logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 5 Perasaan Yang Aneh

Elsha merasakan jantungnya berdetak sangat kencang, Elsha mencoba menarik nafas ingin menstabilkan dirinya hingga akhirnya dia berhasil untuk tidak gugup lagi.
"Kau kenapa Elsha?" tanya Ficko dengan meraih tangannya.
"Tidak apa-apa Pak," jawab Elsha singkat.
"Jangan bohong Elsha," ucap Ficko dengan tersenyum sinis.
"Jika ada masalah pribadi jangan di bawa ke sini Elsha," ucap Ficko menasehati Elsha.
"Sorry Pak, Bapak tak perlu khawatir saya akan profesional. Saya hanya tak tau kenapa jantung saya berdegub dan berdetak sekencang ini," ucap Elsha dengan tersenyum.
Sedangkan Ficko, salah paham dengan apa yang di katakan Elsha. Ficko salah mengira, Ficko mengiranya Elsha berdetak karena melihat wajah cantiknya.
Sedangkan di rumah Elsha, Adam dan istrinya Stella sedang memadu kasih di kamar mereka bagaikan pengantin baru saja.
"Sudah sayang aku lelah," ucap Stella dengan manjanya.
"Satu kali lagi iya sayang," bisik Adam dengan semangat.
"Udah sayang, jangan lama-lama nanti aku hamil. Masa tua seperti ini aku hamil," keluh Stella dengan tersenyum licik.
"Sekarang Adam sudah ada di gengamanku, bohong jika Adam tak mencintaiku. Manjur sekali orang pintar itu membuat Adam tunduk kepadaku," ucap Stella dalam hati.
Setelah usai, mereka berdua bercinta. Stella ingin meminum obat hamil. Tetapi sang suami tercinta Adam mencegahnya untuk minum hamil.
"Stella kau sudah gila!" protes Adam dengan memelototi Stella.
"Maaf Adam, aku memang gila. Kasian Elsha dan Yeseline anak kita. Masa aku udah tua begini hamil lagi," keluh Stella dengan tersenyum licik.
"Jangan Stella!" larang Adam dengan membuang pil anti hamil. Ketika Stella ingin meminum kembali pil pencegah kehamilan tersebut.
"Terus aku harus bagaimana?" tanya Stella dengan manjanya sambil menatap maniak Adam dengan sangat lekat.
"Kau harus hamil," jawab Adam.
"Kau serius Adam?" tanya Stella dengan tersenyum.
"Iya lahirkan bayi laki-laki yang tampan sepertiku," jawab Adam dengan tersenyum.
"Sayang aku ada permintaan," ucap Stella dengan memohon.
"Permintaan apa sayang?" tanya Adam dengan tersenyum.
"Aku ingin kau ganti semua photo di rumah ini," pinta Stella dengan mengecup bibir Adam.
"Maaf Stella aku tak bisa," jawab Adam dengan singkat.
"Kau tidak mencintaiku Adam?" tanya Stella dengan tersenyum.
"Maaf Stella, aku tak mencintaimu. Tetapi aku akan berusaha untuk mencintaimu kembali," jawab Adam dengan menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Ok sayang aku akan menunggu kamu mencintaiku kembali, aku sangat mencintaimu Adam. Bahkan melebihi nyawaku sendiri," ucap Stella dengan tersenyum.
Sedangkan di ruang tamu, David sedang mengobrol dengan Yeseline. Awal mula hanya obrolan biasa, tetapi entah bagaimana menyerempet ke bagian di luar norma. Awal mulanya David menolak ajakan Yeseline untuk memadu kasih. Tetapi lelaki normal pun tak akan menolak.
"Kenapa Yeseline duduknya terlalu mepet begini?" tanya sekaligus protes David dengan mendorong tubuh Yeseline.
"Aku suka kamu David," jawab Yeseline dengan mengedipkan matanya.
"Kau gila Yeseline!" ejek David dengan tersenyum sinis.
"Mari bercinta denganku, ayo David selagi Elsha tidak ada di rumah!" ajak Yeseline dengan rayuan menggoda.
Bagai kerbau di cucuk hidungnya, lambat laun pertahanan David bobol juga.
David dan Yeseline kini sedang melangkahkan kakinya ke dalam kamar Yeseline.
"Ayo masuk sayang!" pinta Yeseline dengan manjanya.
Yeseline membuka seluruh pakaiannya, hingga terjatuh di lantai. David yang tak tahan dengan body dan warna kulit Yeseline putih bersih. Membuat David tak tahan untuk segera menerkamnya.
David rupanya sangat terbuai, sangat di manjakan Yeseline. Yeseline memberikan air putih serta obat penurut supaya dapat bertekuk lutut.
"Ayo sayang diminum!" pinta Yeseline dengan menyodorkan air putih untuk segera diminum oleh David.
"Apa ini Yeseline?" tanya David dengan menatap penuh keheranan.
"Itu air putih sayang, untukmu kau pasti lelah sayang. Apa lagi kai semangat sekali tatkala bercinta denganku," jawab Yeseline dengan tersenyum menggoda.
David yang sudah meminum air putih, akhirnya seperti tersirep melihat Yeseline sangat cantik bahkan rasa cinta untuk Elsha menghilang.
"Yeseline kita bermain lagi iya," pinta David dengan garangnya.
"Ok David, tetapi bagaimana kalau kita di kamar Elsha. Ayo ikut aku!" ajak Yeseline dengan meraih tangan David.
Bagai kerbau di cucuk hidungnya, David menurut saja apa permintaan Yeseline. Mereka berdua sungguh tega, melakukan perbuatan tidak senonoh dan tak pantas di kamar Elsha. Setelah selesai, mereka membersihkan kembali seperti semula, supaya Elsha tak curiga.
"David ayo kita kembali ke ruang tamu," ajak Yeseline sambil menggengam tangan David.
"Yeseline terima kasih iya, aku sangat puas sekali karena sudah menjadi lelaki sempurna. Elsha begitu kolot aku males sebenarnya," keluh David sambil memeluk Yeseline.
"Bagus Yeseline, David sudah ada di gengamanmu. Dia sangat bodoh dan akan meninggalkan Elsha secepatnya," ucap Yeseline di dalam hati dengan tersenyum sinis.
"Sama-sama sayang, sayang kita bisa melakukannya lagi. Selagi Elsha belum pulang kerja," ajak Yeseline kembali dengan tersenyum genit.
"Ok baiklah sayang," ucap David dengan memeluk Yeseline.
Mereka berdua, iya mereka berdua memang sudah gila bercinta kembali di ruang tamu hingga tiga kali sebelum Elsha pulang.
"Sayang apakah kau puas?" tanya Yeseline seusai bercinta mereka.
"Iya sayang aku puas sekali sayang, oia Yeseline tolong aku. Kita ke kamar mandi yugh!" ajak David dengan tersenyum centil.
"Ke kamar mandi sayang?" tanya Yeseline kebingungan.
"Aku masih kurang sayang," jawab David dengan tersenyum.
"Bagaimana iya sayang, aku takut nanti kepergok Elsha?" tanya Yeseline dengan ekpresi panik.
"Aku mau lagi sayang, ayolah sayang!" bujuk David dengan meraih dagu Yeseline.
"Sayang gimana kita ke sesuatu tempat, gimana ke apartemen kawanku. Ayo kita berangkat sekarang!" ajak Yeseline dengan tersenyum.
David dan Yeseline pergi ke apartemen, ke apartemen Susan kawan Yeseline.
Sedangkan di kantor, Elsha masih saja melihat jam tangannya. Elsha sangat risau dan gelisah. Karena sejak siang David hingga saat ini belum ada kabar.
Elsha tampak sangat gusar, iya menghubungi David berkali-kali tetapi David tak mengangkatnya.
Sedangkan sekarang sudah jam delapan malam, Elsha masih di kantor. Elsha masih saja lembur dengan Ficko sang bos dinginya.
"Elsha kau kenapa? Apakah kau sakit?" tanya Ficko membuyarkan lamunan Elsha.
"Tidak apa-apa Pak," jawab Elsha dengan sangat gugup.
"Apakah sudah selesai pekerjaannya?" tanya Ficko dengan melotot.
"Sudah Pak, silahkan Bapak cek. Jika ada Yang salah akan saya segera perbaiki," ucap Elsha dengan memberikan dokumen tersebut.
"Ok pekerjaanmu sudah selesai, tetapi kau belum boleh pulang. Karena aku akan mengajakmu pergi," titah Ficko dengan tersenyum dingin.
Elsha menunggu Ficko mengenakan jasnya, Ficko merasa ingin mengerjai Elsha.
"Elsha tolong pakaikan jasku!" titah Ficko dengan dinginnya.
Bersambung.

Comentário do Livro (212)

  • avatar
    AlghozaliIskhak

    saya sangat senang 😊😊😊😊😊

    7d

      0
  • avatar
    MagfiraIra

    good

    19d

      0
  • avatar
    fitraUkas

    Waahh sangat bagus sekali cerita ini sa akan membaca terus dan akan kasih lima bintang

    17/08

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes