logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 2 Memaafkan Atau Tidak

"Elsa tolong Papa sayang," ucap Adam dengan mencoba memeluk Elsa sang putri ter cintanya.
Sementara Elsa, iya Elsha hanya diam saja. Biasanya Elsha pasti akan berlarian bak anak kecil kepada sang Papa. Tetapi ini tidak, Elsha hanya menangis berlinangan air mata.
"Elsha kamu kenapa nak?" tanya Adam kepada putrinya.
"Papa silahkan pergi, Elsha butuh waktu untuk sendiri. Papa pulang saja," ucap Elsha dengan penuh kebencian.
"Papa nggak bisa nak, Papa mau menemani kamu di rumah sakit menunggu Mamamu. Papa sangat mencintai kalian ber dua," ucap Adam dengan penuh cinta dan penyesalan.
Elsha sangat bingung, apa iya maafkan saja. Iya dia memaafkan saja sang Papa. Setiap orang yang sangat iya sayangi dan cintai, mungkin memiliki masa lalu.
Setiap orang memiliki masa lalu, baik itu baik atau buruk.
"Baik Papa boleh di sini," ucap Elsha menghempas kesunyian di antara dirinya dan sang Papa.
"Terima kasih nak," ucap Adam dengan ingin memeluk dan mengecup sang putri tercinta.
"Dont touch me Papa," ucap Elsha sambil menghindari Adam.
Elsha memilih pergi, iya memilih untuk pergi ke kantin sebuah rumah sakit tersebut. Untungnya kantin tidak terlalu rame, jadi Elsha dapat reluasa menangis sepuasnya. Elsha tak tau jika di belakangnya ada sesosok pemuda yang sangat tampan sekali. Pemuda tampan tersebut menghampiri Elsha dan membekap mulut Elsha dengan tanganya, hingga terjatuh di lantai.
Elsha yang sangat terkejut, kaget mencampur jadi satu. Elsha salah paham dan mengira pemuda tersebut itu pemuda gila. Pemuda yang akan melakukan hal yang tidak-tidak kepadanya.
"Dasar kau pemuda gila!" maki dan umpat Elsha kepada pemuda tersebut.
"Tutup mulutmu Nona," jawab Pemuda tersebut dengan menggertakan giginya.
"Memang kenyataan, kenyataan jika kamu itu pemuda gila. Buktinya kamu itu seperti itu kepadaku," ucap Elsha dengan suara paraunya karena ketakutan setengah mati.
"Hey Nona kau jangan terlalu lebay!" ejek pemuda tersebut dengan tatapan menghina dan mengejek Elsha.
"Tetapi memang kenyataanya seperti itu kan?" tanya Elsha yang mulai menatap maniak pemuda tampan tersebut.
Elsha akui, wajah pemuda tersebut sangat tampan. Mampu membuat Elsha jatuh hati, terpana dan terpikat sesaat. Tetapi ketika melihat, sikap Pemuda tersebut yang kasar, angkuh dan menyebalkan membuat Elsha sadar. Untuk apa kagum dengan sosok pemuda tampan di hadapannya? Bahkan Elsha, hampir mau di lecehkan oleh pemuda tersebut. Makanya Elsha sangat marah dan kesal.
"Hey Nona," ucap pemuda tersebut dengan memeluk Elsha. Sebelum akhirnya, pemuda tersebut berucap."kau itu ada kaca kan?"
Elsha yang merasa, pertanyaan aneh pemuda tersebut ingin menyindirnya. Memberanikan diri, untuk bertanya balik.
"Saya punya, memangnya kenapa?"
"Kacamu jangan hanya di jadikan hiasan," ejek pemuda tersebut.
"Tetapi kamu pergunakan untuk berkaca," sindir Pemuda dingin dan angkuh tersebut.
"Sudahlah Tuan, terserah anda mau bilang apa? Saya nggak peduli," ucap Elsha sambil mencoba berlalu dari pemuda angkuh dan sombong tersebut.
"Aku akui Nona kau sangat cantik, tetapi tubuhmu itu terlalu kurus kekurangan gizi. Hanya cowok bodoh yang mau sama gadis jelek sepertimu," ejek Pemuda tersebut hinga membuat Elsha terjatuh di lantai.
Elsha menangis, merintih kesakitan. Elsha berharap iya tak akan bertemu dengan pemuda angkuh tersebut. Elsha kembali menangis meratapi nasibnya.
Sementara pemuda tersebut, iya marah-marah. Iya memasuki mobil lamborgini merahnya.
Iya sangat kesal dan marah, karena Ficko di tuduh gila oleh gadis yang baru dia temui. Padahal kenyataan tak seperti itu, Iya menghampiri gadis tersebut, karena sangat terganggu mendengarkan suara gadis tersebut yang menurut Ficko sangat menggangunya. Bahkan Ficko merasa sangat terganggu, karena aktifitas video call nya dengan kekasih hatinya yang bernama Jovanka model cantik nan seksi asal Portugis Indonesia.
Sementara Elsha memutuskan untuk segera pergi, iya pergi ke kamar Mamanya di rawat. Iya melihat sang Papa tercinta menangis memeluk dan memgecup sang Mama yang tidak berdaya. Mamanya masih berjuang untuk hidup dan matinya.
Sementara Sophia, iya Sophia dia berusaha berjuang. Di alam komanya, Sophia sedang berjalan menuju cahaya putih.
Hingga akhirnya, Sophia dinyatakan meninggal oleh pihak rumah sakit.
Hal tersebut membuat Elsha terguncang, Adam yang sangat mencintai Sophia juga sama sangat terguncang juga.
Ketika proses pemakaman, jasad Sophia di kebumikan. Suasanya hujan, Elsha sangat terpukul. Iya di peluk oleh Adam sang Papa tercinta dan David kekasihnya.
Tanpa sadar, ada dua sosok manusia yang menatap puas dari kejahuan, siapa lagi Kalau buka Yeseline dan Silla ibunya.
"Aku akan membuat hidup kamu seperti di neraka Elsha," ucap Yeseline dengan suara tersenyum terbahak-bahak.
"Sudah jangan tertawa seperti itu sayang," ucap Silla sambil menutup mulut sang putri tercinta.
"Tidak apa Ibu, aku yakin mereka tak dengar. Aku sangat bahagia," ucap Yeseline dengan suara menyeringai penuh keberanian.
"Sudahlah sayang, sebaiknya kita pulang. Nanti kita pikirkan lagi langkah selanjutnya, titah Tiara kepada sang putri tercinta.
Yeseline dan Ibunya Silla berniat, untuk masuk ke keluarga Adam. Silla ingin merebut posisi istri sekaligus Ibu untuk Elsha.
"Sayang sudah jangan menangis," ucap David yang mencoba menenangkan Elsha.
"Iya nak, kamu jangan menangis sayang," ucap Adam yang mencoba menenangkan sang putri tercinta.
"My heart is so sore, sore and hurt mixed into one. So it is very difficult to describe in words." ungkap Elsha dengan menangis.
(Hati saya begitu sakit, perih dan terluka bercampur menjadi satu. Sehingga sangat sulit di lukiskan dengan kata-kata.)
"Sorry dear Papa, Papa is wrong. Because Papa Mama died," ucap Adam yang diliputi rasa penuh penyesalan.
David yang melihat Elsha dan Papanya, yang mulai berbeda berusaha untuk menyatukan kembali mereka ber dua.
David sangat mencinta Elsha, iya David mencintai Elsha melebihi apa pun itu. David sangat sayang dengan Elsha.
"Sudahlah Elsha jangan menangis sayang, maafkan Papamu. Jadilah jiwa pemaaf dan tak mendendam," ucap David sambil mengusap air mata yang terjatuh di wajah Elsha.
Elsha menatap Papa, iya mulai tersenyum memeluk ke dua lelaki yang sangat dia cintai. Yaitu sang Papa tercinta dan David sang kekasih tercinta.
"Ayo kita pulang!" ucap Elsha dengan tersenyum yang menghiasi wajah cantiknya.
Di dalam mobil, Elsha sudah tidak menangis lagi. Elsha berusaha menerima takdirnya yang kejam. Tetapi Elsha bersyukur masih ada David sang kekadih yang baik, yang setia dan yang membuatnya dan Papanya akur. Setibanya di rumah, Elsha langsung menyediakan minum teh manis hangat untuk Papa dan David kekasihnya.
Tetapi tiba-tiba di ruang tamu, bingkai poto keluarganya jatuh dan pecah. Semenatara bingkai photo di dalam kamarnya yaitu photo dirinya dan David juga pecah.
Elsha merasa ada yang janggal, Elsha merasa ada firasat aneh yang akan terjadi.
Bersambung.

Comentário do Livro (212)

  • avatar
    AlghozaliIskhak

    saya sangat senang 😊😊😊😊😊

    7d

      0
  • avatar
    MagfiraIra

    good

    20d

      0
  • avatar
    fitraUkas

    Waahh sangat bagus sekali cerita ini sa akan membaca terus dan akan kasih lima bintang

    17/08

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes