logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 6 Jantung Berdegub Lebih Kencang

"Baik Pak Ficko," jawab Elsha dengan tersenyum.
Elsha memangsankan Jas atasannya Ficko, Elsha sangat gugup sekali di buatnya.
Elsha sangat khawatir, Elsha khawatir karena hatinya dan perasaan nya berdegub dengan kencang. Begitu pula Ficko, nafasnya juga tak karuan tatkala Elsha memasangkan jas untuknya.
Tetapi Ficko mencoba menghalau perasaannya, begitu pula Elsha. Elsa mencoba melupakan Ficko karena dia sudah memiliki kekasih yang bernama David.
"Ayo Elsha!" ajak Ficko yang mulai memimpin jalan di depan.
"Baik Pak," jawab Elsha sambil mengekori Ficko.
Elsha menaiki mobil Ficko, padahal Elsha bawa mobil.
"Ayo masuk mobil saya Elsha!" titah Ficko dengan wajah dingin tanpa senyum.
"Saya naik mobil Bapak," jawab Elsha singkat.
"Iya naik mobil saya, memangnya mau naik mobil siapa lagi?" jawab Ficko dengan cemberut.
"Apa nggak sebaiknya, kita naik mobil terpisah saja Pak. Secara kan, secara kita berdua bawa mobil masing-masing Pak. Bagaimana?" tanya Elsha yang memberikan usul dan ide.
"Tidak bisa Elsha, kau naik mobilku cepat. Jangan membantah," titah Ficko dengan nada mengancam.
"Pak saya gimana?" tanya Elsha dengan ragu.
"Bagaimana apanya Elsha? Cepat masuk, atau kamu lebih suka di paksa. Ok kalau gitu," jawab Ficko dengan sangat marahnya.
Ficko sangat kesal, melihat kelakuan Elsha. Udah Ficko sedang kesal dengan kekasihnya yang merupakan model Portugis Indonesia yang bernama Jovanka.
Ficko yang sudah keluar dari mobil, kini menggengam Elsha dan menggendong tubuh mungil Elsha, Ficko mencoba memasukan Elsha ke dalam mobil. Di dalam mobil Elsha, sangat ketakutan. Apalagi bosnya sangat marah.
"Kau tidak perlu cemas, mobilmu aman sudah di bawa oleh orangku menuju rumahku. Sekarang kamu ikut aku," ucap Ficko yang memecah keheningan di antara mereka berdua.
"Kita mau kemana Pak?" tanya Elsha.
"Kita akan makan di kapal pesiar," jawab Ficko singkat.
"Makan malam di kapal pesiar Pak, apa itu nggak terlalu mahal?" tanya Elsha yang sangat syok.
"Kau meragukan kekayaanku nona?" tanya Ficko dengan meraih dagu Elsha.
"Pak kalau menyetir, menyetir saja yabg benar. Jangan menatap dan genit aku," protes Elsha sambil mencubit lengan Ficko.
"Iya Elsha," jawab Ficko dengan tersenyum jahil.
"Ayo turun Elsha kita sudah sampai!" titah Ficko dengan tersenyum.
Sementara Elsha, iya Elsha hanya melamun dan mengikuti langkah kaki bosnya Ficko.
Elsha dan Ficko memesan tiket ke Brazil. Mereka menginap selama seminggu di sana. Bahkan Ficko sudah memesan dua kamar untuknya dan Elsha selama di Brazil, Iya Elsha dan Ficko akan menginap di Brazil. Karena ternyata Ficko akan ada kerja sama bisnis dengan koleganya, Ficko juga sudah memesan kamar selama di kapal pesiar. Mereka berdua memesan dua kamar, selama tiga hari.
"Ayo di makan Elsha," titah Ficko dengan tersenyum ramah.
"Terima kasih Pak," ucap Elsha dengan tersenyum.
"Kamu bisa berbahasa Brazil?"
"Claro que pode, Brasil é igual a português. Senhor, não subestime minha habilidade." jawab Elsha dengan menggunakan Bahasa Brazil atau Portugis.
Artinya adalah, Tentu saja bisa, Brazil itu sama dengan Bahasa Portugis. Bapak jangan meremehkan kemampuan saya.
"Uau, não fique brava Elsha, só estou perguntando. Enquanto estivermos no Brasil, temos que vencer a licitação para conhecer meus parceiros de negócios," ucap Ficko dengan tersenyum dingin.
Artinya adalah, Wah kau jangan marah Elsha, aku hanya bertanya saja. Selama di Brazil kita harus menang tender bertemu dengan mitra bisnisku.
"Desculpe senhor, eu não quero ficar com raiva, eu sinto que estou mal e louco. Estou frenético," ungkap Elsha, dengan raut wajah yang sangat murung.
Artinya, Maaf Pak saya nggak bermaksud marah, saya perasaan saya sedang tidak enak dan karuan. Saya sedang kalut.
"Ok Elsha, sudah selesai kan makannya?" tanya Ficko dengan tersenyum.
"Sudah Pak Ficko," jawab Elsha dengan sangat lesu.
Ficko merasa heran, merasa khawatir dengan sekretaris barunya tersebut.
"Pak Bapak mau ngapain?" tanya Elsha yang protes, karena Ficko menggendobg tubuh mungil Elsha.
Elsha takut Ficko khilaf, Elsha takut Ficko kalaf dan melakukan sesuatu kepadanya.
Ficko langsung membuka pintu kamar hotel Elsha, Ficko langsug menaruh tubuh mungil Elsha ke atas tempat tidur yang sangat lembut.
Elsha salah mengira, dia menutup matanya. Dia kira Ficko ingin mengecup bibirnya. Tetapi Ficko mendekat, karena ingin menyelimuti tubuh Elsha. Ficko ingin Elsha tertidur dengan nyenyak.
"Sekarang kau tidurlah," ucap Ficko sebelum meninggalkan kamar Elsha.
"Selamat..., Selamat..., untungnya tidak terjadi apa-apa. Aku sangat takut sekali," ucap Elsha dengan tersenyum.
Elsha yang sangat bingung, akhirnya Elsha menghubungi David. Nomor David aktif tetapi tidak di gubris.
Elsha juga menghubungi Papanya, tetapi Papanya sudah berbeda, sikap dan sifatnya ke Elsha. Elsha merasa semenjak kehadiran Yeseline dan Stella sikap dan sifat Papa dan kekasihnya sudah berubah, sudah tidak cinta lagi dan sayang kepadanya.
Tetapi Elsha, tidak mau berpikiran negatife. Elsha tertidur dengan sangat pulasnya.
Elsha di alam mimpinya, bermimpi mengenakan gaun pernikahan berwarna putih dengan konsep kebun.
Elsha memeluk dan mengecup mempelai pria. Elsha saling menikmati kecupan hangat dan lembut dengan mempelai pria. Tetapi ketika membuka mata, Elsha di kejutkan dengan Ficko. Karena Ficko yang jadi mempelai prianya.
Karena mimpi tersebut, Elsha terbangun dan terjatuh dari tempat tidur.
"Akh...," pekik Elsha menahan sakit.
"Ya ampun pakai mimpi aneh gitu lagi," keluh Elsha dengan cemberut.
Ketika Elsha mau bangun, Ficko bosnya membuka pintu kamar hotel Elsha.
"Elsha kamu sudah siap?" tanya Ficko dengan dingin.
"Jangan bilang kamu belum mandi," protes Ficko dengan sangat marah.
"Saya aja baru bangun Pak," jawab Elsha dengan sangat singkat.
"Ya ampun kamu jorok banget," ejek dan sindir Ficko.
"Yaudah Pak, tunggu saya. Saya mau mandi Pak," ucap Elsha sambil melangkahkan dirinya memasuki kamar mandi.
Elsha mandi koboi, karena jika lama pasti dia akan di amuk oleh Ficko. Elsha nggak mau sampai di amuk Ficko, Elsha dan Ficko tanpa sadar mengenakan pakaian bagaikan pasangan.
"Kamu mau sarapan apa?" tanya Ficko dengan dingin.
"Saya mau makan pizza saja," jawab Elsha singkat.
"Ok kalau gitu kita terpisah iya, aku mau makan Dimsum dan Puyunghai di sana. Nanti kita bertemu di sini," ucap Ficko sambil menyerahkan kartu atmnya untuk Elsha.
Elsha bingung, sebenarnya Elsha sangat ingin dimsum dan Puyunghai.
"Ya ampun ternyata ada Dimsum dan Puyunghai, aku mau banget. Apa aku ikut Pak Ficko saja," ucap Elsha pelan.
Elsha akhirnya setengah berlari mengejar langkah Ficko, tanpa sadar Elsha ingin terjatuh. Elsha untugnya tidak terjatuh karena di tahan oleh Ficko.
"Kau tidak apa-apa Elsha?" tanya Ficko dengan penuh kelembutan.
Bersambung.

Comentário do Livro (212)

  • avatar
    AlghozaliIskhak

    saya sangat senang 😊😊😊😊😊

    7d

      0
  • avatar
    MagfiraIra

    good

    19d

      0
  • avatar
    fitraUkas

    Waahh sangat bagus sekali cerita ini sa akan membaca terus dan akan kasih lima bintang

    17/08

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes