logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

~6~

“Raya ngapain aja sih lama banget di toilet”
Gio sudah banyak sekali memasukkan bola ke dalam gelas dan sudah mendapatkan banyak boneka. Rencananya ia akan berikan boneka itu ke Raya. Tapi daritadi Raya belum juga kembali dari toilet.
“Pasti Raya suka kalo gue kasih boneka ini” ucap Gio sambil tersenyum memperhatikan boneka – boneka di tangannya.
Gio mengedarkan pandangannya matanya tak sengaja menangkap sosok yang ia kenali. Ia menajamkan pengelihatannya lagi untuk memastikan apakah benar itu sosok yang ia kenali. Ternyata benar itu sosok yang ia kenali yaitu Zara. Ia berjalan menghampiri Zara yang duduk sendirian di samping stand lempar bola.
“Zara” panggil Gio.
“Ngapain lo disina?” tambahnya.
“Lo sendiri ngapain disini?” Zara balik bertannya.
“Terserah gue lah” ucap Gio.
“Dih”
“Gue lagi nungguin Andra, lo sendiri ngapain disini?” ucap Zara.
“Gue lagi nungguin Raya”
“Emang dia kemana?” Tanya Zara.
“Tadi katanya sih ke toilet tapi nggak tau sampai sekarang nggak balik – balik” jelas Gio.
“Ke toilet?” Tanya Zara. Gio hanya mengangguk mengiyakan.
“Jangan – jangan…..” ucap Zara menggantung.
“Jangan – jangan apa?” Tanya Gio penasaran.
“Tadi gue kesini sama Andra terus dia buru – buru pergi. Kayaknya dia ngeliat seseorang deh terus dia ngejar. Jangan – jangan dia ngeliat Raya terus nyamperin Raya lagi” jelas Zara dengan nada kesal.
“Sial” umpat Gio. Ia memberikan semua boneka yang ia dapat dari permainan lempar bola tadi kepada Zara lalu ia pergi begitu saja meninggalkan Zara sendirian. Ia pergi mencari Raya.
Zara masih diam di tempat dengan wajah yang kesal dan marah ditambah lagi kenapa semua boneka Gio diberikan ke dia. Maksudnya apa? Dia suruh membawakannya? Babunya gitu?
“Sial, gue harus cepet – cepet cari rencana biar Raya nggak ngedeketin Andra lagi”
“Andra Cuma puny ague, nggak ada yang boleh milikin Andra selain gue” ucapnya dengan nada marah sambil membuang semua boneka – boneka yang diberi Gio tadi.
***
Gio masih tetap mencari Raya tiba – tiba dia teringat kenapa dia tidak chat Raya saja “Bego”.
Gio mengeluarkan ponselnya dari saku celananya dan mencari nomor Raya.
(GIO)
Ray lama banget sih di toiletnya, lo ngga
kenapa2 kan?
(RAYA)
Sorry Yo gue balik duluan. Nggak enak badan.
Gio langsung membuka ponselnya saat notifikasi berbunyi menandakan ada chat yang masuk. Dan ternyata Raya sudah pulang duluan karena nggak enak badan. Tapi Gio curiga kalau Raya bohong.
“Gue tau Ray lo bohong”
(GIO)
Iya nggak papa Ray
jangan lupa istirahat
Setelah membalas chat dari Raya, Gio mematikan ponselnya dan memasukkannya ke dalam saku celananya. Ia memutuskan untuk pulang. Karena nggak ada gunanya juga ia disini sendiri.
***
Andra membawa Raya ke taman favorit mereka. Taman yang hampir setiap hari mereka datangi dulu. Taman yang selalu mereka buat main hampir setiap hari hingga lupa waktu.
Tapi sayangnya itu dulu, sekarang mereka sudah jarang ke taman itu bahkan hampir tidak pernah. Mereka memiliki kesibukan masing – masing walaupun masih sering bertemu tapi sudah berbeda tidak seperti dulu.
Raya jadi terimgat saat ia masih SMP dan masih sering bermain di taman ini bersama Andra. Bermain seperti anak kecil yang belum membawa perasaan seperti sekarang.
FLASHBACK
Di Taman yang indah dan sangat hijau ini. Di bawah pohon – pohon yang menjulang tinggi menuju langit. Angin yang berhembus dan burung yang berkicauan merdu. Membuat dua manusia yang tengah tertidur di atas rerumputan semakin nyaman dan semakin enggan untuk membuka mata.
Tiba – tiba kedua manusia itu membuka mata karena ada tetesan air yang jatuh di wajah mereka.
“Ngapain sih lo mainan air” tuduh Raya kepada Andra.
“Siapa yang mainan air coba?” ucap Andra.
“Lo lah siapa lagi”
“Dih orang gue nggak mainan air”
“Terus siapa lagi kalo bukan lo?” ucap Raya.
“Disini kan Cuman ada gue sama lo doang” tambahnya.
“Noh liat ke langit” ucap Andra.
Raya mengalihkan pandangannya ke langit. Ternyata benar
gerimis.
“Hujan ya?” Tanya Raya.
“Nggak! Cuma gerimis” jawab Andra.
“Sama aja bego” ucap Raya dengan nada agak tinggi.
“Beda” ucap Andra.
“Apa bedanya?” Tanya Raya.
“Kalo hujan itu airnya yang turun banyak, kalo gerimis airnya yang turun dikit” jawab Andra santai sambil cengengesan.
“Sama – sama turun air ini” ucap Raya kembali menutup mata nya.
Andra yang melihat Raya kembali menutu matanya tiba – tiba terlintas ide jahil di otaknya.
“Andra” teriak Raya merasa kegelian di bagian perutnya. Andra hanya tertawa melihat Raya kegelian karena ulahnya dan ia melanjutkan aktivitas menggelitiki Raya.
“Andra bisa diem nggak lo”
Raya membuka matanya dan beranjak berdiri mengejar Andra. Akhirnya terjadilah aksi kejar –
kejaran. Saat mereka tengah asik main kejar – kejaran tiba –tiba hujan turun sangat deras. Mereka menghentikan aksi kejar – kejaran dan mencari tempat meneduh.
"Yah deres lagi" Ucap Raya.
"Pulangnya gimana nih" tambahnya.
"ujan - ujanan lah" Sahut Andra.
"Gila lo deres gini mau ujan - ujanan"
"Teroboss"
"Bego lo sakit baru tau rasa"
Tiba - tiba Andra menarik tangan Raya dan berlari ke tengah - tengah taman.
Raya yang ditarik tangannya memberontak karena takut basah, tapi tak membiarkan tangan Raya lepas dari genggamannya ia terus menarik tangan Raya dan berlari larian di bawah guyuran hujan.
"Seru juga" Ucap Raya.
"Apa gue bilang seru kan" Ucap Andra. Raya hanya menganggukkan kepalanya saja.
Tiba - tiba ide jahil terlintas di kepala Andra, ia mendekat ke arah Raya dan menggelitiki Raya hingga Raya kegelian tak tahan.
Raya berbalik menghadap Andra ingin balas dendam, tapi belum sempat Andra sudah lari duluan.
Akhirnya terjadi aksi kejar - kejaran lagi seperti tadi.
FLASHBACK OFF
***
“Ray”
“Hmm”
“Kita udah lama ya nggak kesini, padahal dulu setiap hari kita main di sini” ucap Andra.
Mereka berdua duduk di pinggir danau yang ada di taman itu sambil melempar batu – batuan kecil ke danau.
“Lo aja yang sibuk, gue mah masih dateng kesini walaupun jarang” ucap Raya tanpa menatap wajah Andra. Seketika Andra menoleh ke Raya.
“Nggak! Gue nggak sibuk” elak Andra.
“Kata siapa gue sibuk. Yang ada lo yang sibuk, sibuk pacaran sama si Gio Gio itu” tambahnya.
“Sok tau lo” ucap Raya santai, pandangannya masik ke arah danau.
“Tapi bener kan lo pacaran sama Gio?” Tanya Andra penasaran. Ia berharap Raya menjawab tidak.
“Tau dari siapa lo kalo gue sama Gio pacaran?” Raya balik bertannya.
“Nggak dari siapa – siapa. Menurut gue setiap hari lo sama Gio, jalan sama Gio, pulang sekolah dianter Gio. Menurut gue lo pacaran sama Gio” jelas Andra panjang lebar.
“Itu asumsi lo sendiri bego” ucap Raya sambil menoyor jidat Andra. Kali ini ia menoleh ke arah Andra.
“Tapi bener kan lo pacaran sama Gio?” tanyanya lagi.
“Nggak! Gue nggak pacaran sama Gio” jawab Raya
“syukurlah” ucap Andra.
“Emang kenapa kalo gue pacaran sama Gio?” Tanya Raya.
Raya heran kenapa tiba – tiba Andra Tanya soal itu ke Raya. Apa Andra cemburu? Atau hanya ingin bertannya saja?
“Jangan deh dia nggak baik buat lo” ucap Andra memberi peringatan kepada Raya. Padahal memang Andra yang tidak suka kalau Raya dan Gio dekat bukan karena Gio yang tidak baik. Sebenarnya Andra juga tidak terlalu mengenal Gio.
“Nggak dia baik banget kok kalo sama gue”
“Itu namanya modus Raya, lo sih nggak pernah pacaran”
“Kayak lo pernah aja”
“Gue cowo Raya. Gue tau mana yang modus mana yang nggak”
“Berarti lo juga pernah modus dong ke cewe?” ucap Raya sambil menatap mata Andra.
“Pernah lah” ucap Andra santai.
“Siapa?” Tanya Raya penasaran.
“Kepo banget sih lo” jawab Andra yang membuat Raya kesal.
“Ih… siapa nggak?” tanyanya lagi sambil menggoyang – goyangkan tangan Andra.
“Kepo aja apa kepo banget nih?” Tanya Andra menggoda Raya agar dia semakin penasaran.
“Cepetan deh siapa?” Tanya Raya sudah di puncak penasaran. Dengan mata yang masih menatap wajah Andra dengan serius.
“Lo” jawab Andra singkat.
Raya terkejut seketika ia langsung salah tingkah di depan Andra. Di tengah – tengah salah tingkahnya, Andra tertawa begitu keras. Seketika Raya langsung menoleh dan menatap Okga. Kenapa Okga tertawa? Apa dia gila?
“Kenapa?” Tanya Raya penasaran mengapa tiba – tiba Andra tertawa.
“Lo lucu kalo salting Ray, pipi lo merah” ucap Andra masih sambil tertawa.
Raya langsung memukul lengan Andra sangat keras.
“Aduh” ucap Andra sambil memegangi lengannya yang di pukul Raya.
“Lo sebenernya cewe apa cowo sih Ray?” ucap Andra.
“Lo liatnya gue apa?” Tanya Raya kesal.
“Ya cewe. Tapi tenaga lo kayak cowo” ucap Andra masih sambil mengelus – elus lengannya yang kesakitan.
"Resek lo" Kesal Raya.
"Lo ngapain aja tadi sama si Gio" Tanya Andra.
"Ngapain? " Tanya Raya kembali.
"Ya lo ngapain aja tadi sama Gio di pasar malem" Tanya Andra laghi.
"Ngga ngapa - ngapain" Jawab Raya
"masa? " Ucap Andra tidak percaya.
"Nggak percayaan banget lo sama gue" Ucap Raya.
"Lo sendiri tadi ngapain aja sama si Zara? " Tambahnya.
"Nggak ngapa - ngapain" Jawab Andra.
"Udah jadian ya lo sama si Zara" Tanya Raya.
"Cemburu lo" ledek Andra.
"Nggak sama sekali" Ucap Raya.
"Gue nggak jadian sama Zara" Jawab Andra.
Dalam hati Raya mengucap syukur karena Andra tidak jadian dengan Zara. Artinya otak Andra masih berfungsi haha.
"Bagus deh" Ucap Raya.
"Kenapa? " Tanya Andra.
"Masih waras otak lo" Ucap Raya tertawa.
"Yee si anying lo pikir gue bego suka cewe modelan si Zara" Kesal Andra.
"Siapa tau kan "
Hari sudah semakin malam. Angin berhembus begitu kencang hingga membuat dua manusia itu kedinginan, dan suasana taman yang sudah semakin sepi membuat semakin horor.
“Pulang yuk Ray, udah malem” ajak Andra.
“Hmm”
Mereka akhirnya pulang, mereka menuju tempat dimana Andra memarkirkan motornya.
Setelah sampai di tempat parkiran mereka bergegas untuk pulang tanpa mengatakan sepatah kata pun. Andra bergegas menyalakan mesin motornya dan melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
Sekitar sepuluh menit mereka sampai di rumah Raya karena memang rumah Raya tidak jauh dari taman itu.
Makannya Raya sering menyempatkan datang ke taman itu walaupun jarang. Berbeda dengan Andra yang memang rumahnya agak jauh sekitar satu jam dari taman itu.
Raya turun dari motor dan melepas helmnya dan memberikannya kepada Andra.
“Pamitin ke nyokap lo Ray, gue langsung pulang” ucap Andra.
“Nggak mampir dulu?” Tanya Raya.
“Nggak! Udah malem takut ganggu tante Sarah istirahat” jelas Andra.
“Oke! Nanti gue bilangin”
Andra menyalakan mesin motornya bersiap melajukan motornya. Tiba – tiba ia menoleh ke arah Raya, tapi ia tetap diam tidak mengatakan apapun.
“Kenapa?” Tanya Raya heran.
“Besok gue jemput”
“Hmm”
***

Comentário do Livro (36)

  • avatar
    KhalizahSiti

    Semoga episode seterusnya , cpt2 direlease yah😭 seru banget soalnyaa😭❤️ knpa sesakit ini yah batin gue baca novelnya, gue ngerasa Raya bakal mati kerna mendonor hatinya ke neza, Raya kan bakal senang klw liat angra bahagia. Itu cuma ilusi gue aja😭 gue bharap episodenya bakal happy ending yah😭 kayaknya gue ubah fakta yah, maap🥺 seru bangett❤️😭

    20/08/2022

      1
  • avatar
    NabilAzka

    sangat bagus

    25/07

      0
  • avatar
    Dwi Wahyuni

    good

    12/07

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes