logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Beetwen two lovers (Extra ordinary girl Kim Jisoo)

Pagi yang cerah seperti biasanya, suasana kelas begitu riuh dengan beberapa anak yang bermain-main, anak-anak perempuan yang sedang asyik dengan riasan dan gosip-gosip tentang group idol favoritnya ataupun berkeluh kesah tentang pacar mereka. Beberapa sedang membahas fashion dan ada beberapa diantara mereka yang bahkan memilih berduaan dengan pacarnya, begitulah suasana kelas di SMA ini.
Sementara itu Jiyoon tengah menggulum senyum saat melihat sebuah kotak hadiah kecil ada di laci mejanya. Kotak hadiah itu berisi kompas yg sebelumnya dia lihat semalam. Jiyoon sangat senang karena dia tahu hanya Jimin yg bisa memberinya hadiah itu. Memikirkan Jimin yg menyadari dia sangat menyukai kompas itu lalu bahkan membelinya dan menghadiahkan itu kepadanya membuat Jiyoon merasa dicintai. Sejujurnya bukan hadiah itu yg sangat dia sukai, tapi kenyataan bahwa Jimin mulai memperhatikannya yg membuat Jiyoon sangat bahagia.
Chaeyoung yg melihat Jiyoon tersenyum sendiri merasa penasaran dengan apa yg membuat sahabatnya itu bisa melupakan sekitarnya sepenuhnya. Rasa penasarannya itu pun mendorongnya untuk diam-diam menghampiri Jiyoon dan mencari tahu apa yg membuat Jiyoon begitu fokus hingga tidak memerhatikan hal lain. Chaeyoung pun menghampiri Jiyoon dan ikut melihat kotak hadiah itu.
" Apa itu?"tanya Chaeyoung penasaran dan Jiyoon hanya mengangkat bahunya sebagai jawaban
"oh, apa jangan-jangan kau ada penggemar rahasia, Jiyoon?! Ayo bukalah, aku mau lihat apa isinya"lanjut Chaeyoung yg bersemangat ingin melihat apa isi dari kotak hadiah yg membuat Jiyoon sangat senang.
Jiyoon pun membuka hadiah yang diterimanya dengan hati-hati. Senyumnya pun mengembang saat melihat isi kado itu, berbeda dengan Chaeyoung yang mengerutkan dahinya. Chaeyoung tidak tahu apa yg istimewa dari sebuah kompas kuno hingga membuat Jiyoon terus tersenyum. Bahkan menurut Chaeyoung itu tidak lebih dari sebuah kompas usang yg telah lama disimpan.
"kompas? Ku pikir sesuatu yang lebih menarik dan berharga tapi malah barang kuno seperti ini?"ucap Chaeyoung kecewa
"bagiku ini adalah hadiah yang sangat istimewa"ucap Jiyoon seraya tangannya mengusap kompas itu dengan lembut dan membuat Chaeyoung tambah mengerutkan dahinya tak mengerti apa yg begitu sempurna hingga Jiyoon berkata seperti itu.
"hah? Memang, apa bagusnya kompas ini?"tanya Chaeyoung bingung.
"malam itu, aku sedang berjalan bersama Jimin dan kompas ini menarik perhatianku hingga aku berhenti dan tertinggal jauh di belakangnya. Saat dia memanggilku, aku langsung berlari menghampirinya. Tidak ku sangka dia memerhatikanku saat itu, dan kompas ini, aku yakin Jimin yang telah membelinya"ucap Jiyoon lalu melirik Jimin yang sedang asyik membaca novel dengan sebaris senyum tipis yg manis.
"Kakak ku itu, dibalik sikapnya yang dingin dan cuek itu ternyata dia perhatian dan romantis juga"gumam Chaeyoung sembari menganggukan kepalanya seakan bangga pada kakaknya itu.
Sebuah segaris senyum nan tipis pun terlukis di wajah Jimin, sepertinya dia mendengar apa yang kedua remaja putri itu katakan. Lalu, tiba-tiba saja Hoseok datang dengan terburu-buru hingga dia menjadi fokus seisi kelas. Dia begitu heboh seakan mendapat kabar yg sangat penting. Bahkan napasnya menjadi tidak karuan karena berlari begitu kencang untuk memberitahu sesuatu pada teman-teman sekelasnya. Dan itu membuat semua orang bertanya-tanya bahkan tidak sabar untuk mengetahui kabar apa yg membuatnya menjadi sangat heboh begitu.
"semuanya, Pak Guru datang dengan seorang murid pindahan!"ucap Hoseok setelah mengatur napasnya yg tidak teratur. Tapi reaksi teman-temannya malah berbeda dari yg dia harapkan. setengah berteriak namun tanggapan mereka malah tidak terlalu bersemangat
"Huh dasar"gumam Jimin sembari tertawa renyah seraya terus membaca novelnya
"Eh?! Kenapa kalian lesu sekali? Hei para pria sejati, teman-teman sekelasku! Dia ini seorang perempuan, perempuan yg sangat cantik!"ucap Hoseok dan segera seluruh murid laki-laki terkecuali Jimin menjadi riuh dan bersemangat karena mendengar ada murid pindahan dan itu seorang perempuan cantik.
"Perempuan? Apa dia cantik?" Seseorang bertanya dengan penuh semangat.
" Ya, dia sangat cantik! Yah walaupun Chaeyoung jauh lebih cantik, tapi gadis ini cantik di atas rata-rata. Aku yakin dia akan menjadi pusat perhatian untuk kalian para pria sejati yg malang karena Chaeyoung hanya milikku"ucap Hoseok seraya menganggukan kepalanya dengan tangan kanannya memegang dagu seakan ia merupakan orang yang paling bijak dan bangga pada apa yg dia katakan.
Seisi kelas pun menjadi sangat riuh mengalahkan suasana stasiun kereta, namun berubah 180 derajat saat perempuan yang mereka perbincangkan telah berada di depan kelas bersama dengan Pak Kim.
"Ayo, perkenalkan dirimu.." ucap Pak Kim mempersilahkan siswi pindahan itu memperkenalkan dirinya.
" Halo semuanya, namaku Kim Jisoo, kalian bisa memanggilku Jisoo"ucapnya seraya tersenyum manis hingga membuat sebagian besar murid laki-laki terpesona akan kecantikannya
"Jisoo, silahkan duduk di bangku kosong itu" ucap Pak Kim menunjuk kursi kosong di depan Jimin.
Jisoo pun menganggukan kepalanya sambil tersenyum. Semua tatapan kagum itu pun menemani langkahnya menuju kursi yg ditunjuk Pak Kim.
Segera Jisoo duduk di kursi yang telah ditunjukan oleh Pak Kim. Jimin yang selalu tidak pedulipun entah kenapa menjadi sangat tertarik terhadap murid pindahan itu hingga ia selalu memerhatikannya disela-sela pelajaran yang tengah berlangsung. Dia terus melirik gadis yg duduk di depannya itu hingga membuat Jiyoon merasa cemburu karena sebelumnya Jimin tidak pernah sedikit pun peduli pada orang lain apalagi sampai memperhatikannya seperti itu.
***
Setelah kelas berakhir Jiyoon pun segera pergi dan menyendiri di tepi lapangan. Dia yg merasa kesal sendiri dan cemburu karena melihat Jimin yg terus saja melirik Jisoo selama kelas berusaha menenangkan diri dengan mengalihkan perhatiannya. Mungkin dia hanya membutuhkan udara segar dan pemandangan lain untuk menenangkan diri.
Jiyoon menghela nafas panjang seraya matanya lurus menatap beberapa siswa yang sedang bermain di lapangan. Sebenarnya tidak ada yg menarik baginya di lapangan itu, dia hanya ingin menghirup udara segar. Dia kesal karena Jimin terus melirik Jisoo di kelas, tapi Jiyoon sadar dia tidak memiliki hak sama-sama untuk marah karena dia bukan pacar Jimin.
Jiyoon pun memendam perasaannya sendiri, dia pikir dengan menyendiri dan menonton para siswa yg sedang bermain sepak bola dia bisa sedikit mengurangi rasa cemburu yg dia rasakan. Namun, itu tak bekerja sama sekali. Hingga akhirnya Chaeyoung melihat Jiyoon yg sedang duduk sendiri lalu menghampirinya.
"Hei! Ada apa? Kenapa kau muram begitu?"tanya Chaeyoung seraya duduk di samping sahabatnya itu. Sebenarnya Chaeyoung hanya basa-basi saat bertanya karena sejak awal dia sudah tahu kalau sahabatnya itu sedang badmood karena kakaknya terus melirik siswi pindahan itu.
"hmm, tidak apa-apa.."jawab Jiyoon mencoba berbohong dan mengelak namun semua itu terlihat jelas dari wajahnya yg sendu tak bersemangat.
" Kak Jimin kemana? Tidak biasanya kalian tidak bersama."ucap Chaeyoung mencoba memancing Jiyoon untuk mengatakan perasaannya yg sebenarnya.
"dia sedang mengantar Jisoo keliling disuruh Pak Kim."jawab Jiyoon malas dan jelas sekali terlihat ketidak sukaan dari matanya.
" Oh, aku mengerti sekarang kau cemburu,kan?!"ucap Chaeyoung menggoda sahabatnya itu membuat Jiyoon tertegun.
"uhmm, bagaimana dengan kau dan Hoseok?"tanya Jiyoon mengalihkan pembicaraan
"apa maksud pertanyaan mu itu?"tanya Chaeyoung bingung.
"bukankah malam itu Hoseok mengatakan sesuatu?"ucap Jiyoon bertanya dengan serius.
"malam itu...." ucap Chaeyoung lalu menceritakan apa yg telah terjadi semalam.
*Flashback On*
"Chaeyoung, aku...."ucap Hoseok dengan gugup hingga membuat Chaeyoung ikut gugup sekaligus penasaran terhadap apa yang akan dikatakan laki-laki di depannya itu.
Hoseok yg terlihat serius sangat berbeda dari biasanya membuat Chaeyoung merasa gugup. Dia merasa seakan Hoseok akan mengatakan sesuatu yg sangat penting dan serius.
Namun, Hoseok yang sangat gugup itu juga merasa ragu untuk mengatakan perasaannya. Bagaimana jika Chaeyoung malah menolaknya mentah-mentah? Itu terus saja mengganggunya, tapi mau apa lagi ini harus dikatakan sekarang jika dia tidak ingin kehilangan Chaeyoung. Hoseok pun mengumpulkan keberaniannya.
Hoseok pun mengepalkan tangannya dan mengumpulkan tekad untuk mengatakan semua hal yg mengganjal di hatinya selama ini.
"Chaeyoung aku, aku...aku ingin makan"konyolnya malah kata itu yang terucap dari bibirnya menggantikan kata cinta yg telah lama memenuhi hati dan pikirannya.
*Flashback Off*
"apa? Makan?"ucap Jiyoon kaget dan Chaeyoung menganggukan kepalanya sebagai jawaban.
"ah dasar Hoseok bodoh itu."gumam Jiyoon tidak percaya Hoseok malah mengatakan hal konyol bukannya mengatakan perasaannya.
***
Jauh di sudut ruangan diantara tumpukan buku-buku, Jungkook membaca dengan teliti. Dari satu halaman ke halaman lain, dari satu buku ke buku lainnya. Rasa penasaran kian memenuhi hatinya,tapi dia juga merasa tidak enak untuk bertanya pada Chaeyoung.
Kalaupun ia bertanya, apa yang akan ia katakan?. Chaeyoung kenapa kau dan Jimin sangat aneh? Kalian sebenarnya apa?. Tidak mungkin ia akan bertanya seperti itu. Karenanya Jungkook memutuskan untuk mencari tahu sendiri, atau ia pikirkan begitu. Sebenarnya sedari tadi Chaeyoung telah memerhatikannya, bahkan sejak awal Chaeyoung tahu kalau Jungkook sudah mulai penasaran akan identitasnya yang sebenarnya.
Chaeyoung hanya bisa menatap Jungkook dengan sendu dari kejauhan. Dari matanya terlihat suatu ketakutan, mungkin dia takut jika Jungkook mengetahui siapa dirinya itu akan membuat Jungkook menjauhinya dan bahkan membencinya. Ia mulai merasa takut, takut bencana dimasa lalu akan kembali terulang. Bencana yang membuatnya serta keluarga harus pindah ke tempat asing ini.
Chaeyoung menghela nafas, ia pun berjalan perlahan meninggalkan Jungkook. Yang terjadi biarlah terjadi. Itu yang Chaeyoung bisikan kepada dirinya. Lalu dia pergi meninggalkan Jungkook sendiri. Di sepanjang koridor dia menundukan kepalanya, beberapa hal buruk mulai terlintas di benaknya. Chaeyoung pun berhenti dan berdiri di depan lokernya.
Perlahan Chaeyoung memutar kunci dan membuka lokernya perlahan. Chaeyoung tersentak, matanya membulat sempurna ketika melihat lokernya yg berantakan. Semua barangnya hancur dan bersimbah darah. Bukan hanya itu bahkan ada tulisan terror dari darah tertulis disana.
"mereka akan mati, begitu juga kau"
Kata-kata itu menjadi sangat menakutkan saat Chaeyoung melihat tulisan lainnya disisi loker.
"ini hukuman atas dosa kalian, Dasar IBLIS"
Chaeyoung hanya bisa terpaku menatap tulisan-tulisan itu tanpa bisa berbuat apa-apa. Entahlah, kenapa tulisan itu memberinya ketakutan yang luar biasa. Pertanyaanya, siapa yang melakukan ini? Siapa yg begitu membencinya hingga meletakan surat ancaman di lokernya.

Comentário do Livro (387)

  • avatar
    Bang Engky

    ok.....

    1d

      0
  • avatar
    Budi Mahesa

    good

    12d

      0
  • avatar
    Arjuna Putra

    baik sangat

    12d

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes