logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 3 BERTEMAN ?

Seminggu belakangan ini hidup Alina lebih baik. Entahlah ia sangat merasa senang jika ada yang ingin berteman dengan nya walau hanya satu orang, senyum nya kembali.
"Lin, di cariin tuh sama kak Devan." ucap salah satu siswi yang bernama Rara dengan perasaan terpaksa.
"Duh, kemarin baru aja rusakin hubungan Liza. Sekarang hubungan gue juga kek nya. Berani banget ya si cupu!" sindir Bianca saat Alina lewat di hadapan nya.
"Udahlah Ca, jangan cari masalah terus." ucap Liza menasehati.
"Jadi Lo bela dia sekarang?" tanya Bianca tak habis pikir.
"Bukan gitu, Lo gak kasian apa sama dia? udahlah biarin dia bebas."
"Gue setuju sama Liza, kasian Ca dia udah gak ada temen Lo musuhin lagi." Dela menggeleng kepalanya tak percaya.
"Sejak kapan kalian berpihak kedia ha?!" emosi Bianca membentak kedua temannya.
"Udah gak usah dengerin mereka, mending kita ke kantin langsung." Devan menarik pergelangan tangan Alina menjauh dari kelas itu.
"Ion, Liza tadi bela aku kan?"
"Iya."
"Berarti aku gak akan ada musuh lagi kan?"
"Iya."
"Aku akan punya temen kan?"
"Iya."
"Temen aku jadi banyak kan?"
"Na, bisa gak sih gakusah banyak tanya! makan tuh makanan Lo udah dateng."
Alina mengangguk langsung menyantap makanan nya, ia sangat berharap kalau setelah ini ia akan mendapatkan teman.
"Di sekolah di larang pacaran!" celetuk Ketos lebih tepat nya Geral teman Devan. ia datang bersama teman nya yang lain.
"Ketos iri aja!" Fadil mengejek Geral terus terusan. Pasalnya Geral baru putus beberapa minggu ini dan lebih parah nya si Geral gamon.
"Gak guna!"
"Lin, Lo sejak kapan kenal sama Devan? soalnya Lo udah kek akrab banget anjir, banyak cewek mau deket sama Devan tapi susah!" ujar Saka kagum.
"Baru beberapa minggu sih." jawab Alina apa adanya.
"Aelah kan deket karna si Devan mau ekhem." ujar Fadil menyenggol bahu Devan pelan.
"Kalau jadian jangan lupa teraktir satu sekolah"
"Aman!" sahut Devan membuat teman nya memandangi dirinya. Devan tak salah bicara kan? Mereka sangat yakin kalau Devan mempunyai perasaan pada Alina.
"Lin, gue minta maaf ya." ucap Liza yang baru datang, terlihat dari sorot matanya kalau dia benar benar tulus meminta maaf pada Alina.
"Sebelum kamu minta maaf, udah aku maafin kok. Kamu mau kan jadi temen aku?" tanya Alina dengan polosnya.
"Na, lo bego apa gimana?" tanya Devan tak terima. Selama Alina sekolah di sini Liza dan teman nya selalu berlaku keras pada nya, dan dengan mudahnya Alina mengajak Liza untuk berteman? Devan tak habis pikir sama jalan wanita itu.
"Gakpapa Ion, lagian kan aku mau cari temen!"
"Makasih ya Lin." ujar Liza tanpa aba aba langsung memeluk Alina erat. Ia sangat menyesal telah berlaku keras pada Alina. Geral benar kalau ia hanya di perbudak oleh Bianca.
Flashback
"Ral, aku beneran gak mau putus! aku gak bermaksud bilang gitu pas di sekolah!" Liza terus berlari mengejar Geral. Ia tidak mau hubungan nya hancur sampai disini.
"Kalau gak bermaksud kenapa Lo bilang gitu? Murid SMA Darmajaya udah ngira kita selama ini pacaran! Lo hargai kek status gue sebagai ketua OSIS di sana!"
"Maaf Ral, aku janji gak akan gitu lagi."
"Gue gak bisa, oh ya gue mau ngasih tau sesuatu. Kalau jadi cewek itu jangan kasar gue tau Lo baik tapi semenjak berteman sama Bianca Lo semakin jadi, Lo sadar kek kalau Bianca cuma lakuin Lo sebagai budak bukan sebagai teman! Oh ya bunda Lo pasti akan kecewa kalau tau anak nya kek gini, bunda Lo kerja mati Matian nyari uang agar Lo bisa kek anak remaja lain nya tapi Lo malah gini!"
Perkataan Geral membuat Liza terdiam. Seperti nya Geral benar, mengapa ia malah jadi seperti ini.
'Bun, maafin Liza yang udah kasar sama orang lain' batin Liza lirih. Bunda nya tak pernah mengajarkan ia kasar seperti ini.
•••
"Mulai sekarang, kita temen!"
"Hari ini, bakal jadi hari paling bahagia bagi aku! oh ya aku bakal masukin kamu kedalam diary aku hehe."
Devan menghela nafas gusar." Kalau mau berteman, berteman lah dengan baik!" ketus Devan dengan sangat terpaksa membiarkan Alina nya berteman sama orang yang telah kasar pada Alina dulu. Eh apa kah Alina pantas ia sebuh Alina nya?
"Makasih Ion." ucap Alina ingin memeluk Devan, tetapi tertahan saat suara deheman Gerak memasuki gendang telinga nya.
"Ion apaansih?" tanya Liza heran.
"Gak boleh tau! itu cuma aku yang tau!"
"Terus kapan baru kita tau?" tanya Liza penasaran mengumpan Alina agar jujur.
"Mungkin kalau aku udah gak ada."
Jawaban Alina sukses membuat Devan menatapnya tak suka.
"Kenapa ngomong gitu hm?"
"Gakpapa, kan takdir gak ada yang tau." jawab Alina santai.
"Na, nanti malem ikut gue ya?"
"Kemana?"
"Ikut aja!"
"Dahlah woi, bubar bubar! area pacaran mah gak enak mending kita ke mars aja atau gak ke Pluto!" ujar Fadil geleng geleng kepala langsung pergi di ikuti teman nya yang lain.
"Dari tadi kek." celetuk Devan tanpa sadar.
"Ion, kamu kenapa ajak aku keluar malam? padahal cewek keluar malam itu gak baik."
"Kan keluarnya sama gue, gue ada sesuatu buat Lo." ujar Devan tersenyum tipis. Tangannya terangkat menepihkan poni rambuut Alina yang menganggunya memandangi wajah itu.
"Oke, deh."
"Gue antar ke kelas ya, udah mau masuk." Devan menggenggam tangan Alina membawa nya menuju kelas Alina. Banyak pasang mata melihat nya tak percaya, MOS wanted mereka menggandeng tangan cewek yang notabene nya cewek cupu di SMA ini.
"Masih sama, mereka gitu banget. Selalu liat aku sebelah mata."
"Udah, jangan di peduliin. Mending Lo masuk gih!" dorong Devan pelan. Lalu ia pergi menemui para siswi yang menatap Alina sinis tadi.
"Mata kalian mau gue colok? atau gue congkel? gue kasih makan ke mulut kalian itu!" Devan menatap tajam siswi itu.
"G-gak kak."
"Gak? Lo bilang gak? makanya jangan sok berkuasa di sini! sudah ngerasa di atas banget Lo sampe sampe ngerendahin orang? gue tau banget kalau kalian sering buly Alina kan?"
"Gak kok kak bukan kami."
"JAWAB GUE SIALAN!" bentak Devan, Kesabaran nya benar benar habis.
"Kalau iya kenapa? Lo tau gue itu suka sama Lo dari SMP kenapa Lo malah dekat Alina Van?!" ujar Bianca meluapkan unek unek nya.
"Itu urusan gue! selagi gue gak ada hubungan sama Lo jangan Lo ngatur ngatur siapa aja yang bisa Deket sama gue! ini hidup gue bukan hidup Lo! sekali lagi Lo berani buly Alina gue pastiin hidup Lo gak akan tenang!"
"Bagus ya Van, gue berjuang buat dapatin Lo selama 2 tahun! dua tahun itu bukan waktu yang bentar! dan mudahnya lo dekat cewek murahan itu. Lo gak mikirin perasaan gue banget Van, selama ini gue selalu ada kalau Lo dalam masalah!"
"Gue gak nyuruh Lo buat selalu ada saat gue ada masalah, lagian gue gak terima bantuan Lo!" sinis Devan. Ia pergi meninggalkan Bianca.

Comentário do Livro (43)

  • avatar
    SusilawatiSusi

    terimakasi

    18/08

      0
  • avatar
    JulaehaNeneng

    bagus

    17/06

      0
  • avatar
    Ko Na

    seru

    05/06

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes