logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Arumi

Arumi

Lia Ginting


Capítulo 1 Tawaran Pekerjaan

Seperti biasa, Arumi berjalan melewati koridor sekolahnya yang masih sepi. Jam masih menunjukkan pukul 6.00, Setelah sampai di kelasnya yaitu kelas XII IPA 3 Arumi langsung meletakkan tasnya, pergi menuju kantin sekolahnya yang berada tidak jauh dari kelasnya.
"Eh, Neng Arum, udah disini aja" Sapa Bik Jum dengan senyum lebarnya.
"Iya dong Bik, kan mau bantuin Bik Jum" Balas Arumi, Arumi sudah bekerja dengan Bik Jum sejak Arumi berada di kelas X, sehingga Arumi sudah menganggap Bik Jum sebagai Ibunya di sekolah ini. Tidak banyak uang yang Arumi peroleh dari bekerja di kantin ini, namun setidaknya dapat menambah uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Arumi mulai membantu Bik Jum hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 7.00, masih tersisa waktu 1 jam lagi hingga bel pelajaran pertama dimulai. Kantin sendiri sudah mulai dipenuhi oleh beberapa Siswa/i yang biasanya tidak sarapan di rumah dan memilih mengisi perut mereka di kantin sekolah.
"Buatin mie goreng dong, buat gue sama temen-temen gue" Arumi yang tadi sedang fokus mengelap piring mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara nyaring itu.
"Bentar Rit" Balas Arumi pada pemilik suara itu, yaitu Rita Kusuma.
Rita kusuma adalah salah satu primadona di sekolah Cempaka Putih ini, anak orang kaya yang banyak disukai oleh siswa disini. Rita adalah salah satu orang yang suka membully Arumi. Bersama teman-temannya yaitu Kiran dan Yasmin, Rita selalu saja mengejek latar belakang Arumi yang berasal dari keluarga miskin.
"Jangan lama-lama ya buat mie gorengnya, awas aja lama, gak akan gue bayar" Setelah mengatakan itu Rita dan teman-temanya pergi menuju salah satu meja di kantin tersebut.
"Yang sabar ya nak" Ucap Bik Jum sambil mengelus punggung Arumi, yang hanya dibalas dengan anggukan oleh Arumi. Sebenarnya Arumi pernah melawan perkataan dan perbuatan yang Rita dan teman-temannya lakukan kepadanya, namun bukannya dibela oleh sekolah, yang Arumi dapatkan malah hukuman. Arumi tidak ingin memikirkan itu lagi, lebih baik dia dengan cepat membuat mie goreng pesanan Rita dan teman-temannya.
.....
Jam pelajaran pertama diisi oleh pelajaran Matematika yang diajar oleh Bu Laras, Arumi menyukai cara pengajaran Bu Laras, karena Bu Laras menerangkan pelajaran dengan sangat sederhana sehingga mudah dimengerti.
"Selamat pagi anak-anak, saya akan melanjutkan pelajaran kita minggu lalu yaitu Integral, namun sebelum saya mulai menjelaskannya, saya akan mengumumkan informasi penting untuk kalian"
Siswa/i yang sebelumnya hening mendadak saling berbisik satu sama lainnya, mencoba menebak informasi apa yang ingin disampaikan oleh Bu Laras.
"Jadi Bu Sinta, selaku kepala sekolah telah menetapkan tanggal untuk melakukan kunjungan ke salah satu universitas dan salah satu perusahaan, dimana kunjungan ini bertujuan untuk memberikan kalian gambaran mengenai dunia kampus serta mengenai dunia kerja, karena kalian sudah berada di akhir kelas XII"
Bu Laras membagikan kertas edaran mengenai kunjungan yang akan dilakukan oleh kelas XII, tampak antusias Siswa/i setelah membaca edaran tersebut, namun tidak dengan Arumi. Setelah membaca surat edaran tersebut Arumi bahkan menarik nafas panjang. Uang tabungannya tidak cukup untuk membayar setengah biaya kunjungan yang harus dibayarkan, ingin sekali Arumi tidak ikut kunjungan namun kunjungan ini bersifat wajib. Arumi lelah memikirkan tentang semua kebutuhan yang tiada habisnya ini.
Nisa yang merupakan teman sebangku Arumi memperhatikan Arumi yang tampak lelah.
"Masalah uang lagi Rum?" Tanya Nisa.
"Iya Nis" Jawab Arumi, dengan mata yang masih fokus pada kertas edaran itu.
"Gue punya tawaran pekerjaan buat lo, gajinya lumayan gede si"
"Apa Nis?"
Nisa tidak langsung menjawab, dia bimbang, haruskah dia menawarkan pekerjaan ini atau tidak pada Arumi.
"Kok lo diem Nis? Kerjaan yang mau lo tawarin ke gue itu apa?" Arumi bingung mengapa Nisa tiba-tiba diam, padahal sebelumnya Nisa menawarkan pekerjaan kepadanya dengan antusias.
"Itu Rum, jadi pengantar botol minuman" Jawab Nisa dengan suara yang hanya dapat didengar oleh Arumi.
"Botol minuman apa Nis?" Alis mata Arumi bertaut, menandakan dia bingung pada jawaban yang diberikan oleh Nisa.
"Pengantar botol minuman di club Rum" Jawab Nisa dengan suara yang lebih kecil dari sebelumnya.
Mata Arumi terbelalak, kaget sekaligus tidak percaya bahwa Nisa akan menawarkan pekerjaan seperti itu kepadanya. "Club?" tanya Arumi mematisakan, takut dia salah dengar.
"Iya club Rum, mau ngak?"
Arumi bingung sekarang, disatu sisi dia membutuhkan uang, di sisi yang lain dia tidak ingin bekerja di tempat seperti itu.
"Nis, kalo gue ngasih jawabannya nanti, gapapa kan? Gue bingung" Arumi ingin terlebih dahulu menghitung tabungannya, apakah cukup atau tidak untuk membayar setengah biaya perjalanan itu, jika tidak dia berencana untuk meminjam pada restoran tempat dia bekerja.
"Iya gapapa Rum, santai aja kali"
"Oh iya Nis, emang lo kerja di tempat itu?"
"Iya dong Arumi, kalo gue gak kerja disitu gak mungkin gue nawarin kerjaan itu sama lo"
"Mungkin aja lo cuma nawarin, emang kerja di tempat kaya gitu gak bahaya Nis?"
"Gimana ya gue jawabnya? Itu tergantung diri sendiri si, kalo lo bisa jaga diri dengan baik ya tempat itu gak akan jadi tempat berbahaya buat lo"
Arum menganggukkan kepalanya, tanda setuju dengan apa yang Nisa katakan. "Nanti ya Rum, gue kasih kabar gue mau atau enggak kerja disitu"
"Oke Rum, gue tunggu"
Pembicaraan Arumi dan Nisa kini usai, mereka sekarang fokus mendengar penjelasan dari Bu Laras.

Comentário do Livro (497)

  • avatar
    Afrizal

    sangat baik

    2d

      0
  • avatar
    Aris Suryani

    bagussss

    10d

      0
  • avatar
    Chenoa Azzalea

    good

    12d

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes