logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 6 Moonlight Lycan

Aku masih mengagumi terhadap tubuh baruku. Meski belum terasa ada detak jantung pada dadaku, napaspun aku masih tak memerlukannya, aku tetap merasa lebih baik dibandingkan sebelumnya.
Selain itu, hal yang lebih kukagumi adalah energi yang meluap-luap dalam diriku sungguh terasa luar biasa. Saat berjalan kaki saja, aku terasa melayang di antara bayang-bayang gua ini. Dan yang paling penting adalah, aku dapat melihat dengan sangat jelas dalam kegelapan ini. Entah karena memang ada cahaya atau akibat perubahan penglihatanku, yang pasti aku dapat melihat pemandangan yang memukau di sekelilingku dan aku tak lagi memiliki batasan dalam penglihatanku. Atau, begitulah yang kulihat. Langit-langit dalam ruangan ini dapat kulihat sekarang.
Aku berjalan di antara stalagmit yang bagian ujungnya telah hampir bertemu dengan bagian ujung dari stalaktit di atasnya. Sekali-sekali, aku menyentuh air mineral yang hendak menetes itu dan kurasakan sensasi dingin yang menyegarkan.
Hingga akhirnya, aku sampai pada sebuah ruangan yang cukup besar, namun masih lebih kecil dibandingkan ruangan tempatku berevolusi menjadi spesies ghoul.
Di depan sana, seekor makhluk berbadan besar dengan bulu-bulu yang berkilauan sedang memunggungiku. Pada bagian punggungnya terdapat sebuah motif putih berbentuk bulan sabit. Lalu, makhluk itu segera memalingkan kepalanya ke arahku dengan mata yang menyala merah, sepertinya dia telah menyadari kehadiranku.
Pada waktu itu, motif bulan sabit di punggungnya berubah warna menjadi merah secara perlahan yang daat dilihat dengan kasat mata. Makhluk itu mulai menghadap ke arahku dengan tatapan bengisnya.
Tiba-tiba, layar setengah bening muncul di atas kepala makhluk itu, disusul dengan layar tanda peringatan di depanku.
“Moonlight lycan? Nama yang terdengar-“ gumamku terpotong.
Moonlight lycan itu nampaknya tak mengerti arti kata sambutan. Sosok besar itu bergerak cepat ke arahku dengan cakar-cakar di kedua tangan yang mulai memanjang, terpantulkan pula darinya cahaya merah yang berasal dari motif bulan sabit di punggungnya.
Aku tentu tak tinggal diam mendapat sambutan tak ramah tersebut. Menunggu waktu yang tepat untuk menghindar, akhirnya aku melesat ke arah samping untuk menghindari cakaran tangannya yang memiliki daya serang yang luar biasa dan area serangannya sungguh luas. Aku menelan ludah dengan kasar setelah menyaksikan kekuatan yang diperlihatkan oleh moonlight lycan itu.
Bergerak secepat kilat, aku tanpa sadar telah menggunakan potensi Tubuh Kegelapan. Tubuhku mulai nampak kabur dan terurai dalam bayangan. Kecepatan gerakku pun membuat moonlight lycan itu menggosok-gosokkan tangannya pada sepasang mata merahnya untuk memastikan apakah yang dilihatnya dalah ilusi atau nyata.
Nyatanya, sebelum moonlight lycan dapat menyadari keberadaanku setelah selesai menggosok matanya, aku telah berada di dekat punggungnya untuk segera menusukkan kuku-kuku tajam pada setiap jari tanganku.
Aku berharap sama seperti kejadian sebelumnya, namun saat tangan ini bergerak cepat hendak menebus bulu-bulu tebal lycan cahaya bulan pada bagian punggunnya, firasat buruk menyertaiku.
CTANG!!!
Mataku melotot begitu menyaksikan kuku-kuku pada kelima jari tanganku hancur setelah mengenai bulu-bulu yang bermotif bulan di punggungnya. Sambil menahan rasa ngilu, aku segera bergerak mundur untuk menjaga jarak dari moonlight lycan.
“Apa-apaan?! Kenapa bisa sangat keras bulu-bulu di punggungnya itu?” gumamku dengan suara tertahan. Pandanganku segera teralihkan pada tangan yang kini sedang bergetar hebat.
Aku yang sebelumnya tidak sempat memikirkan peringatan yang muncul setelah kemunculan nama pada layar di atas kepala moonlight lycan masih merasa terkejut dan sedang mencerna situasi.
Berada dalam bayangan, aku mengamati lycan cahaya bulan dari berbagai sudut.
Moonlight lycan nampak mengamuk tak karuan menyaksikan aku yang tak kunjung keluar dari kegelapan. Ruangan yang sebelumnya terdapt deretan stalagmit yang begitu indah, kini telah hancur berantakan. Memang sangat disayangkan, namun apalah dayaku yang takkan sanggup menahan serangan-serangan buas dari moonlight lycan, atau tubuhku yang malah akan berakhir seperti ruangan ini.
Aku menghela napas panjang.
Kayaknya, aku harus mencoba menyerangnya dari berbagai sisi untuk mengetahui kelemahannya, ya? Aku berpikir dalam benak sambil melihat sebelah tanganku dengan prihatin.
Setelah beberapa waktu mengamati dan tak kunjung menemukan gerak-gerik yang mencurigakan dari moonlight lycan, hanya satu cara yang terpikirkan olehku. Aku pun segera memantapkan tekadku untuk menyerangnya dengan tanpa ragu.
Mulai dari bagian belakang lutut, yaitu bertujuan untuk melumpuhkan gerakan moonlight lycan, aku berharap bahwa seranganku efektif pada bagian tersebut.
Dengan tanpa disadari oleh moonlight lycan, aku dapat bergerak dengan leluasa sampai lutut bagian belakang moonlight lycan dapat dicapai oleh cakaranku. Lalu, aku tanpa segan-segan mengayunkan tanganku sekuat tenaga dan secepat mungkin. Tentunya, aku menggunakan tangan yang satunya lagi agar dapat memberikan serangan cakaran.
Pandanganku sempat tertutup, sehingga aku tak melihat secara langsung apa yang terjadi selanjutnya. Sehingga, yang kurasakan saat itu adalah sebuah hambatan pada ayunan tanganku dan disusul dengan termuncratnya cairan yang mengenai tanganku.
Segera saja suara yang memekakan telinga keluar dari teriakan kesakitan moonlight lycan.
Saat kubuka mataku, aku melihat lycan cahaya bulan itu tengah memegang lututnya yang telah mengeluarkan cairan yang sama dengan cairan yang berada di tanganku.
“Seranganku menembus kulitnya?” gumamku dengan pelan.
Moonlight lycan terdengar sedang menggeram. Pandangannya segera tertuju padaku yang sedang berjalan dengan pelan, berharap moonlight lycan itu tak menyadari keberadaanku. Namun tatapannya kali ini bukan pandangan yang menyeramkan seperti pada waktu itu. Kali ini, tatapannya seolah menyiratkan ketakutan yang luar biasa saat dia menatap diriku.
Aku tidak berpikir, moonlight lycan itu takut padaku. Yang terpikirkan olehku adalah sebuah jebakan yang akan kutemui setelah kondisi yang dibutuhkan oleh moonlight lycan itu terpenuhi, agar jebakannya dapat dilaksanakan.
Tentunya, karena pemikiran itulah, aku tak berani mendekati moonlight lycan yang sebenarnya telah tak berdaya.
Layar peringatan yang sebelumnya kuabaikan, kini menarik perhatianku dengan paksa. Hal itu disebabkan perubahan yang terjadi pada layar tersebut yang menyatakan bahwa moonlight lycan telah menyerah. Aku mematung saat tak sengaja membaca perubahan peringatan tersebut.
Dengan pandangan yang sesekali memandang ke arah lycan cahaya bulan dengan layar di depanku, aku mulai menatap lycan cahaya bulan itu dengan tatapan tajam.
“Kau tidak berniat menjebakku, ‘kan?” tanyaku seperti orang bodoh.
Moonlight lycan yang seolah mengerti dengan ucapanku, menanggapi dengan gonggongan pelan dan sedikit terlihat ada anggukan pada kepalanya.
Melihat tingkahnya yang mirip seekor anjing, keraguanku sedikit menghilang. Namun aku tak segera lanjut melangkah. Setelah kusadari, ternyata ada beberapa layar yang tertutupi oleh layar peringatan yang lebih besar. Saat kubaca, ternyata ada sebuah misi yang tak kuketahui baru saja berhasil terselesaikan.
“Misi? Kapan ada misi...” Aku bertanya-tanya sambil mengerutkan kening yang segera tertahan setelah aku melihat layar lainnya di belakang layar yang menampilkan pemberitahuan keberhasilan misi.
Misi yang dimaksud di sini adalah misi mengalahkan moonlight lycan yang barusan dikatakan telah menyerah. Lalu aku segera memeriksa, hadiah penyelesaian apa yang kudapat dari misi ini.
Setelah kulihat hadiah yang sangat hebat itu, aku tak berlama-lama mengaguminya dan segera mengalihkan fokus lagi kepada moonlight lycan di depanku.
Kali ini, aku tak ragu lagi untuk mendekatinya. Sebab, saat aku sedang lengah, moonlight lycan tak menyerangku secara diam-diam. Ada hal lainnya yang membuatku lebih berani, yaitu pemberitahuan dari layar yang tiba-tiba muncul sebelumnya. Aku tentunya tak dapat mengabaikan pemberitahuan tentang monster itu yang menyerah begitu saja.
Sejauh ini, layar yang selalu membantuku ini dapat dipercayai.
“Baiklah, apa yang akan kuperbuat terhadapmu... Apakah aku akan membiarkanmu pergi atau mengambil nyawamu?” Aku bergumam cukup keras, agar didengar juga oleh moonlight lycan. Entah apa yang membuatku berpikir bahwa moonlight lycan itu dapat mengerti ucapanku.
[Apakah anda ingin menerima moonlight lycan sebagai familiar anda?]
[Ya] [Tidak]

Comentário do Livro (34)

  • avatar
    BdgPersib

    bagus

    11d

      0
  • avatar
    AthayaRasya

    cerita yang sangat bagus

    25d

      0
  • avatar
    abangtopi

    ternyata asik jga ya

    03/08

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes