logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

bab 5

"Apa anda suhu Wirogeni. " tanya gadis itu."tolong bantu saya mengusir hantu."
Suhu Wirogeni menurunkan kacamatanya. Ia memperhatikan gadis muda itu. Mengitari tubuhnya, memperhatikan stuktur wajahnya. Takutnya ia bertemu dengan gadis patah hati yang stress, putus cinta dan gagal kawin.
"Siapa namamu. " tanya Suhu Wirogeni pada gadis itu.
"Anita sari. " jawab gadis itu.
"Berapa umurmu. " tanya suhu Wirogeni lagi.
"Dua puluh jalan. " jawab Anita Sari.
"Nona Anita Sari. " suhu Wirogeni menghisap rokoknya dalam dalam. Lalu menghembuskan asapnya dengan tenang. "kau tau di Indonesia ini, berapa banyak rata rata orang mati dalam sehari. " tanyanya. Anita Sari terhenyak. Kok malah Suhu Wirogeni menanyakan hal itu. "empat ratus orang. Dalam sepuluh hari empat ribu orang, dalam sebulan sudah berapa. Itu hanya hitungan pasti. Yang belum terhitung mati bunuh diri, mati kecelakaan dan lain lain. Coba pikirkan. Jika semua itu jadi hantu, apa yang akan terjadi. "ujar suhu Wirogeni. " semua akan berdiri seperti ini. Seperti batan tanaman pohon tauge. Berjejer. Karena tempatnya sempit. Mengertikan maksudku. "ia berlalu. "hentikan saja. Tidak usah percaya dengan hantu hantuan.Pergilah ke Gereja atau ke masjid. Nggak usah buang buang uang untuk hal hal seperti itu. "
"Memangnya berapa untuk pengusiran hantu. " tanya Anita Sari.
"Oh, aku ini mahal loh. " ujar suhu Wirogeni. Habis sudah akalnya untuk membuat Anita Sari mengurungkan niatnya. "kau tau kenapa aku pakai kata suhu di depan namaku. Padahal aku bukan biksu. Bukan ulama, juga bukan pendeta. Suhu itu tinggi dan mahal. Satu kasus aku hanya akan menanganinya dengan bayaran tinggi. Sepuluh juta rupiah. No diskon, no nego. Jadi kalau orang tuamu bukan konglomerat generasi ke sepuluh lupakan saja. " ia berlalu meninggal Anita Sari.
"Saya akan bayar sepuluh juta. " kata Anita Sari. Suhu Wirogeni tertekun. "akan saya bayar di muka. "
"Gila nih cewek. Nekat juga nih cewek. " batin suhu Wirogeni. Terpaksa ia mengikuti gadis muda itu ke apartemen.
Apartemen Anita Sari berupa satu kamar single. Saat pintu dibuka langsung nampak wastafel merangkap dapur di sebelah kanan. Lalu di kiri ada kamar mandi. Mereka masuk, suhu Wirogeni melihat tempat tidur, lemari dan televisi.
Sambil mengeluarkan benda benda dari dalam ranselnya. Suhu Wirogeni menyalakan lilin. Ia mengeluarkan patung dewi Kwan Im. Membakar dupa.
"Nah, mari kita coba bertemu dengan hantu. " katanya. Lalu melirik Anita Sari. Gadis itu nampak datar dengan wajah tenang. "em, kalau ingin memanggil hantu, harus mendengarkan sesuatu yang di sukai oleh hantu. " lalu suhu Wirogeni mengeluarkan CD, lagu seperti lingser wengi, pemanggil kuntilanak pun terdengar. Itu adalah tembang tembang yang sengaja direkam olehnya saat ia mengunjungi sang nenek di gunung Lawu. Modal banget kayaknya nih suhu. Udah nggak percaya hantu, tapi kerjanya sebagai penakluk hantu. Nggak nyambung banget. "hantu hantu lumayan suka suara seperti ini. Kalau dengar tembang seperti ini, hantu hantu akan segera keluar. Mix nya juga nyangkut di kepala. " katanya. Anita Sari hanya diam mendengarkan.
Suhu Wirogeni memperhatikan keadaan kamar. Ia heran, padahal Anita Sari seorang cewek yang tinggal sendirian. Kenapa kamarnya kosong. Tak ada perabotan apapun. Tembang Jawa terus mengalun. Merdu tapi juga membuat merinding.
Perabotan rumah hampir tak ada. Dapur juga nampak bersih. Bahkan debu di atas meja makan sangat tebal. Saat suhu Wirogeni mengeceknya dengan jari, ya ampun, bisa nanam kunyit kayaknya. Saking tebalnya tuh debu.
"Biasanya hantu yang datang ke rumah seorang gadis yang tinggal sendiri, adalah hantu hantu lelaki,dan biasanya adalah roh roh mesum. " kata Suhu Wirogeni. Ia melirik Anita Sari yang diam dari tadi. "dia lebih menyeramkan dari hantu itu sendiri.Dia bahkan tidak bicara satu katapun. Bagaimana aku bisa menipunya,kalau ia sendiri tidak menceritakan apa apa. " batin suhu Wirogeni. "hahaha."ia tertawa sumbang. " entah mengapa aku merasa kasus kali ini bisa berbahaya kalau aku memaksa. Aku tidak mengerti. Apa aku mundur saja. "pikir suhu Wirogeni. "uang sih uang. Tapi menyerang lebih dulu tanpa persiapan, bukanlah gayaku. " batinnya sambil mengernyitkan dahi. "padahal tembang nya masih menyala. Tapi tak ada satupun yang muncul. Berarti tak ada hantunya. " katanya kemudian pada Anita Sari.
"Hantunya selalu muncul di situ. " tunjuk Anita Sari. Suhu Wirogeni menatap tempat tidur Anita Sari.
"Nona Anita, anggaplah di sana memang ada hantu. Tapi hantu itu tidak dapat melukai manusia. Yang dapat mereka lakukan hanyalah menakut-nakuti, seolah-olah bilang, lihat kesini, aku ini hantu, serahkan, mereka hanya muncul untuk itu. "kata suhu Wirogeni.
" HANTUNYA ADA. BENAR BENAR ADA. "teriak Anita Sari. Suhu Wirogeni sampai terkejut dibuatnya."lelaki yang otaknya hilang, wanita berleher panjang yang sedang mandi. Walaupun aku tidak ingin melihatnya. Mereka selalu saja muncul. " ujar gadis muda itu. "kalau aku sendirian, pasti akan.. .. " Tiba-tiba Anita Sari menarik turun resleting baju nya. Suhu Wirogeni kaget dan mundur. Tapi ia di buat teebelalak. Tubuh Anita Sari penuh memar ungu kehitaman. Banyak sekali, sepanjang bahu dan paha. "lihatlah ini,anda lihat semua luka luka ini, apa anda tau, aku dilukai oleh hantu hantu itu. " ujarnya. Air mata sudah mengalir deras di pipinya. "di tempat yang tidak terlihat, di setiap tempat ada lukanya. "
"Ehemmm, ehemmm. " suhu Wirogeni memperbaiki letak kacamatanya.
"Apa anda melihatnya. " tanya Anita Sari.
"Iya, hmm.. ya, saya sudah lihat. " jawab gugup suhu Wirogeni. "maksudku... aku sudah melihat semuanya. "
"Saya mohon, tolonglah saya. " kata Anita Sari sambil menangis. "hantu hantu itu selalu muncul setelah matahari terbenam, saat saya sedang sendiri. Tolong temani saya hari ini. Selama dua puluh empat jam saja. " pintanya.
Suhu Wirogeni mengangguk. Daripada lama lama melihat tubuh mulus Anita Sari, ya walaupun penuh lebam, tapi kan dia lelaki normal, dan Anita Sari masih muda dan sangat cantik.
Akhirnya, keduanya duduk di tempat tidur. Anita Sari sudah berganti pakaian. Jam dinding sudah menunjukkan pukul sebelas tiga puluh.
"Aneh sekali, kenapa hantunya tidak muncul. " kata Anita Sari.
"Tuh kan, apa ku bilang, hantunya memang tidak ada. " ujar suhu Wirogeni.
"Padahal biasanya jam segini selalu muncul. Aneh sekali. " kata Anita Sari.
"Kamu tidak pernah bersama dengan orang lain. " tanya suhu Wirogeni.
"Pernah, dulu waktu saya masih kerja di kantor, saya selalu membawa teman kantor lelaki satu per satu ke sini. " jawab Anita Sari.
"Semua teman kantor sekaligus. " tanya suhu Wirogeni sambil merenggangkan tubuh dengan menggeliat mengangkat kedua tangan.
"Tidak, mereka satu per satu datang dan tidur. " jawab enteng Anita Sari. Suhu Wirogeni terdiam. Pikirnya gadis ini penganut sex bebas. "tapi tak ada yang sampai pagi di sini. " ujar Anita Sari lagi. "mereka semua ketakutan dan kabur sebelum jam dua belas malam. "
"Kenapa kabur, apa mereka melihat hantunya. " suhu Wirogeni menatap Anita Sari.
"Iya, sepertinya mereka juga melihatnya ketika bersama saya. Mereka pergi dengan wajah pucat. " kata Anita Sari. "tapi ternyata anda berbeda, sudah hampir jam dua belas."
"Huh, " suhu Wirogeni menghela napas. "nona Anita, saya memang pengusir setan. Tapi kadang ada orang yang terpaku dan percaya kalau hantu itu ada. Tapi sebenarnya hantu itu tidak ada. Bila bertanya pada orang orang itu, bagaimana bentuk hantu itu, mereka akan menjawab hal yang sama. Berambut panjang dan daster putih panjang. Memang nya ada orang yang bilang, mereka pakai bikini atau piyama, Kebanyakan mereka bilang, hantu yang banyak di lihat orang. Tidak pernah ada yang mengatakan secara detail. Sampai sekarang aku tidak pernah mendengar ada yang tau tentang pori-pori wajah hantu, atau bulu ketek hantu. Aju bahkan merasa kalau itu hipnotis skala besar. "ujar suhu Wirogeni panjang lebar. Ia melirik Anita Sari, berharap gadis muda itu mengubah paradigma tentang hantu. Tapi gadis itu malah berbaring menyamping. Tidur. "aduh, dia tidur. " batinnya. Tapi matanya menatap Anita Sari. Gila, masa ia tertarik pada gadis ingusan. Bisa habis nanti ia dipukuli neneknya. Tapi kulit Anita Sari mulus dan putih. Haduhhhh.... sabar sabar.
"Kasihan gadis ini. Gara-gara takut, ia membawa laki-laki hampir tiap malam. Perempuan yang luar biasa." suhu Wirogeni berdiri. Lalu duduk di lantai sambil menonton televisi.
"Hantu itu datang ketika hati kita sedang lemah. " suara suhu Wirogeni di siaran ulang sebuah stasiun televisi.
"Siaran ulang lagi. " batin suhu Wirogeni sambil menatap televisi.
"Di negara kita kebanyakan rumahnya luas, kamarnya banyak. Di desa desa banyak rumah, dengan kamar sejumlah anak mereka. Karena itu hantu juga banyak. " kata suhu Wirogeni.
"Lalu bagaimana dengan orang orang yang tinggal di kost apartemen, dengan satu kamar yang perabotan minim. " tanya host Budi.
"Hantu itu tidak pilih pilih tempat. Lihat saja film horor suster ngesot. Bahkan ada yang keluar dari dalam kulkaskan." ujar suhu Wirogeni. Lalu derai tawa terdengar dari penonton dan host.
"Benar benar menggelikan. " gumam suhu Wirogeni. Ia melorotkan tubuhnya, berbaring di lantai. "lain kali aku harus pikir dulu, tidak usah sok melucu. " batinnya. Ia memejamkan mata. Ia pun tertidur.
Tak tau berapa lama ia terlelap. Tiba-tiba ia tersentak bangun. Dengan tubuh yang kamu tak bisa bergerak sama sekali.
"Ada apa ini. Kenapa tubuhku seperti ditindihi benda berat. " batin suhu Wirogeni. Ia mencoba membuka mata, dan.... sosok berlumur darah dan tengkorak yang hilang berdiri di atas tubuhnya.

Comentário do Livro (105)

  • avatar
    YonoMul

    aku suka

    2d

      0
  • avatar
    XiaomiAkun

    wah saya sangat menyukai cerita ini😁

    3d

      0
  • avatar
    gilbertnuel

    bagus cerita ny sangat baguss saya suka

    17/08

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes