logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

~1~

"Andra" teriak Raya berlari dari arah belakang mendekati Andra.
"Apaan sih Ray ngikutin gue mulu" ucap Andra agak kesal.
"Dih emang kenapa" Tanya Raya heran. Baru saja Andra ingin membuka mulut tiba - tiba ada yamg memanggil namanya.
"Hai Ndra, tugas yang buat besok udah selesai?" Tanya Zara yang notabennya adalah teman sekelas Andra dan Raya.
"Belom, ini baru mau ngerjain" jawab Andra.
"Bareng yah?" Ucap Zara.
"Boleh kan?" Tambahnya.
Andra hanya mengangguk setuju. Raya hanya diam memperhatikan mereka berbicara tanpa ingin ikut nimbrung, ia memberikan tatapan tidak suka kepada Zara.
"Ayo Ray ngerjain tugas bareng yang buat besok" ajak Andra.
"Ogah!" tolak Raya.
Raya tidak suka dengan Zara karena Zara orangnya sangat caper, muka dua apalagi kalau sama Andra capernya bertambah 2x lipat.
Raya melenggang pergi begitu saja tanpa pamit kepada Andra. Andra hanya diam heran sambil memperhatikan punggung Raya yang sudah hampir tak terlihat lagi. Ada perasaan aneh yang dirasakan Andra. Perasaan apa?
Zara tersenyum, dengan Raya pergi artinya ia dapat kesempatan untuk berduaan dengan Andra. Zara memang menyukai Andra sudah dari awal mereka masuk SMA. Zara tidak tahu kalau Andra dan Raya bersahabat ia kira mereka dekat bahkan sudah berpacaran.
***
Raya pergi ke parkiran untuk menemui Gio ia tau Gio di parkiran karena ini memang
sudah jam pulang sekolah pasti siswa siswi sudah berada di parkiran untuk mengambil kendaraannya tak terkecuali Gio
Suasana parkiran yang bising dengan suara motor dan suara klakson yang saling bersahutan membuat kuping Raya panas dan membuat ia malas untuk mencari keberadaan Gio.
Tapi mau tidak mau ia harus mencari Gio daripada ia pulang jalan kaki atau menunggu Andra selesai mengerjakan tugas yang entah kapan selesainya.
Setelah kurang lebih lima menit Raya mengelilingi area parkiran akhirnya ia menemukan Gio yang masih duduk santai di atas motornya ngobrol dengan temannya. Tanpa berlama - lama Raya langsung menghampiri Gio.
"Gio" panggil Raya saat sudah berada tepat di belakang tubuh Gio. Reflek Gio langsung menoleh ke belakang.
"Eh Ray tumben" ucap Gio heran, karena Raya tidak pernah sekali pun menghampirinya ke parkiran. Raya hanya tersenyum menanggapinya.
"Kenapa Ray?" Tanya Gio penasaran apa yang membuat Raya menghampirinya sampai ke parkiran.
"Gue pulang bareng lo boleh nggak?" Tanya Raya.
Gio bengong ia tidak percaya tumben sekali Raya mau pulang dengannya, dia yang minta pula.
Raya melambaikan tangan tepat di depan muka Gio, karena Gio dari tadi hanya bengong tidak menjawab pertanyaannya.
"Gio"
"Eh iya Ray" Gio tersadar.
"Tumben mau bareng biasanya kalo gue ajak nggak mau" tambahnya.
"Emang kenapa?" Tanya Raya.
"nggak papa sih! Emang Andra kemana biasanya lo pulang bareng Andra" Tanya Gio.
"Nggak tau!" jawab Raya acuh.
Gio heran kenapa Raya tidak pulang bareng Andra biasanya lengket banget kayak lem nggak bisa di pisahin. Tapi bodoamat lah yang penting sekarang ia bisa pulang bareng Raya, Raya sendiri yang minta bikin tambah seneng aja.
"Boleh nggak nih gue bareng?" tambahnya.
"Boleh dong, apasih yang nggak buat lo" ucap Gio dengan nada genit sambil mengedipkan sebelah matanya ke Raya. Raya yang melihat itu merasa geli.
"Dih najis" Bukan Raya yang mengatakannya tetapi Angkasa teman Gio.
"Sirik aja lo" Ucap Gio.
Gio memberikan helm kepada Raya. Ia memang selalu membawa dua helm siapa tau nanti jok belakang ada yang mengisi seperti saat ini diisi oleh bidadari cantik pujaannya. Lebayy!!
Setelah memberikan helm kepada Raya, Gio menyalakan mesin motornya. Setelah Raya menaiki motor, Gio langsung menjalankan motornya melewati kebisingan siswa siswi yang sedang mengabil kendaraannya di parkiran.
Matahari begitu terik tepat di atas kepala. Jalan yang begitu ramai di lalui oleh para siswa siswi yang pulang sekolah dan pedagang - pedagang di pinggir jalan yang begitu banyak dan tidak beraturan membuat suasana jalan semakin ramai saja.
Saat sedang menikmati suasana sore berdua di atas motor dengan Raya, tiba - tiba perut Gio mengeluarkan suara, ia merasa lapar.
"Ray lo laper nggak? Cari makan dulu yuk?" ucap Gio.
Gio mengajak Raya untuk mencari makan, sekalian memperlambat perjalanan pulangnya agar ia bisa lebih lama lagi berdua dengan Raya.
Gio memang menyukai Raya dari awal mereka masuk SMA satu bulan lalu. Tetapi ia tidak berani mengungkapkan langsung kepada Raya karena memang Raya selalu dekat dan berdua
dengan Andra.
"Nggak! Langsung pulang aja deh yo" tolak Raya.
"Tapi gue laper banget nih dari tadi siang belom makan" ucap Gio jujur.
"Tapi gue nggak laper" Raya tetap menolak.
"Yaudah deh lo temenin gue makan aja kalo emang lo nggak laper. Sebentar aja Ray ya?" ucap Deo sambil melihat wajah Raya dari kaca spion. Ia melihat wajah Raya yang terlihat
sedang berfikir.
"Yaudah deh gue temenin. Tapi janji ya sebentar aja gue capek banget soalnya"
Akhirnya Raya menerima ajakan Gio walaupun Raya hanya menemani makan, setidaknya ia bisa berduaan lebih lama dengan Raya.
"Iya janji nggak lama kok"
"Kita ke mie ayam depan situ mau nggak?" Tanya Gio meminta persetujuan Raya.
"Terserah lo kan lo yang mau makan" jawab Raya cuek.
Gio hanya menghela nafas menghadapi sikap cuek Raya. Gio mengurangi gas motornya dan menepikan motornya di depan gerobak penjual mie ayam. Mereka turun dari motor dan langsung duduk di kursi yang di sediakan untuk pembeli.
"Lo yakin Ray nggak mau makan ? gue traktir deh" Tanya Gio memastikan sekali lagi sambil menghadap ke Raya berharap Raya juga mau ikut makan.
"Nggak gue udah makan tadi" Ucap Raya bohong.
"Kapan ?" Tanya Gio.
"Tadi" jawab Raya singkat.
"Di kantin ?" tanyanya lagi.
"Hmm"
Deo berjalan menuju ke penjual mie ayam untuk memesan mie ayam untuknya dan memesankan minuman untuk Raya karena Raya tidak mau makan.
"Udah gue pesenin minum tadi" ucap Gio.
"kalo minum mau kan ? masak lo nggak haus sih" tambahnya.
Raya hanya mengangguk saja.
"Makasih yo"
Tak lama kemudian pesanan mereka datang, Deo langsung menyantap mie ayamnya karena ia sudah kelaparan.
Sekitar sepuluh menit mie ayam Gio habis tak tersisa. Memang sungguh nikmat makan di pinggir jalan apalagi di temani sama cewe yang selama ini ia suka. Bertambah - tambah nikmat rasanya.
Setelah makan Gio tidak langsung pulang karena ia masih ingin berlama - lama berdua dengan Raya, kapan lagi yakan?. Mengambil kesempatan dalam kesempitan.
"Tadi kenapa lo nggak pulang bareng Andra? Biasanya lengket banget kayak lem" Tanya Giomenyinggung soal Andra lagi membuat mood Raya semakin jelek saja.
Raya mengaduk minumannya menggunakan sedotan sambil berfikir ia akan menjawab apa.
"Ga" jawab Raya singkat.
"Kenapa?" Tanya Gio penasaran.
"Nggak papa"
"Berantem ya?" Tanya Gio.
"Nggak! Dia lagi ngerjain tugas sama Zara makannya gue nebeng lo" jawab Raya dengan wajah yang kurang suka saat menyebut nama Zara.
"Kenapa lo cemburu?" tanyanya lagi.
"Nggak! Kata siapa gue cemburu?" ucap Raya menyangkal ucapan Gio.
"Itu keliatan dari muka lo" ucap Gio santai.
Gio tau sebenarnya Raya sedang cemburu karena Andra sedang bersama Zara. Sangat kelihatan jelas dari wajah Raya kalau ia tidak suka saat menyebut nama Zara.
"Nggak! Gue nggak cemburu" Raya tetap menyangkal kalau ia tidak cemburu padahal sebenarnya ia cemburu dan sangat tidak suka kalau Okga berduaan dengan Zara. Tapi ia gengsi mengatakannya kepada Gio.
***

Comentário do Livro (36)

  • avatar
    KhalizahSiti

    Semoga episode seterusnya , cpt2 direlease yah😭 seru banget soalnyaa😭❤️ knpa sesakit ini yah batin gue baca novelnya, gue ngerasa Raya bakal mati kerna mendonor hatinya ke neza, Raya kan bakal senang klw liat angra bahagia. Itu cuma ilusi gue aja😭 gue bharap episodenya bakal happy ending yah😭 kayaknya gue ubah fakta yah, maap🥺 seru bangett❤️😭

    20/08/2022

      1
  • avatar
    NabilAzka

    sangat bagus

    25/07

      0
  • avatar
    Dwi Wahyuni

    good

    12/07

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes