarik tangannya lalu menciumnya. Anna terkesiap, sentuhan Ethan selalu membuat jantungnya berdetak tidak normal.
"Demammu sepertinya sudah turun," gumam Anna dengan suara serak. Dia hendak meninggalkan Ethan lagi namun tangannya Ethan tangkap ditarik sehingga Anna segera terjatuh menimpanya. Ethan berputar sehingga Anna berada di sebelahnya dan segera memeluknya. jantung Anna sontak berdebar kencang ketika menyadari dia sudah berada di dalam pelukannya.
"Ijinkan aku memelukmu sebentar saja," pintanya memohon, Anna menahan napasnya, terperanjat mendengar suaranya yang begitu samar dan memohon, sehingga dia terdiam membiarkannya memeluk dirinya
"Ethan,..." Anna berbisik, tiba-tiba kepalanya kosong, dia lupa mau bicara apa. Ethan mempererat pelukannya sambil menutup mata, menghirup udara dalam-dalam. Merasakan dia di sebelah terasa luar biasa. Lekuk tubuhnya begitu pas dalam pelukan Ethan. Anna ikut menutup matanya, karena pelukan Ethan terasa nyaman sekali, dia segera menempelkan kepalanya di dada bidang Ethan, dia mulai mengelus rambut Anna dan mencium kepalanya.
Anna meringkuk dan mulai menggesek-gesekan wajahnya di dada Ethan. Anna suka sekali dalam pelukannya, dia berkata dalam hati. Suka dalam pelukannya? Anna kamu sudah gila! Kenapa dia sampai terbawa suasana? Dia segera bangkit dan menatap Ethan, dan berpikir seribu macam alasan untuk menghindar darinya secepat mungkin.
"Sebaiknya aku melihat mama, dia sedang menyiapkan makan," gumamnya dengan suara serak, segera melompati Ethan sebelum dia sempat menahannya. Wajah Anna yang malu lucu sekali. Pusing di kepala Ethan segera menghilang karena pelukannya tadi. Dia lalu bangkit dan duduk di kasur Anna yang sempit sambil menatap sekeliling kamarnya yang lebih kecil daripada ruang sapunya. Aneh, sepertinya dia bisa kerasan untuk tidur disini.
Anna harus keluar sebelum dia kembali meleleh di dalam pelukannya. Kontrol diri Anna, dia itu Ethan, pria yang memaksa menikah hanya supaya harta opanya jatuh ke tangannya, dia tidak mungkin menyukaimu, kuasai hatimu, jangan sampai menyukainya, apalagi jatuh cinta kepadanya! Perintah Anna dalam hatinya.
Saat Anna kembali ke dapur, Mama sudah selesai masak. Malam ini dia memasak sayur toge dengan ikan asin dan sedang menatanya di tengah meja makan ketika Anna masuk dengan wajah memerah.
"Bagaimana Ethan, sudah bangun?" tanya mama tanpa melihatnya, tapi Anna terlalu gugup untuk menjawabnya. Mama akhirnya menatap Anna dan tertawa kecil ketika melihatnya.
"Kalian habis berciuman ya? Hati-hati nanti kamu ketularan sakitnya," gumam mama kini sedang menaruh sambal terasinya di samping mangkuk berisi tumis toge, dan tahu tempe goreng.
"Apaan sih, kami tidak pernah melakukan itu!" ucap Anna langsung berbohong, mama tidak boleh tahu apa yang pernah dia lakukan bersamanya. Mama bisa menggantung Anna di pohon mangga di ujung gang rumah mereka jika tahu sebagian saja, apa yang pernah Anna lakukan dengannya.
"Jangan bohong, mama tahu kamu menyukainya," gumam mama tersenyum menyebalkan.
"Ish, mama, aku tidak menyukainya!" Anna masih menyangkal. Anna kesal karena mamanya bisa membaca dirinya dengan jelas. Apakah dia benar-benar telah menyukainya? Bagaimana bisa dia menyukai pria angkuh dan kasar seperti itu? Itu mustahil, Anna kan mencintai pria lain?
"Mama jadi tenang, kalian ternyata saling mencintai, kalian akan baik-baik saja nantinya," ucap mama dengan yakin.
"Dia mencintaiku mah? Itu nggak mungkin,... Mungkinkah dia menyukaiku?" tanya Anna segera terpancing dengan ucapan mamanya.
"Sepertinya begitu." Hati Anna langsung bergejolak mendengar ucapan mama barusan, Dia senang, dia senang sekali, tanpa sadar Anna tersenyum lebar.
"Walau begitu, aku nggak bisa menikah dengannya, aku ga suka dipaksa ma!" ucap Anna berpura-pura marah karena gengsi untuk mengakui perasaannya kepada mamanya.
Sontak, hati Ethan yang tadi begitu ringan rasanya seperti di hempas kembali ke tanah, kenyataan memang sungguh kejam. Ethan yang keluar dari kamar tertegun mendengar ucapan itu, sepertinya mereka belum sadar kehadirannya.
Ethan melihat Anna yang bersungut- sungut marah ke mamanya, Seperti semua orang dalam hidupnya, Anna tenyata juga begitu ingin mendorong Ethan keluar dari hidupnya. Bodohnya, hanya dengan perhatian sedikit seperti itu, dia langsung meleleh dan mengharapkan yang berbeda.
"Kamu sudah tanda-tangan kontrak, kamu harus menikah, kalau tidak aku akan memasukan kalian ke penjara," ucap Ethan segera dengan dingin. Matanya yang tadi memohon kini menatap Anna tajam dengan penuh kebencian.
Hati Anna tiba-tiba terasa sedang tertusuk duri yang tajam, begitu menyakitkan ucapannya barusan. Mama salah, pria ini tidak mungkin mencintainya, menyukai dirinya saja tidak.
Wajah Anna terkejut dan langsung terlihat bersalah. Tapi mamanya tampak tidak peduli dan malah pura-pura tidak mendengar. Wanita paruh baya itu meletakkan tumpukan piring dan tersenyum pada Ethan.

Comentário do Livro (914)

  • avatar
    KapantowVanya

    plis deh pokoknya bagus IM so spechles

    8d

      0
  • avatar
    KerasSilalahi

    ceritanya bagus

    13/08

      0
  • avatar
    TaufaniAdin

    good job bagus

    10/08

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes