logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Modern Love

Modern Love

Riz Sora


Prolog

“Daratan manusia penuh dengan penghianat, mereka bukan orang yang setia. Dan mereka sering berbuat seenaknya. Tidak tahu aturan. Aku tidak suka.”
Seorang anak kecil berteriak di hadapan anak kecil lainnya. “Tidak, kau berbohong, Jean. Kau tidak tahu daratan manusia seperti apa. Kau yang sering berbuat seenaknya, kau juga pelanggar aturan. Aku tahu kau sering ke hutan terlarang diam-diam bersama dengan teman-teman sekelasmu. Kau juga sering berbohong.”
“Kenapa kau selalu mendukung para manusia itu, Karina.” Anak kecil yang Karina panggil Jean berteriak gemas.
“Itu karena banyak yang selalu menjelek-jelekkan mereka tanpa tahu kebenarannya, itu artinya mereka berbohong. Mungkin yang sebenarnya kau jelek-jelekkan adalah ras kita sendiri. Jika manusia bukan makhluk setia, mungkin kita sama buruknya karena telah menyebarkan fitnah tentang mereka yang bahkan kita sendiri tidak tahu kebenarannya.”
“Kau berisik, manusia memang buruk kelakuannya, Karina. Itu yang dikatakan orang tua kita. Mereka kejam dan tidak tahu belas kasih. Tidak peduli bahkan pada sesamanya. Oleh sebab itu sampai sekarang ras mereka tidak termasuk ras yang di akui oleh semua orang. Semua ras termasuk ras manusia serigala seperti kita tidak mau berhubungan dengan mereka. Tidak perlu melihat ke daratan manusia pun hal yang dikatakan orang tua kita pasti benar adanya. Manusia adalah satu-satunya ras yang dikucilkan.”
“Aku tidak peduli dengan apa yang kau katakan sebelum aku melihatnya sendiri seperti apa manusia itu, lihat saja nanti jika aku sudah besar aku pasti akan pergi ke daratan manusia. Dan aku tidak akan mengajakmu, Jean.”
“Ah.. ya ya ya. Terserah kau saja lagipula aku tidak tertarik untuk ikut. Dasar keras kepala. Tidak ada gunanya berdebat denganmu. Dasar pendek, batu.”
“Hah, apa kau bilang, pendek? Batu? Dasar tidak tahu diri kau sendiri sama saja, tidak mau mengalah.”
“Itu karena aku benar, Putri Karina.”
“Tidak jika yang kau katakan tidak ada buktinya Jean.”
“Aku memang tidak punya bukti, tapi para leluhur semua ras tahu jika manusia adalah makhluk dengan strata paling rendah dibandingkan dengan ras lainnya.”
“Bisa saja mereka mengada-ngada hanya untuk menakut-nakuti kita.”
Ketika keduanya tengah asyik berdebat tanpa memedulikan sekitar mereka, seorang kakek-kakek dengan wajah yang masih bugar namun penuh dengan kerutan dan tubuh yang masih kekar datang melerai keduanya.
“Sebenarnya apa yang sedang kalian perdebatkan dari tadi, hm?” si Kakek duduk di kursi yang ada di samping Karina dan Jean.
“Putri Karina keras kepala tentang pendapatnya bahwa daratan manusia berisi manusia-manusia yang baik hati dan suci. Tuan.”
Jean menunduk hormat kepada kakek-kakek yang baru datang tersebut.
“Hahaha, hanya itu?” si kakek bertanya dengan raut wajah yang terlihat seperti mengenang sesuatu. wajahnya yang kini penuh dengan kerutan terlihat sendu. Tatapan matanya menerawang melihat sesuatu yang ada dalam benaknya.
Kakek itu mengisyaratkan Karina dan Jean untuk duduk dengan tangannya yang menepuk sisi kanan dan kiri kursi panjang yang didudukinya.
Karina dan Jean mendekat. Karina duduk di sisi kanan si kakek dan Jean duduk di depan kursi, di bawah dengan satu kaki yang tertekuk. Hormat.
“Duduklah diatas, Jean.”
“Saya tidak bisa tuan.” Jean kecil menjawab dengan tegas.
“Ini perintah.”
“Ya.” Jean berdiri dari posisinya dan duduk di sebelah kiri si kakek, namun masih tetap menjaga jarak.
“Kau diajarkan dengan sangat baik sebagai Guards, Jean. Tugasmu adalah selalu melindungi cucuku Karina, benar?”
“Ya. Benar.” Jean menjawab dengan tegas lagi.
“Aku titip cuucku padamu. Jaga dia baik-baik.”
“Ya, tuan.”
“Kakek, sebagai Alpha sebelumnya, pasti sudah pernah pergi ke daratan manusia dan bertemu dengan mereka, kan?” Karina bertanya.
Si kakek, Alpha yang sudah pensiun mengangguk. “Ya, itu sudah lama sekali. Aku pergi ketika aku masih muda, dan berada di daratan manusia cukup lama.”
“Lalu apakah yang dikatakan orang-orang itu benar, kek? Manusia adalah perwujudan dari nista, mereka makhuk rendahan dan tidak setia dan suka berbuat seenaknya?”
Si kakek teresnyum tipis, kemudian menjawab. “Tidak sepenuhnya benar.”
“Nah, kan Jean. Seperti yang kakek ku katakan. Manusia tidak seperti yang orang-orang bicarakan.”
Jean diam. Agak canggung baginya untuk berbicara ketika ada Alpha di dekatnya.
“Tapi, Manusia juga bukan makhluk suci seperti yang kau katakan, Karina.” Si kakek kembali bersuara yang membuat Karina langsung cemberut.
“Lalu bagaimana maksud kakek?”
“Banyak manusia yang seperti Jean katakan. Tapi tidak sedikit pula manusia yang memiliki hati bersih dan baik seperti yang Karina katakan.”
Untuk sesaat Kakek terdiam. Karina dan Jean hanya memerhatikan raut wajah si kakek yang tampak sedih.
“Tidak sedikit ras yang menjauhi ras manusia. Manusia memang pembuat masalah. Mereka memang sering saling menyalahkan dan saling menghianati. Tapi tidak semua. Beberapa manusia sangat tulus dan baik. Aku bahkan pernah ditolong oleh salah satu dari mereka.”
“Tapi, kek. Aku akan melihatnya sendiri ketika sudah dewasa. Aku ingin pergi ke daratan manusia.”
“Untuk apa Karina ingin kesana?”
“Hanya untuk memastikan hal buruk yang dikatakan semua ras tentang manusia itu tidak benar. Aku ingin bertemu dengan salah satu manusia baik seperti yang kakek katakan.” Karina menjelaskan dengan nada yang menggebu-gebu.
“Aku juga ingin berkeliling di daratan manusia. Sepertinya akan menarik.” Lanjut Karina, Jean hanya mendengarkan. Dia ingin mendebat Karina tapi ada Alpha di dekatnya. Dia tidak berani.
“Ya, boleh saja. Aku akan menitipkan Karina padamu, Jean. Jika Karina sudah dewasa nanti, jaga dia ketika pergi ke daratan manusia.”
“Ya, Tua—“
“Tidak.” Karina memotong perkataan Jean yang belum selesai.
“Jean tidak setuju denganku. Dia takut dengan manusia. Dia tidak akan berani untuk pergi ke Daratan manusia. Dan aku tidak butuh di temani Jean.”
Karina dengan kecerewetannya membuat Jean menahan kesal mendengar apa yang Karina katakan. Apa-apaan dengan Jean yang takut dengan manusia. Dia hanya tidak suka dengan manusia, mengingat perkataan semua ras terhadap manusia yang mengatakan bahwa mereka bukanlah makhuk baik-baik.
“Aku akan menemani dan menjaga Karina seperti yang tuan Varo katakan.” Jean menjawab perintah si kakek yang sebelumnya belum sempat dia jawab.
Saat ini, Karina sedang menatap lembar poto yang ada dalam bingkai hitam yang berisi dirinya dan Jean. Karina tersenyum ketika mengingat masa lalunya tersebut. Mimpinya tentang pergi ke daratan manusia akan terwujud malam ini.
Dia akan pergi. Tanpa seorangpun yang tahu, tanpa Jean dan tanpa Guards lainnya yang diperintahkan untuk menjaga Karina. Karina hanya ingin bebas dan pergi sesuka hatinya kemanapun dia mau dan dia inginkan.
Dan malam ini perencanaan pelariannya sudah siap. Sejak usianya yang menginjak ke-18 tahun bulan lalu, Karina sudah menyusun rencana untuk pergi tanpa di ketahui siapapun. Kecuali omega yang sudah Karina anggap sebagai teman terdekatnya. Riza.
Saatnya tidur. Karina tersenyum dan menaikkan selimut sampai menutupi kepalanya.

Comentário do Livro (327)

  • avatar
    PuttKiim

    ceritanya bagus banget, lanjutkan 😘😘😘😘

    11/06/2022

      4
  • avatar
    DausFirdaus

    ⅕78965

    6d

      0
  • avatar
    Inami Itsuki Chan

    bagus

    8d

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes