logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

BAB 4

Maya sudah siap menyeru Luna di dekatnya
“Lun” Serunya. Begitu menghadap Luna, ia malah kaget dan beralih topik.
“Busett, laper apa doyan, cepet banget loe makan” Ucap Maya melongo menatap kertas nasi Luna sudah ludes tak bersisa, karna sepertinya belum sampai 5 menit Luna makan, apalagi nasi goreng yang Luna bawa lumayan besar porsinya. Maya lalu memperhatikan tubuh Luna dan bergumam.
“Badan aja kecil, tapi makannya kuli” begitulah bunyi suara hati Maya.
“Hm Hmm” Luna hanya menjawab deheman senyumnya dengan mulut yang masih terisi.
Setelah makan dan minum, giliran Luna yang bertanya.
“Kenapa tadi manggil” Tanyanya penasaran
“Oh iyaa sampe lupa gue. Hmmm cowok yang tadi paling terakhir pesenn, inget gak?” Tanya Maya dengan hati – hati.
“Hmm” Sambil minum Luna mencoba mengingat – ingat.
“Ohh iya, sering banget udah dia kesini, heran gue gak bosen apa minum itu mulu gak berubah. Ya emang enak sih Brown sugar coffee, gue juga suka. Tapi sesuka suka nya gue gak ampe tiap hari juga sih minum itu” Sambung Luna.
“Aneh gak sih tuh cowok menurut loe” Tanya Maya lagi.
Dahi Luna mengerut.
“Orang minum kopi kok aneh” Sahut Luna yang di dalam hatinya malah merasa temannya ini yang aneh bertanya seperti itu.
“Ihhh serius gue. Dia tuh memang hampir tiap hari kesini. Tapi gak setiap hari mesen” Lanjut Maya.
Ehh? Gimana – gimana? Luna heran.
“Maksudnya gimana tiap hari kesini tapi gak mesen” Tanya Luna bingung.
“Dia tuh gue liat emang hampir tiap hari datang kesini kalau siang ya kisaran jam makan siang atau jam segini juga, tapi kalau diperhatiin lagi kayaknya dia tuh cuma mau mesan kalo ada loe doang”
Luna menganga. Teringat perkataan pria tadi.
“Kalau loe gak ada, dia balik lagi. Gak mesen apa – apa, tapi kalo loe ada, dia pasti masuk, pesan minuman yang sama dan duduk di tempat yang sama. Loe emang kenal apa gimana sih sama dia?” Tanya Maya lagi semakin penasaran.
“Hmm waktu pertamaaa kali banget ketemu tuh ya disini, ya emang kayak gak asing sihh mukanya tapi gue gak yakin” Jawab Luna.
Maya pun tampak berpikir bingung, dan ia tiba – tiba teringat sesuatu.
“Oh iyaa, tadi pas loe makan, gue juga mergokin dia ngeliatin loe terus” Sambung Maya.
“Gak usah nakutin deh” Jawab Luna cepat.
“Nakutin apa” Kata Maya heran. Luna tidak menjawab lalu Maya yang akhirnya bicara lagi.
“Mungkin loe kenal kali dulu, pernah liat pernah ketemu atau apalah dan loe lupa barangkali” Kata Maya.
“Kayaknya nggak deh, kenal dimana juga cowok gitu” Ucap Luna menjawab.
“Ihh cowok gimana maksud loe, orang ganteng gitu” Sahut Maya.
“Maksudnya kalaupun kenal cowok, ya paling teman – teman sebaya aja. Bukan yang udah dewasa berkarir gitu. Dia pasti udah kerja, penampilannya kayak pengusaha –pengusaha muda gitu”
Maya lalu memutar matanya menatap kembali si pria. Lalu ikut memutar kepala Luna untuk ikut menatap pria itu.
“Coba deh loe perhatiin, mungkin emang kenal dan loe lupa. Lihat tuh matanya belok, hidungnya mancung rahannya cakep, putih, bersih, rapi, rambutnya hitam klimis, senyumnya maniss…”
Tunggu tunggu tunggu! Sepertinya Maya mulai nggak fokus nih. Luna mengalihkan pandangannya menuju Maya yang tepat di sampingnya dengan wajah terlena. Luna menjentikkan jarinya di depan wajah Maya berniat menyadarkan. Berhasil. Lalu Maya menggosok wajahnya.
“Ehh apaan sih ngomong apa gue. Serius nih serius sekarang cob aloe inget – inget lagi” Ucap Maya masih berusaha menyuruh Luna mengingat. Maya kembali memegang kepala Luna dan memutarnya kembali ke depan untuk melihat pria itu lagi.
Tapi bicara soal fisik pria tersebut, dia memang sangat menarik dan maskulin. Punya vibes seorang pengusaha muda yang sukses dan cinta kerapian. Jika diperkirakan mungkin tingginya sekitar 181 cm dengan postur tubuh yang pas, tidak gemuk dan tidak kurus. Rambutnya juga memang terlihat sangat rapi dan klimis, kulitnya cukup terbilang putih, matanya belok dengan alis tebal, hidung cukup mancung serta garis rahang yang tegas menambah sisi tampan dari dirinya.
Luna tampak berpikir, lalu kepalanya pasrah bergerak mengikuti arah tangan Maya yang memegangnya untuk melihat pria tersebut di meja nya.
Tapii…… Loh kok kosong. Baik Luna maupun Maya melongo sendiri dengan wajah konyol ke kiri dan ke kanan mencari pria tersebut.
“Ehh kok gak ada, udah pulang ya” Tanya Luna.
“Tau tuh, udah kayak setan aja” Sahut Maya.
“Setan?”
Akhh!!! Luna dan Maya yang kaget pria yang mereka cari di mejanya malah tiba – tiba ada di depan mereka. Pria itu tampak tersenyum
“Permisi” Ucapnya pada Luna dan Maya.
“Loh disini orangnya Lun-“
Tukk! Luna melotot dan menendang pelan kaki Maya agar tidak keceplosan. Pria itu cukup heran melihat tingkah dua wanita di depannya, tapi memilih tetap diam.
“Ada yang bisa dibantu mas?” Tanya Luna pada pria tersebut dan berusaha bersikap biasa.
“Saya beli kopi susu yang botol ukuran besarnya dua ya” Kata pria tadi. Luna pun meminta tolong pada Maya untuk mengambilkannya, sedangkan Luna menunggu di depan kasir.
“Oh iya mas, hmmm kita pernah ketemu gak sih sebelumnya?” Tanya Luna dengan pelan dan ragu – ragu.
Ehh, pria itu malah tersenyum, Luna jadi merinding.
“Kenalkan, Rey” Ucapnya singkat sambil mengulurkan tangan.
Dih, aneh nih cowok, ditanya apa malah ngajak kenalan. Begitu kata hati Luna kira – kira.
Tapi karena tidak enak, Luna menerima uluran tangan itu “Luna” balasnya dengan senyum paksa. Belum juga percakapan itu berlanjut, Maya sudah datang membawakan pesanan pria yang mengaku bernama Rey tersebut.
Setelah transaksi antara mereka selesai, Rey pun pulang setelah Luna berterima kasih.
“Hehh” Maya datang menyikut pelan lengan Luna.
“Ngangetin aja sih” Kata Luna.
“Mampus udah gue malu abis dia denger deh kayanya gue bilangin dia setan” Ucap maya dengan cepat tanpa putus bersama wajahnya yang pasrah. Lucu sih kalau dilihat.
“Loe sihh sembarangan ngomong” Jawab Luna.
Luna kemudian pandangi lekat kepergian Rey, mencoba mengingat wajah Rey yang memang terasa familiar. Tapi kenapa Luna tidak ingat apapun, sekarang beban pikirannya jadi bertambah karena ucapan Maya tadii.
Rey? Rey? Rey? Rasanya ia tidak punya kenalan bernama Rey. Tapi samar – samar juga ia seperti pernah dengar nama itu, ehh tapi seperti tidak, tapi seperti iya lagi, dan seperti tidak lagi. Astagaa! Entahlah, Luna pusing. Ia mencoba tidak memikirkan saja.
Ihhh tapi penasarann…. Luna merasa gusar.
Huffttt siapa sihh sebenarnya dia!
.
.
.
Nah lohh, siapa ya kira – kira Rey ini? dari deskripsinya sih kayaknya baik dan ganteng banget yaa… Author jadi pengen ketemu juga deh hihi
Oh iyaa, buat yang baca ini. mungkin awalnya tampak membosankan juga membingungkan, tapi memang begini jalan ceritanya. Author menampilkan masalah di awal bab kemudian menampilkan beberapa plot twist.
Beberapa bab awal ini author akan menampilkan 2-3 tokoh baru sebagai pelengkap cerita ya
Happy reading ☺

Comentário do Livro (34)

  • avatar
    HongaRevanda

    sangat bagus

    16/08

      0
  • avatar
    Rangga Putra

    luar biasa

    02/08

      0
  • avatar
    dil666naon

    bagus

    29/06

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes