logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

I will always by your side (fall in love)

Di ruang guru, seorang siswa pindahan tengah duduk menghadap seorang guru yg sedang menjelaskan peraturan dan tata tertib di sekolah barunya ini.
Bibirnya tersenyum manis hingga menampakan gigi kelincinya. Matanya tak fokus dan kembali mengingat gadis yg ia lihat di koridor. Gadis yg dengan beraninya menahan pukulan dari seorang pria bertubuh proporsional.
Matanya yg indah seperti almond, bibir seksinya yg bewarna merah muda menggoda. Semua itu lekat di dalam ingatannya.
"Jungkook? apa kau mendengarkan ku?"tanya guru Kim
"Ya?"ucap Jungkook yg baru saja sadar dari lamunannya
"apa kau sudah mengerti peraturan dan tata tertib di sekolah ini?"tanya Guru Kim
"Iya, Pak." Jawab Jungkook
"ayo, Bapak akan mengantar mu ke kelas mu"ucap Guru Kim
Jungkook pun mengikuti Guru Kim. Langkahnya terhenti di depan kelas. Mata Jungkook pun melirik papan nama kelas bertuliskan "XI-2" yg ada di atas pintu. Dia pun menarik napas bersiap untuk menempuh kehidupan baru di kelas barunya. Jungkook pun menunggu di luar kelas selagi Guru Kim masuk.
Suasana kelas yg ramai dan heboh seketika hening saat pintu kelas terbuka. Bukannya takut, mereka hanya sangat menghormati Guru Kim selaku wali kelas mereka.
"Perhatian...beri hormat"ketua kelas memberi aba-aba kepada anggota kelasnya
"Aku sayang kamu, Pak!"ucap seluruh siswa serentak
" Ya, aku juga sayang kalian. Hari ini Bapak ada kabar yg akan membuat kalian senang"ucap Guru Kim
"kabar apa Pak?"tanya Chaeyoung
"apa ulangan ditiadakan?"ucap Hoseok dengan senyum konyolnya
"apa..akan ada festival lagi, jadi kita tidak belajar?"ucap Jiyoon ikut menebak
"huh...mana mungkin"ucap Jimin dengan santainya sembari membaca novel misteri kesukaannya
"kalian sangat menyukai itu,ya?! tapi sayangnya bukan itu kabar baiknya..hari ini, kalian akan mendapat teman baru..Silahkan masuk!"ucap Guru Kim
Perlahan Jungkook melangkah memasuki kelas, semua mata pun tertuju padanya. Seakan ada cahaya yg memancar menyinari dirinya membuat semua orang menatap kagum. Wajahnya yg sangat tampan dengan tubuh tinggi dan proporsional membuat semua gadis langsung jatuh hati kepadanya.
"Eh, dia kan...."gumam Chaeyoung saat melihat Jungkook
"Apa?..ada apa? Apa kau mengenalnya?"tanya Jiyoon kepada Chaeyoung yg duduk di sebelahnya
"Tidak,bukan apa-apa"ucap Chaeyoung
"ok, silahkan perkenalkan dirimu"ucap Guru Kim
"Halo semuanya, nama ku Jeon Jungkook, aku pindah ke Seoul karena ayahku ada pekerjaan disini. mohon kerja samanya!"ucap Jungkook sembari tersenyum.
Diantara banyaknya orang yg sedang menatapnya dengan kagum, mata Jungkook terus tertuju pada Chaeyoung yg duduk di pojok belakang di dekat jendela. Tanpa sadar Jungkook melayangkan senyuman manisnya pada Chaeyoung yg kini memandangnya
Mata mereka saling memandang, saat itu seakan udara berhenti berhembus, waktu berhenti bergulir dan gravitasi pun hanya tertuju di satu tempat. Apakah ini namanya cinta? apakah aku sedang jatuh cinta? pertanyaan itu terbesit di benaknya.
"Jungkook, silahkan duduk di kursi kosong di sebelah Juno"ucap Guru Kim
***
Jam makan siang pun berlangsung. Di kantin yg dipadati oleh siswa dan siswi yg sedang makan dan ada pula yg sedang mengantri untuk mendapatkan jatah makan siang mereka.Di tempat itu Chaeyoung duduk terpisah dari Jimin. Chaeyoung yg dikelilingi oleh teman-temannya dan para pengagum rahasia yg meliriknya diam-diam. Sedang Jimin dengan kesendiriannya dan kesunyian karena Hoseok yg ada di sampingnya memilih untuk diam. Bukan karena mereka ada masalah, tapi karena Jimin yg tidak suka diganggu oleh orang lain saat makan.
"Huh,lebam di sudut bibirnya benar-benar mengganggu"ucap Chaeyoung yg sedang menatap kakaknya
"lebam? apa maksudmu?"tanya Jiyoon
"itu, Kakak. Sudut bibirnya lebam setelah Jong In berandal itu memukulnya"ucap Chaeyoung
"benarkah? ah, aku harus mengobatinya..."ucap Jiyoon hendak beranjak namun Chaeyoung menahannya
"kau mau kemana? mendekati Kakak ku dan mengganggunya saat dia sedang makan?! Apa kau ingin dia menjauhimu?!" Ucap Chaeyoung
"tidak..."ucap Jiyoon melemah
"aku tahu kau sangat mengkhawatirkan kakakku itu. Tapi kau harus melihat situasinya dulu..."ucap Chaeyoung
Disisi lain Jungkook terus saja memerhatikan Chaeyoung dari kejauhan. Senyuman dan sinar matanya jelas menunjukan rasa kagumnya pada gadis cantik itu.
*Jungkook POV*
Aku tidak mengerti, bagaimana dia menjadi sangat cantik. Matanya yg tegas saat menahan pukulan serta rambut indahnya yg terurai dan terbang ketika angin meniupnya.
Kenapa udara dan gravitasi berubah? Dalam waktu singkat semua hanya tertuju padanya. Chaeyoung, namanya Park Chaeyoung.
*Author's POV*
Semilir angin yg berhembus, menarik dedaunan di pohon rindang tuk ikut menari. Hangatnya sinar mentari yg menerpa membawa ketenangan di hati Jimin yg sedang duduk di bawah pohon rindang dengan mata tertutup.
Perlahan Jimin merasakan sesuatu menyentuh sudut bibirnya. Dengan cepat Jimin mencengkram tangan yg mendekatinya hingga terasa ketakutannya melalui tangannya gemetar yg ia pegang
"Apa yg kau lakukan?"tanya Jimin dengan tatapan dingin
"A-Aku hanya ingin mengobati lukamu itu"ucap Jiyoon dengan suara gemetar
"tidak usah, ini juga akan sembuh sendiri"ucap Jimin datar
"Tidak, luka itu harus diobati, hanya sebentar. aku janji tidak akan lama"ucap Jiyoon
Melihat mata Jiyoon yg berbinar ketika dia memasang wajah memelas yg lucu, Jimin pun melepas cengkramannya. Dengan menutup mata, Ia membiarkan Jiyoon untuk mengobati lukanya
***
Selesai makan siang di kantin Chaeyoung pun segera kembali ke kelas. Lalu dia membuka lokernya dan mengambil smartphone-nya. Dia pun menekan nomor Ibunya karena dia harus mengatakan sesuatu.
" Halo, Mama. Aku ada kegiatan sepulang sekolah jadi aku akan pulang malam. Tidak, kakak akan pulang duluan. Ma, jangan terlalu khawatir, kami akan baik-baik saja.."ucap Chaeyoung ketika berbicara dengan ibunya via telepon.
Chaeyoungpun menutup telpon. Lalu dia berjalan menuju taman sekolah. Entah apa yg dia pikirkan hingga dia terlihat lesu. Namun tanpa sengaja sebuah pemandangan menarik tertangkap ekor matanya.
Langkah Chaeyoung pun terhenti ketika melihat Jiyoon sedang mengobati luka kakaknya. Sebaris senyumpun terlukis di wajahnya.
"Wah, apa kau tidak iri?"pertanyaan itu membuat Chaeyoung kaget dan langsung mengalihkan pandangannya pada Hoseok yg telah berada di sampingnya
"Ayo, kita juga..habiskan waktu bersama"ucap Hoseok langsung meraih tangan Chaeyoung
***
Hoseok pun membawa Chaeyoung ke lapangan basket. Dengan kekuasaan Ayahnya dia bisa mengusir semua orang yg ada di lapangan hingga tidak ada seorangpun yg akan mengganggu kebersamaannya dengan Chaeyoung.
Sudah rahasia umum bagaimana sebenarnya perasaan Hoseok kepada Chaeyoung. Bahkan Hoseok sudah beberapa kali menyatakan perasaannya kepada Chaeyoung kalau dia menyukainya. Hanya saja dia harus puas dengan menerima status sebagai teman karena Chaeyoung tidak membalas perasaannya. Meski begitu Hoseok tidak menyerah dan terus berusaha agar Chaeyoung juga mencintainya.
"Apa kau ada kegiatan sepulang sekolah nanti?"tanya Hoseok
"Ummh, aku ada urusan dengan anak OSIS lainnya. kami akan sibuk untuk acara ulang tahun sekolah. kami harus mempersiapkan pekan raya.."ucap Chaeyoung
"Kenapa tidak meminta setiap kelas yg mengurus semua itu? Kau jadi tidak perlu repot pulang malam.."ucap Hoseok
"itu tidak mungkin, sekolah tidak ingin kegiatan belajar dan mengajar terganggu..."ucap Chaeyoung
"jadi, nanti malam pulang jam berapa? biar aku menjemput mu"ucap Hoseok
"tidak usah, aku bisa pulang sendiri."ucap Chaeyoung menolak tawaran Hoseok
"aku tahu, meski aku tidak menjemput mu akan ada banyak laki-laki lain yg akan mengantarmu, bidadari sekolah. Tapi, aku tidak akan memberikan mereka kehormatan itu..."ucap Hoseok
"bukan itu, untuk hari ini, aku ingin sendiri. Ada sesuatu dan aku ingin menyendiri, itu saja.ucap Chaeyoung
"baiklah, tapi kau harus ingat, aku akan selalu berada di sisimu"ucap Hoseok lalu mengacak pelan rambut Chaeyoung
***
Jam telah menunjukan pukul 8 malam. Jimin sedang membaca novel misterinya sembari menikmati apel segar di tangannya. Sesekali matanya melirik jam dan pintu yg diam menanti sang adik yg belum juga pulang
"Dia akan pulang jam berapa sih?! Apa tidak apa-apa membiarkannya pulang sendirian di malam hari.."benak Jimin khawatir
***
Di jalan yg gelap dan hanya diterangi lampu jalanan, Chaeyoung yg baru saja pulang dari sekolah tengah berjalan dengan langkah yg terbilang cepat. Matanya sesekali melirik ke belakang dengan rasa takut. Siluet-siluet terus saja melintas seakan mengikutinya
Chaeyoung semakin mempercepat langkahnya hingga nafasnya terengah-engah. Ketakutan itu semakin menjadi-jadi ketika kegelapan menyelimuti hati dan pikirannya
Langkahnya terhenti, matanya bergetar takut melihat 2 orang laki-laki yg berdiri di depannya. Senyum dan tatapan menjijikan yg mereka layangkan membuat Chaeyoung merasa takut
"eh..kebetulan sekali, kami sedang merasa sangat kesepian.."
"Ayo, ikut kami..."
Kedua laki-laki itu mulai berjalan mendekati Chaeyoung dengan tatapan licik mereka. Chaeyoung pun segera berlari tapi mereka terus mengejarnya dan tak mau melepaskannya.
Lorong demi lorong, gang demi gang Chaeyoung masuki demi menghindar dari niat bejat kedua laki-laki itu. Tapi, Chaeyoung malah berakhir di jalan buntu.
Kedua laki-laki itu terus maju dan Chaeyoung pun terdesak. Chaeyoung yg merasa ketakutan itu mengepalkan kedua tangannya. Sedikit demi sedikit cahaya mulai muncul dari tangannya
Seperti benang yg saling berikatan, Jimin dan Chaeyoung memiliki ikatan erat sebagai saudara kembar. Kontak batin, mungkin kata itu bisa sedikit menjelaskan hubungan mereka. Ya, Jimin dan Chaeyoung sama-sama bisa merasakan saat salah satu dari mereka berada dalam bahaya.
Jimin pun langsung mengetahui Chaeyoung berada dalam bahaya karena ia bisa merasakan kekuatan Chaeyoung meski masih samar-samar. Sementara itu,Chaeyoung semakin ketakutan ketika kedua laki-laki itu mendekat dan mulai mencolek pipi chubby-nya
"Kalian mau apa?! jangan! jangan sentuh aku! Ku mohon..biarkan aku pergi..."ucap Chaeyoung
"ayolah..kita hanya akan bersenang-senang.."
Kedua laki-laki itu mulai mencengkram tangan Chaeyoung lalu mulai melepas kancing baju Chaeyoung satu per satu.
HENTIKAN!!! Pekik Chaeyoung menutup matanya menahan air mata, tangannya yg mengepal semakin mengeluarkan cahaya yg lebih besar dari sebelumnya.
BUKK!! Dengan keras kedua laki-laki itu terpental ke tanah dan cahaya dari tangan Chaeyoung pun mereda. Pipi Chaeyoung yg chubby itu pun disentuh oleh tangan yg hangat Jungkook yg sangat mengkhawatirkannya.
" Kau tidak apa-apa?!"
Chaeyoungpun membuka matanya secara perlahan. Ia pun lega begitu melihat pria yg sedang menatapnya itu adalah Jungkook
"Tidak apa-apa, aku akan melindungi mu.."ucap Jungkook
Chaeyoung pun memegang tangan Jungkook yg menyentuh wajahnya, lalu menganggukan kepalanya. Perkelahian itu pun dimulai dan Chaeyoung hanya bisa memperhatikan di sisi jalan.
Tapi

Comentário do Livro (387)

  • avatar
    Bang Engky

    ok.....

    2d

      0
  • avatar
    Budi Mahesa

    good

    12d

      0
  • avatar
    Arjuna Putra

    baik sangat

    13d

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes