logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Ungkapan Cinta

Semenjak malam itu Ezhar tak membiarkan Maira sendiri. Sebelum wanita pujaannya tidur ia masih akan tetap berjaga. Ia tak mau kecolongan lagi seperti malam itu, membiarkan Maira menerima kekejaman Dion.
Maira dengan senang hati menerima perlakuan istimewa Ezhar. Namun, terkadang ia suka jahil kepada supirnya itu.
Angin malam mulai menyelusup masuk melalui celah jendela kamar Maira. Membelai lembut permukaan kulit wanita yang sedang berbaring di ranjang, matanya terpejam tetapi masih terjaga. Ia sedang memutar semua moment terbaik saat bersama sang supir yang merangkap menjadi Bodyguard, dan juga selingkuhan pura-puranya. Senyum manis pun menghiasi wajah cantiknya, yang menandakan kebahagiaan yang ia rasakan. Namun, ia langsung membuka matanya ketika menyadari jika perasaan yang ia rasa adalah salah.
"Tidak Maira ... ini salah! Ini pasti bukan Cinta ... bukan!" Maira terus menampik rasa yang mulai ia rasakan.
Semalaman Maira terus bergelut dengan pikiran dan juga hati kecilnya. Yang pada akhirny di menangkan oleh hati kecilnya, ia sudah tak mau lagi berharap dengan keutuhan rumah tangganya. Mungkin ini salah, tetapi ia ingin bahagia, itulah yang sekarang ada di benaknya.
"Apa aku salah jika menginginkan kebahagiaan?” ucapnya lirih pada pantulan dirinya di cermin.
TOK ... TOK ... TOK ...
Pintu kamar Maira tak henti di ketuk oleh Ezhar. Maira pun segera membukakan pintu, di lihatnya wajah tampan lelaki yang semalaman tak bisa membuatnya tidur dengan tatapan penuh cinta. Maira menarik lengan Ezhar agar memasuki kamarnya.
"Dari semalam kau mengunci kamar, dan tak menghubungiku. Ada apa? Apa Dion berbuat ulang lagi?" Ezhar terus menghujani Maira dengan pertanyaan yang sedari semalam membuatnya tak bisa tidur juga.
"Aku sedang semedi Ezhar ... oh ya, apa aku boleh bertanya sesuatu?" ucapan Maira tampak serius .
"Apa?"
"Sudah lama kita menjalin hubungan palsu ini. Apa ... tidak ada yang marah?" Maira berucap sedikit ragu menanyakan hal ini. Tetapi ia tak mau merasa bersalah pada akhirnya.
"Tidak, memang kenapa?"
"Apa untuk sekarang tak ada wanita yang dekat denganmu?" Maira bertanya dengan sangat hati-hati. Ia takut pertanyaannya membuat Ezhar tak nyaman.
"Ada."
Jawaban Ezhar seakan meruntuhkan hati Maira. Mungkin ia yang terlalu terbawa perasaan saat lelaki itu memainkan perannya. Apalagi saat adegan yang sedikit panas, Maira berpikir jika lelaki itu menyukainya, tetapi ia harus sadar bagaimana status mereka. Semalaman ia berpikir akan sebuah rasa yang mulai tumbuh di hatinya. Dan setiap hari rasa itu mulai tak bisa ia bendung lagi, niat awal hanya berpura-pura tetapi ia terjebak di dalam rencana yang ia buat untuk membalas semua kelakuan suaminya. Maira menundukkan kepalanya, menetralkan pikiran dan hatinya.
"Ada seorang wanita yang sudah berhasil mencuri hatiku. Aku sangat suka dengan sikap manjanya, aku menyukai semua yang ada pada dirinya," Ezhar mengungkapkan isi hatinya. Sebuah perasaan yang sudah sangat menyiksanya.
Baik Ezhar maupun Maira ingin mengungkapkan semua apa yang mereka rasakan. Keduanya berharap rasa itu bisa mereka lanjutkan tanpa ada kepura-puraan.
"Dia wanita yang sangat sempurna menurutku. Tapi sayang ...," ucapan Ezhar terhenti dan membuat Maira mendongakkan wajahnya menatap wajah Ezhar.
"Kenapa!" tanya Maira begitu penasaran.
"Dia adalah milik seseorang," lagi-lagi jawaban Ezhar membuat Maira berharap banyak.
"Aku tak tahu apa dia juga merasakan hal yang sama denganku," imbuh Ezhar sambil mengelus puncak kepala Maira.
Maira terus menatap Ezhar penuh harapan. Ia sudah tak mau lagi bertahan dengan rumah tangganya yang sama sekali tak ada perkembangan. Ia sudah siap jika hubungan yang terjalin selama tiga tahun itu harus kandas. Dan ia sudah merelakan jika Dion hanya mencintai Karina.
"Aku sangat mencintainya, tapi aku takut jika ia tak mencintaiku. Karena rasa ini salah," ujar Ezhar masih membelai puncak kepala Maira.
"Siapa dia?" akhirnya Maira memberanikan bertanya.
"Menurutmu?" Ezhar masih ingin menggoda wanita yang setiap hari menyiksanya.
"Ezhar ... katakan siapa wanita itu. Selain menjadi selingkuhanku, kau bekerja dengan siapa?" Maira terus mendesak agar Ezhar mau mengatakan siapa wanita itu.
"Kau tahu semua kegiatanku dari mulai bangun sampai kembali tidur. Dan kau juga selalu mengurungku di rumah, jadi ... kau pasti tahu jawabannya," terang Ezhar.
"Ezhar ...," rengek Maira yang mulai tak sabar.
"Aku mencintai majikanku. Aku sadar semua ini salah, tetapi aku tak bisa menampik rasa ini. Aku juga sadar siapa aku ini, aku hanya seorang supir," Ezhar mengungkapkan apa yang ingin Maira dengar.
Maira tersenyum dengan semua yang di ucapkan supirnya itu. Ternyata rasa yang ia pendam sama dengan apa yang di rasakan Ezhar.
"Apa wanita itu aku?"
"Menurutmu? Siapa wanita yang selalu mengurungku di rumah dan menyiksaku dengan tingkah manjanya?" goda Ezhar.
"Ikh ... sebel! Kapan aku mengurungmu, dan kapan aku menyiksamu!" Maira tak terima jika Ezhar menuduhnya.
"Hmm ... semua wanita memang sama. Selalu ingin menang sendiri."
"Apa kamu bilang!" ucap Maira yang menarik kerah kemeja Ezar.
Tubuh mereka pun semakin mendekat, Ezhar tak mau menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia meraih pinggul Maira agar lebih dekat dengannya.
"Ini ... ini yang selalu menyiksaku. Tapi semua dapat aku kendalikan karena aku mencintaimu, maaf jika rasa ini salah?" ungkap Ezhar yang justru membuat Mira tersenyum lebar.
"Benarkah? Kau tahu semalaman aku tak bisa tidur. Kau juga menyiksaku dengan rasa ini, i Love you too," ucap Maira yang mendaratkan sebuah ciuman di bibir Ezhar.
Betapa bahagianya Ezhar ketika cintanya bersambut. Pagi itu sang mentari yang masih malu-malu menampakkan diri menjadi saksi cinta yang mungkin salah bagi sebagian orang. Namun,, benar bagi mereka yang sedang di mabuk asmara. Luapan cinta membawa mereka terbang melupakan dosa yang akan mereka tanggung.
****
Kisah cinta terlarang itu pun di jalani keduanya tanpa memikirkan resiko yang akan di hadapi di kemudian hari. Ezhar sudah memutuskan akan membantu Maira lepas dari si brengsek Dion, dan tentunya ia akan segera meminang wanita yang ia cintai itu. Perjalanan yang ia tempuh untuk mencari wanita yang mau menerimanya dengan tulus, akhirnya berakhir pada Maira sang majikan yang juga sedang menghadapi permasalahan di rumah tangganya. Mereka yang sama-sama bernasib menjadi korban keegoisan pasangan mereka memutuskan untuk saling mengobati luka yang di alami keduanya.
Hari ini setelah mengantar Maira menuju toko, Ezhar memutuskan untuk datang ke perusahaannya. Semua karyawan menyambut kedatangan bos besar mereka dengan sedikit menundukkan kepala. Ezhar memasuki ruangannya yang di ikuti oleh sekretaris dan asisten yang mengekor di belakangnya. Dani menyerahkan berkas-berkas yang di minta Ezhar semalam
"Ini yang Anda minta, Tuan," ucap Dani yang memberikan sebuah map.
"Dion Sanjaya ... seorang pengusaha properti yang masih sangat baru di dunia bisnis. Tapi sudah seenaknya memperlakukan seorang wanita dengan kejam. Kau akan lihat saat semua yang kau miliki musnah!" ujar Ezhar penuh dendam.
"Urus semua, Dani. Hancurkan perusahaan Dion secara perlahan, aku ingin melihat penderitaan yang ia alami seperti saat ia menyiksa istrinya," ucap Ezhar menyerigai.
"Baik Tuan, saya sudah menghubungi Tuan Eric untuk membantu mengurus semua ini. Secara dia adalah pemilik perusahaan properti yang sangat sukses."
"Bagus, laksanakan semua. Aku akan menghubungimu lagi nanti," Ezhar kembali berlalu meninggalkan kantor.
Ezhar masih duduk di bangku kemudi, ia mengambil ponsel di sakunya. Ia mencari nama Roy di daftar kontak dalam ponselnya.
"Kau tak lupa kan dengan tugasmu!" hardik Ezhar saat panggilannya tersambung dengan Roy.
"Iya bro ...," jawabnya sambil menjauhkan ponsel dari telinganya, karena bentakan Ezhar.
"Bagus, segeralah bersiap dan jangan terlambat!" ucap Ezhar sebelum mengakhiri panggilannya.
Ezhar melajukan mobil menuju toko Maira, sesampainya di sana Ezhar melangkah masuk menemui Maira.
"Bagaimana kau sudah menghubungi mantan bosmu?" tanya Maira saat Ezhar menampakkan wajah di depannya.
"Sudah, dia akan datang kemari untuk melihat perkembangan usahamu," jelas Ezhar.
Bersambung....

Comentário do Livro (314)

  • avatar
    Ony

    kurang memasyarakat

    17d

      0
  • avatar
    MashidayahNurul

    suka bestnya

    21d

      0
  • avatar
    Jemmy Khan

    lanjut

    29d

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes