logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

bab 4

Di sebuah rumah sakit,tepatnya di bangsal khusus, seorang lelaki yang sudah lama terbaring koma. Dengan alat-alat kedokteran yang menempel di tubuhnya. Mendadak lelaki itu membuka mata.
Di kantor polisi sektor Depok. Seorang lelaki berkaos biru mengetuk pintu bertuliskan RUANG KOMANDAN.
"Saya Wisnuwardhana. " kata lelaki itu.
"Masuk." kata komandan Heru Setiawan.
"Siang, pak. " sapa Wisnuwardhana.
"Siang.Katanya pasien Asep Karsono telah sadar. "kata komandan Heru Setiawan.
" Siapa. "tanya Wisnuwardhana.
"Itu, pasien kecelakaan truk tiga bulan yang lalu. " jawab Pak Heru Setiawan.
"Oh, Asep Karsono, yang kasus kerasukan hantu itu ya. " kata Wisnuwardhana.
"Iya, kemarin malam ada kabar dari rumah sakit, katanya ia sudah sadar. " Kata Pak Heru Setiawan.
"Wah, panjang juga umur dia. " ujar Wisnuwardhana. "tapi kenapa memberitahukan hal itu padaku, pak. "
"Karena sekarang, kasus itu menjadi tugas kita sekarang. " jawab enteng pak Heru Setiawan.
"Memangnya ini kasus pembunuh. " Wisnuwardhana terkejut. "tugas kita memang berubah jadi menangkap hati ya.????. Bukannya tugas kita menangkap pelaku. "
"Dari bagian pengurus kecelakaan lalu-lintas, meminta tolong pada kita. Kau coba pergi ke sana. Pergilah ke rumah sakit. Dan buat surat keterangan
" kata Pak Heru Setiawan.
"Ogah, aku tidak mau. " tolak Wisnuwardhana dengan cepat.
"Kenapa." tanya Pak Heru Setiawan. Biasanya Wisnuwardhana tak pernah menolak tugas darinya.
"Pak Abidin yang menyelidiki TKP, kakinya patah karena kecelakaan. Lalu Pak Bagas, yang mewawancarai korban yang selama juga bunuh diri. " ujar Wisnuwardhana melipat tangannya di dada.
"Pak Abidin kecelakaan karena salah dia sendiri tidak melihat lampu lalu lintas. Pak Bagas kan, karena terlilit hutang dan istrinya selingkuh dengan pamannya. " ujar Pak Heru Setiawan.
"Suruh saja orang lain. Sudah tau aku penakut. " sahut Wisnuwardhana.
"Memang ada siapa lagi. " tanya pak Heru Setiawan.
"Sebenarnya aku tak percaya pada hal hal mistis. Tapi kali ini agak merinding. Mengerikan." kata Wisnuwardhana menatap Pak Heru Setiawan.
Setelah banyak drama dan pertimbangan. Wisnuwardhana pun menemui seorang teman.
"Tapi kenapa datang ke saya. Katanya seram. " ujar Fahrihamzah. Lelaki bertubuh tinggi besar itu menatap Wisnuwardhana.
"Kau orang yang cocok untuk hal itu kan, tak ada yang ditakuti. Hal hal mistik juga tidak percaya. " kata Wisnuwardhana sambil menyerahkan map kuning pada Fahrihamzah yang duduk di kursi barbel.
"Tapi aku percaya hantu. " sahut Fahrihamzah.
"Kau kan jago berkelahi. Pak komandan sangat merekomendasikan dirimu. " kata Wisnuwardhana tersenyum.
"Jadi ini sebenarnya kasus apa. " tanya Fahrihamzah. Melirik laporan yang tergeletak di sebelahnya.
"Coba lihat filenya. " suruh Wisnuwardhana.
"Sudahlah, cepat jelaskan padaku. " desak Fahrihamzah.
"Ah, merepotkan saja. " omel Wisnuwardhana. "ingatkan, kasus kecelakaan jembatan Ciliwung. Kasus enam puluh lima kecelakaan beruntun. Yang dikatakan supirnya kerasukan. "
"Bukan nya itu hanya kecelakaan tidak terduga. " kata Fahrihamzah sambil menyetir. Sekarang mereka di jalan raya, menuju rumah sakit.
"Bukan." kata Wisnuwardhana.
"Maksudnya kerasukan hantu itu apa. " tanya Fahrihamzah.
"Itu katanya si pengemudi mengendarai truk dalam keadaan setengah tidak sadar. " ujar Wisnuwardhana. "orang orang dan media massa mengatakan dia dirasuki hantu. "
"Jadi karena itu kau datang ku. " kata Fahrihamzah.
"Kau waktu itu, waktu kasus hantu palsu, semua mengira itu adalah hantu asli dan ketakutan. Hanya kau sendiri yang sadar kalau hantu itu palsu dan menghajarnya. " ujar Wisnuwardhana.
"Itu jelas sekalikan.Mana ada hantu pakai pakaian putih dan sepatu Nike. " celetuk Fahrihamzah.
"Kasus ini seperti ada kutukan. Setiap orang yang diserahi kasus, mendapat kecelakaan. " kata Wisnuwardhana.
"Hah, sial sekali. " kata Fahrihamzah. Ia memarkir mobil di tempat parkir rumah sakit. "karena itu ya, aku belum dilibatkan lagi dalam kasus yang belum diselesaikan. " tanyanya.
"Jadi kau terima.??? . " tanya Wisnuwardhana terkejut.
"Habisnya tidak ada yang mau menerima. Jadi mau bagaimana lagi
" ujar Fahrihamzah enteng. "tidak usah khawatir. Aku bisa melindungi abang. " lanjutnya sambil memamerkan otot-otot di tangannya.
"Tidak usah. Aku tidak ikut. " kata Wisnuwardhana" aku hanya menyerahkan tugas dan tidak akan terlibat. "
Keduanya masuk ke dalam rumah sakit Bayangkara.
"Kalau sampai hantu itu muncul. Aku bisa kencing di celana. " kata Wisnuwardhana.
"Sangat mengecewakan. Laki-laki tapi begini. " ejek Fahrihamzah.
Mereka segera menuju bangsal Asep Karsono. Menemui lelaki yang baru sadar dari komanya.
"Iya." Asep Karsono menatap kedua lelaki itu.
"Kami polisi. " kata Fahrihamzah sambil memperlihatkan lencana nya. "boleh kami bicara denganmu. "
"Hah, polisi. " Asep Karsono berubah panik. Tiba-tiba ia menyersng Fahrihamzah. "BUKAN SAYA, BUKAN SAYA PELAKUNYA. " teriaknya seperti orang kesetanan. Wisnuwardhana yang melihat itu bergidik ketakutan. Ia mundur ke belakang. Fahrihamzah mendorong Asep Karsono hingga lelaki kurus itu terjungkal. "saya berkata sesungguhnya. Tolong percayapercaya pada saya, bukan saya yang melakukannya. Sungguh saya tidak berkata bohong. "Asep Karsono terus berteriak. Sekarang bersama dengan derai air mata. " tolong percayalah. Bukan aku. "
"Suster!!!! Suster!!!!. " teriak Wisnuwardhana. "obat penenang Sus. Pasien kegilaan!!!!!. " teriaknya panik.
Dua suster datang. Mereka segera menenangkan Asep Karsono. Tapi lelaki itu memberontak dengan kuat.
"tolong lepaskan aku. Bukan aku pelakunya. " Tiba-tiba wajah Asep Karsono berubah merah.
"Tolong tenanglah. " kata suster.
Di luar bangsal. Wisnuwardhana dan Fahrihamzah berbicara dengan dokter yang menangani Asep Karsono.
"Walaupun pasien sudah sadar. Tapi secara kejiwaan pasien masih terguncang. Ia belum pulih benar. " kata dokter. "kadang ia berbicara sendiri dan melakukan tindakan tindakan aneh. Bagian otak pun sudah diperiksa. Dan tidak ada kerusakan apa apa. Hanya saja diperlukan waktu agar ia bisa benar benar pulih. " terangnya.
"Kapan efek obat penenang itu akan habis. " tanya Fahrihamzah.
"Aduh, orang ini adalah pasien. Saya sudah bilang, dia perlu waktu untuk benar-benar pulih. " kata dokter.
"Sebelum jadi pasien, ia adalah terdakwa pembunuhan dengan lebih dari seratus orang korban tak berdosa. " kata Fahrihamzah. "aku harus menginterogasi orang itu hari ini. "
"Pem... pembunuh. " dokter terbelalak. "mau dia pembunuh atau orang biasa. Dia adalah pasien. .... "
"Brakkk." Tiba-tiba pintu di belakang dokter itu terlempar. Ketiga lelaki itu terkejut bukan main.
"Asep Karsono. " Fahrihamzah langsung masuk diikuti Wisnuwardhana dan sang dokter. Nampak oleh mereka, Asep Karsono sudah siap menyerang. Dengan wajah dan mata merah. Menggeram dengan suara menyeramkan.
"Kenapa dia jadi begini. " teriak Wisnuwardhana. Sambil menggeram keras, Asep Karsono menyerang dokter dan membanting nya ke tembok. Lalu mendorong Wisnuwardhana hingga lelaki itu terlempar.
"Grrrrrrrr." Asep Karsono mencoba menyerang Fahrihamzah. Tapi ia tak tau kalau lelaki tinggi besar itu adalah seorang ahli beladiri di kepolisian. Bogem mentah mendarat di wajah Asep Karsono. Tapi ia tak ada kapoknya. Terus menyerang Fahrihamzah. Jika orang biasa, pasti sudah terkapar dan tidak akan bisa bangkit lagi bila dihajar habis habisan seperti itu. Tapi Asep Karsono seperti tak ada kapoknya. Ia terus berusaha melukai Fahrihamzah. Tinju sang polisi sudah mendarat bolak-balik di wajahnya. Dengan jengkel, Fahrihamzah mencengkram leher Asep Karsono, mendorong lelaki kurus itu ke dinding. Tapi....
"Akkkkhhhh." Fahrihamzah menjerit kencang saat Asep Karsono menggigitnya. Otomatis cengkraman pada leher Asep Karsono terlepas. Asep Karsono berlari menjauh. "Asep Karsono. " teriak Fahrihamzah.
Asep Karsono berlari menuju jendela rumah sakit.
"Hei... ini lantai lima, tolol. " seru Fahrihamzah. Tapi Asep Karsono sudah menerjang kaca jendela. Lalu terjun bebas ke bawah. Ia mendarat di rooftop lantai dua. Berguling-guling lalu bangkit dan berlari kencang. "astaga Tuhan. Dia manusia apa hantu. " Fahrihamzah menatap kepergian Asep Karsono. Lelaki itu menahan sakit pada luka di jari tangannya yang digigit oleh Asep Karsono tadi.

Comentário do Livro (105)

  • avatar
    YonoMul

    aku suka

    2d

      0
  • avatar
    XiaomiAkun

    wah saya sangat menyukai cerita ini😁

    3d

      0
  • avatar
    gilbertnuel

    bagus cerita ny sangat baguss saya suka

    17/08

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes