logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 4 Kebahagiaan Aku Yang Terenggut

"Elsha you look eye Mama nak," ucap Sophia dengan tersenyum.
"Yes Mama," jawab Elsha dengan tersenyum.
"Elsha harus kuat dan bangkit tanpa Mama," ucap Mama dengan tersenyum.
Elsha merasa sangat bingung dengan apa yang sang Mama katakan.
Elsha merasa kalang kabut. Elsha tak mengerti, apa yang terjadi kepada dirinya.
Elsha ingin bertanya, tiba-tiba alarm jamnya berbunyi. Elsha langsung mandi dan sholat subuh. Setelan usai, Elsha segera mandi dan bersiap-siap untuk pergi bekerja. Elsha hari ini di terima bekerja sebagai Seketaris Pribadi di sebuah ternama.
Elsha yang berada di meja makan, sebenarnya sudah malas dengan kehadiran dua orang baru yang hadir di dalam kehidupannya.
Tiba-tiba Papa, tanpa berdosa meminta Elsha untuk pindah dari kamarnya. Dan menyuruh Yeseline untuk menempatinya. Elsha di pindahkan ke ruang tamu. Ke kamar yang lebih sempit dan kecil.
"Elsha sayang, ada yang Papa bicarakan denganmu sangat penting nak?"ucap Adam kepada sang putri tercinta.
"Apa itu Papa?" tanya Elsha dengan tertawa getir.
"Kamu sepulang kerja pindah kamar," jawab Adam dengan tersenyum.
"Apa kamarku akan di renovasi?" tanya Elsha dengan tersenyum.
"Tidak nak," jawab Adam dengan singkat.
"Terus kenapa aku harus pindah dari kamarku?" tanya Elsha yang sangat penasaran.
"Mulai sekarang kamarmu akan jadi millikku," jawab Yeseline ikut menimpali dengan senyuman penuh kemenangan.
"Apakah ini semua benar Papa?" tanya Elsha dengan sangat penasaran.
"Iya nak, itu semua benar. Kamu pindah ke kamar tamu," jawab Adam dengan tersenyum.
Elsha begitu sakit, sakit sekali. Seperti ada jutaqn pisau yang menghujam jantungnya.
"Ok baiklah Papa," jawab Elsha dengan ketegaran.
Elsha menaiki mobil mewahnya, mobil mewah dan megah berwarna pink. Suasana di kota Jakarta sangat macet sekali. Elsha sangat pusing sekali, apalagi suasana hatinya sedang buruk. Yang ada di pikirannya dia tak boleh telat. Untuk sekarang dan ke depannya. Elsha berusaha mengebut supaya tak telat masuk kantor, ketika Elsha mau memarkirkan mobil pinknya. Suasana parkiran yang sangat licin, ketika Elsha mau terjatuh ada pemuda tampan yang menolong. Ternyata pemuda yang menolongnya adalah Ficko, Ficko dan Elsha saling menatap dengan sangat lekat. Jantung mereka berdua, berdegub dengan sangat kencangnya. Seperti ada jutaan volt serangan listrik.
Dengan penuh Emosi, Ficko mendorong tubuh Elsha hingga terjatuh ke jalan. Ficko sengaja melakukan itu, supaya dia dapat menghalau perasaan jantungnya yang berdegub dengan sangat kencang terhadap pemuda tersebut.
"Akh sakit...," pekik Elsha menahan rasa sakit dan malunya.
Untungnya tak ada yang melihatnya, jika ada yang melihat mungkin Elsha akan membalas kelakuan pemuda angkuh di hadapannya.
Elsha langsung bangkit, Elsha berusaha membersihkan kotoran di bajunya.
"Dasar kau lelaki gila," maki Elsha sambil menarik dasi Pemuda angkuh tersebut.
Ketika mereka berdua mau menjaga keseimbangan, tanpa sadar bibir Elsha mengecup bibir pemuda angkuh dan dingin tersebut.
"Kau sudah gila Nona," maki dan umpat Ficko sambil memegang dagu Elsha dengan kasar.
"Apa kau menyukaiku dan bahkan sangat terobsesi kepadaku?" tanya Ficko sambil mengecup bibir Elsha dengan sangat kasar.
Hingga bibir Elsha, menahan sakit bibirnya. Yang banyak mengeluarkan darah segar.
"Akh..., pekik Elsha sambil menghapus darah segar di bibirnya dengam tisu.
"Ada apa Nona kecupanku kurang iya?" tanya Ficko dengan nada mengejek.
"Dasar kau pemuda gila," ucap Elsha dengan nada meninggi.
Akhirnya mau tak mau, Elsha dan Ficko berjalan beringan tanpa ada suara apapun.
Elsha keruangan, Elsha mengetuk pintu memasuki ruangan HRD.
"Permisi Ibu Agnes, perkenalkan saya Elsha. Saya mulai bekerja hari ini," ucap Elsha dengan sangat ramahnya.
"Oia salam kenal Elsha, saya adalah Agnes HRD di sini. Oia silahkan tanda tangan kontraknya," pinta Ibu Agnes dengan tersenyum.
"Baik Ibu, Ibu saya sudah tanda tangani. Saya harus bagaimana lagi Ibu langkah selanjutnya?" tanya Elsha dengan bingung.
"Elsha kamu bisa ke lantai lima, kamu jadi Seketaris Ceo kita bernama Pak Ficko. Jadi kamu akan berada di dalam satu ruangan yang sama," ucap Ibu Agnes menjelaskan panjang kali lebar.
"Baik Ibu, saya permisi. Terima kasih banyak Ibu Agnes," ucap Elsha sambil menundukan kepalanya.
"Iya Elsha, hati-hati di jalan Elsha. Sehat selalu Elsha selama menjadi Sekretaris Pak ficko," ucap Ibu Agnes dengan tersenyum getir.
Elsha keluar dari ruangan HRD, Elsha memencet lantai lima. Ternyata di lantai tersebut, memanglah ruangan khusus CEO dan Wakil CEO.
Elsha melangkahkan kakinya, Elsha langsung memasuki ruangan CEO. Elsha mengetuk pintunya terlebih dahulu, hingga akhirnya sang CEO mempersilahkannya masuk.
"Permisi Pak, perkenalkan saya Elsha. Saya karyawan baru dan ditugaskan sebagai Sekretaris Bapak," ucap Elsha dengan menundukan dirinya, dengan tersenyum.
"Ok baik Elsha, aku Ficko aku adalah atasanmu. Selamat bergabung dan bekerja dengan baik di perusahaan saya," ucap Ficko dengan tersenyum.
Ketika pandangan mereka bertemu, sontak Elsha maupun Ficko sangat terkejut. Mereka berdua harus profesional. Di dalam bekerja, Ficko memberi pekerjaan kepada Elsha banyak sekali, bahkan Ficko memberikan pekerjaan yang sangat sulit dan Elsha.
Tanpa Elsha mengetahuinya, ternyata Ficko menatapnya lekat dari jauh. Ficko menatap kagum ke arah Elsha.
Ketika Elsha, merasa ada seseorang yang menatapnya lama. Elsha langsung menatap ke arah Ficko. Tetapi Ficko melengos ke arah lain.
Elsha akhirnya melanjutkan pekerjaanya, setelah selesai dengan penuh kepercayaan diri. Elsha langsung menghampiri Ficko.
"Pak saya sudah selesai, mohon di cek Pak. Saya minta izin ke kantin untuk istirahat," ucap Elshadengan tersenyum.
"Siapa bilang kau boleh istirahat?" tanya Ficko dengan nada mengancam.
"Pak kan sudah waktunya istirahat," jawab Elsha dengan tersenyum memelas.
"Iya saya tau, kamu makan di sini saja. Kamu temanin saya toh lagi pula saya sudah memesan dua menu makanan," ucap Ficko dengan tersenyum sinis.
Elsha kebingungan, iya menatap Ficko dengan sangat lekat. Karena dia merasa Ficko sangat aneh, Ficko bahkan mengajaknya makan siang bersamaan.
Tidak terasa makanan pesanan Ficko datang, Ficko memesan Dimsum dan Puyunghai. Yang merupakan makanan kesukaan Ficko. Ternyata makanan kesukaan Ficko merupakan makanan kesukaan Elsha.
Elsha yang sangat lapar, tanpa sadar makan terburu-buru. Hingga membuat Elsha tersendak makananya sendiri.
"Ya ampun Elsha kau seperti anak kecil," ucap Ficko dengan memberikan Elsha air minum.
"Terima kasih Pak, atas kebaikan Bapak. Saya sangat mengucapkan terima kasih," ucap Elsha dengan tersenyum.
"Sama-sama Elsa, kamu makan pelan-pelan saja. Jangan terburu-buru. Tak akan ada yang merebut milikmu," ucap Ficko dengan tersenyum manis.
"Kalau kurang, kau bisa makan lagi makananku. Aku sudah kenyang," ucap Ficko dengan penuh perhatian.
Elsha merasa senang, sikap dan sifat bos angkuhnya mulai baik kepadanya.
Tiba-tiba hati dan perasaan Elsha sakit, Elsha merasa tak tenang dan nyaman.
Kira-kira apa yang terjadi dengan Elsha?
Bersambung.

Comentário do Livro (212)

  • avatar
    AlghozaliIskhak

    saya sangat senang 😊😊😊😊😊

    7d

      0
  • avatar
    MagfiraIra

    good

    19d

      0
  • avatar
    fitraUkas

    Waahh sangat bagus sekali cerita ini sa akan membaca terus dan akan kasih lima bintang

    17/08

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes