logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 4 Manager Baru yang Buruk

“Akhirnya hari ini selesai. Benar-benar hari yang melelahkan.” ucap Yuri setelah selesai mandi. Ia memasak ramyeon dengan kimchi dan telur dan setelah itu ia menikmatinya sambil menonton serial drama kesukaannya di Netflix. “Memang makan ramyeon sambil menonton drama adalah surga dunia yang sesungguhnya.” ucapnya sambil mencium aroma ramyeon buatannya. Karena ramyeon buatannya maish sangat panas ia memutuskan untuk mendiamkannya sebentar sambil dia menghubungi adiknya untuk memastikan adiknya sudah memakan kuenya. Dengan susah payah ia mengambil handponenya yang berada di sudut lain sofa yang ia duduki tanpa harus berjalan kesana. Setelah berhasil ia langsung membuka salah satu aplikasi chat yang paling sering digunakan adiknya.
“Dia sedang mengetik….” gumamnya ketika melihat tulisan typing di chat adiknya. Akhirnya Yuri memutuskan untuk menunggu adiknya selesai mengetik. Ia terus mengamatinya namun adiknya tidak kunjung juga mengirim pesannya.
“Apa dia sedang menulis cerita? Kenapa lama sekali?” ucapnya mulai kesal.
“Terserahlah….” lanjutnya sambil kembali meletakan handphonenya dan mulai untuk memakan ramyoennya.
Sementara itu Minho sedang berpikir keras pesan macam apa yang sebaiknya ia kirimkan ke kakaknya. Ia terus mencoba menulis sesuatu dan langsung menghapusnya lagi sebelum sempat ia kirim. Mulai dari “Kakak sudah sampai rumah?”, “Apa kakak baik-baik saja?”, “Jika ada masalah kakak bisa cerita padaku”, “istirahatlah”. Namun tidak ada satupun yang akhirnya ia kirim. Sampai Yuri kembali melihat handphonenya lagi ia belum juga mengirim pesan yang sebenarnya sangat ingin ia kirim.
“Dia masih saja mengetik? Apa dia…,” Yuri berhenti berpikir saat ia mengingat kejadian beberapa tahan lalu saat Yuri masih kuliah sambil bekerja part time dan Minho masih duduk di bangku SMA. Hari itu adalah salah satu hari yang sangat buruk untuk Yuri. Kuliahnya sedang dalam masa ujian akhir semester dan ia sama sekali tidak dapat fokus belajar karena masalah di kerjaan. Seseorang mencuri uang kasir di café tempat ia bekerja saat sedang shiftnya. Meskipun jelas bukan dia pelakunya tapi ia tetap disalahkan dan terpaksa mengganti rugi uang yang hilang dengan gajinya. Ia pulang dalam keadaan yang sangat kesal namun ia tetap bertahan agar air matanya tidak keluar di depan Minho. Meski begitu begitu masuk ke dalam kamar ia melampiaskan semua emosinya. Ia berlari ke kamar mandi, menyalakan air keran sekencang mungkin dan menangis sejadinya. Ia pikir dengan begitu Minho tidak akan mendengar tangisnya. Tapi saat ia keluar dari kamar untuk makan malam, Minho menatapnya dengan tidak biasa. Bahkan saat sedang makan ia terus menatap Yuri dan hampir tidak menyentuh makanannya.
“Apa kau sakit?” tanya Yuri saat itu, yang hanya Minho balas dengan gelengan kepala.
“Apa kau mau mengatakan sesuatu?” tanya Yuri lagi, yang membuat Minho menatapnya lebih serius dari sebelumnya tapi tetap tidak mengatakan satu kata pun. Minho hanya menggigit bibirnya seolah sedang menahan kata-kata yang terjebak di mulutnya agar tetap tidak keluar.
“Kau butuh uang?” tanyanya lagi yang lagi-lagi hanya dibalas dengan gelengan.
“Kau sakit?” Lagi, balasannya hanyalah gelengan kepala.
“Apa…,” ucapnya akhirnya yang terjadi begitu lama yang benar-benar menguji kesabaran Yuri. Berbagai macam pikiran mulai muncul di kepala Yuri saat itu, karena Minho yang kembali terdiam lama. Apa dia memang sakit, apa dia butuh sesuatu, apa dia baru putus, tapi tidak ada satu pun yang Yuri tanyakan. “Kak, apa kakak baik… baik saja?” ucap Minho akhirnya membuat Yuri terkejut, terharu, namun di satu sisi juga ingin tertawa.
“Kau terdiam begitu lama hanya untuk menanyakan itu?”
“Itu… hanya saja… sepertinya kakak sedang kesulitan.” jawab Minho terbata-bata. Yuri tersenyum mendengarnya. Meskipun Yuri tau Minho sebenarnya sangat peduli padanya, tapi Minho adalah tipe orang yang hampir tidak pernah menunjukkan perasaannya. Ia sangat jarang menanyakan keadaan orang lain, tapi cukup peka saat orang disekitarnya sedang tidak baik-baik saja. Tapi biasanya dibanding dengan bertanya langsung, Minho lebih memilih melakukan sesuatu langsung untuk membuat orang itu merasa lebih baik. Meski hal sederhana dan sama sekali bukan sesuatu yang romantic, terkadang bahkan sulit untuk disadari bahwa ia sedang mencoba menghibur, tapi dimata Yuri sekecil apapun hal yang Minho lakukan, Yuri cukup paham tujuan Minho sebenarnya. Menanyakan kabar seperti ini adalah hal yang sangat baru untuknya. Untuk alasan itu, Yuri menjadi sangat senang saat mendengarnya.
“Kakak baik-baik saja. Ada sedikit masalah di tempat kerja yang membuat kakak sedikit kesal. Tapi anehnya sekarang rasa kesal itu benar-benar hilang.”
“Bagaimana bisa?”
“Karena meskipun ada hal yang mengesalkan terjadi, tapi ada juga hal yang sangat menyenangkan yang baru terjadi. Jadi perasaan kesal itu kalah dengan rasa bahagia kakak.”
“Baguslah….” sahut Minho langsung menghentikan pembicaraan mereka. Minho yang sebenarnya merasa lebih tenang karena jawaban kakaknya, akhirnya mulai menghabiskan makanannya.
“Hanya begitu?” tanya Yuri tidak puas dengan obrolan mereka, yang Yuri pikir akan berkembang lebih panjang dan akhirnya ia bisa mengobrol dengan adiknya secara lebih dalam. Karena adiknya yang begitu pendiam selama ini tidak banyak mengobrol dengannya selain hal-hal biasa.
“Kakak tidak mau menceritakan yang sebenarnya terjadi juga kan? Yang penting kakak sudah merasa lebih baik.” ucap Minho yang langsung beranjak ke tempat cucian piring dengan piring kotor bekas ia makan yang masih tersisa cukup banyak. Yuri tidak bisa menghentikan Minho yang beranjak dari tempat makan, karena memang Minho benar, ia tidak bisa menceritakan masalah sebenarnya. Karena kalau sampai Minho tau bulan ini ia kehilangan sebagian besar gajinya, adiknya pasti akan memaksakan diri untuk mencari kerja. Dan sebisa mungkin Yuri tidak mau adiknya yang sudah di tingkat akhir harus ikut mencari uang.
“Apa ini juga seperti itu?” tanya Yuri pada diri sendiri sambil membandingkan kejadian dulu itu dengan sekarang. “Benar juga, aku pasti kelihatan sangat lelah hari ini. Apalagi aku sampai memintanya memelukku. Aww, my tsundare little brother….” ucapnya sambil tersenyum-senyum sendiri. “Baiklah, kakakmu yang sangat pengertian ini akan memulainya untukmu.” ucapnya lagi langsung mengirimkan sebuah pesan kepada adiknya. “Hari ini kakak punya atasan baru di kantor dan sepertinya kakak menyambutnya dengan sedikit tidak pantas.” Yuri mengirimkan pesan tersebut pada adiknya sebelum adiknya sempat mengirimkan pesan. Minho yang masih terlalu fokus mencari kata-kata yang tepat untuk dikirimkan ke kakaknya terkejut saat menerima pesan masuk dari kakaknya. Ia bahkan hampir menjatuhkan handphonenya. Meski begitu ia lega membaca pesan kakaknya.
“Apa dia memarahi kakak?” balas Minho yang kini lebih merasa bebas menanyakannya karena kakaknya yang sudah cerita duluan.
“Hahaha sebenarnya tidak juga. Kakak pikir dia akan memecat kakak atau setidaknya marah, tapi ternyata dia menanggapinya dengan santai. Sepertinya dia sama sekali bukan bos yang buruk.”
“Syukurlah.”
“Jangan lupa makan kuenya.”
“Sudah. Selamat malam.” balas Minho mengakhiri chat mereka.
“Manisnya….” ucap Yuri seorang diri.
***
“Daniel Park! Kau adalah bos yang sangat buruk!!!!”
Satu jam sebelumnya....
“Minuman sudah, berkas meeting sudah, laptop siap… apa lagi? rasanya ada yang kurang.” Yuri mengecek semuanya satu kali lagi. Hari ini adalah meeting bulanan yang sangat penting untuk team pemasaran dan sudah menjadi tugasnya untuk menyiapkan semua yang diperlukan untuk meeting. “Apa yang ku… oh noooo….” Yuri langsung berlari keluar dari ruang meeting begitu ia mengingat apa yang kurang. Ia berlari ke tempat penyimpanan barang-barang untuk mengambil kursi ekstra. “Tunggu… kalau kursinya kurang berarti semuanya juga kurang? arghhhhh….” ungkapnya kesal pada diri sendiri. Ia berlari kembali ke ruang meeting untuk mengambil berkas meeting sambil mengecek jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 9 tepat. Ia mempercepat larinya dan dalam sekejap ia sudah berada di ruang meeting. Belum ada siapapun di dalam ruangan itu namun Yuri melihat orang-orang sudah mulai bersiap-siap. Secepat ia berlari ke ruang meeting secepat itu pula ia berlari ke ruang fotokopi. Ia memfotokopi dokumen yang ia bawa satu kali. Selama proses fotokopi berjalan ia meninggalkannya untuk mengambil minuman dan kursi. Dengan susah payah dan terburu-buru ia membawa kursi itu ke ruang meeting.
“Butuh bantuan?” tanya Dowon. Yuri ragu sebentar sebelum akhirnya ia menyadari satu detik baginya sekarang sangatlah berarti.
“Sangat! tolong bawa kursi dan minuman ini ke ruang meeting. Aku mohon….” jawabnya dengan wajah memelas.
“Baiklah.” jawab Dowon sambil tersenyum manis membuat Yuri merasa sangat lega.
“Terima kasih.” Yuri langsung meninggalkan Dowon dan berlari mengambil berkas yang tadi sedang ia fotokopi. Tepat saat Yuri masuk ke ruangan, mesin fotokopi berhenti beroperasi menandakan proses pengopian sudah selesai. “Untunglah.” ucap Yuri sambil menyusun dokumen-dokumen itu dengan urutan yang sesuai dan memasukannya ke dalam map untuk membuatnya tetap rapi. Setelah semua proses selesai ia langsung berlari lagi ke ruang meeting. Semua orang tampak sudah mulai memasuki ruang meeting sehingga Yuri lagi-lagi mempercepat larinya.
“Ah… aku menumpahkan minumanku.” ucap seorang karyawan yang bernama Kim Minhyuk yang tidak sengaja menumpahkan segelas americano di dekat pintu masuk ruang meeting. “Aku akan mengambil lap dulu.” ucapnya pada rekannya. Baru saja ia berbalik Yuri berlari ke arahnya dengan sangat cepat dengan beberapa berkas ditangannya. “Jang…,” ucap Minhyuk yang tidak dapat kesempatan untuk memberitahu Yuri bahwa lantainya licin karena minumannya yang tumpah. Yrui langsung terpeleset dan dengan kecepatannya berlari ia sama sekali tidak punya kesempatan untuk menyelamatkan dirinya untuk tidak terjatuh. Ia langsung terbaring di depan ruang meeting. Suara jatuhnya yang kencang membuat semua orang yang ada di sana langsung menolehnya.
“Kau baik-baik saja?” tanya Minhyuk.
“Aku sama sekali tidak baik-baik saja!” jawabnya kesal masih dengan terbaring di lantai karena pinggangnya yang terasa sakit.
“Sorry….”
“Tolong ingatkan aku kenapa kita memilihnya?” bisik mentornya Yuri pada pimpinan team yang dulu memilih Yuri dari semua pelamar yang ada.
“Dia memang sedikit ceroboh, tapi dia menyelesaikan pekerjaan dengan sangat baik.”
“Bagaimana bisa seseorang seperti itu. Begitu ceroboh di satu aspek kehidupan dan bekerja begitu baik di aspek yang lain?” tanya mentornya heran. Wanita berumur tiga lima tahun itu adalah orang pertama yang memilih Yuri saat interview. Saat itu wanita yang bernama Do Hana itu takjub dengan kepercayaan diri Yuri yang sangat tidak disangka olehnya. Dengan penampilan rapih yang biasa dipakai oleh para pelamar kerja saat interview, Yuri muncul menggunakan kacamata tebal yang gagangnya rusak sebelah dan ditambal menggunakan solasi, rambut yang diikat satu dengan kencang, dan wajah yang jelas tidak menggunakan make up kecuali lipbalm yang setidaknya membuat bibirnya sedikit pink dan lembab. Do Hana mengira akan bertemu dengan seorang anak muda pemalu yang mungkin baru kali itu ikut wawancara. Namun begitu wawancara di mulai, kepercayaan diri Yuri langsung terpancar. Ia menjawab semua pertanyaan dengan sangat yakin dan bahkan beberapa kali berani menyanggah pewawancara saat itu tidak setuju dengan pendapat mereka. “Sepertinya dia punya potensi besar. Seperti berlian yang masih dibawah tanah.” ucapnya saat itu pada pewawancara yang lain. Saat ini ia melihat Yuri yang masih tergeletak dan menggelangkan kepalanya dengan heran. Meski begitu seperti yang dikatakan atasannya, dia bekerja dengan sangat baik. Karenanya ia tidak menyesali keputusannya saat itu.
Yuri mulai berusahan berdiri sambil terus memegangi pinggangnya yang sakit. Minhyuk ikut membantunya dengan menyangganya.
“Kau tidak apa Yuri?” tanya Lee Jae suk.
“Tidak apa pak, hanya sakit sedikit tapi sudah mulai hilang sakitnya.”
“Bagaimana ini, bajumu kotor….” ucap Minhyuk begitu melihat belakang kemeja Yuri yang basah karena minumannya.
“Hahaha tidak apa, aku membawa sweater di tasku. Aku berganti baju dulu.” ucapnya sambil menaruh berkas di atas meja tepat disebelah Lee jae suk duduk, untungnya Dowon menyusun kursinya untuk Yuri dengan benar. Dengan sedikit tertatih ia berjalan ke arah mejanya.
“Ada apa denganmu?” tanya Daniel yang baru keluar dari ruangannya sambil sedikit tertawa melihat Yuri yang tampak sangat kacau.
“Saya hanya terjatuh tadi….” ucap Yuri mencoba menjawabnya dengan sopan meskipun hatinya sebenarnya sangat kesal. Begitu Daniel pergi, Yuri mengutuknya di belakang, meskipun ini memang bukan salah Daniel secara langsung tapi ia tetap merasa kesal apalagi setelah Daniel menertawakannya. “Dasar pembawa sial!” ucap Yuri saat itu.
“Kalau saja aku tidak lupa menyiapkan tempat untuknya aku pasti tidak perlu berlari-lari seperti tadi dan aku tidak akan jatuh. Argh… menyebalkan! Padahal otakku terus mengingatnya tapi tindakanku tidak. Karena aku sudah biasa menyiapkannya seperti itu aku jadi sama sekali tidak kepikiran untuk menyiapkan tempat lebih!” ucap Yuri kesal sendiri saat sedang di toilet untuk mengganti baju. Begitu selesai mengganti baju, ia langsung cepat-cepat kembali ke ruang meeting, namun kali ini begitu mendekati ruang meeting ia langsung berjalan pelan takut akan terjatuh lagi.
Saat ia sampai meeting sudah dimulai, sehingga dia berjalan lebih pelan lagi agar tidak menarik perhatian. Ia duduk di paling ujung cukup jauh dari laya presentasi sehingga ia butuh mengernyitkan matanya terlebih dahulu untuk mencari fokus sampai tulisan di layer mulai terlihat. Saat meeting baru benar-benar di mulai. Pembahasan masih baru pada tahap awal tentang laporan progress penjualan produk-produk bulan ini. Yuri mencatat point-point pentingnya yang selalu ia simpan untuk bahan pembelajaran baginya.
“Hasilnya penjualan memang kurang dari target awal yang kita tentukan, namun mengingat kondisi pasar saat ini, angka sekarang sudah cukup memuaskan.” ucap Dowon mengakhiri presentasinya.
“Cukup memuaskan? Apa kau tahu arti cukup memuaskan untuk kakak dan ayahku?” tanya Daniel yang untuk pertama kalinya sejak kedatangannya terdengar sangat serius dan kesal. Dowon kebingungan mendengar pertanyaan itu. Ia gelagapan bingung harus menjawab pertanyaan itu ada tidak.
“Jika mereka mendengar presentasimu sekarang, mereka akan langsung memecatmu. Cukup memuaskan adalah kegagalan bagi mereka, dan artinya bagi perusahaan ini. Produk ini di release saat sudah terjadi pandemic, meskipun saat itu kondisi pandemic tidak separah sekarang, tapi seharusnya team-mu sudah memikirkan kemungkinan terburuk seperti saat pandemic memburuk seperti sekarang dan kalian sudah menyiapkan rencana lain untuk mengatasinya sejak awal. Sekarang, kalian lebih seperti tanaman dibandingkan hewan. Tanaman yang hanya bisa diam pasrah saat badai menghantamnya. Padahal kalian setidaknya harus menjadi hewan yang bisa bergerak menyelamatkan diri kalian.”
“Maafkan kami… kami berusaha memperbaikinya.” balas Dowon lesu.
“Survey ulang pasar, dan pastikan untuk membuat konsep yang lebih sesuai dengan kondisi pasar sekarang dan target konsumen. Cari model yang lebih cocok dengan konsepnya, aku sudah melihat iklannya berkali-kali dan menurutku meskipun dia sedang naik daun, tapi dia kurang cocok dengan image produk kita.”
“Jika kita mencari model lain tanpa alasan kesalahan dari pihak model, kita harus membayar ganti rugi.” balas Do Hana yang langsung dibalas dengan tatapan kurang mengenakan dari Daniel.
“Jika kita tidak mengubahnya kita akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar daripada ganti rugi yang harus kita bayar padanya.”
“Aku juga berpikir demikian. Awalnya ku pikir dia punya pengaruh yang cukup besar sekarang. Tapi melihat hasil penjualan, pengaruhnya tidak sehebat yang aku kira.” ucap Lee Jae Suk.
“Bagaimanapun ia seorang idol dari generasi 4, dia tidak terlalu aktif dengan kegiatan lain selain idol dan modelling, mayoritas fansnya pasti anak remaja yang masih dibawah umur. Apalagi konsep boybandnya lebih cenderung disukai remaja dibandingkan orang yang lebih dewasa.” ucap Yuri langsung mencuri perhatian yang lain.
“Benar, meskipun namanya sedang melambung, target konsumen yang bisa dia tarik sangat tidak sesuai dengan target kita.” sahut Dowon mulai setuju dengan pendapat Daniel.
“Baiklah kalo begitu, sepertinya semua sudah setuju. Senin depan aku ingin semua hasil survey termasuk proposal rencana pemasaran yang baru untuk produk ini sudah siap, termasuk nama-nama calon model barunya.” perintah Daniel yang mau tidak mau langsung disetujui oleh semuanya. Meskipun satu minggu terlalu cepat untuk membuat semuanya, tapi mengingat semua yang Daniel katakan ada benarnya mereka tidak berani menyanggahnya.
“Kalau begitu, karena kau ketua awal proyek ini, kau tetap yang akan memimpin proyek ini. Ini kesempatan kedua untukmu. Kalau kau tidak bisa memberikan presentasi yang mengesankan senin depan, terpaksa proyek ini kuserahkan team lain.” ucap Daniel.
“Baiklah, kita akhiri meeting sekarang. Semuanya silahkan kembali bekerja.” perintahnya lagi.
“Sebelum itu, ada 1 pengumuman lagi. Karena Daniel beradapatasi dengan sangat cepat, sepertinya minggu ini adalah minggu terakhir saya di sini. Kantor juga sudah mengurus pemindahan saya, karena itu saya berharap kalian bisa bekerja sama dengan baik dengan Tuan Daniel. Seperti yang sudah kalian lihat sendiri, meskipun masih muda tapi dia memiliki kemampuan yang sangat bagus. Bantulah dia, jangan banyak mengeluh, dan teruslah semangat.” ucap Lee jae suk mengucapkan kata-kata perpisahannya dan mengakhiri meeting itu
“Bukankah kita harus membuat pesta perpisahan? Kita bahkan belum sempat membuat pesta penyambutan.” bisik Kang Yoona yang merupakan sekretaris Lee Jae suk pada Dowon.
“Tentang itu, ayo kita lakukan secara bersamaan saja minggu ini. Akan kuberi tahu tempatnya nanti.” Jawab Daniel membuat Yonna terkejut karena Daniel bisa mendengarnya, padahal dia sudah berbicara cukup pelan.
“Apa dia punya pendengaran super?” tanya Yoona pada Dowon.
“Shut, dia bisa mendengarmu lagi!”
Meeting selesai dan semua orang kembali ke tempatnya masing-masing sementara Yuri merapikan semuanya lagi dengan pinggangnya yang masih terasa sakit. “Belakangan ini aku selalu sial!” ucapnya kesal sendiri.
“Yuri, Ambilkan semua dokumen laporan penjualan lima tahun terakhir ini!” ucap Daniel yang tiba-tiba kembali masuk ke ruang meeting.
“Semua laporan penjualan dapat diakses melalui computer.”
“Aku tahu, tapi aku lebih suka mempelajari sesuatu dengan texts book dibandingkan membacanya di computer. Aku ingin semuanya sudah ada di kantorku sebelum jam 3 sore nanti.”
“Baiklah, akan ku printkan segera.”
“Akan lama kalau kau menyetaknya lagi. Ambil yang sudah ada saja.”
“Tidak akan lama, beberapa menit juga akan selesai.”
“Laporan bulanan bukan tahunan.” jawab Daniel membuat Yuri langsung melotot tak percaya dengan yang baru saja ia dengar.
“Se-semua laporan bulanan lima tahun terakhir?”
“Tapi semua dokumen itu sudah di simpan di ruang penyimpanan khusus… dan mungkin akan sedikit sulit mencarinya.”
“Kalau begitu lakukan dengan cepat!” perintah Daniel sambil tersenyum membuat Yuri terus mengutuknya dalam hati. Karena semua data penjualan telah disimpan di data computer perusahaan dan hanya bisa diakses oleh para petinggi yang setidaknya sudah setingkat pimpinan team, akhirnya data hardfile nya tidak terlalu dipedulikan setelah mereka masuk ke dalam ruang penyimpanan yang sudah dipastikan aman. Peletakannya pun tidak terlalu tersusun rapih, karena memang dokumen-dokumen itu sudah sangat jarang tersentuh. Yuri sudah mengalaminya saat harus mencari dokumen laporan tahunan dari awal perusahaan ini terbentuk yang belum sempat di masukan ke system. Butuh tiga puluh menit baginya hanya untuk mencari satu dokumen itu. Meskipun lima tahun masih cukup baru dan kemungkinan dokumen tidak akan sesulit dokumen yang dulu ia cari, tetap saja pasti akan memakan waktu cukup lama untuk menemukan semuanya.

Comentário do Livro (193)

  • avatar
    SofwanudinDani

    ini Bagus

    12d

      0
  • avatar
    ManurungCantika

    saya sangat menyukai cerita ini..................................................................... semoga ad cerita yg lebih bagus lagi

    20/08

      0
  • avatar
    silvianiDesti

    Lanjut ga 😭

    12/08

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes