logo text
Adicionar à Biblioteca
logo
logo-text

Baixe este livro dentro do aplicativo

Capítulo 5 PINDAH SEKOLAH

Setelah bercerita pada temannya Azel langsung menuju kelas abang nya, saat di depan kelas dua pasang mata sinis memandangi dirinya, sedangkan dia hanya acuh. Sangat seperti tidak peduli tetapi wanita itu membuat nya emosi, bisa kah mata wanita itu biasa saja memandangi dirinya?
"Kenapa mata Lo? mau gue colok? anak baru aja belagu." Azel menatap wanita itu tajam, sedangkan wanita itu hanya mengangkat bahu nya acuh. Kesabaran Azel habis ia menarik rambut wanita itu hingga membuat sang empu meringis kesakitan.
"Gue tanya sekali lagi, kenapa Lo setiap liat gue gitu ha? Lo kira gue takut? gue akan nangis Lo sinis in gitu? haha Lo salah!" Azel menatap tajam wanita itu tanpa berniat melepaskan tangan nya dari rambut wanita itu.
"L-lepasin!"
"Jawab gue sialan! gue gak butuh suara lirih Lo." Azel memperkuat menarik rambut wanita itu sehingga ia tak bisa melawan lagi.
"Lo cheap!"
Azel menautkan kedua alisnya."Asal ngomong ya Lo?" tanya Azel santai membuat wanita itu tambah ketakutan.
"Iya Lo murah! tiap hari lo selalu deketin Aksa, Lo kesini mau nyamperin dia kan?!"
"Lo cuma murid baru di sini, jadi Lo gak tau apa apa!" Azel melepaskan tangannya dari rambut wanita itu kasar.
"Lo suka sama Aksa?" tanya Azel.
"Iya! kenapa Lo mau rebut dia kan? gatel!"
"Yang gatel itu siapa, gue atau Lo?!"
"Aksaaa!!!" teriak Azel saat melihat abang nya mau memasuki kelas sebelah, mungkin bertemu temannya.
Sedangkan Aksa hanya menaikkan satu alisnya, lalu berjalan mendekati Azel. Tak lupa mengelus puncak kepala sang adik lembut.
"Lo kenal dia?" tanya Azel seraya menunjuk wanita di hadapannya itu.
"Kenal, dia kan sekelas gue gimana sih." Aksa menarik hidung adik nya gemas, membuat wanita tadi mengepalkan tangannya kuat, hati nya terasa seperti di hantam ribuan jarum. Laki laki yang ia sukai malah dekat sama cewe lain.
"Lo tau gak? dia nyegat gue terus dia liatin gue sinis. Ngeri gue ke kelas Lo lagi!" ucap Azel seperti sedang ketakutan, padahal ia hanya membuat wanita di depannya ini emosi.
"Lo kenapa?" tanya Aksa dingin, ia tak terima seseorang pun membuat adik nya ketakutan seperti itu.
"G-gue suka Lo!" balas nya sedikit gugup.
"Gue gak!"
Azel tertawa terbahak bahak mendengar balasan Aksa, kasian sekali wanita di hadapan nya ini. Makanya jadi orang jangan terlalu mengejar, tidak semua orang menyukai itu ada juga yang malah ilfeel.
"Lihat lah, abang gue aja gak suka sama Lo jadi Lo gak usah ngejar ngejar, oh iya tadi Lo bilang gue murah? Telinga gue gak salah denger kan? ternyata Lo yang murah!" Azel kembali tertawa, lebih tepat nya tawa mengejek. Ah sudahlah perut nya sakit tertawa terus.
"A-bang?" beo wanita itu.
"Iya! kenapa Lo kaget? biasa aja kali mukanya!" Azel kembali mengejek wanita itu.
"Biasa aja nih gue! lagian gue gak tau Lo adeknya!" bela wanita itu.
Sudahlah Azel sangat malas berdebat saat ini, ia menarik pergelangan tangan Abang nya menuju belakang kelas.
"Bang, Lo gak usah pindah ya." Aksa menautkan alisnya bingung, padahal tadi sudah sepakat kalau mereka akan pindah berdua.
"Temen temen gue mau pindah juga, gimana dong? masa pindah nya rame banget!"
"Lagian kan gue duluan yang mau pindah, udah biarin terserah mereka. Gue akan tetap pindah dan jagain Lo di sana!"
"Ish! masalahnya nih entar temen Lo ikut semua!" gerutu Azel kesal.
"Biarin, kalau gue gak pindah Lo gak akan pindah!" ucap Aksa dingin lalu meninggalkan Azel sendiri. Sedangkan Azel ia terus memandangi abang nya yang pergi, kenapa abang nya sangat posesif? padahal ia hanya pindah sekolah.
Beberapa jam di sekolah akhirnya yang di tunggu tunggu berbunyi, bel pulang sekolah membuat para murid SMA Lentera bangsa berteriak senang, mereka berhamburan menuju parkiran sekolah. Berbeda dengan Azel yang menunggu abang nya latihan basket.
"BANGG, CEPETAN DONG! BOSEN NIH." Azel berteriak sangat kencang, membuat para pemain basket harus menghentikan latihannya.
"Besok lagi aja, kasian adek Lo nungguin." ucap Adrian mendapat anggukan dari yang lain.
"Gue duluan." Aksa langsung melenggang pergi menuju Azel, ia tersenyum lalu merangkul sang adik untuk menuju parkiran.
"Tumben bosen, biasa di temenin si hantu." celetuk Aksa mendapat tatapan tajam dari Azel.
"Enak aja billang hantu, nama nya tuh Alga!" Aksa hanya terkiki geli, adik nya ini benar benar menyukai hantu.
"Gue jadi penasaran sama muka tu cowok, Lo kan pandai menggambar ngapa gak Lo gambar biar gue bisa liat,"
"Ada kok, tadi kan gue liatin teman teman gambar nya, mereka kaget gak percaya katanya mirip sama anak SMA Cempaka putih,"
"Mana gue mau lihat."
Azel mengeluarkan gambaran nya dari dalam ransel nya,"Nih ganteng kan bang." ia tersenyum saat melihat wajah Alga di gambaran nya.
"Kok mukanya mirip sama dia sih? Lo salah gambar atau gimana?"
"Dia siapa? gue gak pernah salah kalau ngegambar, liat nih di dekat wajahnya ini darah!" tunjuk Rhea pada wajah Alga di gambar yang ia buat.
"Iya tapi mirip dia! Lo inget pas gue tanding di SMA Cempaka putih? mirip dia kan?"
"Eh iya bang, gue baru nyadar. Nama nya siapa bang ya?"
"Mana gue tahu."Aksa mengangkat bahu nya acuh.
Mereka pulang ke kediaman Vanta, rumah mewah dan bersih itu selalu terawat, tak lupa tumbuhan bunga segar di samping halaman rumah nya.
"Mah, aku mau pindah sekolah ya soalnya ada yang gak suka sama aku dia selalu liat aku sinis." Alibi Azel agar bisa pindah ke SMA Cempaka putih.
"Siapa? biar mamah bilang sama kepala sekolah nya" Azel menghela nafas gusar, bukan jawaban itu yang ia mau.
"Pokoknya aku mau pindah mah!"
"Udah biarin aja mah, asal Aksa ikut biar ada yang jagain." ujar sang papah yang baru dateng. Senyum Azel mengembang papa nya ini sangat bisa di andalkan.
"Baiklah." jawab mamah Azel.
Azel berlari menuju kamar abang nya, ia sangat senang bisa pindah sekolah,"Bang!! besok kita pindah." ujar Azel mengetuk ngetuk pintu kamar mandi abang nya.
"Iya, sudah sana gw lagi pup!!" teriak Aksa dari dalam.
"His pantesan bau, gue mau pergi babaye!" Azel pergi menuju kamar nya dengan sedikit bergoyang goyang. Baru kali ini ia bisa sesenang ini.
"Gimana?"
"Astaghfirullah!" kaget Azel saat Alga tiba tiba berada di hadapannya, suka banget ngagetin orang.
"Jadi dong, besok gue mulai sekolah di sana, dan hari ini papah gue akan ngurus surat pindah nya!"
Alga tersenyum lalu mengusap rambut Azel, walaupun tidak bisa menyentuh rambut Azel ia tetap mengusapnya. Alga tersenyum getir takdirnya ini sangat menyakitkan tapi ia harus tetap kuat.
"Lo gak bisa ya gak usah pergi?" cicit Azel menundukkan kepalanya.
"Gak bisa kan tempat gue bukan di sini, gue masih di sini karna belum tenang, tetapi setelah gue nemuin dia gue akan kembali ketempat asli gue."
Rasanya Azel tidak mau Alga pergi secepat ini, tapi ia sadar mereka beda alam dan sangat tidak mungkin kalau Alga berada di dunia manusia. Ia hanya tersenyum pada Alga menutup rasa sakit di hatinya, entah lah dia juga tidak tahu mengapa bisa sesakit ini.
"Kalau Lo udah pergi sering sering ya liat gue dari sana."
"Pasti, gue akan terus mantau Lo! Jangan sedih sini peluk dulu." Alga merentangkan tangan nya.
Sedangkan Azel ia langsung merentangkan kedua tangannya dan memeluk Alga, sayang nya percuma Alga tidak bisa ia sentuh. Ia tersenyum kecut saat mengingat status Alga kalau Alga sudah mati.
'apa gue suka sama Alga? tapi kenapa harus Alga? sangat aneh di dengar tapi itu nyata perasaan gue. Selama ini gue gak punya perasaan cinta terhadap cowok kecuali keluarga gue, dan gue juga gak pernah pacaran tapi kenapa gue sekarang malah suka bahkan cinta sama Hantu yang jelas jelas gak bisa nyatu sama gue?' Batin Azel Lirih.

Comentário do Livro (98)

  • avatar
    BgmAndx

    ceritanya sangat menarik

    07/06/2022

      1
  • avatar
    AnjelitaInka

    cerita nya bagus, seruuu!!!!

    05/06/2022

      1
  • avatar
    KhotimahNurul

    bagus banget

    3d

      0
  • Ver Todos

Capítulos Relacionados

Capítulos Mais Recentes