logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Let's Break Up

Let's Break Up

Erina Daizy


Capítulo 1 Kenapa Dia Kembali?

Dringg…Dring…
Alarm itu berbunyi di ponsel pintar Syaqila. Dengan malasnya Syaqila membuka mata dan mencari ponselnya. Segera dia menonaktifkan alarm itu.
“Masih pukul 7,” ucapnya setelah melihat jam di ponsel dengan matanya yang menyipit. Syaqila meletakkan kembali ponsel itu dan menarik selimut hingga menutupi tubuhnya. Dia kembali terlelap.
Derr…Derr…
Ada yang bergetar di samping kepala Syaqila. Dia pun terpaksa bangun lagi, kali ini dia menghempas selimut yang menutupi tubuhnya karena kesal.
“Kenapa tidak ada yang sedikit saja mengerti aku, tolonglah!” ucapnya memohon tetapi tidak tahu kepada siapa. Syaqila masih mengantuk karena lembur semalam.
“Halo.” Syaqila menjawab telepon dengan kesal.
“Sudah jam berapa ini? Kamu sudah tidak mau lagi bekerja di kantor saya?” tanya seseorang dari telepon, bicaranya lebih galak dari pada Syaqila.
Syaqila yang masih setengah sadar, kini membuka lebar-lebar matanya. Dia langsung terduduk seketika membaca nama yang menelpon.
“Bos galak! Mati aku!” ucap Syaqila dalam hati.
“Maaf, Pak. Saya sebentar lagi pasti langsung meluncur ke kantor,” ucap Syaqila yang tiba-tiba menurut.
“Kantor? Kamu lupa hari ini kita janjian lunch sama partner bisnis?” tanya Bosnya.
Syaqila menepuk jidatnya. Bisa-bisanya dia lupa janji sepenting itu padahal sudah diingatkan berkali-kali oleh Bosnya.
“Tapi, tunggu…” batin Syaqila.
“Lunch?” tanya Syaqila kepada Bosnya.
“Hm,” jawab Bos singkat.
“Tapi, ini masih pagi. Saya masih punya waktu tidur 3-4 jam lagi, Pak!” ucap Syaqila dengan nada bicara yang sedikit tinggi karena kesal. Untuk apa diingatkan sepagi ini?
“3-4 jam itu seharusnya cukup untuk kita nge-date dulu, kan?” tanya Bos. Syaqila yang kesal menjadi tersenyum senang. Ia menutup wajahnya dengan selimut karena malu.
“Saya di café kenangan,” timpalnya.
“Ternyata bukan urusan kerjaan, toh,” batin Syaqila.
“Iya, sebentar lagi aku ke situ,” ucap Syaqila malu-malu.
Perbincangan mereka berakhir sampai di situ. Syaqila buru-buru bangkit dan mandi, padahal beberapa menit yang lalu dia bahkan enggan untuk beranjak dari tempat tidurnya. Kini, udara dingin sudah tidak terasa akibat di mabuk cinta. Rasa kantuk pun mendadak hilang hanya dengan satu kalimat saja.
Tidak butuh waktu lama untuk Syaqila berdandan. Dia sudah cantik meskipun tidak menggunakan make up.
Syaqila mengenakan pakaian yang biasa dia gunakan ke kantor. Dia menambahkan eyeliner di bagian mata dan lipstick yang merah muda yang serasi dengan kemeja dan roknya.
Syaqila buru-buru keluar dari apartemen studionya, dia kemudian berjalan dengan keadaan menggunakan high heels. Dia juga merasakan panas matahari pagi untuk kesekian kalinya.
“La la la la la,” senandung Syaqila meskipun sedang diterpa panasnya terik matahari. Kini, dia sudah ada di perempatan lampu merah. Di seberang sana dia melihat seorang lelaki yang duduk tegap di dekat kaca, garis wajah dan hidungnya tegas, dan mengenakan setelan jas yang terlihat mahal.
“Apa aku harus mengganti jas mahal itu?” tanya Syaqila bimbang. Pasalnya, belum lama ini dia pernah merusak jas Bosnya.
“Aku tidak mungkin menggantinya, harganya saja sama dengan biaya hidupku selama enam bulan,” ucapnya mengeluh. Tubuhnya pun ikut terkulai bersamaan dengan hembusan nafas yang sepertinya juga lesu.
Syaqila menyebrang saat melihat lampu sudah berganti warna menjadi warna merah. Tapak demi tapak dan dia pun tiba di café kenangan.
“Kenapa banyak sekali gadis di sini? Apa dia sengaja milih café ini karena banyak…Awas aja!" batin Syaqila.
Kesan pertama yang dia dapat setelah membuka pintu café ternyata tidak begitu baik. Syaqila berjalan menghampiri Bosnya dengan raut wajah muram.
“Hm, kenapa?” tanya Bos.
“Bapak sengaja milih café ini karena banyak gadis-gadis cantik yang berkunjung ke sini?” tanya Syaqila. Wajahnya merengut.
Bos itu sedikit memalingkan wajah dan menutup bibirnya yang sedikit merekah. Melihat Syaqila yang cemburu begitu lucu dihadapannya.
“Kenapa kamu manis sekali, uyuuuuu,” ucap Bos sambil mencubit pipi Syaqila yang baru saja duduk. Syaqila diam tanpa ekspresi.
“Kan sudah saya bilang kalau lagi di luar berdua panggil nama aja. Jangan Bapak!” perintah Bos seraya mencubit lagi sebelah pipi Syaqila terakhir dia juga mengedipkan mata.
“Ya, Erzan.” Syaqila melihat ke arah kiri, kedua sudut bibirnya terangkat.
“Ya, ternyata sudah punya pacar,” bisik pengunjung wanita yang lain dan ternyata terdengar di telinga Syaqila. Sudut bibir Laila turun kembali.
Erzan lalu menggenggam tangan Syaqila kemudian mencium lembut punggung tangan itu. Syaqila terkejut tetapi dia juga senang. Setidaknya cukup mengembalikan moodnya yang hilang.
“Habis ini kita mau ke mana?” tanya Syaqila.
“Kita langsung ke restoran aja. Setelah itu baru kita jalan-jalan lagi, gimana?” tanya Erzan setelah menjawab pertanyaan Syaqila.
Syaqila tidak menjawab, dia hanya tersenyum kemudian mengangkat kedua alisnya.
“Ah, kenapa kamu cantik sekali,” ucap Erzan sambil memukul pahanya. Dia juga membolak-balikkan tubuhnya dari samping ke depan.
"Apaan sih!" Syaqila malu meskipun mereka sudah cukup lama bersama.
Bruk…
Erzan terjatuh bersama dengan kursinya, dia sontak menjadi perhatian. Syaqila menutup rapat mulutnya, menahan tawa yang sudah sangat menggelitik dirinya. Syaqila lalu menghampiri Erzan yang belum bergerak lagi.
“Kamu gak apa-apa?” tanya Syaqila dengan ekspresi menahan tawa.
“Sakitnya gak seberapa, malunya itu loh,” bisik Erzan. Dia melirik kanan kiri sembari menutupi wajahnya dengan tangan.
“Makanya jangan terlalu aktif, sini aku bantuin,” ucap Syaqila menawarkan. Erzan lalu menggapai uluran tangan Syaqila, dia berdiri seperti tidak ada yang terjadi, dia juga menebarkan senyum canggung ke pengunjung.
“Sungguh ironis. Kepercayaan dirinya terlalu tinggi tapi itu juga yang membuatnya terlihat keren,” batin Syaqila.
“Habis makan kita langsung pergi aja dari sini,” ucap Erzan. Syaqila mengangguk dan setelah makan mereka benar-benar pergi menuju restoran untuk bekerja.
“Kita akan bertemu dengan Pak Wijarsono dari perusahaan pijar, tetapi kenapa dia gak buat janji temu lewat aku?” tanya Syaqila.
“Sebenarnya ini bukan pertemuan yang seformal biasanya, hari yang dipilih juga pas weekend. Bisa dibilang ini semi formal. Kita harus kenalan dengan anaknya Pak Wijarsono yang akan menggantikan beliau karena beliau ingin menikmati masa-masa sekarang bersama dengan keluarga. Sebagai rekan bisnis, kita harus kenal dengan pemimpin perusahaan pijar selanjutnya,” jelas Erzan sambil menyetir.
“Dan ini bagian dari pekerjaan,” timpal Syaqila.
“Yes,” ucap Erzan sembari menjentikkan jari.
Setelah beberapa saat mereka tiba di restoran. Erzan keluar lebih dulu untuk membukakan Syaqila pintu mobil.
“Ngapain?” tanya Syaqila sedikit kaget.
“Bukain kamu pintu, mau ngapain lagi?” Erzan lalu menutup pintu mobil dan mulai berjalan bersama Syaqila.
“Kalau ada yang lihat bagaimana?” tanya Syaqila khawatir.
“Siapa yang bakal lihat sih? Lagian kalaupun ada ya kita tinggal bilang aja kalau kita memang pacaran,” ucapnya santai. Syaqila diam saja mendengar perkataan Erzan, karena bagi dirinya mempublish hubungannya menjadi sebuah trauma.
Mereka akhirnya bertemu dengan Pak Wijarsono dan istrinya. Syaqila pangling melihat kecantikan istri Pak Wijarsono. Kulitnya seputih susu dan dia cantik sekali. Baru kali ini istri Pak Wijarsono ikut.
“Ma, Pa. Maaf aku telat,” ucap seorang lelaki dari arah belakang kami. Senyum Pak Wijarsono dan istrinya merekah.
“Itu pasti anaknya,” batin Syaqila. Ia pun memasang senyum ramah.
“Perkenalkan ini anak kami yang akan menjadi pimpinan perusahaan,” ucap Pak Wijarsono.
Syaqila bergeming. Tiba-tiba saja dia tidak bisa merasakan kakinya. Tangannya gemetar sambil meremas roknya.
Syaqila menatapnya tajam, tatapan tidak suka. Dia juga menatap Syaqila, mereka bertukar pandang.
“Kenapa dia harus kembali,” batin Syaqila, sedangkan matanya sudah berkaca-kaca sambil beberapa kali melirik istri Pak Wijarsono.
Bersambung...

Comentário do Livro (163)

  • avatar
    AriantiNi Kadek ica

    bagus

    8d

      0
  • avatar
    YuliandaFitra

    crtnya bgus

    14d

      0
  • avatar
    DestriantoRegi

    👍😎bagus

    20d

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes