logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 4 TES KEPERAWANAN BERUJUNG KENTUT

MEJIKUHIBINIU berdendang dalam pikiran Aby saat itu. Dalam hitungan sepersekian detik ia harus menemukan cara agar pria itu tidak menyentuhnya walau seujung. Yang benar saja, Caesar si pembunuh akan mengobrak abrik tubuh berharganya? Sinting kali dia.
Tapi, saat ini ia sedang dalam kuasa lelaki ini. Ingin berteriak TOLOOONGG! (auto nyanyi), apakah mungkin? Teriakan wanita dan ratapan pertolongan sudah tidak berlaku di kandang macan ini. Perlahan dengan penuh harapan doa, Aby beranjak naik untuk menuruti semua perintah lelaki itu.
“Bos, apakah tidak ada cara yang lain? Apakah bos harus memeriksa saya seperti itu? Bukankah teknolgi medis zaman sekarang sudah canggih. Kenapa masih pakai metode kuno ini.”
“Memangnya kecanggihan apa yang kau maksudkan?” suara datar Caesar.
“Misalnya dengan menggunakan tradisi akupuntur warisan leluhur bangsa Cina. Tuan kan, orang Cina, bermarga Yan. Kenapa malah meninggalkan teradisi nenek moyang bos?”
“Apa kau ke sini untuk menceritakanku sejarah nenek moyangku, Viens? Sudah kau menurut saja. Lagi pula ini sudah terlalu lama dari proses interview yang kulakukan. Biasanya aku melakukannya semuanya dalam waktu lima menit.”
Napas Aby langsung tersendat keras. Mulutnya menganga sangat sempurna seperti bulan purnama.
“Apa? Wow! Daebak! Bravo! Bravo! Bos, bos memang luar biasa. Pejantan Asia memang pantas diberikan kepada bos. Interview dan pengetesan dalam waktu lima menit? Apakah bos menikmatinya, Bos? Biasanya orang berjam-jam.”
“Hhaiisshhh, apa enaknya barang longgar. Sensasinya sama saja. Sudahlah, kau terlalu banyak bertanya. Jika kau bertanya lagi, aku akan menjahit mulutmu.”
Raut ketakutan langsung memasang di wajah Aby. Kedua tangannya mendadah seakan meminta belas kasih.
Aby sudah memang tidak bisa lari lagi dari tes keperawanan ini. “Hufh, buat apa juga tes gila ini dilakukan? Aku perawan atau tidak, bukankah akhirnya dia akan menikmati juga. Jika bukan karena dendam orang tuaku, najis aku menginjakkan kaki di rumahmu ini berengsek,” rutuk Aby dalam batinnya.
Tom masih sibuk dengan berbagai persiapan. Tapi sayangnya, kesibukan lelaki itu terganggu ketika sebuah teleponan menderu lagi. Ada nama sang Nyonya besar di layar ponselnya. Cepat-cepat lelaki itu berlari menuju ruang baca sang tuan.
“Tuan! Tuan!” panggilnya sembari menggedor pintu.
Jika urusan majikan tertuanya, Tom harus secepat mungkin mengabari jika tidak ingin terkena masalah. Apapun kesibukan sang Tuan Muda, lelaki itu harus menyambungkan panggilan dari sang Nyonya Besar.
Caesar mendengkus kesal. Sekali lagi ada gangguan yang menghentikan aktivitas kegiatannya.
“Ada apa lagi?” tanyanya gusar. Tom terkesiap takut, serasa kerongkongannya mengering seketika.
“Ada telepon dari Nyonya besar, Tuan.” Caesar mendengkus. Ia menatap langit kamar lalu meraih kasar ponsel yang ada di genggaman Tom.
Caesar berjalan menjauh, saat lelaki itu melakukan beberapa komunikasi, mata nakal Tom mengintip dari balik pintu ruang istirahat. Kalau saja saat ini dia tidak di dalam kandang harimau itu, Aby sudah mengamuk dan membantai semua anak buah geng Naga Timur.
“Oh, kamu belum selesai?” tanyanya ketus.
“Belum pak Tom. Saya sendiri bingung. Kata bos, ini interview terlama. Dan saya juga bingung, kenapa bos harus melakukan tes keprawanan untuk pengawal wanita? Apakah itu sangat penting?”
“Hahaha, kau tidak tahu ya? Bos membenci gadis perawan. Dia tidak suka. Karena itu pesan terakhir mendiang kekasihnya. Jadi meskipun dia suka bergonta ganti wanita, tapi yang dipilihnya selalu yang sudah second. Satu lagi … bukan istri orang.” ulas Tom dengan suara sedikit berbisik. Takut kalau sang tuan mendengar mulutnya bergosip.
Mulut Tom memang ember, persis seperti emak-emak yang sedang menyebarkan hot gosip teruptodate. Matanya melirik tajam mengawai bayangan sang tuan.
“Tapi kenapa kenapa harus tes begini sih, pak Tom?”
“Untuk mengetahui kelihaianmu dalam melayani laki-laki. Selain menjadi pengawal, kamu juga harus menemani Bos di atas ranjang. Sebab itulah dia harus memastikan kau pintar atau tidak dalam melayani.”
Mulut Tom terisolasi instan begitu bayangan Caesar berjalan masuk ke dalam ruangan. Tatapan menusuk menampil di wajah lelaki ketua geng mafia yang paling disegani itu. Banyak yang ingin bekerja sama dengan Caesar karena kemampuan membunuhnya yang sudah tak diragukan lagi. Tapi tidak banyak yang tahu jika lelaki itu memiliki musuh yang sangat nyata dalam dunia mafia yaitu Simon Li. Ketua geng Hunter.
“Maaf, Tuan.” Tom beranjak gugup meninggalkan ruangan itu. Seperginya Tom, Caesar meletakkan gawainya dan fokus pada Aby yang masih berdiri di tempatnya sejak tadi.
“Sekarang kita bisa melanjutkan tesnya.”
“Tunggu, tunggu, tunggu dulu bos,” Aby menjulurkan kedua tangannya di hadapan. Caesar tampak heran dengan tingkah aneh gadis itu.
“Ada apa lagi?”
“Begini, saya kan sudah bilang kalau saya sudah berpacaran dan sudah tidur tiga kali dengan pacar saya. Jadi saya rasa bos, kita tidak perlu melakukan tes ini. Lagi pula ini hanya buang-buang waktu bos saja. Kenapa kita tidak langsung bekerja saja.”
“Apa kau pikir aku akan percaya begitu saja. Kau belum mengenalku Viens. Aku bukan tipikal orang yang mudah percaya begitu saja. Jadi mari selesaikan.”
“Bos!”
“Ada apa lagi?”
“Eum … tidak ada,” ucap Viens melemas pasrah.
“Yang saya herankan kenapa bos sangat membenci perawan, bukankah para lelaki suka dengan mereka, bos?” pertanyaan Aby yang satu ini membuat seorang Caesar langsung berputar balik menatap nyalang ke arah Aby. Anehnya tatapan pria ini sangat menakutkan. Serasa seperti sembilu yang sudah menusuk jauh ke dalam jantung. Menghentikan semua aliran darah dan mematikan saraf. Pantas saja sekali serang, seluruh lawannya akan tewas seketika.
“Kalau kau tidak bersedia mengikuti tes ini, kau bisa mundur sekarang. Aku mendiskuilifikasimu dari seleksi ini.” Abygail langsung tercengang mendengar kalimat lelaki itu.
Rupanya perkataannya sudah sangat menyinggung lelaki itu. Diusir, tepatnya begitu. Lalu dendamnya tidak akan terbalaskan. Berada di dekat pria ini adalah satu-satunya jalan bagi Aby untuk melancarkan serangannya. Tidak, Aby tidak boleh mundur. Kehilangan keperawanan adalah konskuensi yang harus ia terima.
“Tidak bos, bukan begitu maksud saya. Saya sangat membutuhkan pekerjaan ini, bos. Maafkan saya bos. Jangan keluarkan saya. Saya bersedia untuk tes ini. Saya bersedia.” Aby merosot ke sisi kaki Caesar, menyentuh kaki lelaki yang sudah menjulang gagah perkasa di depannya itu.
“Kalau begitu jangan banyak cincau kamu. Cepat selesaikan. Setelah itu saya akan memberimu pekerjaan pertamamu.”
“Ba … baik bos.” Jawab Aby gugup. Gadis itu menghela lega. Beruntung Caesar memberinya kesempatan.
Aby mengikuti Caesar. Ia menuruti semua interuksi lelaki itu.
“Berdiri di situ!” perintahnya, Aby menurut.
“Buka celanamu!”
“Menungging!”
Dengan berat hati Aby menurut. Ia mengumpulkan seluruh kekuatan dan keberaniannya untuk mempertontonkan kulit mulusnya. Dan sebuah segitiga biru yang menutup bokong Aby.
“Whoaa, rupanya kulit kamu mulus juga, Viens. Aku heran kenapa gadis secantik kamu mau menjadi pengawal dan terjun ke dunia bahaya begini.”
“Andai kamu tidak membunuh kedua orang tuaku, najis aku begini, tolol!” jawab batin Abygail.
Perlahan telunjuk Caesar bergerak dari lipatan paha terus naik, perlahan semakin naik memunculkan perasaan yang berbeda. Hingga pada belahan di tengah dua paha Caesar, tiba-tiba hidung Caesar mengendus-endu. Ia mencium aroma tak sedap di sana.
“Apa kamu kentut Viens?!” pekiknya.
“Ma … maaf Bos. Saya … saya … sakit perut,” jawab Aby gugup.

Comentário do Livro (287)

  • avatar
    Farah Aida Ramli

    kadang sakit hati kadang kesian sama caesar dan aby..tp kenapa aby prgi😭

    07/07

      0
  • avatar
    01Riri

    the best❣️🔥

    22/04

      0
  • avatar
    AdeliaEcha

    kereeennnnnn

    04/11

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes