logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

2. Permainan Biola

Sudah tiga hari Leony tinggal di istana dan rasanya seperti neraka. Dari luar memang terlihat mewah dan nyaman dihuni, tapi dari dalam tidak ada bedanya dengan tempat siksaan. Hampir setiap hari Leony menerima penindasan dari para pelayan. Mereka merendahkannya karena Abel sang kaisar tidak bermalam dengannya barang sedetik pun. Awalnya mereka bersikap manis namun lama-lama menunjukkan sikap asli.
"Ada apa Yang Mulia Ratu? Apa ada yang mengganggu Anda lagi?"
Leony yang sedang merobek buku langsung menoleh ke sumber suara. Itu adalah suara Rose, pelayan yang bertanya arti kata berengsek beberapa waktu lalu. Hanya Rose pelayan dengan sifat baik dan melayaninya sepenuh hati. "Anna sialan itu memasukkan kecoa ke dalam sarapanku," jawabnya kesal.
"Itu sudah keterlaluan! Kenapa Anda tidak melaporkannya pada kaisar?"
"Jika aku bisa sudah kulakukan sejak tiga hari lalu. Jangankan menolongku, datang menemuiku pun tidak."
"Kenapa kaisar tidak peduli pada Anda? Pasti ada alasan di balik pernikahan kalian kan."
Perkataan Rose benar. Hal tersebut membuat Leony berpikir keras. Abel setuju menikah karena ingin lepas dari kutukan, namun pria itu sama sekali tidak datang untuk membahasnya. "Aku menikah dengan kaisar karena tidak ingin mati. Tapi hidup ditindas di istana ini malah membuatku ingin mati saja," keluh Leony menyandarkan kepalanya ke atas meja.
"Jangan berkata seperti itu Yang Mulia!" sambar Rose cepat, "Saya punya saran agar Anda hidup nyaman di istana."
"Bagaimana caranya?"
"Buat kaisar jatuh cinta pada Anda."
"Apa kau sudah gila?"
"Ampuni hamba Yang Mulia! Tapi satu-satunya cara bertahan hidup di istana adalah dengan merangkak pada kaisar. Jika tidak bisa membuat kaisar jatuh cinta, buatlah dia berpikir jika Anda berguna."
Leony mengembuskan napas frustrasi. "Masalahnya aku ini tidak berguna."
"Kalau begitu Anda harus membuat kaisar jatuh cinta. Yang Mulia tahu apa saja yang kaisar suka? Jika tidak tahu saya akan mencari informasi."
"Itu tidak perlu Rose. Aku hampir tahu semua hal tentang kaisar." Leony langsung mengangkat kepalanya dan membuat Rose kaget. "Itu dia! Aku tahu banyak soal kaisar. Akan mudah untuk membuatnya jatuh cinta."
Leony tertawa lebar sambil mencatat sesuatu di bukunya. "Kaisar itu suka sekali mendengarkan alat musik. Rose pergilah beli biola."
Malam harinya Leony berhasil menyelinap ke istana kaisar setelah menyogok penjaga. Ia tahu jika Abel pulang dari rapat jam 10 malam. Karena itu, ia menunggunya di gerbang istana seraya memegang biola.
Abel yang baru sampai di gerbang mengerutkan dahi. Ia mendapati Leony sedang berdiri dengan gaun putih sambil bermain biola.
"Ngik … Ngik …"
Permainan biola Leony sungguh buruk sampai membuat suasana hati Abel ikut buruk. Ia memberi isyarat pada pengawalnya kemudian berkata, "Penggal kepala wanita itu dan cincang tubuhnya untuk diberikan pada serigala."
"Ampuni saya Yang Mulia!" Leony langsung bersujud begitu mendengar perintah pembunuhan. Ia tak mau mati sekarang. "Saya bersalah karena telah berbuat tidak sopan."
"Kalau begitu kembali ke istanamu sekarang juga jika tak ingin dibunuh."
Dengan cepat Leony langsung berdiri dan berlari menjauh dari istana kaisar. Abel yang melihatnya hanya bisa menghela napas. Ia memandangi pakaian tipis Leony dan seketika itu juga berteriak, "Tunggu!"
Leony berhenti begitu mendengar teriakan Abel. Ia berpikir apakah kaisar itu berubah pikiran dan akan membunuhnya.
"Ini malam hari, tapi kau keluar dengan pakaian tipis begini."
Sebuah mantel berwarna merah mendarat di pundak Leony. Ia tahu itu adalah mantel kekaisaran milik Abel. "Jadi Anda jatuh cinta pada saya karena permainan biola tadi?" tanyanya penuh keyakinan.
"Lupakan sikapku tadi." Abel merebut kembali mantel miliknya dan meninggalkan Leony yang syok.
Seingat Leony, Abel sangat suka sekali mendengarkan biola. Di cerita aslinya alat musik itulah yang mempertemukan Abel dengan Aileen. Mereka bertemu di teater musik dan saling jatuh cinta.
"Apanya yang salah?" gumam Leony setelah kembali ke istananya.
"Yang salah adalah Anda tidak bisa bermain biola."
Leony berdecak kesal mendengar ucapan Rose. Sekarang ia sudah kembali ke istananya dengan tangan kosong. Tak ada respons bagus dari Abel. "Kupikir hanya perlu asal menggesek dan suaranya akan bagus."
"Butuh latihan bertahun-tahun agar pandai bermain biola. Apa yang akan Anda lakukan selanjutnya?" tanya Rose yang sedang menyisir rambut Leony.
"Emmm … Apa ya. Selain biola yang kaisar sukai adalah berlatih pedang. Aku akan menyusup ke tempat latihan kesatria."
"Tapi Anda tidak punya uang lagi untuk menyogok penjaga."
Leony tersenyum lebar sambil menunjukkan uang di kotak perhiasan. "Ini adalah yang kudapat setelah menjual mas kawinku."
Rose berhenti menyisir dan pingsan di tempat.
***
Leony berhasil masuk ke tempat latihan dengan menyogok penjaga di sana. Persetan dengan mas kawin. Hidupnya lebih penting dibanding cincin itu. Ia berdiri memandang Abel yang sedang berlatih pedang.
"Yang Mulia ada Ratu di sini."
Abel berhenti mengayunkan pedang begitu mendengar ucapan Albert, tangan kanannya. Jatuhlah pandangannya pada Leony yang sedang melambaikan tangan sambil tersenyum lebar. "Kenapa dia bisa ada di sini?" tanyanya datar.
"Apa perlu saya usir?"
"Tidak perlu." Abel berjalan menghampiri Leony kemudian mengarahkan pedangnya pada wanita itu. "Kebetulan hari ini aku belum membunuh orang. Apa kau mau masuk dalam daftar orang yang kubunuh?"
Bulu kuduk Leony berdiri ketika mendengar pertanyaan Abel. Dalam hati ia memaki kaisar itu. "Tentu tidak mau, Yang Mulia. Saya kemari untuk melihat Anda latihan," jawabnya berusaha tersenyum manis.
"Sepertinya benar ya kau ini mata-mata. Kau disuruh mempelajari seranganku, kan?”
'Tuduhan tak berdasar macam apa itu?!'
Leony berteriak dalam hati tetapi bibirnya tetap tersenyum manis. "Saya bukan mata-mata, Yang Mulia."
"Benarkah?" tanya Abel menurunkan pedangnya kemudian memberi isyarat pada Albert untuk mengambil pedang yang lain. Setelah mendapatkannya ia melempar pedang tersebut pada Leony. "Mari bertarung. Aku akan tahu kau mata-mata atau bukan dari caramu menyerangku."
Leony berkedip tak percaya. Tapi begitu melihat tatapan tajam Abel, mau tak mau ia mengangkat pedangnya. Hanya saja karena tak kuat menahan beratnya, ia malah menurunkan tangan dan pedang tersebut hampir mengenai wajah Abel. Kaisar itu dengan cepat menepisnya dengan belati hingga tak sengaja menggores tangan Leony.
"Maafkan saya Yang Mulia! Saya tak kuat mengangkat pedangnya."
Abel menghindari tangan Leony yang hendak menyentuh wajahnya. "Lebih baik kau obati tanganmu itu."
Karena panik Leony tak menyadari jika tangannya terluka. Ia ingin berkata sesuatu namun Abel telah pergi meninggalkan tempat latihan bersama Albert. Dengan hati kesal dan tangan berdarah ia kembali ke istananya.
"Astaga, apa yang terjadi pada Anda?" Rose menjerit kaget saat melihat punggung tangan Leony berdarah.
"Sebaiknya kau cepat obati tanganku ini," jawab Leony lesu sambil menjatuhkan badannya ke ranjang.
"Apa yang terjadi? Bukannya Anda pergi ke tempat latihan kesatria?"
Leony menghela napas merasakan kain dingin mengusap darah dari lukanya. Ia memandang Rose lalu menjawab, "Aku tadinya ingin dekat dengan kaisar. Tapi terjadi kesalahpahaman dan dia tidak sengaja melukai tanganku."
"Memangnya kenapa Anda begitu nekat? Apakah Anda mencintai kaisar?"
"Kau benar, Rose. Aku mencintai Yang Mulia Kaisar. Sebenarnya ini rahasia tapi akan kuceritakan padamu. Keluarga kaisar dikutuk turun temurun jika tidak membunuh dua orang dalam sehari, mereka akan mati mengenaskan."
"Astaga, apakah itu benar?"
"Tentu saja. Kau sendiri tahu kan bagaimana kaisar membunuh tiap hari. Memangnya manusia normal akan seperti itu? Bahkan jika aku pembunuh pun aku takkan sanggup membunuh tiap hari."
Rose menatap majikannya bingung lalu bertanya, "Apa alasan Anda menikahi kaisar ada hubungannya dengan kutukan itu?"
"Benar. Aku sengaja korupsi agar bisa bertemu kaisar. Jika tidak berbuat masalah, sulit sekali bertemu dengannya. Kutukan itu bisa hilang jika kaisar menikah. Karenanya apa pun yang terjadi aku harus menikah dengan kaisar. Aku ingin menyelamatkannya dari kutukan."
"Tapi bagaimana jika karena korupsi itu Anda dibunuh? Apa jadinya jika kaisar tidak percaya pada Anda?"
Leony tersenyum manis sambil berkata, "Meski kaisar akan membunuhku tapi aku akan senang. Karena yang terakhir kulihat sebelum kematianku adalah orang yang kucintai."
Rose menangis terharu sementara Leony tertawa geli dalam hati. Yang diucapkannya adalah sebuah kebohongan. Mana mungkin ia jatuh cinta pada kaisar sinting itu. Ia hanya ingin bertahan hidup.
Sementara di sisi lain, Abel yang hendak mengantarkan obat karena merasa bersalah malah jadi menguping pembicaraan mereka. Rona merah menyebar ke wajahnya sampai telinga. Baru pertama kali ia mendengar pernyataan cinta dari seorang wanita. Biasanya wanita dari mana pun takkan sudi menikah dengannya bahkan meski dihadiahi singgasana ratu.
"Ada apa Yang Mulia? Kenapa wajah Anda merah? Apa Yang Mulia sakit?" Albert yang menyusul Abel bertanya cemas begitu melihat keadaan tuannya.
"Tidak, Albert. Ayo kembali ke istana. Dia sudah tidur jadi aku akan memberikan obatnya besok."
Albert menatap kepergian Abel dengan heran. Ia mendengar suara Leony dan pelayannya sedang mengobrol, tapi kenapa kaisar bilang wanita itu sudah tidur?

Comentário do Livro (111)

  • avatar
    Najwaaa

    bagus

    2d

      0
  • avatar
    Dek Septa

    cerita istimewa dan bagus

    5d

      0
  • avatar
    MaulanaRohan

    apk ini bagus

    22/08

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes